MENUJU KETENANGAN JIWA
“ (Yaitu) orang orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram “. ( Q.S. Ar Ra’du 28 )
Ketenangan
hati atau jiwa merupakan dambaan setiap insan, karena dari jiwa inilah
segalanya bisa dirasakan. Sehingga berbagai cara dilakukan agar bisa jiwa
merasa tenang dan nyaman. Namun tidak semuanya bisa berhasil mencapai yang diharapkan,
bila tidak tahu arah kemana harus dilakukan.
BERBAGAI CARA
Lantaran ketidak fahaman
banyak yang pada terkecoh dalam menggapainya, sehingga terperangkap pada keduniawian,
harta jadi patokan, dikira dengan kekayaan hati jadi tenang ?. Justru mereka
dipenuhi kekhawatiran, rumah dan ruangan dipasang c.c.t.v. pintu depan dijaga satpam.
Adapula yang mengandalkan jabatan,
dikira semakin tinggi jabatan hati jadi tenang ?. Nyatanya sekarang banyak
pejabat jadi incaran K.P.K ( komisi pemberantasan korupsi ). Begini jadinya
bila salah dalam menentukan pilihan.
Ada yang bekeinginan menjadi pusat perhatian,
maka dipilihnya jadi ratu kecantikan, penyanyi kondang, aktor aktress
berpenampilan menawan. Sehingga dikenakan busana dan asesoris pilihan, tasnya
saja berharga jutaan, belum lagi busananya, yang penting orang sama kagum memandang.
AKANKAH TERCAPAI ?
Dengan berlimpah harta
akankah si hartawan menjadi puas dan tenang jiwanya ?. Bahkan makin melebarkan
sayap neperusahaannya, sehingga waktunya banyak tersita, waktu istirahat jadi
berkurang pula. Harta memang bagai meminum air laut, semakin diminum makin dahaga.
Demikian pula jabatan puncak,
akankah puas dan tenang jiwanya ?, bukankah ketika pensiun bahkan banyak yang
pada kena stroke !.
Yang mengidolakan jadi bintang
panggung akankah selamanya jadi idola, ooh tidak !, pasti ada generasi penerus
yang bakal menggantikannya.
Itulah dunia yang bersifat tidak
kekal, selalu silih berganti, bersifat tidak abadi !. bagai roda yang terus
berputar sekali diatas sesekali dibawah silih berganti.
CONTOH KASUS
Apapun yang ada didunia pasti
tidak abadi, ada yang memulai hidup dengan kemiskinan, kemudian berubah meningkat
menjadi kaya raya. Siapa yang tak kenal om Lim Soe Liong, dulu penjual kacang
asongan keliling lapangan, di Semarang kemudian menjadi milyarder, dengan ratusan
perusahaan.
Adapula yang memulai dengan karir
puncak namun langsung merosot kebawah, bahkan hartanya disita untuk negara. Salah
seorang bupati wanita di daerah Jawa Barat, terkenal dengan penampilannya yang
serba wah, sekarang berakhir dengan menghuni penjara.
Beberapa mahasiswa Indonesia kuliah di
Amerika, ketika akan menyeberang, melihat wanita tua kesulitan menyebarang
jalan, tiada seorangpun memperdulikan, oleh para mahasiswa dibantu
menyeberangkan, tahu siapa dia ?.
Ternyata dulu beliau seorang aktress
kondang di Amerika, disanjung dan dipuja para pengagumnya, namun di saat tua ditambah
wajah yang keriput pula, tiada seorangpun yang memperdulikannya. Ya itulah roda
kehidupan dunia, selamanya tak selalu diatas, yang jelas semuanya takkan abadi.
Maka sangat sia sia bila tidak
memahami hakekat hidup di alam dunia.
UNTUK APA HIDUP
?
Setelah memahami ketidak
abadian, memahami segala sesuatu selalu berputar, maka agar tidak salah langkah
perlu memahami dulu apa tujuan hidup ?, agar bisa mencapai ketenangan jiwa
secara tepat. Satu satunya jalan hanya kembali kepada tuntunan Sang Pencipta
hidup dan kehidupan yakni Allah Dzat
Yang Maha Pencipta.
“ Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada Ku “. ( Q.S. Adz Dzariaat 56 )
MENGABDI
Bila sudah
memahami dan mengenal tujuan hidup, apapun yang dilakukan pasti tidak akan
mengecewakan, karena tahu kemana arah dan tujuan.
Mengabdi maknanya menghamba,
menghamba maknanya menganggap Allah sebagai Tuhan yang menciptakan Nya, dengan
demikian apa yang dilakukan semata mata dalam rangka mentaati tuntunan Nya,
perintah Nya dan menjauhi apa yang dilarangan Nya.
Sebagai hamba dia faham bahwa hidup
hanya bersifat sementara, dunia hanya sebagai batu loncatan guna mencapai
kehidupan yang kekal, yakni syurga yang diidam idamkan. Bila kata kunci ini
sudah difaham ( ibadah ), dia tidak akan lepas kontrol karena selalu berada
dalam koridor ibadah.
Jiwa yang menyiapkan diri sebagai
hamba akan memperoleh ketenangan, karena sudah tepat dalam memilih tujuan
hidup, apalagi sebagai bekal menuju kehidupan setelah mati kelak.
IKHLAS
“ Padahal
mereka tidak diperintah
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya ( ikhlas ) dalam
(menjalankan) agama yang lurus.... “. (
Q.S. Al Bayyinah 5 )
Jika sudah
menyatakan sikap sebagai hamba Allah, maka harus ditata lagi niat secara benar,
artinya niat harus benar benar ikhlas ( murni ), artinya apapun yang dilakukan
hanya semata karena Allah, hanya mengharap ridlo Allah, Baginya dipuji manusia
atau tidak, tidak masalah, yang penting Allah ridlo.
Dengan bersikap ikhlas jiwa semakin
mantap dan tenang, karena ada yang diandalkan, bahwa apa yang dilakukan pasti
akan mendapat balasan pahala dari Yang Maha Kuasa.
SABAR
Bila jiwa sudah memposisikan
dalam keikhlasan, maka sikap sabar harus disertakan, karena tanpa sabar akan
kecewa bila apa yang dilakukan menemui kegagalan. Dengan sabar jiwa tidak akan
merana, karena dia tahu bahwa setiap mushibah yang dihadapi akan ada
ampunannya. Bukankah dengan sikap sabar Allah akan menyertainya. Bukankah para
Nabi juga pada diuji, namun dengan kesabaran ujian dihadapinya. Betapa tenangnya
jiwa yang faham hakekat sabar.
SYUKUR
Satu lagi
sikap yang harus ditanamkan yakni syukur, bila rasa syukur ditanamkan jiwa makin terasa tenang. Karena
kaya miskin, sehat sakit, merupakan ketetapan Nya. Dengan selalu bersyukur jiwa
tak mudah menderita, karena baginya hidup sudah terlalu banyak menerima karunia
dari Yang Maha Murah, akankah masih kurang puas dengan Pemberian Nya ?, lebih
baik meningkatkan rasa syukur agar kenikmatan makin bertambah.
" Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat Ku), Maka Sesungguhnya adzab Ku sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar