KEUTAMAAN KALIMAT TAHLIL
“ Sesungguhnya
orang orang
yang mengatakan :
" Tuhan
Kami ialah Allah "
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan : " Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih,
dan gembirakanlah mereka dengan syurga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu ".
( Q.S. Fushilat 30
)
Kalimat : Laa
ilaaha illallah ( tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah ), disebut
kalimat tahlil. Kalimat ini memiliki
makna yang sangat dalam, tidak hanya sekedar diucapkan dengan lesan saja, namun
berangkat dari dalam lubuk hati yang tulus dan murni.
Kalimat tahlil tercetus dari pengakuan jiwa yang menyatakan bahwa Allah adalah satu satunya Dzat yang Maha
tunggal, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Menentukan, Maha Kasih dan Sayang, satu
satunya Dzat Yang Maha Pencipta ( Khaliq ) tanpa sekutu, yang tidak pantas
disekutukan dengan makhluq Nya.
Bila
kalimat ini dipegang teguh, artinya tidak hanya dilafadzkan dibibir saja, namun
difahami dan dihayati, akan berdampak pada jiwa jadi tenang, tidak sedih bahkan menjadikan hidup jadi
gembira, karena hidupnya hanya bersandar kepada Allah semata. Tidak percaya
ramalan nasib, tidak minta bantuan para normal / dukun, tanpa pakai jimat dan
mantra.
Dengan
demikian jiwanya tenang, mantap tidak goyah, karena berpegang pada keyakinan
yang kokoh, yang bersumber dari kalimat
tahlil yang mempunyai nilai tinggi disisi Allah, lebih lebih kelak dijamin
masuk syurga. TEGUH
DAN ISTIQOMAH
Dari sufyan bin ‘abdullah
atstsaqafi r.a. katanya dia berkata
kepada Rasullulah s.a.w. : “ Ya Rasullulah ! ajarkan kepadaku suatu perkataan,
yang aku tidak perlu lagi bertanya kepada orang lain ”. Jawab Nabi s.a.w. : “ Ucapkanlah
: ” Aku iman dengan Allah kemudian
teguhkan pendirianmu itu ! ”. ( H.R.Muslim )
HARAM
HARTA DAN DARAHNYA
Begitu tinggi nilai kalimat
tahlil sehingga harta dan darahnya haram diganggu.
Dari Abu ‘Abdullah Thariq bin Asyyam r.a. berkata : “
Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa yang mengucapkan : “
Laa ilaaha illallaah ( tidak ada yang
berhak disembah kecuali Allah ) dan
mengingkari terhadap semua yang disembah kecuali Allah, maka haramlah diganggu
harta dan darahnya. Adapun perhitungannya terserah pada Allah Ta’ala “. (
H.R. Muslim )
DHOHIR JADI PATOKAN
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata : “
Rasulullah s.a.w. mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah. Pada suatu pagi
kami menyerbu mereka, saya dan seorang sahabat Anshar berpapasan dengan salah
seorang diantara mereka. ketika kami telah mengepungnya ia mengucapkan : Laa
ilaaha illallaah, sahabat anshar tadi melepaskannya tetapi saya menikamnya
dengan tombak saya sehingga terbunuhlah ia. Ketika kami sampai di madinah
berita itu sudah sampai pada Nabi s.a.w., maka beliau memanggil saya : ” Wahai Usamah
mengapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah ?
”, saya menjawab : ” Wahai Rasullullah, sesungguhnya ia hanya berusaha untuk
menyelamatkan diri ”. Beliau bersabda : ” mengapa kamu membunuh seseorang
padahal ia telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah ? ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat lain dikatakan : ” Rasulullah
s.a.w. bertanya : ” Apakah ia telah membaca Laa ilaaha illallaah kemudian kamu
membunuhnya ? ”, saya menjawab : ” Wahai Rasullulah, sesungguhnya ia mengucapkan
kalimat itu karena takut pada pedang ”. Beliau bertanya : ” Apakah sudah kamu
belah dadanya sehingga kamu mengetahui isi hatinya apakah ia mengucapkan
kalimat itu dengan setulus hati atau tidak ? ”. Beliau mengulang ulangi
pertanyaan itu, sehingga perasaan saya ingin untuk baru masuk islam pada hari
itu ”.
CABANG IMAN
Iman akan membuahkan bermacam sikap yang baik, mengimani ke Esaan Allah
adalah sikap tertinggi.
Dari Abu
Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : ” Iman itu mempunyai
cabang enam puluh atau tujuh puluh lebih, yang paling utama adalah ucapan Laa
illaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan suatu gangguan
dari jalan, dan malu sebagaian daripada iman”. ( H.R. Bukhari dan Muslim)
MAKNA FII SABILILLAH
Berbagi macam orang ikut kemedan perang, justru yang dianggap fii
sabiilillah adalah yang menjunjung kalimat Allah ( Laa ilaaha illallah ).
Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. katanya : “
Seorang laki laki Arab dusun mendatangi Nabi s.a.w. kemudian berkata : “ Ya
Rasulullah ada orang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, adapula supaya
ia terkenal sebagai pahlawan, dan adapula agar kedudukannya dihormati. Siapa
sebenarnya yang berperang Fii sabiilillaah
? “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “
Rasulullah s.a.w. : “ Yaitu orang yang berperang menegakkan kalimat
Allah setinggi tingginya, itulah yang disebut Fii sabiilillah “. ( H.R. Muslim )
DIJAMIN SYURGA
Karena tingginya nilai kalimat tahlil, sehingga bila keyakinan ini dipegang
teguh dan dibawa sampai mati maka dijamin masuk syurga.
Dari Utsman r.a. katanya : “ Rasulullah
s.a.w. bersabda : “ Barang siapa mati dalam keadaan dia yakin bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah, maka dia masuk syurga “. ( H.R. Muslim )
Kalimat tahlil harus benar benar diyakini, artinya tidak boleh dicampuri
kemusyrikan ( menyekutukan Allah ) karena akan bisa terperosok kedalam neraka.
Dari Jabir r.a. katanya : “ Seorang laki
laki datang kepada Rasullulah s.a.w. kemudian bertanya : ” Ya, Rasullulah apakah itu dua masalah wajib ? ” jawab Rasullulah
s.a.w. : “ Siapa yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dia
masuk surga. Dan siapa yang mati menyekutukkan Allah dengan sesuatu yang lain,
dia masuk neraka ”. ( H.R. Muslim )
Dari Abu
Dzar r.a. Dari Nabi s.a.w sabdanya : ” Jibril ‘alaihissalam datang kepadaku, kemudian
dia menyampaikan berita gembira kepadaku : “ Siapa saja dari umatmu yang mati,
sedangkan dia tidak menyekutukkan Allah dengan sesuatu apa pun, dia masuk surga
”. Tanyaku : “ Sekalipun dia berzina dan mencuri ? ”, jawabnya : “ Ya,
sekalipun dia berzina dan mencuri ”. ( H.R. Muslim )
Mungkin ada yang heran dengan pernyataan Nabi ini, zina dan mencuri kok
masuk syurga ?. Ya memang demikian pernyataan Nabi s.a.w. dalam hadits shohih
tersebut, namun syaratnya tetap tidak
boleh syirik. Namun resikonya ia harus masuk neraka dulu guna melebur
dosanya, Na’udzu billaahi min dzalik !.
KALIMAT AHIR MENJELANG AJAL
Begitu tinggi dan pentingnya nilai kalimat tahlil, sehingga harus dipertahankan dan dilafadzkan ketika menjelang ajal.
Dari Abu
Sa’id Al khudry r.a. berkata : “ Rasullulah s.a.w. bersabda : ” Bimbinglah
orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan Laa illaaha illallaah ”. ( H.R. Muslim )
Semoga Allah
menjadikan kita bisa mengakhiri hidup dengan kalimat tahlil. Amiin.
KISAH TAULADAN
KETEGUHAN SA’ID BIN ZUBAIR
Sa’id bin Zubair seorang ulama
yang saleh, tinggal di daerah kekuasaan gubernur bagdad ( Irak ) Hajjaj bin Yusuf,
yang kejam. Pemerintahan pusat dibawah kendali Bani Umayyah yang memusuhi
keturunan Ali. Sa’id termasuk salah seorang yang dianggap pro Ali bin Abi Thalib.
Kemudian khalifah memerintah gubernur Hajjaj untuk menangkap Sa’id. Ahirnya Sa’id
bin Zubair dibawa menghadap gubernur, dalam perjalanan mereka heran melihat keshalihan Sa’id, sepanjang
perjalanan Sa’id tidak pernah meninggalkan shalat , berdzikir dan sholat
tahajjud setiap malam hari.
Sesampainya di Bagdad terjadilah
tanya jawab, gubernur Hajjaj bin Yusuf bertanya : ” Ali di neraka atau di surga
? ”, Sa’id menjawab : ” Itu bukan urusanku, tetapi urusan Allah ”.
“ Siapakah keempat khalifah yang terbaik
? ”, tanya Hajjaj, Sa’id menjawab : ” Semua
baik, saya menghormati siapa saja yang benar benar bertaqwa ! ”.
Akhirnya Hajjaj
beralih siasat dengan memberinya uang, intan, emas permata yang gemerlapan
serta zamrud yang bercahaya kepada sa’id bin zubair. Namun semuanya ditolak : “
Wahai Hajjaj apa gunanya harta yang
demikian itu untuk menghadapi bencana akhirat nanti ?, dengan cara apapun
engkau menyiksa saya, engkau nanti akan menerima balasanya di akhirat dengan
balasan yang lebih sakit dan pedih ”.
Melihat
keteguhan Said ahirnya Hajjaj memerintah agar kepala beliau dibekuk kebawah,
kemudian beliau membaca ayat : “ Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada allah yang menciptakan langit dan bumi dengan
condong kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang orang yang
mempersekutukan Allah ”.
Setelah membaca ayat, Said memalingkan wajahnya
ke arah kiblat, maka Hajjaj memerintah pengawal agar Sa’id dihadapkan ke lain
kiblat, mendengar perintah Hajjaj sa’id membaca : “ Kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap
disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas rahmatnya lagi Maha Mengetahui
”.
Hati Hajjaj semakin marah sambil berkata : ” Tekan
kepalanya ke tanah dan potong lehernya ” .Mendengar perkataan Hajjaj, maka
sa’id membaca ayat : “ Dari tanah itulah
kami menjadikan kamu dan kepada tanah pula kami akan mengembalikan kamu, dan
daripada tanah kami akan mengeluarkan kamu kedua kalinya ”.
Dengan
bentakan keras Hajjaj berkata : ” Potonglah dengan segera lehernya cepat ! ”, maka
dengan cepatnya leher sa’id ditekankan ke tanah. Sebelum leher Sa’id dijatuhi
pedang, Said berkata : ” Wahai Hajjaj ! tidak mengapa saya engkau bunuh, tetapi
ingat dibelakang hari engkau akan menderita ! ”. Dan Said berdo’a : “ Ya Allah Tuhan kami semoga saya adalah
orang terakhir yang dibunuh oleh Hajjaj, dan setelah hari ini, janganlah dibuka
lagi kesempatan bagi Hajjaj untuk membunuh hambaMu ! Asyhadu alla ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah ”.
Kemudian leher sa’id dipancung. Satu minggu setelah kejadian tersebut Hajjaj
langsung ditimpa sakit gila sampai menjelang matinya.
Demikian ahir kehidupan Sa’id
bin Zubair seorang pewaris hadist yang sangat terpercaya, beliau adalah menantu
Abu Hurairah , dan meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar