HIKMAH ISLAM TURUN DI JAZIRAH ARAB ?
“ Kamu adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan
mereka adalah orang orang yang fasik “. ( Q.S. Ali Imran 110 )
Muhammad terlahir di kota Mekkah dan bakal menjadi
Nabi akhir zaman, merupakan skenario Allah Dzat Yang Maha Esa, Yang Kuasa, Yang
Maha Bijaksana, karena Dia Maha tahu
segalanya.
Dengan dilahirkannya Muhammad
di Mekkah yang termasuk jazirah Arab, sangat besar pengaruh dan hikmahnya,
karena jazirah Arab memiliki keistimewan luar biasa dibanding wilayah lainnya,
sehingga sangat menunjang bagi perkembangan syiar agama Islam di kemudian hari.
Diantara faktor yang
sangat menguntungkan adalah :
1.WILAYAH BERSTATUS MERDEKA
Jazirah Arab merupakan daerah merdeka, tidak ada penguasa
yang memiliki kekuasaan politik dan agama secara absolut. Beda dengan wilayah wilayah
lain. Ada yang dalam kekuasaan ( dijajah ) Persia, Romawi dan kerajaan lainnya.
2.MEMILIKI KEPERCAYAAN BERAGAM
Keyakinan penduduknya beragam,
ada penyembah berhala, Malaikat, bintang bintang. Patung yang disembahpun beragam, setiap daerah memiliki berhala / patung
jenis tertentu.
Di antara mereka ada juga
pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan ada yang
masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim yang murni.
3.FANATISME KESUKUAN YANG KENTAL
Orang Arab memiliki karakter
spesifik dan menonjol dalam kesukuan, memiliki jiwa fanatisme kesukuan (ashabiyah)
yang kental. Orang Arab hidup dalam tribalisme, kesukuan. Pemimpin masyarakat
adalah kepala kabilah. Mereka menjadikan keluarga sendiri yang memimpin suatu
koloni atau kabilah tertentu, dampak positifnya sangat nampak ketika Nabi s.a.w.
memulai dakwahnya.
Dengan
kondisi seperti ini kekuatan bani Hasyim bisa menjaga dan melindungi Nabi
Muhammad s.a.w. dalam berdakwah. Apabila
orang orang Quraisy menganggu, maka paman beliau Abu Thalib tampil membelanya. Hal ini juga dirasakan oleh
sebagian para pemeluk agama Islam. Berkat rasa kesukuan yang kental, sangat besar pengaruhnya terhadap
keamanan Nabi s.a.w. dalam memulai dakwahnya.
Dengan demikian keluarga bani
Hasyim sangat besar andilnya dalam membela dan mengamankan dakwah beliau.
4.JAUH DARI PENGARUH PERADABAN LUAR
Mereka belum tercampuri faham, pemikiran
atau peradaban dari luar, orang orang Arab yang tinggal di Jazirah Arab, khususnya
yang menetap di Mekah, tidak terpengaruh
pemikiran luar, jauh dari ideologi dan peradaban majusi Persia dan Nasrani
Romawi. Bahkan keyakinan paganis juga dari mereka. Sampai akhirnya Amr bin
Luhai al Khuza’I kagum dengan ibadah penduduk Syam. Kemudian dia membawa
berhala penduduk Syam ke Jazirah Arab.
Akibat jauhnya dari pengaruh luar,
membuat jiwa mereka polos, jujur, dan lebih tepat dan adil menilai kebenaran
wahyu.
5.JAZIRAH ARAB SEOLAH DITENGAH DUNIA
Tidak terlalu berlebihan bila
pendapat ini dikemukakan, namun kenyataanya memang demikian : Bukankah orang Barat
menyebutnya dengan : “ Timur Tengah “. Letak Jazirah Arab dengan mudahnya bisa berhubungan
dengan belahan dunia lainnya, sehingga memudahkan penyampaian dakwah Islam ke
berbagai penjuru dunia. Terbukti dalam waktu relatif singkat Islam bisa menyebar
ke berbagai penjuru dunia, Eropa, Amerika dan Asia.
6.BAHASA ARAB SATU SATUNYA ALAT
KOMUNIKASI
Walau Jazirah Arab cuckup luas,
namun uniknya hanya memiliki satu bahasa, yakni bahasa Arab. Bayangkan dengan
India yang memiliki 15 bahasa resmi ( As Sirah an Nabawiyah :
Abu al Hasan an Nadawi, Cet. Jeddah, Dar asy Syuruq, Hasan an Nadawi,
Cet. Jeddah, Dar asy Syuruq ).
Bayangkan bila Jazirah Arab tidak memiliki
bahasa kesatuan yang sama, komunikasi akan terhambat dan dakwah akan terlambat
tersebar karena kendala bahasa saja, sehingga bisa memakan waktu yang lama,
dakwah Islam mungkin belum tersebar ke belahan dunia lainnya karena hambatan bahasa
yang berbeda.
7.BANYAKNYA PENGUNJUNG KE MEKKAH
Mekah menjadi tempat kunjungan
sudah sejak lama, bahkan sejak masa Nabi Ibrahim dan Ismail a.s.. Oleh karena itu banyak utusan
dari wilayah Arab lainnya berkunjung ke sana. Demikian juga jamaah haji. Pedagang,
bahkan para penyair dan sastrawan.
Keadaan ini sangat membantu mempermudah
menyebarkan risalah kenabian. Mereka datang ke Mekah kemudian kembali ke
kampungnya masing masing dengan membawa berita yang diperolehnya dari
Rasulullah s.a.w..
8.FAKTOR PENDUDUK
Ibnu Khaldun membagi bumi
menjadi tujuh bagian. Bagian terjauh kutub utara dan selatan. Inilah bagian
yang disebut bagian satu dan tujuh. Kemudian bagian dua dan enam, bagian tiga
dan lima. Kemudian menunjuk bagian keempat sebagai pusatnya. Dia menunjuk bagian
tersebut dengan mengatakan : “ wa sakanaha “.
Secara fisik orang Arab tidak
terlalu tinggi dan tidak pendek. Tidak terlalu besar dan tidak kecil. Demikian
juga warna kulitnya, serta akhlak dan agamanya. Sehingga kebanyakan para Nabi
diutus di wilayah ini. Tidak ada Nabi dan Rasul diutus di wilayah kutub utara
atau selatan. Para Nabi dan Rasul secara khusus diutus kepada kaum yang
sempurna secara fisik maupun akhlaknya. Kemudian Ibnu Khaldun merujuk sebuah
ayat :
“ Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia…” ( Q.S. Ali Imran 110 ). ( Muqaddimah Ibnu Khaldun, Cet. Bairut, Dar al Kitab al Albani.
Hal 141-142 ).
TERBUKTI KEBESARAN DAN KEKUASAANNYA
Dengan
kebijakan Allah menurunkan agama Islam di Jazirah Arab benar benar terbukti ke
Kuasaan Nya, sehingga Agama Islam pengalami perkembangan begitu pesat.
Bayangkan bila diturunkan di daerah lain akan jelas berbeda kejadiannya.
Allaahu Akbar, betapa hebat rencana Mu, betapa luar biasa ke Kuasaan Mu, apa
yang Engkau rencanakan pasti terjadi dengan kehendak Mu.
“ Sesungguhnya keadaan Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya : " Jadilah ! ", maka terjadilah ". ( Q.S. Yasin 82 )
KISAH TAULADAN
UMAR AL FARUQ
Ibn Abbas bertanya
kepada Umar Ibn al Khaththab tentang mengapa dia diberi julukan " al
Faruq " ( si
pemisah ).
Maka Umar pun menjelaskan :
" Hamzah masuk Islam tiga hari sebelumku, kemudian Allah pun membukakan
dadaku untuk menerima Islam pula. Waktu itu aku mengucapkan : " Dialah
Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Memiliki nama nama yang indah ". Sejak
saat itu, tiada pekerti siapa pun yang paling aku cintai selain tindak tanduk
Rasulullah saw.
Aku pun bertanya di
mana Rasulullah s.a.w. berada. Saudara
perempuanku menjawab bahwa beliau berada di rumah al Arqam Ibn al Arqam di ash
Shafa.
Aku pun menuju
kesana dan aku temui disana Hamzah dan sahabat sahabatnya sedang duduk di dalam
rumah.
Rasulullah pun
berada dalam rumah itu pula. Aku ketuk pintu rumah itu, dan orang orang itu
segera berkumpul. Hamzah bertanya : " Siapa yang datang ini ? ".
Mereka menjawab : " Umar ".
Mendengar itu Nabi
segera keluar, kemudian
membentangkan baju luarnya, sedangkan beliau saat itu mengenakan celana yang
sedikit menutup lututnya.
Lalu beliau bertanya
kepadaku : " Apa maksud kedatangan anda ini, wahai Umar ? ".
Aku segera mengucapkan syahadat : " Saya bersaksi tiada Tuhan selian
Allah. Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi Nya, dan saya bersaksi pula bahwa
Muhammad itu hamba dan utusan Nya ".
Mendengar ikrarku,
para sahabat mengumandangkan takbir yang gemanya sampai ke masjid ( Bait al
Haram ).
Selanjutnya aku
bertanya kepada Nabi : " Ya Rasulullah, bukankah kita ini berada dalam
kebenaran baik mati maupun hidup dalam membela Islam ini ? ". " Benar ", jawab
Nabi, " Anda sekalian berada dalam kebenaran, hidup atau mati ".
" Kalau begitu, mengapa kita mesti sembunyi sembunyi ?. Demi Dzat Yang
mengutus tuan kita harus keluar ! ".
Kami kemudian keluar
mengiringkan Rasulullah s.a.w. dalam dua barisan : Hamzah berada pada barisan
pertama dan aku dalam barisan kedua ibarat pasukan perang, sampai akhirnya
kami masuk masjid. Aku pandangi orang orang Quraisy yang ada disitu, lalu
kepada Hamzah, aku belum pernah melihat orang Quraisy demikian gentar seperti
yang kusaksikan saat itu. Sejak itulah Rasulullah s.a.w. menjulukiku al
Faruq ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar