Kamis, 18 Juni 2015

HIKMAH ISLAM TURUN DI JAZIRAH ARAB ?

“ Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang orang yang fasik “. ( Q.S. Ali Imran 110 )                                                                                        
Muhammad terlahir di kota Mekkah dan bakal menjadi Nabi akhir zaman, merupakan skenario Allah Dzat Yang Maha Esa, Yang Kuasa, Yang Maha Bijaksana,  karena Dia Maha tahu segalanya.
Dengan dilahirkannya Muhammad di Mekkah yang termasuk jazirah Arab, sangat besar pengaruh dan hikmahnya, karena jazirah Arab memiliki keistimewan luar biasa dibanding wilayah lainnya, sehingga sangat menunjang bagi perkembangan syiar agama Islam di kemudian hari. Diantara faktor yang sangat menguntungkan adalah :

1.WILAYAH BERSTATUS MERDEKA
Jazirah Arab  merupakan daerah merdeka, tidak ada penguasa yang memiliki kekuasaan politik dan agama secara absolut. Beda dengan wilayah wilayah lain. Ada yang dalam kekuasaan ( dijajah ) Persia, Romawi dan kerajaan lainnya.

2.MEMILIKI KEPERCAYAAN BERAGAM
Keyakinan penduduknya beragam, ada penyembah berhala, Malaikat, bintang bintang. Patung yang disembahpun  beragam, setiap daerah memiliki berhala / patung jenis tertentu. 
Di antara mereka ada juga pemeluk agama Yahudi, Nasrani dan ada  yang masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim yang murni.

3.FANATISME KESUKUAN YANG KENTAL
Orang Arab memiliki karakter spesifik dan menonjol dalam kesukuan, memiliki jiwa fanatisme kesukuan (ashabiyah) yang kental. Orang Arab hidup dalam tribalisme, kesukuan. Pemimpin masyarakat adalah kepala kabilah. Mereka menjadikan keluarga sendiri yang memimpin suatu koloni atau kabilah tertentu, dampak positifnya sangat nampak  ketika Nabi s.a.w. memulai dakwahnya.  
Dengan kondisi seperti ini kekuatan bani Hasyim bisa menjaga dan melindungi Nabi Muhammad s.a.w. dalam berdakwah. Apabila orang orang Quraisy menganggu, maka paman beliau Abu Thalib tampil  membelanya. Hal ini juga dirasakan oleh sebagian para pemeluk agama Islam. Berkat rasa kesukuan  yang kental, sangat besar pengaruhnya terhadap keamanan Nabi s.a.w. dalam memulai dakwahnya.
Dengan demikian keluarga bani Hasyim sangat besar andilnya dalam membela dan mengamankan dakwah beliau.

4.JAUH DARI PENGARUH PERADABAN LUAR           
Mereka belum tercampuri faham, pemikiran atau peradaban dari luar, orang orang Arab yang tinggal di Jazirah Arab, khususnya yang  menetap di Mekah, tidak terpengaruh pemikiran luar, jauh dari ideologi dan peradaban majusi Persia dan Nasrani Romawi. Bahkan keyakinan paganis juga dari mereka. Sampai akhirnya Amr bin Luhai al Khuza’I kagum dengan ibadah penduduk Syam. Kemudian dia membawa berhala penduduk Syam ke Jazirah Arab.
Akibat jauhnya dari pengaruh luar, membuat jiwa mereka polos, jujur, dan lebih tepat dan adil menilai kebenaran wahyu.

5.JAZIRAH ARAB SEOLAH DITENGAH DUNIA
Tidak terlalu berlebihan bila pendapat ini dikemukakan, namun kenyataanya memang demikian : Bukankah orang Barat menyebutnya dengan : “ Timur Tengah “. Letak Jazirah Arab dengan mudahnya bisa berhubungan dengan belahan dunia lainnya, sehingga memudahkan penyampaian dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia. Terbukti dalam waktu relatif singkat Islam bisa menyebar ke berbagai penjuru dunia, Eropa, Amerika dan Asia.

6.BAHASA ARAB SATU SATUNYA ALAT KOMUNIKASI
Walau Jazirah Arab cuckup luas, namun uniknya hanya memiliki satu bahasa, yakni bahasa Arab. Bayangkan dengan India yang memiliki 15 bahasa resmi ( As Sirah an Nabawiyah : Abu al Hasan an Nadawi, Cet. Jeddah, Dar asy Syuruq, Hasan an Nadawi, Cet. Jeddah, Dar asy Syuruq ). 
Bayangkan bila Jazirah Arab tidak memiliki bahasa kesatuan yang sama, komunikasi akan terhambat dan dakwah akan terlambat tersebar karena kendala bahasa saja, sehingga bisa memakan waktu yang lama, dakwah Islam mungkin belum tersebar ke belahan dunia lainnya karena hambatan bahasa yang berbeda.

7.BANYAKNYA PENGUNJUNG KE MEKKAH
Mekah menjadi tempat kunjungan sudah sejak lama, bahkan sejak masa Nabi Ibrahim dan Ismail a.s.. Oleh karena itu banyak utusan dari wilayah Arab lainnya berkunjung ke sana. Demikian juga jamaah haji. Pedagang, bahkan para penyair dan sastrawan.
Keadaan ini sangat membantu mempermudah menyebarkan risalah kenabian. Mereka datang ke Mekah kemudian kembali ke kampungnya masing masing dengan membawa berita yang diperolehnya dari Rasulullah s.a.w..

8.FAKTOR PENDUDUK
Ibnu Khaldun membagi bumi menjadi tujuh bagian. Bagian terjauh kutub utara dan selatan. Inilah bagian yang disebut bagian satu dan tujuh. Kemudian bagian dua dan enam, bagian tiga dan lima. Kemudian menunjuk bagian keempat sebagai pusatnya. Dia menunjuk bagian tersebut dengan mengatakan : “ wa sakanaha “.
Secara fisik orang Arab tidak terlalu tinggi dan tidak pendek. Tidak terlalu besar dan tidak kecil. Demikian juga warna kulitnya, serta akhlak dan agamanya. Sehingga kebanyakan para Nabi diutus di wilayah ini. Tidak ada Nabi dan Rasul diutus di wilayah kutub utara atau selatan. Para Nabi dan Rasul secara khusus diutus kepada kaum yang sempurna secara fisik maupun akhlaknya. Kemudian Ibnu Khaldun merujuk sebuah ayat : 
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia…” ( Q.S. Ali Imran 110 ). ( Muqaddimah Ibnu Khaldun, Cet. Bairut, Dar al Kitab al Albani. Hal 141-142 ).

TERBUKTI KEBESARAN DAN KEKUASAANNYA
Dengan kebijakan Allah menurunkan agama Islam di Jazirah Arab benar benar terbukti ke Kuasaan Nya, sehingga Agama Islam pengalami perkembangan begitu pesat. 
Bayangkan bila diturunkan di daerah lain akan jelas berbeda kejadiannya. Allaahu Akbar, betapa hebat rencana Mu, betapa luar biasa ke Kuasaan Mu, apa yang Engkau rencanakan pasti terjadi dengan kehendak Mu.
“ Sesungguhnya keadaan Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah  berkata kepadanya : " Jadilah ! ", maka terjadilah ". ( Q.S. Yasin 82 )

KISAH TAULADAN
UMAR AL FARUQ

Ibn Abbas bertanya kepada Umar Ibn al Khaththab tentang mengapa dia diberi julukan " al Faruq " ( si pemisah ). Maka Umar pun menjelaskan : " Hamzah masuk Islam tiga hari sebelumku, kemudian Allah pun membukakan dadaku untuk menerima Islam pula. Waktu itu aku mengucapkan : " Dialah Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Memiliki nama nama yang indah ". Sejak saat itu, tiada pekerti siapa pun yang paling aku cintai selain tindak tanduk Rasulullah saw.
Aku pun bertanya di mana Rasulullah s.a.w. berada. Saudara perempuanku menjawab bahwa beliau berada di rumah al Arqam Ibn al Arqam di ash Shafa.
Aku pun menuju kesana dan aku temui disana Hamzah dan sahabat sahabatnya sedang duduk di dalam rumah.
Rasulullah pun berada dalam rumah itu pula. Aku ketuk pintu rumah itu, dan orang orang itu segera berkumpul. Hamzah bertanya : " Siapa yang datang ini ? ". Mereka menjawab : " Umar ".
Mendengar itu Nabi segera keluar, kemudian membentangkan baju luarnya, sedangkan beliau saat itu mengenakan celana yang sedikit menutup lututnya.
Lalu beliau bertanya kepadaku : " Apa maksud kedatangan anda ini, wahai Umar ? ". Aku segera mengucapkan syahadat : " Saya bersaksi tiada Tuhan selian Allah. Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi Nya, dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad itu hamba dan utusan Nya ".
Mendengar ikrarku, para sahabat mengumandangkan takbir yang gemanya sampai ke masjid ( Bait al Haram ).
Selanjutnya aku bertanya kepada Nabi : " Ya Rasulullah, bukankah kita ini berada dalam kebenaran baik mati maupun hidup dalam membela Islam ini ? ".  " Benar ", jawab Nabi, " Anda sekalian berada dalam kebenaran, hidup atau mati ". " Kalau begitu, mengapa kita mesti sembunyi sembunyi ?. Demi Dzat Yang mengutus tuan kita harus keluar ! ".
Kami kemudian keluar mengiringkan Rasulullah s.a.w. dalam dua barisan : Hamzah berada pada barisan pertama dan aku dalam barisan kedua ibarat pasukan perang, sampai akhirnya kami masuk masjid. Aku pandangi orang orang Quraisy yang ada disitu, lalu kepada Hamzah, aku belum pernah melihat orang Quraisy demikian gentar seperti yang kusaksikan saat itu. Sejak itulah Rasulullah s.a.w. menjulukiku al Faruq ".



                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar