Senin, 03 Oktober 2016



BAHAYA  BERSEKUTU DENGAN JIN !

“Hai anak Adam janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, dia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya dia dan pengikut pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan syaitan itu pemimpin pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman. (Q.S. AlA’raaf (7) : 27)                   

Dari firman tersebut mengandung tiga pengertian : 1. jangan ditipu syaitan. 2. Setan bisa melihat manusia, tetapi manusia tidak tidak bisa melihatnya. 3. syaitan pemimpin orang tidak beriman
Setan menurut istilah bahasa Arab berasal dari kata syathona, artinya  jauh (jauh dari kebaikan). Karena tidak bisa dilihat, bila menampakkan diri itu merupakan ujud jadi jadian, bukan ujud sebenarnya !. Dari kelebihannya inilah manusia banyak yang terjebak dan tersesat !.  .   

BERBURU KHODAM
Lantaran lemahnya iman dan kurangnya pemahaman agama, para ahli mujahadah berburu khodam jin, dengan melakukan wirid wirid khusus, dengan mendatangi kuburan kuburan yang dianggap keramat, gua gua atau tengah hutan. Dengan membaca ayat kursi seratus ribu dalam sehari semalam, mereka berharap mendapatkan khodam ayat kursi ???.
Begitu jauhnya mereka melakukan penyimpangan, amalan yang jelas tidak ada tuntunan, amalan yang tidak pernah dilakukan para sahabat, apalagi Rasulullah s.a.w. tidak pernah memberikan tuntunan. Bukankah Allah sudah mengingatkan : ….jangan sekali kali kamu dapat ditipu oleh syaitan !”, jadi bila ada yang melakukan ritual tersebut jelas dari tuntunan setan, lewat agennya setan jenis manusia (paranormal, orang ngerti, dukun dan sebangsanya).   

SETAN JIN DAN SETAN MANUSIA
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan syaitan (dari jenis) manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan”. (Q.S. Al An ‘Am (6) : 112)
Dari ayat tersebut jelas bahwa : 1. Syaitan terdiri dari jenis manusia dan jin. 2. Membisikkan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia). 3. tinggalkanlah mereka dan apa yang di ada adakan.
Setan jenis manusia, jelas (dengan sadar maupun tidak) mengajak manusia agar jauh menyimpang dari ajaran agama, walau seakan melaksanakan ibadah dengan khusyu’ dan tekunnya (melakukan wirid wirid khusus, membaca ayat kursi seratus ribu dalam sehari semalam, surat Al Ikhlas ribuan kali dan sebangsanya ).

CARA MENGGELINCIRKAN
Rasulullah s.a.w bersabda : “Sesungguhnya setan masuk (mengalir) ke dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darahnya, maka sempitkanlah jalan masuknya dengan puasa”.
Setan jin menguasai manusia dengan cara menguasai nafsunya. urat darah dijadikan jalan masuk kedalam hati, dengan tujuan agar dapat mengendalikan nafsu manusia. Dengan nafsu ini manusia berkeinginan agar sakti, punya linuwih ( kelebihan), punya karomah, agar dikatakan wali dan sebagainya.  Maka dengan tidak disadari akan berguru kepada orang pintar !, sehingga melakukan ritual sesat dan terperangkap kedalam kemusyrikan !!!.
Bukankah dengan jelas Allah mengingatkan : ….sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia)….”.

BERBAGAI TIPUAN
Bukan setan bila tak pandai menipu, karena terbuat dari api, setan (jin) bisa membuat manusia tidak mempan peluru, tahan api, pindah tempat dalam waktu singkat, bisa meramal, bisa merubah bentuk seperti si Gatot Brajamusti yang mengaku guru spiritual para selebritis ?!. Begini akibat bila terkesima ajakan setan bentuk manusia, yang berakhir menjadi penghuni penjara. Na’udzu billaahi min dzaalik !. “….Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan”.

SETAN SEBAGAI PEMIMPIN BAGI YANG TIDAK BERIMAN
Dengan demikian jelas bahwa yang memiliki ilmu yang aneh aneh tersebut jelas bersinergi (bersekutu) dengan jin. Dengan tidak disadari telah menjadikan setan sebagai pemimpin, karena mengabaikan tuntunan agama :  “Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan sebagai pemimpin bagi orang yang tidak percaya “. (QS. Al A’raaf (7) : 27).

DIPECUNDANGi                                                                                                                         
              orang yang memiliki kesaktian, dikira dia mampu bersinergi dengan jin, bisa mengendalikan jin, itu pemahaman yang jelas keliru, karena justru dia yang dikuasai jin !. “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki di antara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (Q.S. Jin (72) : 6)                    Bukankah orang yang memiliki kesaktian pasti melakukan ritual sesat dan penuh kemusyrikan : Menyajikan sajen, membakar kemenyan dan kembang telon (kesukaan setan), melaksanakan puasa moteh, puasa ngrowot, puasa pada hari wetonnya, puasa pati geni, wirid / membaca ayat dengan jumlah sampai ribuan. (semestinya Al Quran sebagai petunjuk untuk difahami dan diamalkan) Nah disini jebakannya !!!, orang . jawa mengatakan diplokoto
(dipecundangi).Disamping menjauhi ajaran yang diadakan setan lewat agen agennya (paranormal, orang ngerti, dukun), maka kembali ke ajaran agama merupakan jalan paling tepat, sehingga akan mendapat rahmat dari Allah,  “Dan taatilah Allah dan rasul supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran (3) : 132).                                                   Dengan rahmat Allah jiwa menjadi tenang dan nyaman, bukan keterikatan kepada aturan dan ritual ala setan yang membuat jiwa jadi kebingungan, lantaran tidak berpegang pada tuntunan yang benar (lurus). Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q.S. Ar Rum (30) : 30). Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar kita selalu berada dalam kebenaran dan dijauhkan dari ajaran setan, sehingga tidak mudah terpedaya ajakannya, Amiin

                                               KISAH MEMPRIHATINKAN
              DIMAS KANJENG TAAT PRIBADI SANG PENGGANDA UANG.

Betapa fatal dan rugi bila ajaran agama tidak difahami, berakibat mudah terombang ambing dan teperangkap kedalam prilaku sesat yang jauh menyimpang dari tuntunan agama. Di daerah Probolinggo sebuah padepokan saat ini menjadi sorotan berita, karena pimpinannya bisa menggandakan uang ???.   
Ironisnya sang pimpinan berakhir berurusan dengan fihak kepolisian !.       
TEMPO.CO, Probolinggo - Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapkan Guru Besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi 46 tahun, sebagai tersangka kasus pembunuhan, juga diduga sebagai dalang di balik kematian dua bekas pengikutnya, mayatnya ditemukan di di Probolinggo pada Februari 2016 dan di Wonogiri pada April 2016. polisi juga menyelidiki dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang.
Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, Abdul Gani dan Ismail dibunuh karena dicurigai membocorkan informasi praktik penggandaan uang. Kabidhumas Polda Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi membenarkan adanya kabar tersebut. “Pokoknya kami sudah menyita barang bukti terkait pembunuhan itu”, kata Argo. (eko/ano)                                                           
Sebelum ditangkap pengikutnya 23 ribu orang. Salah satu modusnya, pengikut padepokan diberi peti ajaib. “Kotak terbuat dari kayu berukiran bagus”. Kotak dipercaya berisi uang berlipat ganda yang tiba tiba muncul setelah korban menyetor uang lewat kordinator. “Tak sampai hitungan tahun, dalam hitungan bulan akan muncul uang berlipat ganda”.
Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengatakan ada kejanggalan dalam prakteknya, terutama ajaran bacaan dzikir dan salawat dengan tujuan menggandakan uang. "Kami menemukan selebaran berisi 20 bacaan yang diajarkan padepokan, salah satunya disebut salawat fulus (uang)”, kata ketua MUI Jawa Timur, Abdusshomad Buchori, dilihat maknanya bacaan berisi harapan agar bisa mendapatkan uang atau harta berlimpah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar