PENTINGNYA MENGENDALIKAN NAFSU
“ Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan )
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya “. (
Q.S. As Syams 8-10 )
Karena
Kebesaran, Kepandaian dan Kuasanya Allah, manusia dikaruniai tubuh yang begitu
indah, lengkap dan sempurna, bahkan dilengkapi pula dengan jiwa.
Jiwa
berifat ghoib, tanpa bentuk tanpa rupa, namun gejalanya bisa dirasakan : senyum
pertanda jiwanya senang, tenang, bahagia. Cemberut pertanda susah, kecewa,
resah. Menangis pertanda sedih atau terharu dan sebagainya.
FITHRAH JIWA
Fithrah
jiwa suka kepada kebaikan, kebenaran, kejujuran. Jiwa menderita jika diajak
berlaku sebaliknya. Kodrat ini tidak bisa dipungkiri. Maka Allah memberi dua
pilihan, jiwa dibawa kepada kefasikan atau ketaqwaan. Jiwa sangat menentukan
sikap seseorang, oleh karena itu jiwa perlu dirawat, artinya nafsu harus
dikendalikan.
PERLU DIRAWAT
Jika
tubuh dipelihara dengan memberi makanan bergizi, mandi, gigi disikat, rambut
disampo dan sebagainya, demikian pula halnya dengan jiwa. Umumnya manusia hanya
terfokus dalam merawat tubuh, tetapi lengah dalam merawat jiwanya.
FASIK DAN TAQWA
“ Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan )
kefasikan dan ketakwaan .....”.
Prilaku
fasik sangat bertolak belakang dengan taqwa, manusia tak akan mampu membedakan,
bila tidak selalu berpegang pada Al Quran dan Sunnah Rasulullah
s.a.w.
Dengan
selalu berpedoman pada tuntunan agama, akan tahu mana yang fasik
dan yang taqwa, jalan kebaikan dan kerusakan, disini hikmahnya mengapa tiap
rakaat dalam sholat disyariatkan membaca do’a yang terdapat dalam surat
Al Fatihah ayat ke 6 : " Ihdinashshiroothol
mustaqiim ( Tunjukilah kami
jalan yang lurus ) ".
RUGI YANG MENGOTORI JIWA
“...Dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya “.
Jiwa yang
tidak dipelihara akan kotor, bagai pakaian yang tidak dicuci. Jiwa yang kotor
akan berlaku fasik, suka dan cenderung kepada prilaku buruk : suudzon (
prasangka buruk ), hasud ( iri hati ), cemburu buta, menfitnah, adu domba,
menipu, memalsu, curang, tamak ( rakus ), khianat, cenderung dan suka berbuat
dzalim yang akan berakhir pada persengketaan, perkelahian, pembunuhan dan
sebangsanya.
TIDAK TENANG
Jiwa yang
suka berlaku fasik, dalam jiwanya tidak akan menemukan ketenangan. Bukankah
yang suka berbuat dzalim, dia akan lari meninggalkan jejak karena takut ketahuan
?, sehingga menjadi incaran fihak kepolisian, akan masuk ke dalam daftar
pencarian orang ( D.P.O ).
Karena
kadzalimannya jiwanya jadi tidak tenang, resah, dengan selalu berpindah pindah
tempat untuk menghindari kejaran !.
Melihat
orang yang tak dikenal memandangnya saja jadi was was karena khawatir, apalagi
melihat polisi lewat, hatinya makin berdebar, padahal si polisi hanya lewat.
Bagi
koruptor apalagi, melihat mobil K.P.K. ( komisi pemberantasan korupsi ) saja
sudah keder tidak karuan, padahal mobil K.P.K. hanya akan menambal karena
bocor. Betapa menderitanya jiwa yang suka dan selalu mengotori jiwa dengan
megumbar dan memperturutkan hawa nafsunya
DAMPAK KE FISIK
Bila jiwa
resah, cemas, kecewa, susah, sedih, hawatir jelas akan berdampak kepada tubuh, perut
terasa mulas, buang air berketerusan, dadapun ikut berdebar tak karuan, kepala
terasa pusing, tulang sendi terasa lepas, sekujur tubuh terasa lemah, lemas tak
berdaya.
Bila jiwa
dibiarkan terus mempertutkan hawa nafsu yang cenderung kepada kefasikan, jelas
akan menimbulkan penyakit yang lebih parah : maag, penyakit jantung, darah
tinggi yang akan berlanjut kepada kelumpuhan ( strooke ) !. Begitu dahsyatnya
bila tidak bisa merawat jiwanya, selalu memperturutkan hawa nafsunya
!.
PERINGATAN NABI
"
Ketahuilah bahwa didalam tubuh ada segumpal daging, apabila dia baik maka
baik pula seluruh tubuhnya, dan apabila jelek maka jelek pula seluruh tubuhnya,
dia adalah qalbu
( hati /
jiwa ) ". (
H. R. Bukhari Muslim
)
Demikian
dalamnya makna sabda beliau, padahal disampaikan sejak 14 abad silam, dengan
demikian jelas bahwa jiwa sangat menentukan fisik, baik kondisi maupun
prilakunya, disini perlunya memulai sesuatu dari jiwa, bukan dari tubuh.
TIDAK MENDAPAT HIDAYAH
Yang
memperturutkan hawa nafsunya, jelas akan tersesat karena tidak mendapat hidayah
( petunjuk ) Allah.
“ Katakanlah :
" Sesungguhnya
aku dilarang menyembah Tuhan Tuhan
yang kamu sembah selain Allah ".
Katakanlah :
" Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika
berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk
orang orang
yang mendapat petunjuk ". (
Q.S. Al An’am 56 )
BINASA
“ Maka
sekali kali
janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya
dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi
binasa". ( Q.S. Thaha 16 )
Binasa
karena memperturutkan hawa nafsu banyak dikisahkan dalam Al Quran, Fir’aun
sebagai raja Mesir, karena kaya dan besarnya kekuasaan, bahkan sampai berani
mendeklarasikan sebagai Tuhan. Akhirnya meninggal karena ditenggelamkan Allah
di laut Merah !. Jasadnya diselamatkan Allah, sampai sekarang bisa disaksikan
di museum mesir.
Qarun
sang miliarder yang kuncinya saja tidak sanggup dipikul orang orang kuat,
karena kecongkaannya, dibenamkan pula oleh Allah ke dalam bumi.
Padahal
sekarang di negara kita berderet jajaran pemimpin, pada antri terseret karena
rakusnya mengumbar hawa nafsunya, dengan mengeruk
uang negara yang sekaligus milik rakyat, mulai bupati, walikota, gubernur
sampai menteri, sehingga membuat K.P.K. ( komisi pemberantasan korupsi ) pada
kewalahan menanganinya ?!.
BAGAI ANJING
Sebenarnya
derajat manusia akan tinggi dan terhormat, bila selalu berpegang pada Al Quran,
tetapi karena nafsunya lebih cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa
nafsunya yang rendah, sampai Al Quran mengumpamakan bagai anjing, begitu
rendahnya !.
“ Dan
kalau Kami menghendaki, sesungguhnya
Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat ayat
itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian
Itulah perumpamaan orang orang
yang mendustakan ayat ayat
kami. Maka ceritakanlah
(kepada mereka) kisah kisah
itu agar mereka berfikir “. (
Q.S. Al A’raaf 176 ) Bukankah
sekarang kasus memalukan makin marak : sesama pelajar berbuat mesum kemudian
direkam dan .... disebar luaskan berkat canggihnya tehnologi. Wanita
menawarkan diri lewat B.B. tanpa rasa malu. Seorang perwira wanita
mempertontonkan foto bugil dan tersebar di media elektronik. Para koruptor
dengan nyamannya tanpa rasa malu meraup uang negara.
MENsUCIKAN JIWA
“......Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu ....”.
Agar
mencapai keberuntungan maka jiwa perlu disucikan, nafsu perlu dikendalikan,
cinta dunia perlu diseleksi jangan kebablasan, bergaul dengan teman yang bisa
mengingakan, selalu berpegang pada tuntunan. Selalu mentaati perintah dan
menjauhi larangan.
Dengan
mengendalikan nafsu pertanda jiwanya tenang dan suka kesholihan, yang akan
membuahkan kebahagiaan.
"
(yaitu) orang orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, orang orang
yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang
baik ". ( Q.S. Ar Rad
28–29 )
Bila jiwa
sudah mencapai ketenangan, jiwa akan mampu dan mudah mengendalikan hawa nafsu, merasa malu dan tidak suka melakukan kefasikan dan kedzaliman.
Demikian tinggi dan mulia bila jiwa sudah mencapai tingkat ketenangan, karena jiwanya selalu berdzikir dan berpedoman pada tuntunan Tuhan yang menciptakan. Sehingga hawa nafsunya tidak terumbar, karena bisa mengendalikan bukan dikendalikan apalagi diperbudak setan !.
KISAH
TAULADAN
KHALID
BIN WALID SANG PANGLIMA
Nama
lengkap Khalid bin Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum Al
Qurasyi, biasa dipanggil Abu Sulaiman, bergelar Saifullah Al Maslul ( pedang
Allah yang terhunus ). Lebih muda 13 tahun dari Nabi s.a.w. Ibunya, Ashma
saudara Ummu Fadhl, istri Abbas paman Nabi s.a.w.
Ayahnya
tergolong kaya, kehidupan Khalid suka berfoya foya, gemar latihan berkuda,
pacuan kuda dan berburu. Seorang panglima perang yang terkenal pemberani namun
penyabar, seorang orator ( piawai dalam berpidato ) yang piawai dan fasih.
Tampuk
kepemimpinan perang selalu disandangnya membawahi pasukan kaum Quraisy,
disamping memimpin pasukan berkuda juga sebagai kepala gudang persenjataan kaum
Quraisy.
Sempat
berperang melawan kaum Kuslimin di perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Dalam
perang Uhud menyerang pasukan Muslim dari arah belakang, saat dia melihat
pasukan pemanah Muslimin turun berebut harta rampasan perang, dan berhasil
merubah kekalahan pasukan Musyrik menjadi kemenangan yang gemilang.
Dalam
perang Khandaq ( parit ), dia menyusun strategi untuk melintasi parit dan
hampir saja berhasil melintasinya, namun Allah mengirim badai kencang sehingga
pasukan yang dipimpinnya mundur dan menderita kekalahan.
Saudaranya
pernah mengirim surat dalam rangka mengajaknya memeluk Islam, yang berbunyi : “
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, amma ba’du
sesungguhnya aku belum pernah melihat sesuatu hal yang paling aneh dari
keenggananmu memeluk Islam. Saudaraku gunakan akal sehatmu. Pantaskah orang
sepertimu tidak mengerti tentang Islam ?, Rasulullah s.a.w. pernah bertanya
kepadaku : “ Dimana Khalid ? “. Aku menjawab : “ Mudah mudahan Allah mendatangkannya
“, Nabi s.a.w. bersabda : “ Pantaskah orang seperti dia tidak mengerti Islam ?,
seandainya dia menjadikan dendamnya dan kesungguhannya bersama pasukan kaum
Muslimin, niscaya hal itu lebih baik baginya, dan kami akan mendahulukannya
sebagai panglima perang dari yang lainnya “. Fikirkan wahai saudaraku sebab
kamu telah kehilangan banyak peluang untuk meraih amal sholih “. Sepucuk surat
inilah yang membuat Khalid memeluk Islam pada tahun 7 H.
Setelah
memeluk Islam dia meminta kepada Nabi s.a.w. untuk memohon ampun kepada Allah
bagi kesalahan dirinya. Kemudian Rasulpun memohonkan ampun bagi Khalid bin
Walid.
Setelah
tiga panglima perang yang ditunjuk Nabi s.a.w. gugur dalam perang Mu’tah,
Khalid berinisiatif memimpin pasukan kaum Muslimin, dia merubah strategi secara
total. Pasukan Romawi mengira bahwa kemenangan akan mereka raih, setelah mereka
melihat perbedaan kostum perang pasukan Muslim. Khalid beserta pasukannya
akhirnya berhasil meraih kemenangan dengan menerobos benteng Romawi yang kokoh
dan kuat. Allaahu Akbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar