BAHAYA MENGUMBAR HAWA NAFSU
“ Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya?.
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? “. ( Q.S. Al Jaatsiyah
23 )
Nafsu
merupakan perlengkapan manusia dalam menikmati hidup, dengan nafsu manusia
mempunyai keinginan, dengan keinginan bisa memenuhi hajat hidupnya, sehingga
bisa hidup lebih sejahtera.
Namun
nafsu tidak boleh diumbar semaunya, karena sangat berbahaya, karena ada yang mempertuhankannya. Untuk itu agama
memberikan tuntunan dalam mengendalikannya.
SESAT TIDAK MENDAPAT PETUNJUK Lantaran
keasyikannya dalam mengejar dunia yang mempesona, sehingga lepas control tanpa
memperhatikan kaidah agama, sehingga tanpa disadari pada mengikuti hawa
nafsunya, ini bisa berakibat jauh dari petunjuk. “........Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan
tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang orang yang dzalim “. ( Q.S. Al Qashash 50
Abu Thalib adalah
paman Nabi s.a.w. yang cukup disegani kaum quraisy, dia sangat mencintai
keponakannya, dia faham dan tahu bahwa keponakannya sejak kecil bergelar “ Al
Amin ( dapat dipercaya ), namun mengapa masih belum mau memeluk Islam ?.
Bahkan ketika menjelang wafat Nabi
s.a.w. dengan getol megajaknya agar mau
bersyahadat, namun Abu Thalib tetap bersikukuh tidak mau bersyahadat. Karena disampingnya berdiri
Abu Jahal dan teman temannya mendesak agar tetap bertahan memeluk ajaran nenek
moyangnya, artinya tetap bertahan menuruti hawa nafsunya menyembah berhala,
sehingga hidayah Allah tidak masuk.
Melihat
kesungguhan Nabi s.a.w. dalam mengajak Abu Thalib, kemudiani Allah menurunkan firman Nya :
“ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki Nya, dan Allah lebih mengetahui orang orang
yang mau menerima petunjuk ". ( Q.S. Al Qashosh 56 )
BINASA Begitu besar resiko
memperturutkan hawa nafsu sehingga mengakibatkan kebinasaan, fatal memang“ Maka
sekali kali
janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya
dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu Jadi
binasa". ( Q.S. Thaha 16 ). Bukankah saat ini sedang
marak kasus minuman keras ( miras ) di Garut, sehinggga sampai merenggut 11 jiwa,
apakah mereka tidak sadar bahwa minuman tersebut sangat berbahaya ?, karena
dorongan nafsu belaka mereka nekat menenggaknya, demi memperturutkan hawa
nafsunya, agar dikatakan kuat minum, sehingga pada jor joran meminumnya dan
menemui
kematian sia sia.
DILALAIKAN
Bersabar merupakan perisai bagi orang yang mengharap
keridloan Tuhan Nya, sehingga tidak terpengaruh seperti yang mengikuti hawa nafsunya, yang akan berakibat dilalaikan mengingat Allah
kematian sia sia.
DILALAIKAN
Bersabar merupakan perisai bagi orang yang mengharap
keridloan Tuhan Nya, sehingga tidak terpengaruh seperti yang mengikuti hawa nafsunya, yang akan berakibat dilalaikan mengingat Allah
“ Dan
bersabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan Nya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan Kami lalaikan dari
mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas “. ( Q.S. Al Kahfi 28
)
Orang yang
dilalaikan Allah berakibat selalu memperturutkan hawa nafsunya, buta dari
kebenaran dan kejujuran.
Bukankah saat ini ( Desember 2014 ) di Medan polisi sedang
sibuk mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan seorang perekrut tenaga T.K.W.
dimana dengan sadisnya melakukan penganiayaan terhadap 5 para calon T.K.W. dengan
menyiksa kemudian membunuhnya.
Jasad korban ada yang dibuang begitu saja di
pinggir jalan, ada yang dipendam dalam rumah, entah dimana lagi karena masih
dalam penyelidikan pada 4 titik. Demikian prilaku seorang psyko pat ( pembunuh sadis ) bila sedang melakukan aksinya, tanpa rasa kasihan, tanpa rasa kemanusiaan, brutal memang.
HAWA NAFSU MENYESATKAN
“
.......Dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang orang
yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan “. ( Q.S.
Shad 26 )
Memperturutkan
hawa nafsu beresiko tinggi, akan menyesatkan dari jalan Allah. Bila sudah
demikian akan menghancurkan martabatnya.
Bukankah baru baru ini mencuat
kasus memalukan di Sulawesi, dimana seorang Pror. DR. , dengan beberapa dekan
dan mahasiswanya pada menikmati narkoba, betapa memalukan dan hancur harga dirinya
sebagai seorang ilmuwan, lantaran memperturutkan hawa nafsu berhappy happy
bersenang senang, padahal sebagai seorang ilmuwan seharusnya tahu bahwa
perbuatannya jelas jelas salah.
Begini akibat bila memperturutkan
hawa nafsu, nafsu yang seharusnya dikendalikan justru diumbarnya, sehingga
menghancurkan karirnya.
MEMPERTURUTKAN
NAFSU BAGAI ANJING
Sebenarnya
Allah hendak meningkatkan derajat manusia dengan agama Nya, tetapi manusia justru
banyak yang cenderung kepada kemilau dunia, sehingga mengikuti hawa nafsunya,
sehingga derajatnya menjadi rendah, sehingga Allah mengumpamakan bagai anjing,
begitu hinanya.
“ Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya
Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat ayat itu, tetapi dia cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaannya seperti
anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya
dia
mengulurkan lidahnya (juga).......”. ( Q.S. Al A’raaf 176-177 )
MENAHAN HAWA
NAFSU DISEDIAKAN SYURGA
Beda
dengan yang bisa menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, lantaran takut
kepada Tuhan Nya, sehingga setiap tingkah lakunya diperhitungkan, selalu
memilih mana yang benar dan salah, mana yang haram dan halal, sehingga posisinya
benar benar terjaga, walau mungkin banyak orang pada mengejek dan mentertawakannya.
Baginya punya prinsip bahwa yang
benar bukan karena ikut ikutan, bukan latah, namun kebenaran mutlak datangnya
dari Allah, begini bila nafsu dikendalikan menurut tuntunan, bukan memperturutkan
hawa nafsu belaka.
Menahan diri dari keinginan hawa
nafsu memang berat, namun bila dilatih untuk membiasakannya, akan jadi terbiasa
enak dan nyaman.
Demikian mulia yang bisa menahan
diri dari kemauan hawa nafsunya sehingga kelak mendapat balasan syurga, betapa
beruntungnya.
“ Dan
adapun
orang orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya. Maka
Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya) “. ( Q.S. An Naziat 40 )
KISAH
TAuLADAN
UMAR MENCABUT KEPUTUSAN
Pada suatu hari, naiklah Umar diatas mimbar
dengan mulut yang disibukkan oleh bacaan tasbih dan tahmid.
Dengan wajah bersinar menghadap para jamaah dia berkata : "Janganlah kalian terlalu banyak
memberikan mahar kepada perempuan yang ingin kalian nikahi. Tidak pernah saya
mendengar ada orang yang lebih banyak daripada Rasulullah s.a.w. dalam memberikan mahar. Jika ada orang yang melebihi
Rasulullah s.a.w.
dalam memberikan mahar,
maka kelebihannya itu diserahkan ke Baitul Maal ".
Setelah mengatakan demikian, ia beranjak turun
dari mimbar. Disaat ia hendak turun, tiba tiba berdiri seorang wanita Quraisy seraya berkata : " Wahai Amirul Mukminin,
Kitabullah atau ucapan engkau yang berhak untuk aku ikuti ? ". Wanita itu kemudian berkata : "
Baru
saja engkau melarang orang orang
untuk memberikan mahar terlalu banyak kepada wanita yang ingin mereka nikahi,
padahal Allah berfirman :
"
Dan
jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah
memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah
kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun ". (
Q.S. An Nisaa’ 20 ).
Umar kemudian menjawab : " Semua orang lebih pandai
dari Umar ".
Umar lalu kembali dan naik mimbar seraya berkata
dihadapan orang orang yang sedang berkumpul saat itu : " Baru saja aku melarang
kalian untuk tidak terlalu banyak memberikan mahar kepada para wanita yang
ingin kalian nikahi,. sekarang semua lelaki bebas membelanjakan
hartanya sesuka hati ".
Begitu gentle Umar r.a.
bersikap, walau dia menjabat sebagai kholifah namun berani mencabut
keputusannya, walau yang mengingatkan hanya seorang wanita biasa.
Umar r.a. memang dikenal keras
temperamennya, namun dibalik watak kerasnya tersimpan kelembutan, kepekaan
terhadap masukan dan kritikan, karena dia faham bahwa jabatan merupakan amanat yang
harus dipertanggung jawaban di hadapan Allah kelak di hari kebangkita, maka dia
sangat tanggap dalam bersikap.
Bagi Umar r.a. lebih baik
mencabut keputusan yang salah, dari pada mempertahankan gengsi demi
memperturutkan hawa nafsunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar