Senin, 23 Mei 2016


                       
                HUKUM MEMAKAI JIMAT        

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yunus (10) : 107)

Allah sebagai satu satunya Tuhan yang Maha Esa, memiliki sifat  Maha Kuasa, apa yang dikehendaki pasti terjadi, baik berupa kemudharatan maupun kebaikan.
Sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta (Khalik), Dia memiliki ke Mutlakan yang tak terbatas, tidak ada yang sanggup menghalangi kehendak Nya !, karena selain Dia (Allah) adalah makhluk ciptaan Nya belaka !.
Walau Maha Kuasa namun Dia memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

LENGAH
Namun sayang banyak diantara hamba ciptaan Nya yang lengah dari ketauhidan (meng Esakan Allah) dan menyimpang dari jalan Nya.  Sehingga dalam kehidupan ada yang masih mempercayai dan memakai jimat dengan harapan agar selamat, agar sakti, agar kebal, agar berwibawa, agar tetap bisa bertahan dalam jabatan dan sebangsanya.  

TIDAK DIBAIAT
Sebenarnya begitu hina dan rendahnya bagi yang memakai jimat sehingga Nabi s.a.w. tidak mau membaiatnya.
Dari ‘Uqbah bin Amir Al Juhani r.a. berkata : “Bahwasannya telah datang kepada Rasulullah s.a.w. sepuluh orang (untuk melakukan bai’at), maka Nabi s.a.w. membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang. Mereka berkata : “Wahai Rasulullah mengapa engkau membai’at sembilan dan meninggalkan satu orang ini ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya dia memakai jimat”. Maka orang itu memasukkan tangannya dan memotong jimat tersebut, barulah Nabi s.a.w. membai’atnya dan beliau bersabda : “Barangsiapa yang memakai jimat maka dia telah menyekutukan Allah”. (H.R. Ahmad).
Begitu besar resiko pemakai jimat karena termasuk menyekutukan Allah (syirk), sehingga Nabi s.a.w. tidak mau membaiat, namun ketika jimat dilepasnya baru Nabi s.a.w. mau membaiatnya.

TAWAKKAL
Maka sikap terbaik bagi yang mengaku beriman kepada Allah hanyalah bertawakkal (pasrah) kepada Allah Dzat Pencipta Nya.
“......Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.......(Q.S. Al Tholaq (65) : 3)  
Dengan sikap tawakkal kepada Allah, jiwa takkan terombang ambing kepada keyakinan yang bukan bukan, jiwanya akan mantap dan tenang, bahkan takkan terjerumus kepada ketahayyulan dan kemusyrikan yang menyesatkan !.

DIAMPUNI DAN DIMASUKKAN KE SYURGA
Karena ketawakkalan kepada Allah, para sahabat Nabi tak satupun yang memakai jimat, sehingga ketika berperang ada yang terluka, terpotong tangannya bahkan sampai terbunuh dsb. para sahabat faham dan rela resiko ini, karena memahami firman Allah : 
“......Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik". (Q.S. Ali Imran (3) : 195)
Berkat memahami ayat tersebut mereka rela berkorban, karena pengorbanan di jalan Allah (fii sabilillah) akan mendapat ampunan dan kelak akan di masukkan kedalam syurga yang penuh kenikmatan.

HIDUP DISISI TUHAN DENGAN MENDAPAT RIZKI
Betapa luar biasa penghargaan Allah terhadap yang mati terbunuh di jalan Nya (fii sabiilillah), karena mereka dinyatakan hidup di sisi Nya bahkan sudah mendapat rizki. Begitu nikmatnya penghargaan bagi yang mati dalam keadaan syahid
“Janganlah kamu mengira bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rizki”. (Q.S. Ali Imran (3) : 169)

PENUH LUKA
Luka dalam berperang merupakan hal biasa karena itu merupakan sunnatullah (ketetapan Allah). Para sahabat Nabi telah memahami hal ini, karena ampunan dan pahala jelas akan didapatnya. Sehingga tidak satupun para sahabat memakai jimat !.
Kenyataan ini terjadi dan dialami Thalkhah bin Ubaidillah ketika di medan perang, walau tubuhnya penuh luka tikaman masih sempat menyelamatkan Rasul yang dicintainya, sehingga Rasul menyatakan ke syahidannya, sebagaimana sabdanya : “ Siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".  Nabi bersabda : "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi lihatlah Thalhah r.a.".

HUKUM MEMAKAI JIMAT
Namun sayangnya banyak yang mengaku beriman, namun masih saja ada yang memakai jimat, padahal begitu besar resiko dan bahaya memakai jimat, karena tergolong syirik !.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata :  “Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya mantra mantra, jimat jimat dan pelet itu syirik”. (H.R. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

RESIKO MEMAKAI JIMAT
Begitu besar resiko memakai jimat, karena tergolong syirik yang berakibat amalnya akan terhapus dan tergolong merugi ( masuk neraka).
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”. (Q.S. Az Zumar (39) : 65)
Betapa nikmat dan tenang bila hidup hanya bertawakkal kepada Allah Ta’ala, betapa rugi bila hidup bergantung kepada jimat berupa benda mati, karena amalnya akan terhapus, apalagi kelak akan menghuni neraka !.
---------------------------------------------------------------------------------------------------

WALAU JIMAT NAMPAK MENARIK DAN MEMIKAT, TETAP SAJA SESAT, KARENA BUAH AJAKAN SETAN TERLAKNAT, LEWAT AGENNYA YANG LIHAI PENUH TIPU MUSLIHAT !!!. 

KISAH TAULADAN 

SYAHID DENGAN KEDUA TANGAN TERTEBAS MEMELUK PANJI

Ja'far bin Abu Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang disegani, termasuk lima orang yang mirip Nabi s.a.w.. Dia puteranya Abu Thalib (paman Nabi Muhammad), juga kakak Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke-4).  Termasuk kelompok awal yang memeluk islam. Menikah dengan Asma bin Umais.
Pada awal tahun ke delapan hijriyah, Rasulullah s.a.w. menyiapkan pasukan menyerang tentara romawi di Mut'ah. Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai komandan pasukan, dengan pesan jika Zaid bin Haritsah gugur,  digantikan Ja'far bin Abu Thalib, jika Ja'far bin Abu Thalib gugur diganti  Abdullah bin Rawahah, apabila Abdullah bin Rawahah gugur hendaknya kaum muslimin memilih komandan diantara mereka.           
Sampai di Mut'ah sebuah kota dekat Syam, Yordania pasukan kaum Muslimin mendapati pasukan Romawi berjumlah 100.000. diperkuat pula dengan 1000 milisi Nasrani dari kabilah Arab,sementara pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah hanya berkekuatan 3000 pasukan.
Ketika kedua pasukan tidak seimbang bertemu peperangan dasyat terjadi. Komandan Zaidpun gugur, melihat Zaid gugur Ja'far dengan tangkas  mengambil alih bendera Rasulullah s.a.w. Sambil mengacungkan bendera, Ja'far mengayunkan pedang dengan semangat heroik di tengah musuh yang mengepungnya. 
Suatu saat tebasan pedang mengenai tangan kanannya, dengan sigapnya tangan kirinya mengambil alih bendera dari tangan kanannya yang buntung. Namun secepat kilat pula tangan kirinya putus  terkena tebasan pedang musuh. Dengan tangkas dan sigapnya dipeluknya bendera dengan sisa kedua lengannya. Melihat situasai ini musuh menikamnya hingga Ja'far gugur sebagai syahid di medan Mut'ah.
Secepat kilat Abdullah bin Rawahah merebut bendera dari Ja'far bin Abu Thalib. Komandan kini berada tangan Abdullah bin Rawahah, yang  akhirnya gugur pula sebagai syahid. 
Melihat gugurnya Abdullah bin Rawahah, Tsabit bin Arqam dengan sigapnya mengambil bendera dan berteriak memanggil para sahabat untuk memilih komandan selanjutnya.
Komandan selanjutnya berpindah ke tangan Khalid bin Walid, dengan kecerdikan dan kecermerlangannya, akhirnya kaum Muslimin berhasil memukul mundur pasukan Romawi hingga mengalami kemenangan telak. Demikian hebatnya pengorbanan para sahabat yang rela mengorbankan jiwanya, sehingga tak satupun memakai jimat, karena faham hakekat kematian syahid. 

Rabu, 04 Mei 2016


PERJALANAN LUAR BIASA

           Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda tanda ( kebesaran ) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. ( Q.S. Al Isra’ 1 )
                         
Diantara mukjizat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling istimewa dan luar biasa adalah peristiwa Isra’ Mi’raj. Karena beliau sempat diberangkatkan ke langit dalam tempo sangat singkat. Beliau sempat melihat alam lain yang sangat luar biasa, sehingga tak sanggup menceritakan keajaiban, kehebatan dan keindahannya.         
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi ketika beliau usai mendapat musibah dua kali, yakni ketika istri kesayangan beliau Siti Khadijah wafat disusul kemudian paman beliau Abu Tholib, sehingga tahun tersebut disebut tahun kesedihan ( 11 tahun sesudah beliau diangkat menjadi Nabi ).
Peristiwa Isra’ Mi’raj di ceritakan secara panjang lebar oleh sahabat Anas bin Malik r.a. dalam hadits shohih yang diriwayatkan oleh imam Muslim.

MENGENDARAI BURAQ
Dari Anas bin Malik r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Jibril membawakan kepadaku seekor Buraq, yaitu sejenis hewan berwarna putih, lebih panjang dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia dapat melompat sejauh mata memandang. Hewan itu lalu kutunggangi sampai ke Baitul Makdis. Sampai disana hewan itu kutambatkan di tambatan yang biasa digunakan para Nabi. Kemudian aku masuk kedalam masjid dan sholat di situ dua rekaat, kemudian aku keluar Jibril datang membawa dua bejana yang satu berisi khamr dan yang satu lagi berisi susu aku memilih susu, kata Jibril : “ Anda memilih yang benar “.

KE LANGIT PERTAMA
Kemudian kami dibawa ke langit, kemudian Jibril minta agar dibukakan pintu, Jibril ditanya : “ Anda siapa ? “. Jawab Jibril : “ Aku Jibril “. Tanyanya : “ Siapa bersama anda ? “, jawabnya : “ Muhammad “, tanyanya : “ Sudah diutuskah dia ( menjadi rasul ) ? “, jawabnya : “ Ya benar dia sudah diutus “. Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami, sekonyong konyong aku berjumpa dengan Adam, beliau mengucapkan selamat datang kepadaku serta mendo’akanku semoga beroleh kebaikan.

LANGIT KE DUA
Kemudian kami naik ke langit ke dua, Jibril a.s. minta dibukakan pula pintu ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ), setelah itu barulah pintu dibuka untuk kami, tiba tiba aku bertemu dengan dua orang anak dan paman yaitu ‘Isa anak Maryam dan Yahya anak Zakaria ‘alaihissalam, keduanya mengucapkan selamat datang kepadaku serta mendo’akan semoga aku beroleh kebaikan.

LANGIT KE TIGA
Kemudian aku dibawa lagi naik ke langit ke tiga, Jibril minta dibukakan pula pintu, dia ditanya ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ), kemudian dibukakan pintu bagi kami, sekonyong konyong aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang kecantikannya seperdua dari seluruh kecantikan yang ada. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendo’akan semoga aku beroleh kebaikan.

