TERNYATA PATIH GAJAH MADA SEORANG MUSLIM !
Dan katakanlah : "Yang
benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu
adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (Q.S. Al Isra’ (17) : 81)
Nama Gajah Mada dikenal karena
sumpah palapanya yang berisi ”janji
tidak akan berhenti sebelum bisa mempersatukan seluruh kerajaan kerajaan di
nusantara“. Karena kebesarannya namanya diabadikan menjadi nama
universitas negeri di yogyakarta.
Beliau dikenal sebagai patih kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan hindu terbesar di nusantara. Wilayahnya meluas
sampai Asia tenggara, benarkan demikian ?.
Ternyata fakta ilmiah mengungkap, bahwa
kerajaan Majapahit yang selama ini dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di
nusantara sebenarnya adalah kerajaan Muslim, yang lebih mengejutkan lagi bahwa
patih Gajah Mada ternyata seorang Muslim !.
Demikian juga dengan pendiri
kerajaan Majapahit raden Wijaya, ternyata juga seorang Muslim, hal ini semakin mempertkuat bukti
bahwa kerajaan ini memang merupakan kerajaan Muslim terbesar di nusantara !.
PENELITIAN L.H.P.K.
Fakta ilmiah terungkap setelah Lembaga Hikmah dan Kebijakan
Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta melakukan penelitian dan kajian
ulang terhadap sejarah majapahit.
Setelah melakukan penelitian, tim menerbitkan sebuah buku berjudul “Kesultanan Majapahit, fakta sejarah yang tersembunyi”. Buku ini masih diterbitkan
terbatas, terutama dalam
rangka menyongsong Muktamar satu abad Muhammadiyah di Jogyakarta beberapa waktu
yang lalu.
Berikut
diantara hasil penelitiannya :
1. Ditemukan adanya
koin koin emas Majapahit yang bertuliskan
kata kata “La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah”. Sebagaimana diketahui, koin merupakan alat pembayaran resmi yang berlaku di
sebuah wilayah kerajaan. Maka mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan
Hindu memiliki koin yang bertuliskan kaimat tauhid seperti ini.
2. Pada batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) terdapat tulisan
yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama Islam) kerajaan Majapahit.
Hal ini menunjukkan bahwa Agama Islam merupakan agama resmi kerajaan Majapahit.
3. Lambang kerajaan Majapahit berupa delapan
sinar matahari dengan beberapa tulisan arab yakni sifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad,
Allah, tauhid, mungkinkah sebuah kerajaan Hindu memiliki logo/lambang resmi bertuliskan
kata kata arab seperti ini ?.
4. Pendiri
kerajaan Majapahit, Raden Wijaya ternyata seorang Muslim, beliau cucu Prabu Guru Dharmasiksa, seorang
raja Sunda sekaligus ulama Islam Pasundan yang hidup sebagai seorang sufi, sedang neneknya seorang
muslimah keturunan penguasa Kerajaan Sriwijaya. Walau Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (Menggunakan bahasa sansekerta yang lazim digunakan
saat itu), tidak berarti bahwa beliau seorang
pemeluk Hindu. Gelar seperti ini (menggunakan bahasa sansekerta) ternyata juga digunakan oleh raja raja Muslim jawa zaman sampai sekarang seperti Hamengkubuwono dan Paku Alam di Yogyakarta serta Pakubuwono di Surakarta/Solo.
5. Patih kerajaan
Majapahit Gadjah Mada ternyata juga seorang Muslim, nama
aslinya adalah “Gaj Ahmad”..Karena orang jawa saat itu sulit
mengucapkannya, mereka
menyebutnya Gadjahmada untuk memudahkan pengucapan.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan di
masa Patih Gaj Ahmada. kekuasaannya sampai ke Malaka. Setelah mengundurkan diri
dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh
masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada
nisan makam Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat tulisan “La Illaha Illallah Muhammad Rasulullah”.
PEMBELOKAN SEJARAH KARENA KEPENTINGAN PENJAJAH
Itulah fakta sejarah cukup mengejutkan
yang tersembunyi dari kerajaan Majapahit, mengapa bisa terjadi ?. Bukankah saat
itu nusantara dibawah kekuasaan penjajah Belanda yang non Muslim, sehingga Belanda berkepentingan menguasai Nusantara yang mayoritas
penduduknya Muslim. Untuk itu diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang
menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam baru masuk
ke Nusantara kemudian.
Seorang sejarawan berkata bahwa sejarah berdasar versi atau sudut
pandang yang membuatnya. Versi inilah yang menjadikan sebuah kerajaan besar di
nusantara Indonesia menjadi seperti difahaman saat ini.
Demikian pula
halnya dengan Kapitan Pattimura, pahlawan dari Maluku yang ternyata juga seorang
Muslim, nama aslinya Ahmad Lussy, bukan
Thomas Matulesy.
Demikian juga dengan Laksamana
Cheng Ho dari Tiongkok yang melakukan pelayaran besar besaran di dunia
(termasuk indonesia) juga seorang Muslim (namanya menjadi Muhammad Cheng Ho). Hal ini membuktikan bahwa kebenaran suatu saat pasti terungkap : "Yang
benar telah datang dan yang bathil
telah lenyap,
sesungguhnya
yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”.
Kiranya tidak berlebihan bila Gajah Mada dinyatakan
sebagai seorang
Muslim, karena dalam jiwa seorang Muslim tertanam jiwa sebagai pejuang, karena
termotivasi ayat : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang orang yang beruntung”. ( Q.S.
Ali Imran (3) : 104). (Disunting
dan diedit dari :
https://keajaibanislam.wordpress.co)