Kamis, 02 Juli 2015


MENUJU KETENANGAN JIWA
   
(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram. ( Q.S. Ar Ra’du 28 )

Ketenangan hati atau jiwa merupakan dambaan setiap insan, karena dari jiwa inilah segalanya bisa dirasakan. Sehingga berbagai cara dilakukan agar bisa jiwa merasa tenang dan nyaman. Namun tidak semuanya bisa berhasil mencapai yang diharapkan, bila tidak tahu arah kemana harus dilakukan.

BERBAGAI CARA
Lantaran ketidak fahaman banyak yang pada terkecoh dalam menggapainya, sehingga terperangkap pada keduniawian, harta jadi patokan, dikira dengan kekayaan hati jadi tenang ?. Justru mereka dipenuhi kekhawatiran, rumah dan ruangan dipasang c.c.t.v. pintu depan dijaga satpam.
Adapula yang mengandalkan jabatan, dikira semakin tinggi jabatan hati jadi tenang ?. Nyatanya sekarang banyak pejabat jadi incaran K.P.K ( komisi pemberantasan korupsi ). Begini jadinya bila salah dalam menentukan pilihan.
Ada yang bekeinginan menjadi pusat perhatian, maka dipilihnya jadi ratu kecantikan, penyanyi kondang, aktor aktress berpenampilan menawan. Sehingga dikenakan busana dan asesoris pilihan, tasnya saja berharga jutaan, belum lagi busananya, yang penting orang sama kagum memandang.

AKANKAH  TERCAPAI ?
Dengan berlimpah harta akankah si hartawan menjadi puas dan tenang jiwanya ?. Bahkan makin melebarkan sayap neperusahaannya, sehingga waktunya banyak tersita, waktu istirahat jadi berkurang pula. Harta memang bagai meminum air laut, semakin diminum makin dahaga.   
Demikian pula jabatan puncak, akankah puas dan tenang jiwanya ?, bukankah ketika pensiun bahkan banyak yang pada kena stroke !.
Yang mengidolakan jadi bintang panggung akankah selamanya jadi idola, ooh tidak !, pasti ada generasi penerus yang bakal menggantikannya.
Itulah dunia yang bersifat tidak kekal, selalu silih berganti, bersifat tidak abadi !. bagai roda yang terus berputar sekali diatas sesekali dibawah silih berganti.

CONTOH KASUS
Apapun yang ada didunia pasti tidak abadi, ada yang memulai hidup dengan kemiskinan, kemudian berubah meningkat menjadi kaya raya. Siapa yang tak kenal om Lim Soe Liong, dulu penjual kacang asongan keliling lapangan, di Semarang kemudian menjadi milyarder, dengan ratusan perusahaan.
Adapula yang memulai dengan karir puncak namun langsung merosot kebawah, bahkan hartanya disita untuk negara. Salah seorang bupati wanita di daerah Jawa Barat, terkenal dengan penampilannya yang serba wah, sekarang berakhir dengan menghuni penjara.  
Beberapa mahasiswa Indonesia kuliah di Amerika, ketika akan menyeberang, melihat wanita tua kesulitan menyebarang jalan, tiada seorangpun memperdulikan, oleh para mahasiswa dibantu menyeberangkan, tahu siapa dia ?.
Ternyata dulu beliau seorang aktress kondang di Amerika, disanjung dan dipuja para pengagumnya, namun di saat tua ditambah wajah yang keriput pula, tiada seorangpun yang memperdulikannya. Ya itulah roda kehidupan dunia, selamanya tak selalu diatas, yang jelas semuanya takkan abadi.
Maka sangat sia sia bila tidak memahami hakekat hidup di alam dunia. 

UNTUK APA HIDUP ?
Setelah memahami ketidak abadian, memahami segala sesuatu selalu berputar, maka agar tidak salah langkah perlu memahami dulu apa tujuan hidup ?, agar bisa mencapai ketenangan jiwa secara tepat. Satu satunya jalan hanya kembali kepada tuntunan Sang Pencipta hidup  dan kehidupan yakni Allah Dzat Yang Maha Pencipta.
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku. ( Q.S. Adz Dzariaat 56 )

MENGABDI
Bila sudah memahami dan mengenal tujuan hidup, apapun yang dilakukan pasti tidak akan mengecewakan, karena tahu kemana arah dan tujuan.  
Mengabdi maknanya menghamba, menghamba maknanya menganggap Allah sebagai Tuhan yang menciptakan Nya, dengan demikian apa yang dilakukan semata mata dalam rangka mentaati tuntunan Nya, perintah Nya dan menjauhi apa yang dilarangan Nya.
Sebagai hamba dia faham bahwa hidup hanya bersifat sementara, dunia hanya sebagai batu loncatan guna mencapai kehidupan yang kekal, yakni syurga yang diidam idamkan. Bila kata kunci ini sudah difaham ( ibadah ), dia tidak akan lepas kontrol karena selalu berada dalam koridor ibadah.  
Jiwa yang menyiapkan diri sebagai hamba akan memperoleh ketenangan, karena sudah tepat dalam memilih tujuan hidup, apalagi sebagai bekal menuju kehidupan setelah mati kelak.

IKHLAS
Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya ( ikhlas ) dalam (menjalankan) agama yang lurus.... “. ( Q.S. Al Bayyinah 5 )
Jika sudah menyatakan sikap sebagai hamba Allah, maka harus ditata lagi niat secara benar, artinya niat harus benar benar ikhlas ( murni ), artinya apapun yang dilakukan hanya semata karena Allah, hanya mengharap ridlo Allah, Baginya dipuji manusia atau tidak, tidak masalah, yang penting Allah ridlo.
Dengan bersikap ikhlas jiwa semakin mantap dan tenang, karena ada yang diandalkan, bahwa apa yang dilakukan pasti akan mendapat balasan pahala dari Yang Maha Kuasa.  

SABAR
Bila jiwa sudah memposisikan dalam keikhlasan, maka sikap sabar harus disertakan, karena tanpa sabar akan kecewa bila apa yang dilakukan menemui kegagalan. Dengan sabar jiwa tidak akan merana, karena dia tahu bahwa setiap mushibah yang dihadapi akan ada ampunannya. Bukankah dengan sikap sabar Allah akan menyertainya. Bukankah para Nabi juga pada diuji, namun dengan kesabaran ujian dihadapinya. Betapa tenangnya jiwa yang faham hakekat sabar.

SYUKUR
Satu lagi sikap yang harus ditanamkan yakni syukur, bila rasa syukur  ditanamkan jiwa makin terasa tenang. Karena kaya miskin, sehat sakit, merupakan ketetapan Nya. Dengan selalu bersyukur jiwa tak mudah menderita, karena baginya hidup sudah terlalu banyak menerima karunia dari Yang Maha Murah, akankah masih kurang puas dengan Pemberian Nya ?, lebih baik meningkatkan rasa syukur agar kenikmatan makin bertambah.

" Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), Maka Sesungguhnya adzab Ku sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )