Rabu, 08 Mei 2019





ADAKAH SIKSA KUBUR ?


Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada Malaikat) : “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras“. (Q.S. Al Mu’min 45-46)

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, Al Qurtubhi rahimahullah mengatakan : “Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. … Pendapat inilah yang dipilih oleh Mujahid, Ikrimah, Maqotil, Muhammad bin Ka’ab, mereka semua mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur di dunia.
Asy Syaukani rahimahullah berkata : “Yang dimaksud dengan potongan dalam ayat tersebut adalah siksaan di alam barzakh (alam kubur)”.

DINAMPAKKAN  ADZAB PAGI DAN PETANG
Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i rahimahullah berkata : Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada mereka pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena pada lanjutan ayat dikatakan : “…..dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat) : “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras”, (Berarti siksa neraka yang dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur).

SIKSA KUBUR
Juga tidak bisa difahami bahwa yang dimaksudkan adalah siksa di dunia, karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedang siksa ini tidak mungkin terjadi pada mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini adalah setelah kematian dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu ayat ini jelas menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : “Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah : Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”.


AYAT TENTANG ADZAB KUBUR 

Allah berfirman :Dan barangsiapa berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS. Thahaa (20) : 124)

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu, mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur”, beliau juga menyebutkan ayat ayat lain yang menunjukkan adanya siksa kubur.Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) : “Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayat Nya”. (Q.S. Al An’am (6) : 93)

MENGERIKAN !
Adapun perkataan Malaikat : Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan. Siksa di sini adalah siksa di alam barzakh (alam kubur) karena alam kubur adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)           
Begitu juga firman Allah : "Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) : “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar (tentulah kamu akan merasa ngeri)”. (Q.S. Al Anfal (8) : 50)
Siksa yang disebutkan dalam ayat ini adalah di alam barzakh karena alam barzakh adalah alam pertama setelah kematian. Begitu pula Ibnu Abil ‘Izz rahimahullah ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan surat Al Mu’min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau rahimahullah juga membawakan firman Allah Ta’ala : Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang orang yang dzalim ada azab selain dari pada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Ath Thur 45-47)
Begitu juga dapat dilihat dalam kitab Shahih Muslim, terdapat hadits dari Al Baroo’ bin ‘Aazib r.a.. Beliau membicarakan mengenai firman Allah Ta’ala :  “Allah meneguhkan (iman) orang orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang orang yang dzalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim (14) : 27)
Al Baroo’ bin ‘Aazib mengatakan : “Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur”. (H.R. Muslim)
Bahkan Ibnul Qoyyim rahimahullah, ulama yang terkenal keilmuannya mengatakan bahwa hadits yang menjelaskan mengenai siksa kubur adalah hadits yang sampai berderajat mutawatir

DO’A BERLINDUNG DARI ADZAB KUBUR
Agar terhindar dari adzab kubur, maka Rasulullah s.a.w. memberi tuntunan do’a berlindung dari adzab kubur yang dibaca ketika tasyahud akhir (sebelum salam). Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal :  siksa neraka jahannam, siksa kubur, penyimpangan ketika hidup dan mati, kejelekan Al Masih Ad Dajjal”.  (H.R. Muslim).


DO’A SETELAH TASYAHUD AKHIR (SEBELUM SALAM)
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari adzab neraka Jahannam, dan aku berlindung dari adzab kubur, dan dari fitnah hidup dan fitnah mati dan dari fitnah kejahatan Dajjal".

HADITS TENTANG ADZAB KUBUR          
“Aisyah r.a. bertanya tentang adzab kubur, Rasulullah s.a.w. menjawab : “Ya adzab kubur pasti ada !”. (H.R. Bukhari)
“Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. berdo’a dalam sholatnya : “Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari adzab kubur…”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Ketika orang orang yang durhaka kepada Allah tidak mampu menjawab pertanyaan Malaikat, lalu dia dipukul dengan besi hingga dia menjerit dengan teriakan yang sangat keras didengar oleh semua makhluk Allah, kecuali Jin dan Manusia”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari Anas bin Malik r.a. katanya Nabi s.a.w. bersabda : "Apabila seseorang hamba telah diletakkan dalam kuburannya, para sahabatnya yang mengantar telah pulang, sesungguhnya dia mendengar bunyi terumpah mereka, ketika itu datanglah kepadanya dua malaikat mendudukkannya. Kemudian keduanya bertanya : "Tahukah kamu siapakah laki laki ini (Nabi Muhammad s.a.w.) ?". Kata Rasulullah s.a.w. : "Kalau mayat itu mayat seorang seorang muslim, dia akan menjawab : "Aku menjadi saksi bahwa dia itu seorang hamba Allah dan Rasulnya". Maka dikatakan kepadanya : " Lihatlah tempatmu yang sedianya dineraka, tetapi Allah Ta'ala telah menggantinya dengan tempat disyurga". Kata Nabi s.a.w. : "Maka diperlihatkan kepadanya tempat itu keduanya sekaligus ".  (H.R. Muslim)         

YANG BEBAS DARI  AZDAB KUBUR :        
1.MATI SYAHID
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh s.a.w. : “Ya Rasûlullâh, mengapa kaum Mukmin diuji dalam kubur kecuali yang mati syahid ?”. Beliau menjawab : “Cukuplah baginya ujian kilatan pedang di atas kepalanya”. (H.R. An Nasâ’i) Dishahihkan syaikh al Albâni.

2.GUGUR BERTUGAS JAGA FI SABIILILLAH            
Fadhdhalah ibn Ubaid meriwayatkan dari Rasûlullâh s.a.w., bahwa beliau bersabda  : “Setiap orang yang meninggal amalnya ditutup, kecuali yang meninggal ketika bertugas jaga di jalan Allâh, amalnya terus tumbuh sampai hari kiamat dan ia akan aman dari fitnah kubur”. (H.R. Tirmidzi dan Abu Dawud). Dishahihkan syaikh al Albâni.

3.WAFAT HARI JUMAT    
Abdullah ibn Amru, Nabi s.a.w. bersabda : “Setiap Muslim yang wafat  pada hari Jum’at akan dijaga oleh Allah dari fitnah kubur”. (H.R. Ahmad dan Tirmidzi). Dinyatakan kuat oleh syaikh al Albâni.

4.WAFAT KARENA SAKIT PERUT
Abdullah bin Yasar r.a. berkata : “Aku pernah duduk bersama Sulaiman bin Shard dan Khalid ibn ‘Urafthah, mereka menceritakan bahwa ada seorang lelaki yang meninggal karena sakit perut. Keduanya ingin menyaksikan jenazahnya. Salah satunya mengatakan kepada yang lain : “Bukankah Rasûlullâh s.a.w. bersabda : “Orang yang meninggal karena sakit perut tidak akan diadzab di dalam kubur”, yang satunya menjawab : “Engkau benar”. (H.R. An Nasa’i dan Tirmidzi). Dishahihkan syaikh al Albâni.
         Semoga Allah kelak membebaskan kita dari siksa kubur. Amiin.

KISAH TAULADAN

JASADNYA PENUH LUKA

Di Jazirah Arab seorang pemuda dikeluarkan dari kuburnya setelah beberapa jam dikubur untuk suatu keperluan. Apa yang terjadi ?. pemandangan yang memilukan, rambut yang hitam menjadi putih, mulut dan hidung keluar darah merah pekat seperti baru mengalami siksaan yang keras. Pemuda tersebut meninggal di usia 18 tahun, pemuda yang rusak dan sering melalaikan sholat
Ada lagi fakta aneh di Siberia, Dr. Azzacove bersama kelompoknya melakukan sebuah kajian tentang pergerakan perut bumi di daerah Siberia, Rusia, kemudian mereka memasang alat pembesar suara supersensitive untuk mendengar suara pergerakan perut bumi.
Sebuah penemuan sangat mengejutkan, ketika mesin penggali sampai pada salah satu perut / kulit bumi dari ruang/alam bumi yang lain, terdengar suara manusia berteriakan sangat keras dalam kesakitan, bahkan suara jeritan itu jumlahnya bukan seorang tetapi ribuan bahkan jutaan orang.
Sebagai seorang muslim langsung berfikir dan tidak akan ragu lagi bahwa suara tersebut mungkin suara manusia yang sedang disiksa di alam kubur.  
“Ketika orang orang yang durhaka kepada Allah tidak mampu menjawab pertanyaan Malaikat, lalu dia dipukul dengan besi hingga dia menjerit dengan teriakan yang sangat keras didengar oleh semua makhluk Allah, kecuali Jin dan Manusia”. (H.R. Bukhari dan Muslim)







HINANYA MEMINTA MINTA !

         “Apabila telah sholat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah”. (Q.S. Al Jum’ah (62) : 10).

Karena luas dan sempurnanya ajaran Islam, sampai mencari nafkah ditekankan bahkan sampai mendapat pahala pula. Betapa murahnya Allah sebagai Sang Pencipta terhadap hamba Nya.   
Betapa mulia mencari nafkah ?, karena dengan mencari nafkah akan terhindar dari ketergantungan kepada orang lain, apalagi bila meminta minta. !, betapa hina dan rendah harga dirinya !.   

PARA NABI JUGA BEKERJA
Mencari nafkah bukan hanya dilakukan masyarakat awam, para Nabi juga bekerja. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan dia menggembala kambing”lalu ada sahabat bertanya : “Apakah engkau juga ?”, beliau menjawab : “ya, saya menggembala kambing dengan mendapatkan upah beberapa qiroth milik ahli Makkah”. (H.R. Bukhari). Bahkan Nabi Zakariya dan Nabi Dawu. juga bekerja.
Rasulullah s.a.w. bersabda :Nabi Zakariya adalah tukang kayu”. (H.R. Muslim). Rasulullah s.a.w. bersabda : Nabi Dawud tidak makan melainkan dari hasil kerjanya sendiri”. (H.R. Bukhari)

BEKERJA LEBIH BAIK
Begitu mulia mencari nafkah dengan keringatnya, walau dengan cara seolah hina. Rasulullah s.a.w. bersabda :  “Sungguh salah seorang di antara kamu mencari kayu bakar diikat, lalu diangkat di atas punggungnya lalu dijual, itu lebih baik daripada orang yang meminta minta kepada orang lain, diberi atau ditolak”. (H.R. Bukhar dan Nasai)
Karena pentingnya mencari nafkah sampai memiliki keutamaan :

1.LEBIH BAIK
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabi Dawud, selalu makan dan hasil usahanya”. (H.R. Bukhari)

2.MENGHAPUS DOSA
Begitu tinggi penghargaan terhadap yang berusaha dengan jerih payah keringatnya sampai bisa menghapus dosa. ”Sesungguhnya diantara dosa dosa itu ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”, para sahabat bertanya : “Apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah ?”, Beliau menjawab : ”Bersusah payah dalam mencari nafkah”.  (H.R. Bukhari)

3.BAGAI PEJUANG DI JALAN ALLAH
Karena tingginya penghargaan terhadap yang berusaha keras mencari nafkah bagi keluarganya, bahkan sampai disejajarkan bagai berjuang di jalan Allah !. ”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang di jaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”.  (H.R. Ahmad)

BAHAYA MINTA MINTA
Begitu pula sebaliknya, betapa hina dan bahayanya resiko meminta minta sampai berakibat :

1.HARAM HUKUMNYA !
Meminta minta haram hukumnya, bahkan memakan hasilnya bagai makan yang haram. “…….Meminta minta selain ketiga hal itu, wahai Qabishah adalah haram dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram. (H.R. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Nasai).

2.MEMBUKA PINTU KEMISKINAN
Begitu hinanya meminta minta, sampai akan dibukaan pintu kemiskinan. Rasulullah s.a.w. bersabda : Barangsiapa membukakan bagi dirinya pintu meminta minta tanpa kebutuhan yang mendesak, atau bukan karena kemiskinan yang tidak mampu bekerja, maka Allah akan membukakan baginya pintu kemiskinan dari jalan yang tidak disangka sangka. (H.R. Baihaqi)

3.BAGAI MEMINTA BARA API
Rasulullah s.a.w. bersabda : Barangsiapa meminta harta benda kepada orang lain dengan tujuan memperbanyak (kekayaan), maka sebenarnya dia meminta bara api, oleh karena itu terserah kepadanya mau memperoleh sedikit atau memperoleh banyak”. (H.R. Muslim)

4.BAGAI MAKAN BARA API
Dari Hubsyi bin Junaadah r.a.ia berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa meminta minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah olah ia memakan bara api”.  (H.R. Ahmad, Ibnu Ibnu Khuzaimah, Ath Thabrani).

5.DIBANGKITKAN DENGAN WAJAH TANPA DAGING
Begitu hinanya meminta minta sampai kelak di hari kiamat dibangkitkan wajahnya tanpa daging (rai gedek). “Dari Abdullah bin Umar r.a. ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda :  Seseorang senantiasa meminta minta kepada orang lain, ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya”.  (H.R. Bukhari dan Muslim).

DIPERBOLEHKAN MEMINTA DALAM 3 KEADAAN
Walau minta minta hukum asalnya haram, namun dalam keadaan khusus (darurat) diperbolehkan. Dari Qabishah bin Mukhariq Al Hilali  r.a. ia berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : Wahai Qabishah sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang : (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta minta sampai ia melunasinya kemudian berhenti. (2) Seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. (3) Dan seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup. Sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata : “Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup”, ia boleh meminta minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta minta selain ketiga hal itu, wahai Qabishah Adalah haram dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram”. (H.R. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Nasai).

MEMINTA BANTUAN UNTUK FII SABILILLAH
Adapun meminta dalam rangka pembangunan masjid, sekolah dsb. diperbolehkan, karena termasuk dalam bidang tolong menolong, kebaikan  dan  taqwa. “Dan tolong menolonglah  kalian  dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Q.S. Al Maidah (5) : 2).

TANGAN DIATAS (PEMBERI) LEBIH MULIA             
Begitu mulia nilai memberi sampai Nabi menggolongkan lebih mulia posisinya. Nabi bersabda : …..Tangan yang di atas lebih mulia dibandingkan tangan yang berada di bawah. (H.R. Bukhari: dan Muslim).

KISAH UNIK DAN NYATA
Suatu ketika kami (penulis) minta tolong kepada seorang teman untuk mengurus surat wakaf masjid, kemudian dia meminta uang untuk memberi kepada beberapa petugas kantor tersebut, karena bila tidak akan dipersulit  urusannya , “itu merupakan peraturan dan keharusan yang tidak tertulis, tetapi memang itu kenyataannya !”, jawab teman saya.
Disitu teman saya sempat berkenalan seorang pejabat yang dengan bangganya berkisah tentang kekayaannya, memiliki beberapa rumah dan beberapa mobil pribadi. Beberapa tahun kemudian teman saya berjumpa lagi dengan pejabat tersebut yang sudah pensiun, kemudian beliau bercerita : “Dik hidup saya sekarang jauh beda, dimana sekarang saya suka sakit sakitan, harta saya habis dik, hidup saya sekarang jadi susah”.
Itu suatu bukti bagi yang suka meminta minta, akan membuatnya tidak barokah dan membuka peluang kemiskinan. Bukankah Nabi sudah mengingatkan bagi yang suka meminta : “……Allah akan membukakan baginya pintu kemiskinan dari jalan yang tidak disangka sangka”. (H.R. Baihaqi). Semoga Allah menjauhkan kita dari sikap minta minta. Amiin.

BERMACAM MODEL PENGEMIS

Di bulan maret ini dikejutkan berita adanya seorang pengemis di Bogor  bernama suherman (80 th.), tiap hari pergi pulang diantar mobil dengan tarif Rp. 80.000. Semula dikira mobil tersebut miliknya, namun sang pengantar menepisnya. Yang mengejutkan penghasilannya sehari bisa mencapai Rp 1.500.000,-. Kisah unik lagi terjadi di Pati seorang pengemis mempunyai rumah seniai 270 juta rupiah, memiliki tabungan 700 juta rupiah. (T.V. One berita malam 20 Maret).
Itu pengemis level bawah, yang mengherankan lagi ada yang di level atas dan nampak tidak kentara, karena berada di tempat terhormat (kantor), tapi pada hakekatnya ya sama saja meminta minta !. padahal kan sudah digaji pemerintah.
Penulis ketika masih menjadi guru, pernah memanggil wali murid karena putranya belum membayar uang sekolah, wali murid berkata : “Sebagai seorang penjahit sebenarnya saya ada tagihan di sebuah instansi, tetapi betapa sulit menagih uang saya, padahal pekerjaan sudah saya selesaikan”, Kemudian kami sarankan : “Pak sampaikan saja bagaimana caranya agar uang bisa terbayar, jika dia minta uang beri saja pak !”, si bapak menyanggah : “Apa bukan menyuap pak ?”. “Bukan, itu bukan menyuap tapi bapak dimintai uang dgn cara halus”, jawab saya. 
Lantaran tamaknya pada harta, sehingga dengan berbagai cara ditempuhnya, sehingga urusan jadi rumit dan berbelit dibuatnya, yah…..ternyata ujung ujungnya minta uang juga !. Betapa hina prilakunya, walau nampak terpandang (karena dikantor), namun ternyata suka mendzalimi !.  .  
Di zaman Nabi ada suatu kisah mulia, dimana suatu ketika seorang lelaki pekerja keras, sebagai pemecah batu sehingga telapak tangannya keras dan kasar melintas di hadapan Rasulullah s.a.w.. Kemudian para sahabat bertanya : Ya Rasulullah andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (fii sabilillah), maka alangkah baiknya”. Mendengar kata kata tersebut Rasulullah s.a.w. menjawab : “Kalau dia bekerja untuk menghidupi anak anaknya yang masih kecil, maka itu fii sabilillah, kalau dia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia maka itu fii sabilillah, kalau dia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta minta maka itu fii sabilillah”. (H.R. Thabrani).
Karena mulianya tukang batu tersebut, walau seolah nampak hina, namun Rasulullah menyempatkan menjabat tangannya sambil bersabda : “Berkat tangan inilah yang akan menyelamatkan dari siksa api neraka”. Subhaanallaah.