Minggu, 31 Januari 2016


  NIKMATNYA BILA KEADILAN DITEGAKKAN

“ Hai orang orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. I Q.S. Al Maidah 8 )                          

Begitu nikmat indah dan nyaman bila agama dilaksanakan secara kaffah ( total ), artinya tidak hanya dilaksanakan sepotong sepotong saja. Disini pentingnya mendalami agama. Dengan melaksanakan secara kaffah akan banyak hikmah didapatnya, termasuk menegakkan keadilan diantaranya.
Bukankah keadilan merupakan tuntutan tiap manusia ?, bukankah bersikap adil akan mendekatkan kepada taqwa. Bahkan keadilan tetap harus diberlakukan walau terhadap orang yang beda agama. Namun sekarang keadilan banyak diabaikan, sehingga sering terjadi pertikaian usai sidang pengadilan !, lantaran uang pelicin punya peran, sehingga yang salah jadi menang.
Satu kisah ketauladanan terjadi di zaman Khalifah Ali Bin Abi Thalib r.a. seorang sahabat, sepupu, sekaligus menantu Rasulullah s.a.w.. yang ‘aliim, bijak, berakhlak mulia dan cerdas, sehingga patut jadi tauladan.  

 ALI DAN SEORANG YAHUDI DI PENGADILAN    
Suatu hari Khalifah Ali bin Abi Thalib berjalan jalan di Madinah,  memantau situasi kota, tiba tiba melihat seorang Yahudi memakai baju besinya. Ali sangat mengenal baju besi tersebut adalah miliknya yang hilang saat Perang Shiffin. Kemudian Khalifah Ali mendekati kemudian berkata : “ Baju besi ini kepunyaanku yang jatuh dari untaku saat Perang Shiffin ! ”.

MENGELAK
Si Yahudi menolak sambil mempertahankan baju besi yang dipegangnya dengan argumentasi meyakinkan  : “ Tidak, baju besi ini milikku ! .

KE PENGADILAN
Karena saling bersikukuh, keduanya sepakat membawa perkara ke pengadilan. Hakimnya adalah Syuraih bin Al Harits Al Kindi Rahimahullah, merupakan sahabat dekat Khalifah Ali. Di pengadilan Ali duduk di sisi Syuraih, orang Yahudi duduk di hadapannya agar nampak adil, sebenarnya Ali berkeinginan duduk berdampingan namun enggan.

KHALIFAH MENUNTUT
Kemudian Ali mengadukan permasalahannya : “ Wahai tuan hakim, aku menuntut orang Yahudi ini karena dia telah menguasai baju besi milikku, tanpa sepengetahuanku ”, ujar Ali kepada Syuraih sebagai hakim.

MENGELAK
Syuraih menoleh ke arah si Yahudi dan bertanya : ”  Betulkah tuduhan Ali, bahwa baju besi yang berada di tanganmu itu miliknya ? ”. Orang Yahudi menyanggahnya : Tidak tuan hakim baju besi ini kepunyaanku ! ”.

ALI BERTAHAN
Ali menjawab : Dia bohong baju besi itu milikku aku sangat mengenali baju besi itu ! . Hakim Syuraih pun menengahi : “ Begini saudara Ali bin Abi Thalib, yang jelas baju besi itu kini berada dalam kekuasaan orang Yahudi ini, jika engkau mengklaim baju besi itu milikmu, engkau harus mengajukan 2 saksi atau bukti lainnya . Kemudian Ali mengajukan 2 anaknya Hasan dan Husein menjadi saksi, namun kedua saksi ditolak hakim.

DITOLAK
Kesaksian anak kandung berapa pun jumlahnya tidak syah menurut hukum yang berlaku. Jadi jika  tidak ada bukti bukti lain, tuduhanmu batal dan baju besi ini kembali menjadi milik orang Yahudi ini ! ”, jawab hakim Syuraih dengan tegas.

MENERIMA KEPUTUSAN
Karena tidak bisa menunjukkan bukti lain, Ali menerima vonis hakim.Walau tuduhan Khalifah Ali sebagai kepala negara dibatalkan pengadilan, dan baju besi tetap menjadi milik orang Yahudi. Ali dengan lapang dada menerimanya, meskipun ke 2 saksi sangat mengetahui kasus sebenarnya.

TERSENTUH DAN MEMELUK ISLAM
Menyaksikan sikap Ali yang lapang dada, terketuklah hati orang Yahudi. Dalam benaknya dia tersentuh : “ Bukankah Ali sebagai Khalifah umat Islam, hakim juga sebagai bawahannya, semestinya kan membela Khalifahnya, tetapi mengapa justru dia berfihak kepadanya yang nota bene beragama Yahudi ?, betapa adil dan kosekwennya sang hakim dan Khalifah dalam memegang keadilan ?, padahal sebenarnya baju besi tersebut memang milik Ali yang terjatuh saat Perang Shiffin ! “. Setelah merenung dan mendalami kebenaran ini, akhirnya dia bersyahadat sebagai tanda memeluk agama Islam.

KEADILAN RASULULLAH S.A.W.
Suatu saat terjadilah kasus pencurian yang dilakukan seorang wanita bangsawan suku Makhzun yang mencuri perhiasan dan sejumlah barang. Atas kejadian ini Nabi s.a.w. memerintah agar tangan wanita dipotong. 
Namun kerena pelakunya seorang bangsawan, para sahabat meminta  Usamah bin Zaid ( anak angkat Nabi ) agar memohon pada Nabi s.a.w. untuk membebaskannya.   
Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “ Mengapa kamu keberatan melaksanakan hukuman dari hukum hukum Allah, kemudian beliau berdiri dan berkhutbah : “ Wahai sekalian manusia sesungguhnya orang ( umat ) sebelum kamu itu binasa karena bila orang besar dikalangan mereka mencuri, mereka dibiarkan ( dilepas ), tetapi bila yang lemah dikalangan mereka mencuri mereka menghukumnya “. ( H.R. Bukhari Muslim )   
Begitu tegasnya Nabi dalam memegang keadilan, sehingga tidak tebang pilih.

BETAPA SULITNYA MENEGAKKAN KEADILAN       
Namun lain lubuk lain ikannya begitu pepatah mengatakan. Suatu kasus ditayangkan dalam acara wawancara di T.V One pada 8 Januari malam, dimana terjadi kasus di negara ini di akhir tahun 2015 hinggi kini. Dimana ibu Ratna sebagai kepala sekolah di Jakarta, karena memperjuangkan kebenaran adanya kebocoran ujian. Anehnya justru dipecat !. Dengan dalih karena terlambat datang 1 jam, karena memenuhi panggilan wawancara di studio T.V. One, padahal tugas  sementara sudah di limpahkan ke wakilnya.

IRONIS
Atas keputusan pemecatan yang dilakukan kepala dinas pendidikan, beliau mengajukan gugatan ke P.T.U.N. dan.....dinyatakan menang oleh hakim. Namun anehnya keputusan hakim di kesampingkan, sehingga pemecatan tetap diberlakukann. Dengan tegarnya bu Ratna berkata :  Bagi saya tidak menuntut jabatan, namun bagaimana menegakkan kebenaran harus tetap dilakukan. Saya khawatir kawan kawan saya takut memperjuangkan kebenaran ! “. 
Masyaa Allah, ternyata demikian sulit menegakkan kebenaran di negara yang katanya berlandaskan hukum ini !. Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun.

KISAH TAULADAN
IMAM BUKHARI PAKAR HADITS

Al Bukhari yang dikenal sebagai ahli hadits, ternyata sejak kecil punya kelainan pada indera penglihatannya, sejak kecil tidak bisa melihat lantaran buta.
Namun karena Allah punya rencana lain, rencana yang sangat bermanfaat bagi perkembangan agama Islam, maka atas Kemurahan Nya dinampakkan dan diberikan kepada siapa yang dikehendaki Nya. Suatu malam ibunya bermimpi bertemu Nabi Ibrahim a.s. dan berkata : “ Wahai ibu kini Allah telah mengembalikan penglihatan putramu, karena seringnya ibu menangis dan berdo’a “.
Ternyata pada pagi hari mimpinya menjadi kenyataan, Al Bukhari bisa melihat. Al Bukhari mengisahkan dirinya sebagai berikut : “ Ketika aku di usia menghafal Al Quran aku sudah mulai menghafal hadits.
Saat itu ada yang bertanya kepadaku : “ Ketika itu berapa umurmu ? “.
Aku menjawab : “ 10 tahun atau kurang sedikit, aku sudah menyelesaikan hafalan Al Quran pada usia 10 tahun.
Kecerdasan dan daya ingat Al Bukhari memang luar biasa, kenyataan ini terbukti dari kisah dibawah ini :
Suatu hari seorang Syaikh meriwayatkan sebuah hadits katanya dari Sufyan, dari Abu Zubair dari Ibrahim, seketika itu aku katakan : “ Sesungguhnya Abu Zubair tidak pernah meriwayatkan dari Ibrahim !, maka dia mencelaku, kemudian aku katakan kepadanya : “ Coba lihat ulang catatan aslinya ! “. Kemudian beliau masuk ruangan untuk mengecek ulang catatannya, setelah keluar bertanya : “ kepadaku : ‘ Bagaimana yang benar wahai anakku ? “. Aku menjawab : “ Dari Azzubair bin Adi dari Ibrahim “.
Kemudian syaikh tersebut mengambil pena dan menulis periwayatan hadits dariku serta mengoreksi sambil berkata : “ Engkau benar ! “.
Dikala muda Al Bukhari memang luar biasa dalam menguasai ilmu, ini terbukti dari dialog dibawah ini :
Ada yang bertanya kepada Al Bukhari : “ Berapa usiamu ketika membantah Syaikh tersebut  “, aku Jawab : “ 11 tahun, dan menjelang 16 tahun aku telah hafal buku buku karya Ibnul Mubarrak dan Waki’, aku juga menguasai pendapat Ahlu ra’yi .

Hingga suatu ketika, aku, ibuku dan adikku yang bernama Ahmad pergi ke Mekkah setelah selesai menunaikan ibadah Haji, ibu dan adikku pulang ke negeriku, sementara aku tinggal di Mekkah untuk belajar ilmu Hadits “.



KECERDASAN SAHABAT ALI R.A.

“ (ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa : " Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini) ". ( Q.S. Al kahfi ( 18 ) : 10 )
Dalam kitab Qishashul Anbiya  diriwayatkan : Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan Amirul Mukminin, datang kepada beliau beberapa  pendeta Yahudi kemudian bertanya : “ Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar benar seorang Nabi. Sebaliknya jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi ”. “ Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan ”, sahut Khalifah Umar.

PERTANYAAN SULIT
“Jelaskan kepada kami induk kunci pengancing langit. Terangkan kepada kami adanya kuburan yang berjalan bersama penghuninya. Makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya tetapi dia bukan manusia dan jin. Terangkan lima jenis makhluk yang berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu. 
Apa yang dikatakan burung puyuh saat berkicau !. Apakah yang dikatakan ayam jantan di kala berkokok. Apa yang dikatakan kuda saat meringik. Apakah yang dikatakan katak waktu sedang bersuara. Apakah yang dikatakan keledai  saat meringik?. Apakah yang dikatakan burung pipit pada waktu berkicau? ”.

UMAR MENYERAH
Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir, kemudian berkata: “ Bagi Umar, jika dia tidak tahu atas pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya, itu bukan hal memalukan ! ”.

PENDETA MENGEJEK
Mendengar jawaban Khalifah Umar, pendeta pendeta Yahudi berdiri melonjak kegirangan, sambil berkata : “ Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad bukan Nabi dan agama Islam adalah bathil ! ”.
Salman Al Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta  Yahudi : “ Kalian tunggu sebentar ! ”. Dia segera ke rumah Ali bin Abi Thalib r.a. kemudian berkata : “ Ya Abal Hasan selamatkanlah agama Islam ! ”. Imam Ali r.a. bingung lalu bertanya : “ Mengapa ? ”. Salman kemudian menceritakan apa yang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Kemudian Ali r.a. berangkat ke rumah Khalifah Umar.    

ALI TAMPIL
Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, dia bangun memeluknya sambil berkata : “ Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil ! ”. Kemudian Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Silakan kalian bertanya apa yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu dan tiap jenis dari ilmu ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu ! ”.

BERSYARAT
Pendeta Yahudi mengulangi pertanyaannya. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata : “ Aku ingin mengajukan syarat kepada kalian, jika aku menjawab pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman ! ”. “ Ya baik ”, jawab mereka. “ Sekarang tanyakan satu demi satu ”, kata Ali bin Abi Thalib.

1. PENGANCING PINTU LANGIT
Mereka bertanya : “ Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu pintu langit ? ”. Induk kunci itu ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika dia bersyirik kepada Allah amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah ”.

2.PEMBUKA PINTU LANGIT
Para pendeta Yahudi bertanya lagi : “ Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu pintu langit ? ”. Ali bin Abi Thalib menjawab :  “ Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah  . Para pendeta Yahudi berkata :  “ Orang itu benar juga ”.

3.KUBURAN BERJALAN
Mereka bertanya lagi : “ Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya ! ”. Kuburan itu ialah ikan paus (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta, jawab Ali bin Abi Thalib. “ Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera ”.

4. MAKHLUK PEMBERI PERINGATAN
Pendeta bertanya lagi : “ Jelaskan kepada kami makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin ! ”. Ali bin Abi Thalib menjawab : “ Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud a.s.. Semut itu berkata kepada kaumnya : “ Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak injak oleh Sulaiman dan pasukannya dalam keadaan mereka tidak sadar ! ”.

5. LIMA MAKHLUK TIDAK LAHIR DARI KANDUNGAN IBU
Para pendeta Yahudi meneruskan pertanyaannya : “ Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya ! ”. Ali bin Abi Thalib menjawab : “ Lima makhluk itu pertama Adam, kedua Hawa, ketiga unta Nabi Shaleh, keempat domba Nabi Ibrahim. kelima tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).

DUA PENDETA BERSYAHADAT
Dua di antara tiga pendeta Yahudi tersebut setelah mendengar jawaban Ali r.a. berkata : “ Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah ”. Tetapi seorang pendeta lainnya, berkata : “ Hai Ali hati teman temanku dihinggapi pemahaman yang sama seperti iman dan keyakinan tentang kebenaran Islam.

6. TENTANG ASHHABUL KAHFI
Kemudian pendeta Yahudi bertanya : “ Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang pada zaman dahulu yang mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana kisah mereka itu ? ”, tanya pendeta.
Ali bin Ali Thalib r.a. menjawab : “ Hai pendeta Yahudi, mereka adalah para penghuni gua. Hikayat mereka dikisahkan Allah s.w.t. kepada Rasul Nya.
“ Ash Habul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup di masa Raja Diqyanius di Romawi, ratusan tahun sebelum nabi Isa as. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala dibawah pimpinan raja yang dzalim. Kisah ini diabadikan dalam surat Al Kahfi ( surat 18 ).  
Ketika raja Diqyanius mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, dia marah kemudian memanggilnya dan memerintahkan mengikuti kepercayaan sang raja, tetapi mereka menolak dan lari, dikejarlah mereka. Ketika lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di sebuah gua yang dipakai sebagai tempat persembunyian.

DITIDURKAN 309 TAHUN
Kemudian Allah menidurkan mereka selama 309 tahun, kemudian dibangkitkan kembali dibawah kepemimpinan raja dan masyarakat yang beriman telah kepada Allah (tafsir Ibnu Katsir ). 
Jika engkau mau akan kubacakan kisah mereka ”. Pendeta Yahudi menyahut : “ Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian, jika engkau memang benar benar tahu, coba sebutkan nama nama mereka, nama ayah ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir ! ”.

PENDETA KE TIGA MEMELUK ISLAM
Kemudian Ali menjelaskan secara detail kisah ashhabul kahfi dan  berkata : “ Itulah hai Yahudi apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam kitab Taurat kalian? ”.
Pendeta Yahudi menjawab : “ Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi walau satu huruf pun, sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul Nya. Aku pun bersaksi juga bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini ! Begitu cerdas dan lihainya sahabat Ali r.a. menjawab pertanyaan ke tiga pendeta yahudi, sehingga mereka pada menyerah dan memeluk agam Islam. 

Selasa, 05 Januari 2016

DIALOG ALI DAN TIGA PENDETA YAHUDI 

“ (ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa : " Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang Lurus dalam urusan kami (ini) ". 
( Q.S. Al kahfi ( 18 ) : 10 )

Ash Habul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup di masa Raja Diqyanus di Romawi, ratusan tahun sebelum nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dibawah pimpinan raja yang dzalim. Kisah ini diabadikan dalam surat Al Kahfi ( surat 18 ).  

DIKEJAR RAJA
Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, raja marah kemudian memanggilnya dan memerintahkan mengikuti kepercayaan sang raja, tetapi mereka menolak dan lari, dikejarlah mereka. Ketika lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di sebuah gua yang dipakai tempat persembunyian.

DITIDURKAN 309 TAHUN
Kemudian Allah menidurkan mereka selama 309 tahun, kemudian dibangkitkan kembali dibawah kepemimpinan raja dan masyarakat yang beriman kepada Allah (tafsir Ibnu Katsir ).

KHALIFAH UMAR DITANYA PENDETA
Dalam kitab Qishashul Anbiya  diriwayatkan : Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan Amirul Mukminin, datang kepada beliau beberapa pendeta Yahudi mereka berkata : “ Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar benar seorang Nabi. Sebaliknya jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi ”. 
“ Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan ”, sahut Khalifah Umar.

PERTANYAAN SULIT
“Jelaskan kepada kami tentang induk kunci pengancing langit. Terangkan kepada kami adanya kuburan yang berjalan bersama penghuninya. Makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya tetapi dia bukan manusia dan jin. Terangkan lima jenis makhluk yang berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu. Apa yang dikatakan burung puyuh saat berkicau !. Apakah yang dikatakan ayam jantan di kala berkokok. Apa yang dikatakan kuda saat meringik. Apakah yang dikatakan katak waktu sedang bersuara. Apakah yang dikatakan keledai  saat meringik?. Apakah yang dikatakan burung pipit pada waktu berkicau? ”.

UMAR MENYERAH
Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir, kemudian berkata: “ Bagi Umar, jika dia tidak tahu atas pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal memalukan ! ”.

PENDETA MENGEJEK
Mendengar jawaban Khalifah Umar, pendeta pendeta Yahudi berdiri melonjak kegirangan, sambil berkata : “ Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad bukan Nabi dan agama Islam adalah bathil ! ”.
Salman Al Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta  Yahudi : “ Kalian tunggu sebentar ! ”. Dia segera ke rumah Ali bin Abi Thalib r.a. kemudian berkata : “ Ya Abal Hasan selamatkanlah agama Islam ! ”. Imam Ali r.a. bingung lalu bertanya : “ Mengapa ? ”.Salman kemudian menceritakan apa yang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Kemudian Ali r.a. berangkat ke rumah Khalifah Umar.    

ALI TAMPIL
Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, dia bangun memeluknya sambil berkata : “ Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil ! ”. Kemudian Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Silakan kalian bertanya apa yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu dan tiap jenis dari ilmu ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu ! ”.

BERSYARAT
Pendeta Yahudi mengulangi pertanyaannya. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata : “ Aku ingin mengajukan syarat kepada kalian, jika aku menjawab pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman ! ”. “ Ya baik ”, jawab mereka. “ Sekarang tanyakan satu demi satu ”, kata Ali bin Abi Thalib.

1. PENGANCING PINTU LANGIT
Mereka bertanya : “ Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu pintu langit ? ”. Induk kunci itu ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika dia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah ”.

2.PEMBUKA PINTU LANGIT
Para pendeta Yahudi bertanya lagi : “ Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu pintu langit ? ”. Ali bin Abi Thalib menjawab :  “ Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah  . Para pendeta Yahudi berkata :  “ Orang itu benar juga ”.

3.KUBURAN BERJALAN
Mereka bertanya lagi : “ Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya ! ”. Kuburan itu ialah ikan paus (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta, jawab Ali bin Abi Thalib. “ Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera ”.

4. MAKHLUK PEMBERI PERINGATAN
Pendeta bertanya lagi : “ Jelaskan kepada kami makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin ! ”. Ali bin Abi Thalib menjawab : “ Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud a.s.. Semut itu berkata kepada kaumnya : “ Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak injak oleh Sulaiman dan pasukan nya dalam keadaan mereka tidak sadar ! ”.

5. LIMA MAKHLUK TIDAK LAHIR DARI KANDUNGAN IBU
Para pendeta Yahudi meneruskan pertanyaannya : “ Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya ! ”. Ali bin Abi Thalib menjawab : “ Lima makhluk itu pertama Adam, kedua Hawa, ketiga unta Nabi Shaleh, keempat domba Nabi Ibrahim. kelima tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular) ”.

DUA PENDETA BERSYAHADAT
Dua di antara tiga pendeta Yahudi tersebut setelah mendengar jawaban 
Ali r.a. lalu berkata : “ Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah ”. Tetapi seorang pendeta lainnya, berkata : “ Hai Ali hati teman temanku dihinggapi pemahaman yang sama seperti iman dan keyakinan tentang kebenaran Islam. Sekarang ada satu lagi yang kutanyakan kepadamu ”. “ Tanyakanlah yang kau inginkan ! ” kata Ali r.a. dengan tegas.

ASH HABUL KAHFI          
“ Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang pada zaman dahulu yang mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana kisah mereka itu ? ”, tanya pendeta.
Ali bin Ali Thalib r.a. menjawab : “ Hai pendeta Yahudi, mereka adalah para penghuni gua. Hikayat mereka dikisahkan Allah s.w.t. kepada Rasul Nya. Jika engkau mau akan kubacakan kisah mereka ”. Pendeta Yahudi menyahut : “ Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian, jika engkau memang benar benar tahu, coba sebutkan nama nama mereka, nama ayah ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir ! ”.

PENDETA KE TIGA MEMELUK ISLAM
Kemudian Ali menjelaskan dengan detail kisah ashhabul kahfi kemudian berkata : “ Itulah hai Yahudi apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam kitab Taurat kalian? ”.Pendeta Yahudi menjawab : “ Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi walau satu huruf pun, sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul Nya. Aku pun bersaksi juga bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini ! ”
Begitu cerdas dan lihainya sahabat Ali r.a. menjawab pertanyaan ke tiga pendeta yahudi, sehingga mereka menyerah memeluk agam Islam.