LANGIT KE EMPAT
Sesudah itu kami dibawa naik ke langit ke empat, Jibril a.s. minta supaya dibukakan ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ). Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba tiba aku bertemu dengan Idris a.s., dia mengucapkan selamat datang kepadaku, serta mendo’akan semoga aku beroleh kebaikan, firman Allah : “ Kami naikkan dia ( Idris ) ke tempat yang tinggi “ ( Q.S. Maryam 57 ).

LANGIT KE LIMA                 
Kemudian kami naik ke langit kelima, Jibril a.s. minta dibukakan pintu, dia ditanya ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ), kemudian pintu dibukakan untuk kami, sekonyong konyong aku bertemu dengan dengan Harun a.s. dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendo’akan semoga aku mendapat kebaikan.

LANGIT KE ENAM
Kemudian kami naik ke langit ke enam, kemudian Jibril minta di
bukakan pintu, dia ditanya ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ) kemudian barulah pintu dibukakan untuk kami, sekonyong konyong aku bertemu dengan Musa a.s. dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan mendo’akan semoga aku mendapat kebaikan.

LANGIT KE TUJUH
Kemudian kami naik ke langit ke tujuh, Jibril minta dibukakan pula pintu, dia ditanya ( kemudian terjadi dialog seperti diatas pen. ) setelah itu lalu pintu dibuka untuk kami, tiba tiba aku bertemu dengan Ibrahim a.s. sedang bersandar ke Baitul Makmur.

BAITUL MAKMUR
Dimana 70.000. Malaikat setiap hari masuk ke dalamnya dan mereka tidak pernah kembali lagi dari situ.

SIDRATUL MUNTAHA
Kemudian Jibril membawaku ke Sidratul Muntaha, mendapatkan sebatang pohon yang daunnya seperti telinga gajah, dan buahnya sebesar kendi, setiap kali ia tertutup dengan kehendak Allah, ia berubah sehingga tidak satupun makhluk Allah sanggup mengungkapkan keindahannya.

SHOLAT 50 WAKTU
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada kepadaku mewajibkan sholat 50 kali sehari semalam. Sesudah itu aku turun ke tempat Musa a.s. Musa bertanya : “ Apa yang telah diwajibkan Tuhanmu  kepada umatmu ? “, jawabku : “ Sholat 50 kali “, kata Musa : “ kembalilah ke Tuhanmu mintalah keringanan karena umatmu tidak akan sanggup melakukannya, aku sendiri telah mencoba terhadap Bani Israil “.

MINTA KERINGANAN
Kata Nabi s.a.w. : “ Aku kembali kepada Tuhanku kemudian aku memohon : “ Ya Tuhan berilah umatku keringanan, maka Allah mengurangi lima “. Sesudah itu aku kembali kepada Musa, kataku : “ Allah menguranginya lima “. Kata Musa : “ Umatmu tidak akan sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan ! “.

TINGGAL 5 WAKTU
Kata Nabi s.a.w. selanjutnya : “ Aku jadi berulang ulang pulang pergi antara Tuhanku Tabaroka wa Ta’ala dengan Musa, sehingga akhirnya Allah berfirman : “ Kesimpulannya ialah sholat lima kali sehari semalam, bagi tiap tiap satu kali sholat, sama nilainya dengan 10 sholat, maka jumlah nilainya 50 juga. Dan siapa yang bermaksud hendak berbuat kebaikan tetasupi tidak dilaksanakannya, dituliskan untuknya ( pahala ) satu kebaikan, apabila dilaksanakannya ditulis baginya ( pahala ) 10 kebaikan. Dan siapa bermaksud hendak berbuat kejahatan, tetapi tidak jadi dilaksanakannya tidak akan ditulis apa apa baginya. Tetapi jika dilaksanakannya maka ditulis baginya balasan satu kejahatan.

MALU
Sesudah itu aku turun kembali ke tempat Musa a.s. kemudian aku ceritakan kepadanya apa yang difirmankan Tuhanku itu, kata Musa : “ Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan ! “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Aku telah berulang kali kembali kepada Tuhanku meminta keringanan, sehingga aku malu kepada Nya “. (H.R. Muslim)                                                                     
LUAR BIASA
Mukjizat adalah karunia luar biasa yang diberikan Allah kepada para Rasul sebagai bukti ke Rasulannya, sehingga sulit dinalar oleh akal sehat. Oleh karena itu sebagai orang beriman apapun bentuk mukjizat pasti harus diimaninya termasuk peristiwa Isra’ Mi’raj dalam hadits tersebut diatas.
Keluar biasaan mukjizat Nabi Muhammad, beliau bisa ke langit dalam tempo tidak sampai semalam. Padahal jarak bumi ke langit sekitar 10.000.000.000. tahun cahaya, artinya bila memakai kendaraan yang berkecepatan cahaya ( 300.000. k.m. per detik ) akan sampai dalam tempo 10 milyard tahun lagi, satu hal yang sangat tidak mungkin terjadi, Allaahu Akbar.
Beliau bertemu para nabi dari langit pertama hingga ke tujuh. Di Baitul Makmur menyaksikan alam yang sangat luas, dimana 70.000. Malaikat setiap hari masuk ke dalamnya dan mereka tidak pernah kembali lagi.
Di Sidratul Muntaha menyaksikan lagi keajaiban keindahan alam lain, dimana terdapat sebatang pohon yang berdaun seperti telinga gajah dan buahnya sebesar kendi, setiap kali ia tertutup dengan kehendak Allah, ia berubah sehingga tidak satupun makhluk Allah sanggup mengungkapkan keindahannya.
Kemudian beliau mendapat perintah Sholat 50 waktu, namun berkat saran Nabi Musa a.s. akhirnya beliau meminta keringanan secara berulang ulang akhirnya tinggal 5 waktu yang nilai pahalanya sama dengan 50 waktu.
Begitu murahnya Allah kepada umat Nabi Muhammad s.a.w.  
Semoga Allah memberikan hidayah Nya, sehingga dapat mempercayai mukjizat beliau sepenuhnya ( tanpa perkeculian ) dan dapat menunaikan dan memelihara sholat dengan sebaik baiknya, Amiin. 

NIKMATNYA PANDAI BeRSYUKUR !

“ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )
            
Syukur mudah diucapkan namun banyak yang melupakan, padahal jiwa akan merasa nikmat dan bahagia bila pandai mensyukuri karunia Nya.    
Sebuah kisah kami tampilkan sebagai cermin agar bisa menyemangati jiwa pandai mensyukuri Nya. Kisah seorang hamba yang tidak sempurna penampilan fisiknya, namun jiwanya sehat dan segar, sehingga hidup dijalani dengan tabah, jauh dari kekecewaan dan kesusahan, karena tingginya rasa syukur kepada Tuhan Nya.     

TERSESAT
Abu Ibrahim bercerita : Suatu ketika aku dalam perjalanan  di padang pasir kemudian tersesat, kemudian kutemukan sebuah kemah tua di dalamnya ada seorang tua duduk di atas tanah, kedua tangannya buntung, matanya buta, hidup sebatang kara pula. Namun yang kukagumi dari bibirnya selalu mengucapkan : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia, segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia
Kemudian aku mendekat, dia merasakan kehadiranku dan bertanya : “ Siapa ya ? . Assalaamu’alaikum aku orang tersesat , jawabku “ Anda, mengapa seorang diri di tempat ini ?, di mana isteri, anak dan kerabatmu ? “, tanyaku. Aku sakit semua orang meninggalkanku, dan keluargaku meninggal “, jawabnya.

SELALU MEMUJI
Namun kudengar kau mengucapkan kalimat : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia ! “. Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangan dan sebatang kara ? ,kataku.

DIKARUNIAI AKAL SEHAT
Kemudian dia  menjawab : Engkau melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia, bukankah Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir ? “. Betul , jawabku, lalu katanya : Berapa banyak orang yang gila ? . Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia , jawabnya.

DIKARUNIAI PENDENGARAN
Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku , sahutnya. Bukankah banyak orang yang tuli tak bisa mendengar ? , katanya. Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut , katanya pula.

DIKARUNIAI LISAN
Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara ? , tanyanya. Wah banyak ”, jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut ,  jawabnya. Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembah Nya mengharap pahala dari Nya dan bersabar atas musibahku ? , tanyanya. Iya benar ,jawabku.

RUGI DUNIA AKHERAT
Kemudian dia berkata : Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit ? mereka rugi di dunia dan akhirat Banyak sekali.” Jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut , katanya.
Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu persatu dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. dia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah.
Betapa banyak orang sakit selain beliau, yg musibahnya tidak sampai separah beliau tapi bila dibandingkan dengan tua orang ini, maka mereka masih bukan apa apa, namun mereka pada mengeluh, kecewa dan menangis sejadi jadinya, karena  mereka tidak sabar dan tipis keimanannya.

MINTA TOLONG
Aku pun merenung mawas diri makin dalam,hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua berkata : Bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya ? , Ya.. apa permintaanmu ? , kataku. Maka dia menunduk seraya menahan tangis, dia berkata : “ Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun dialah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurus segala keperluanku, sejak tadi malam dia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali. Apakah dia masih hidup atau tidak “.

MEMBANTU MENCARI
Maka kutanya ciri ciri anak tersebut dan berjanji mencarikannya, aku pun meninggalkannya. Namun tatkala aku berjalan dan bertanya tanya kepada orang sekitar, nampaklah di atas bukit sekawanan burung gagak mengerumuni sesuatu, maka terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidaklah berkerumun kecuali pada bangkai atau sisa makanan. Aku pun mendaki bukit dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Ketika dekat, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong potong rupanya serigala telah menerkam dan memakannya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung burung.
Aku berjalan menuju kemah pak Tua, pak Tua bertanya : “ Di mana si bocah ? . Namun kataku sambil membesarkan hatinya : Jawablah lebih dahulu siapakah yang lebih dicintai Allah, engkau atau Nabi Ayyub a.s.? . Tentu Ayyub a.s. lebidicintai Allah” jawabnya. Kemudian siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya ? , tanyaku. Tentu Ayyub . jawabnya dengantegas.

MENINGGAL
Kalau begitu berharaplah pahala kepada Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunun dia diterkam oleh serigala dan dikoyak koyak tubuhnya , jawabku. Maka pak Tua pun tersedak sedak seraya berkata :  Laa ilaaha illallaaah ” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya, namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Dia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yg ada di bawahnya, lalu aku keluar untuk mencari orang yang membantuku mengurus jenazahnya. Maka kudapati tiga orang yg mengendarai unta mereka nampaknya para musafir, maka kupanggil dan aku berkata : Maukah kalian menerima pahala

disini ada seorang muslim yang wafat dan dia tidak punya siapa siapa yg mengurusinya, maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya ? . Iya , jawabnya. Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak tua untuk memindahkannya namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak :    Abu Qilabah,  Abu Qilabah .

SEORANG ULAMA
Ternyata Abu Qilabah adalah ulamanya, namun karena waktu silih berganti dia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat. Kami pun menunaikan kewajiban  atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah.

MIMPI
Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah dia mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna berjalan jalan di tanah hijau maka aku bertanya kepadanya : Hai Abu Qilabah apa yg menjadikanmu seperti yang kulihat ini ? . Jawabnya : “ Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah dan dikatakan kepadaku di dalamnya :Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu maka (inilah syurga) sebaik baik tempat kembali “. ( H.R. Imam Ibnu Hibban ), dalam kitabnya Ats Tsiqaat
Betapa nikmat yang memahami hakekat hidup sebenarnya, sehingga kekurangan yang dialami tak membebaninya, lantaran tertutupi rasa syukurnya.