Jumat, 19 Desember 2014



BERKAT KEBESARAN JIWANYA DERAJATNYA MENINGKAT


“ Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba hamba Nya. ( Q.S. Baqarah 207 )

Suhaib ar Rumi adalah salah seorang di antara sahabat senior Rasulullah s.a.w. yang tidak banyak dikenal oleh kaum muslimin.
Termasuk  as sabiquna lawwalun (orang orang yang pertama memeluk Islam). Saat jumlah kaum muslimin bejumlah  sekitar 30  an orang, Suhaib telah menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah s.a.w. dalam keadaan takut ancaman kafir Quraisy Mekah.
Suhaib bukanlah penduduk asli Mekah, dia perantau yang datang dari Bashrah. Nama belakang ar Rumi artinya orang Romawi, bukan menunjukkan jati dirinya yang asli, karena dia adalah orang Arab.

LATAR BELAKANG
Suhaib adalah anak dari salah seorang hakim di wilayah dekat Bashrah. Saat orang orang Romawi menyerang, Suhaib pun menjadi seorang budak Romawi dia tumbuh besar di wilayah Romawi, karena itulah dia dipanggil Suhaib ar Rumi.
Nama aslinya adalah Suhaib bin Sinan bin Malik, panggilannya Abu Yahya. Ternyata, kisah pilunya sebagai budak membawanya kepada suatu hikmah, seorang penjual budak menjualnya kepada orang kaya Mekah, bernama Abdullah bin Jad’an.

DIBEBASKAN
Beberapa lama bersama tuan barunya tersebut, Suhaib memperlihatkan kualitas diri yang menunjukkan dia tidak layak menjadi seorang budak, dia memiliki kecerdasan, etos kerja tinggi dan ketulusan hati. Kemudian Abdullah bin Jad’an pun membebaskannya.

SEBAGAI PEDAGANG SUKSES
Setelah merdeka, Suhaib memulai menjalani hidupnya di Mekah, berkat bakat kecerdasannya yang terpendam, ditunjang lagi ajaran agama  yang mendorongnya untuk giat bekerja, dia mulai berusaha dengan tangannya sendiri, sebagai pedagang, berkat ketekunannya dalam berdagang, sehingga akhirnya menjadi pedagang yang sukses di Ummul Qura tersebut.

MEMELUK ISLAM
Ammar bin Yasir berkisah : Aku berjumpa dengan Suhaib bin Sinan di depan pintu rumah al Arqam, saat itu Rasulullah s.a.w. berada di dalamnya. Aku berkata kepada Suhaib : Apa yang kau inginkan? , Suhaib bahkan balik bertanya : Kamu juga, apa yang kau inginkan?”, kujawab : Aku ingin masuk ke dalam rumah ini menemui Muhammad, lalu mendengarkan apa yang dia sampaikan . Kata Suhaib : “Aku juga menginginkan hal yang sama .
Ammar melanjutkan : Kami berdua pun masuk ke dalam rumah al Arqom  menyatakan keislaman kami. Kemudian kami berdiam di rumah tersebut hingga  sore, kemudian keluar dari rumah dalam keadaan ketakutan .
Rasulullah s.a.w. bersabda : Empat orang pendahulu, Aku adalah yang paling awal dari kalangan Arab, Suhaib paling awal dari kalangan Romawi, Bilal paling awal dari orang orang Habasyah, dan Salam yang paling awal dari orang Persia .

IKUT HIJRAH
Semula Suhaib adalah seorang yang tidak memiliki apa apa, kemudian datang ke Mekah dan menjadi salah seorang pedagang kaya raya.
Kemudian datanglah panggilan hijrah, Suhaibpun menyambut panggilan tersebut.

HARTA DISITA
Saat dalam perjalanan dari Mekah ke Madinah, Suhaib dicegat orang orang Mekah sambil berkata :. “ Wahai Suhaib, engkau datang kepada kami dalam keadaan miskin dan hina, kemudian hartamu menjadi banyak setelah tinggal di daerah kami.
Setelah itu terjadilah di antara kita apa yang terjadi (perselisihan karena Islam). Engkau boleh pergi, tapi tidak dengan semua hartamu .
Kemudian Suhaib pun meninggalkan hartanya tanpa dia pedulikan sedikit pun.

NABI MENGHIBUR
Sesampai Suhaib di Madinah, kemudian berjumpa dengan Rasulullah s.a.w. yang langsung mengucapkan : Perdagangan yang amat menguntungkan wahai Abu Yahya, perdagangan yang amat menguntungkan wahai Abu Yahya.”
Suhaib berkata : Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang melihat apa yang kualami . Beliau  menjawab :  “Jibril yang memberi tahuku .
Kemudian turunlah ayat : Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya . ( Q.S. Al Baqarah 207 )

SUKA BERSEDEKAH
Suhaib dikenal sebagai seorang sahabat dermawan dan suka memberi orang orang miskin makan. Saking rajinnya Suhaib dalam bersedekah, sampai sampai Umar bin Khattab menganggapnya mubadzdzir ( karena sedekah tidak tepat sasaran ). Kata Umar : Wahai Suhaib, aku tidak melihat kekurangan pada dirimu kecuali dalam tiga hal: (1) Engkau menisbatkan diri sebagai orang Arab, padahal logatmu logat Romawi, (2) engkau berkun yah dengan nama Nabi, (3) dan engkau orang yang mubadzdzir .  
Suhaib menanggapi : Aku seorang yang mubadzir ?, tidaklah aku berinfak kecuali dalam kebenaran. Adapun kun yahku, Rasulullah s.a.w. sendiri yang memberinya. Dan logatku logat Romawi, karena sejak kecil aku ditawan orang orang Romawi. Sehingga logat mereka sangat berpengaruh padaku .
Dia juga selalu turut serta dalam peperangan yang diikuti oleh Rasulullah s.a.w.

KEUTAMAAN SUHAIB
Berkat mengamalkan ajaran Islam, derajat Suhaib ar Rumi meningkat dari budak menjadi orang merdeka, dari orang merdeka menjadi saudagar kaya, kekayaannya dimanfaatkan dengan banyak bersedekah. Ketika berhijrah harta dirampas oleh kaum quraisy, harta inipun diserahkannya.
Begitu hebat ghirohnya dalam melaksankan ajaran agama, sehingga Umar mengagumi dan menghormatinya, bahkan ketika menjelang wafat berwasiat agar Suhaib sudi menjadi imam dalam sholat jenazahnya .  

WAFAT
Suhaib wafat di Kota Madinah pada bulan Syawal tahun 38 H. dalam usia 70 tahun. Semoga Allah Ta’ala meridhai beliau dan mengampuni dosa dosanya, Amiin.


KISAH TAULADAN

ARQAM BIN ABIL ARQAM R.A.


Arqam bin Abil Arqam al Makhzumy adalah sahabat yang memeluk Islam pada hari hari pertama didakwahkannya Islam, bersamaan dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, Bilal bin Rabah, Abu Salamah dan beberapa lainnya. Mereka disebut sebagai as sabiqunal awwalin ini dijamin memperoleh keridhaan Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Surat at Taubah ayat 100, yang artinya memperoleh jaminan masuk surga.
Ketika kaum Quraisy makin meningkatkan teror dan penyiksaan kepada para pemeluk Islam, Nabi SAW memerintahkan para sahabat untuk menyembunyikan keislaman mereka, termasuk segala aktivitas ibadah dan majelis pengajaran keislaman.
Dari beberapa tempat yang dipertimbangkan, Nabi SAW memutuskan memilih tempat tinggal Arqam bin Abil Arqam, karena tempatnya agak terpencil di atas bukit Shafa.
Orang orang Quraisy tidak mudah melakukan kegiatan pengintaian dan mata mata, karena dengan cepat bisa diketahui kehadirannya.
Rumah Arqam atau Darul Arqam menjadi madrasah pertama dalam Islam, sekaligus pusat kegiatan islam (islamic center) walaupun sifatnya sembunyi sembunyi.
Di rumahnya ini, Nabi SAW mendidik dan membentuk jiwa jiwa yang tangguh dalam berdakwah dan membela Islam. Tercatat sekitar 40 sahabat aktif hadir di rumah al Arqam, yang termuda berusia 8 tahun, yakni Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, sampai yang paling tua, yakni Ubaidah bin Harits, yang berusia 50 tahun.
Ketika Hamzah bin Abdul Muthalib memeluk Islam, disusul kemudian oleh Umar bin Khaththab tiga hari kemudian, kegiatan ibadah dan pengajaran mulai bisa dilaksanakan di luar Darul Arqam, termasuk di halaman Masjidil Haram, berkat pengawalan dan pengamanan dua tokoh jagoan Quraisy ini.
Tetapi Darul Arqam tetap menjadi agenda harian Nabi SAW dalam memberikan pengajaran keislaman, sampai akhirnya kaum muslimin diwajibkan untuk hijrah ke Madinah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar