Senin, 25 Agustus 2014

KEUTAMAAN KALIMAT TAHLIL

KEUTAMAAN KALIMAT TAHLIL
Oleh: H.M. Farid Anwar

Sesungguhnya orang orang yang mengatakan : " Tuhan Kami ialah Allah " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : " Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan  syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu ".
 ( Q.S. Fushilat 30 )
Kalimat : Laa ilaaha illallah ( tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah ), disebut kalimat tahlil. Kalimat ini memiliki makna yang sangat dalam, tidak hanya sekedar diucapkan dengan lesan saja, namun berangkat dari dalam lubuk hati yang tulus dan murni.    
Kalimat tahlil tercetus dari pengakuan jiwa yang menyatakan bahwa Allah adalah satu satunya Dzat yang Maha tunggal, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Menentukan, Maha Kasih dan Sayang, satu satunya Dzat Yang Maha Pencipta ( Khaliq ) tanpa sekutu, yang tidak pantas disekutukan dengan makhluq Nya.
Bila kalimat ini dipegang teguh, artinya tidak hanya dilafadzkan dibibir saja, namun difahami dan dihayati, akan berdampak pada jiwa jadi tenang,  tidak sedih bahkan menjadikan hidup jadi gembira, karena hidupnya hanya bersandar kepada Allah semata. Tidak percaya ramalan nasib, tidak minta bantuan para normal / dukun, tanpa pakai jimat dan mantra.
Dengan demikian jiwanya tenang, mantap tidak goyah, karena berpegang pada keyakinan yang  kokoh, yang bersumber dari kalimat tahlil yang mempunyai nilai tinggi disisi Allah, lebih lebih kelak dijamin masuk syurga.     TEGUH DAN ISTIQOMAH
Dari sufyan bin ‘abdullah atstsaqafi r.a.  katanya dia berkata kepada Rasullulah s.a.w. : “ Ya Rasullulah ! ajarkan kepadaku suatu perkataan, yang aku tidak perlu lagi bertanya kepada orang lain ”. Jawab Nabi s.a.w. : “ Ucapkanlah : Aku iman dengan Allah kemudian teguhkan pendirianmu itu ! ”. ( H.R.Muslim )
HARAM HARTA DAN DARAHNYA
Begitu tinggi nilai kalimat tahlil sehingga harta dan darahnya haram diganggu.
Dari Abu ‘Abdullah Thariq bin Asyyam r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa yang mengucapkan : “ Laa ilaaha illallaah (  tidak ada yang berhak  disembah kecuali Allah ) dan mengingkari terhadap semua yang disembah kecuali Allah, maka haramlah diganggu harta dan darahnya. Adapun perhitungannya terserah pada Allah Ta’ala “.             ( H.R. Muslim )
DHOHIR JADI PATOKAN
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah. Pada suatu pagi kami menyerbu mereka, saya dan seorang sahabat Anshar berpapasan dengan salah seorang diantara mereka. ketika kami telah mengepungnya ia mengucapkan : Laa ilaaha illallaah, sahabat anshar tadi melepaskannya tetapi saya menikamnya dengan tombak saya sehingga terbunuhlah ia. Ketika kami sampai di madinah berita itu sudah sampai pada Nabi s.a.w., maka beliau memanggil saya : ” Wahai Usamah mengapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah ? ”, saya menjawab : ” Wahai Rasullullah, sesungguhnya ia hanya berusaha untuk menyelamatkan diri ”. Beliau bersabda : ” mengapa kamu membunuh seseorang padahal ia telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah ? ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat lain dikatakan : ” Rasulullah s.a.w. bertanya : ” Apakah ia telah membaca Laa ilaaha illallaah kemudian kamu membunuhnya ? ”, saya menjawab : ” Wahai Rasullulah, sesungguhnya ia mengucapkan kalimat itu karena takut pada pedang ”. Beliau bertanya : ” Apakah sudah kamu belah dadanya sehingga kamu mengetahui isi hatinya apakah ia mengucapkan kalimat itu dengan setulus hati atau tidak ? ”. Beliau mengulang ulangi pertanyaan itu, sehingga perasaan saya ingin untuk baru masuk islam pada hari itu ”.
CABANG IMAN
 Iman akan membuahkan bermacam sikap yang baik, mengimani ke Esaan Allah adalah sikap tertinggi.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : ” Iman itu mempunyai cabang enam puluh atau tujuh puluh lebih, yang paling utama adalah ucapan Laa illaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan suatu gangguan dari jalan, dan malu sebagaian daripada iman”. ( H.R. Bukhari dan Muslim)
MAKNA FII SABILILLAH
Berbagi macam orang ikut kemedan perang, justru yang dianggap fii sabiilillah adalah yang menjunjung kalimat Allah ( Laa ilaaha illallah ). 
Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. katanya : “ Seorang laki laki Arab dusun mendatangi Nabi s.a.w. kemudian berkata : “ Ya Rasulullah ada orang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, adapula supaya ia terkenal sebagai pahlawan, dan adapula agar kedudukannya dihormati. Siapa sebenarnya yang berperang Fii sabiilillaah ? “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “  Rasulullah s.a.w. : “ Yaitu orang yang berperang menegakkan kalimat Allah setinggi tingginya, itulah yang disebut Fii sabiilillah “.  ( H.R. Muslim )               
DIJAMIN SYURGA
Karena tingginya nilai kalimat tahlil, sehingga bila keyakinan ini dipegang teguh dan dibawa sampai mati maka dijamin masuk syurga.
Dari Utsman r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa mati dalam keadaan dia yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dia masuk syurga “. ( H.R. Muslim )
Kalimat tahlil harus benar benar diyakini, artinya tidak boleh dicampuri kemusyrikan ( menyekutukan Allah ) karena akan bisa terperosok kedalam neraka. 
Dari Jabir r.a. katanya : “ Seorang laki laki datang kepada Rasullulah s.a.w. kemudian bertanya : ” Ya, Rasullulah  apakah itu dua masalah wajib ? ” jawab Rasullulah s.a.w. : “ Siapa yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dia masuk surga. Dan siapa yang mati menyekutukkan Allah dengan sesuatu yang lain, dia masuk  neraka ”.  ( H.R. Muslim )
Dari Abu Dzar r.a. Dari Nabi s.a.w sabdanya : ” Jibril ‘alaihissalam datang kepadaku, kemudian dia menyampaikan berita gembira kepadaku : “ Siapa saja dari umatmu yang mati, sedangkan dia tidak menyekutukkan Allah dengan sesuatu apa pun, dia masuk surga ”. Tanyaku : “ Sekalipun dia berzina dan mencuri ? ”, jawabnya : “ Ya, sekalipun dia berzina dan mencuri ”.  ( H.R. Muslim )
Mungkin ada yang heran dengan pernyataan Nabi ini, zina dan mencuri kok masuk syurga ?. Ya memang demikian pernyataan Nabi s.a.w. dalam hadits shohih tersebut, namun syaratnya tetap tidak boleh syirik. Namun resikonya ia harus masuk neraka dulu guna melebur dosanya, Na’udzu billaahi min dzalik !.
KALIMAT AHIR MENJELANG AJAL
Begitu tinggi dan pentingnya nilai kalimat tahlil, sehingga harus dipertahankan dan dilafadzkan ketika menjelang ajal.
 Dari Abu Sa’id Al khudry r.a. berkata : “ Rasullulah s.a.w. bersabda : ” Bimbinglah orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan Laa illaaha illallaah ”. ( H.R. Muslim )
Semoga Allah menjadikan kita bisa mengakhiri hidup dengan  kalimat tahlil. Amiin.

KISAH TAULADAN
KETEGUHAN SA’ID BIN ZUBAIR
Sa’id bin Zubair seorang ulama yang saleh, tinggal di daerah kekuasaan gubernur bagdad ( Irak ) Hajjaj bin Yusuf, yang kejam. Pemerintahan pusat dibawah kendali Bani Umayyah yang memusuhi keturunan Ali. Sa’id termasuk salah seorang yang dianggap pro Ali bin Abi Thalib. Kemudian khalifah memerintah gubernur Hajjaj untuk menangkap Sa’id. Ahirnya Sa’id bin Zubair dibawa menghadap gubernur, dalam perjalanan mereka  heran melihat keshalihan Sa’id, sepanjang perjalanan Sa’id tidak pernah meninggalkan shalat , berdzikir dan sholat tahajjud setiap malam hari.
Sesampainya di Bagdad terjadilah tanya jawab, gubernur Hajjaj bin Yusuf bertanya : ” Ali di neraka atau di surga ? ”, Sa’id menjawab : ” Itu bukan urusanku, tetapi urusan Allah ”.
“ Siapakah keempat khalifah yang terbaik ? ”, tanya Hajjaj, Sa’id menjawab :  ” Semua baik, saya menghormati siapa saja yang benar benar bertaqwa ! ”.
Akhirnya Hajjaj beralih siasat dengan memberinya uang, intan, emas permata yang gemerlapan serta zamrud yang bercahaya kepada sa’id bin zubair. Namun semuanya ditolak : “ Wahai Hajjaj  apa gunanya harta yang demikian itu untuk menghadapi bencana akhirat nanti ?, dengan cara apapun engkau menyiksa saya, engkau nanti akan menerima balasanya di akhirat dengan balasan yang lebih sakit dan pedih ”.    
Melihat keteguhan Said ahirnya Hajjaj memerintah agar kepala beliau dibekuk kebawah, kemudian beliau membaca ayat : “ Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada allah yang menciptakan langit dan bumi dengan condong kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang orang yang mempersekutukan Allah ”.
Setelah membaca ayat, Said memalingkan wajahnya ke arah kiblat, maka Hajjaj memerintah pengawal agar Sa’id dihadapkan ke lain kiblat, mendengar perintah Hajjaj sa’id membaca : “ Kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas rahmatnya lagi Maha Mengetahui ”.
Hati Hajjaj semakin marah sambil berkata : ” Tekan kepalanya ke tanah dan potong lehernya ” .Mendengar perkataan Hajjaj, maka sa’id membaca ayat : Dari tanah itulah kami menjadikan kamu dan kepada tanah pula kami akan mengembalikan kamu, dan daripada tanah kami akan mengeluarkan kamu kedua kalinya ”.
Dengan bentakan keras Hajjaj berkata : ” Potonglah dengan segera lehernya cepat ! ”, maka dengan cepatnya leher sa’id ditekankan ke tanah. Sebelum leher Sa’id dijatuhi pedang, Said berkata : ” Wahai Hajjaj ! tidak mengapa saya engkau bunuh, tetapi ingat dibelakang hari engkau akan menderita ! ”. Dan Said berdo’a : “ Ya Allah Tuhan kami semoga saya adalah orang terakhir yang dibunuh oleh Hajjaj, dan setelah hari ini, janganlah dibuka lagi kesempatan bagi Hajjaj untuk membunuh hambaMu ! Asyhadu alla ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah ”. Kemudian leher sa’id dipancung. Satu minggu setelah kejadian tersebut Hajjaj langsung ditimpa sakit gila sampai menjelang matinya.          
Demikian ahir kehidupan Sa’id bin Zubair seorang pewaris hadist yang sangat terpercaya, beliau adalah menantu Abu Hurairah , dan meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar