HIDUP SEHAT ALA RASULULLAH S.A.W.
“ Sesungguhnya
telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu
suri tauladan
yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang
mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah “. ( Q.S. Al
Ahzab 21 )
Dalam
menyampaikan risalah ke Islaman Rasulullah s.a.w. tidak hanya dengan nasehat saja,
namun ketauladanan ikut pula menyertainya, sehingga merupakan magnet penggerak
bagi para sahabat untuk mengikutinya. Diantaranya adalah pola mengendalikan
nafsu dalam hal makan, sehingga beliau dan para sahabat hidup dalam keadaan
sehat wal ‘afiat.
MINTA IZIN PRAKTEK
Pada suatu
hari Rasulullah s.a.w. kedatangan tamu seorang tabib ( dokter ) bangsa Yahudi
dari Palestina guna meminta izin membuka praktek di Madinah, Rasulullah s.a.w
pun mengizinkannya.
IZIN PULANG
Namun
setelah satu bulan dia meminta izin pulang ke negerinya, Rasulullah s.a.w.
merasa heran kemudian bertanya : “ Mengapa anda begitu cepat meninggalkan kota
ini , apa ada yang kurang menyenangkan di kota ini ? “, si tabib menjawab : “
Tidak tuan semua baik baik saja bahkan penduduk kota ini sungguh sangat ramah
dan menyenangkan “. “ Kemudian apa yang menjadi penyebabnya ? “, tanya
Rasulullah s.a.w.. sang tabib menjawab dengan terus terang bahwa dia memutuskan
segera pulang karena selama sebulan membuka praktek tidak satupun pasien yang
datang berobat, padahal di negerinya dia termasuk dokter ahli yang cukup
terkenal dan banyak pasiennya.
MENYELIDIKI KE PELOSOK KAMPUNG
Kemudian
si tabib melanjutkan kisahnya : “ Karena penasaran saya berkeliling kota,
keluar masuk kampung untuk mencari pasien yang sakit, tetapi tidak saya temukan
satupun pasien yang sakit. Saya merasa heran karena semua warga dalam keadaan
sehat, belum pernah saya dapatkan kota dengan seluruh penduduknya dalam keadaan
sehat seperti di Madinah, kemudian saya bertanya kepada penduduk yang saya
jumpai : “ Apa rahasianya sehingga mereka hidup nyaris sehat sempurna ? “.
MENGENDALIKAN NAFSU MAKAN
Kemudian
Rasulullah s.a.w. bertanya : “ Kemudian apa jawab mereka ? “, mereka menjawab :
“ Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum datang rasa lapar, apabila kami
makan tidak sampai kekenyangan, demikian jawab mereka “.
Kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sungguh
benar apa yang mereka katakan “, kemudian beliau menyampaikan hadits yang
pernah beliau sampaikan pada para sahabat :
“ Lambung manusia itu tempat segala penyakit, sedang
mencegahnya (mengendalikan makan) adalah pokok dari segala pengobatan “.( H.R.
Ad Dailami )
Dalam
sebuah hadits Rasulullah s.a.w. juga bersabda :
“ Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum datang rasa
lapar, apabila kami makan tidak sampai kekenyangan “. ( H.R. Abu
Dawud )
TINJAUAN SAINS MODERN TENTANG POLA MAKAN
Ternyata
menurut pandangan para ilmuwan modern membuktikan bahwa orang yang terlalu
kenyang mudah terkena “ radikal bebas
akibat insulin yang harus bekerja keras memasukkan gula ke dalam sel secara
berlebihan “.
Maka orang sholeh zaman dulu sangat menghindari rasa kenyang
atau makan secara berlebihan dan mengurangai waktu tidur untuk beribadah kepada
Allah.
Bedakan
dengan semboyan manusia modern yang mengumbar nafsu makannya : “ Kami adalah
kaum yang makan baik lapar maupun tidak dan kami adalah kaum yang makan sampai kekenyangan ! “.
MENJAGA JIWA DENGAN TEKUN IBADAH
“ ( Yaitu ) orang orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan
mengingati Allah lah hati menjadi tenteram “. (
Q.S. Ar Ra’du 28 )
Orang
beriman pasti memiliki tingkat jiwa dan emosi yang baik / stabil, karena timbul
dari jiwa yang tenang, karena selalu mengingat Allah, mengingat aturan yang di
syariatkan Nya, dengan demikian emosinya terkendali, nafsunya tidak diumbar
semaunya.
Tubuh ibarat
mesin mobil atau piranti lainnya, bila dirawat menurut petunjuk pabriknya maka
mobil atau piranti tersebut akan terawat dan awet pula keadaannya, demikian
pula halnya dengan tubuh.
BERPANGKAL DARI JIWA
Pada
hakekatnya manusia memiliki 2 perangkat pokok : “ physik ( tubuh ) dan psychis
( jiwa ) “, justru psychis sangat menentukan kondisi tubuh bukan sebaliknya !.
Bila jiwa dalam keadaan tenang maka kondisi tubuh akan sehat, karena organ
tubuh bekerja dengan stabil.
Demikian pula sebaliknya bila jiwa tidak tenang ( stress
) maka kerja organ tubuh akan terganggu, sehingga kesehatan tubuh akan
terganggu pula alias sakit. Nabi s.a.w. bersabda :
" Ketahuilah
bahwa didalam tubuh ada segumpal daging, apabila dia baik maka baik pula seluruh
tubuhnya, dan apabila jelek maka jelek pula seluruh tubuhnya, dia adalah hati
". ( H. R. Bukhari Muslim )
HIKMAH BANGUN PAGI
Berkat luas dan sempurnanya ajaran Islam, maka diberikan tuntunan dalam menjaga jiwa ini, diantaranya dengan menjaga dan menunaikan sholat shubuh :
Berkat luas dan sempurnanya ajaran Islam, maka diberikan tuntunan dalam menjaga jiwa ini, diantaranya dengan menjaga dan menunaikan sholat shubuh :
“ Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) “. ( Q.S. Al
Israa’ 78 )
Bangun pagi
ternyata luar biasa manfaatnya, ada siklus naik turunnya hormon dan beberapa
keajaiban lainnya pada pagi hari, sehingga hal tersebut memberikan efek luar
biasa pada kesehatan tubuh
Bahkan
saking hebatnya keutamaan sholat shubuh sampai beliau bersabda : “ Dua rekaat sholat fajr ( shubuh ) lebih baik dari dunia
dan segala isinya “.
Beberapa ‘ulama
ada yang berpendapat bahwa sholat fajar adalah sholat qobliah ( sebelum )
sholat shubuh. Ternyata waktu shubuh hingga dhuha terdapat hikmah luar biasa,
pada saat shubuh terjadi peningkatan ozon ( 03 ) dalam
udara dan lenyap saat matahari terbit. Gas ozon sangat bermanfaat bagi sistim
syaraf dalam tubuh, memberi kekuatan baik mental maupun fisi. Oleh karena itu
bagi yang bangun shubuh sampai waktu dhuha akan mendapat nikmat dari Allah
berupa gas ozon ini.
MENSTIMULASI SYARAF
Ketika
matahari terbit cahayanya nampak kemerahan, cahaya merah ini dikenal sebagai
cahaya yang menstimulasi saraf dan memotivasi manusia untuk bekerja. Ternyata cahaya
merah ini adalah ratio ultraviolet yang digunakan untuk menghasilkan vitamin
pada kulit !.
KORTISOL MENINGKAT
Ternyata
kadar kortisol mencapai tingkat tertinggi pada waktu shubuh, kortisol adalah
salah satu hormon yang memberi tenaga bagi tubuh. Maka membiasakan bangun
shubuh sangat bermanfaat. Dan membiasakan tidur terlalu lama menurut berbagai
penelitian akan menimbulkan “ berbagai penyakit degeneratif “ seperti penyakit jantung, dengan bangun
lebih awal akan terhindar dari penyakit
berat.
HIKMAH AMAL SHOLIH
“ Barangsiapa
yang mengerjakan amal sholih
maka
itu adalah untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan maka
itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan “. ( Q.S. Al Jaatsiyah 15 )
KISAH TAULADAN
SI BAKHIL DAN DERMAWAN
Sangat
beruntung yang selalu ingat ajaran agama, karena agama ibarat pakaian, yang
akan melindungi dan menjadikan tubuh nampak rapi dan berwibawa.
Sebuah
kisah kebakhilan seorang petani yang jauh dari tuntunan agama, dia punya
sebatang pohon kurma yang sebagian menjulur ke rumah tetangganya yang miskin.
Setiap kali petani memetik buah kurma, dia lakukan dari rumah tetangganya yang
fakir miskin. Anehnya apabila ada kurma yang jatuh dan dipungut oleh anak
tetangga yang fakir, dia turun dan merampasnya, bahkan bila ada yang terlanjur
dimasukkan ke mulutnya, petani dengan teganya merogoh mulut si anak fakir
tersebut.
Melihat
perlakuan petani yang keterlaluan, tetangga fakir melapor kepada Nabi s.a.w.,
kemudian Nabi s.a.w. mendatangi petani sambil bersabda : “ Berikan kepadaku
pohon kurmamu yang menjulur ke rumah si fakir, sebagai gantinya nanti pohon
kurma di syurga ! “. Kata pemilik kurma : “ Hanya begitukah tawaranmu tuan ?,
aku memiliki banyak pohon kurma dan kurma yang anda minta adalah yang terbaik
dan paling banyak buahnya ! “. Kejadian tersebut didengar seorang dermawan,
kemudian dia menghadap Nabi s.a.w. dan berkata : “ Apakah tawaran Nabi s.a.w.
itu berlaku juga bagiku jika pohon kurma itu nantinya menjadi milikku ? “. Nabi
s.a.w. menjawab : “ Tentu berlaku juga bagimu ! “.
Maka si
dermawan menemui petani, namun petani berkata : “ Tahukah kamu Nabi Muhammad
s.a.w. menjanjikan pohon kurma di Syurga sebagai ganti pohon kurmaku yang
menjulur ke rumah tetanggaku, aku catat tawarannya tetapi pohon kurmaku buahnya
sangat mengagumkan, aku memiliki banyak pohon kurma tetapi tidak satupun yang
berbuah selebat pohon itu ! “.Dermawan
berkata : “ Apakah engkau berniat menjualnya ? “, petani menjawab dengan
garangnya : “ Tidak, kecuali jika ada yang sanggup memenuhi keinginanku, tetapi
rasanya tidak ada yang sanggup ! “.
Dermawan bertanya : “ Berapa yang kau
inginkan ? “, Jawab petani : “ Empat puluh pohon kurma ! “. Ahirnya pohon kurma
terbeli si dermawan dan diserahkan kepada Nabi s.a.w., oleh Nabi s.a.w. pohon
tersebut diserahkan kepada si fakir. Karena peristiwa tersebut maka turunlah
ayat : “ Adapun
orang yang memberikan ( hartanya di jalan Allah ) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik ( syurga ). Maka Kami kelak
akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang orang yang bakhil
dan merasa dirinya cukup ( tidak
memerlukan lagi Allah dan tidak bertakwa kepada Nya ), serta mendustakan
pahala terbaik,
maka
kelak Kami akan menyiapkan baginya ( jalan ) yang sukar, dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila dia
telah binasa “. ( Q.S. Al Lail 5-11 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar