Rabu, 04 Mei 2016


NIKMATNYA PANDAI BeRSYUKUR !

“ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )
            
Syukur mudah diucapkan namun banyak yang melupakan, padahal jiwa akan merasa nikmat dan bahagia bila pandai mensyukuri karunia Nya.    
Sebuah kisah kami tampilkan sebagai cermin agar bisa menyemangati jiwa pandai mensyukuri Nya. Kisah seorang hamba yang tidak sempurna penampilan fisiknya, namun jiwanya sehat dan segar, sehingga hidup dijalani dengan tabah, jauh dari kekecewaan dan kesusahan, karena tingginya rasa syukur kepada Tuhan Nya.     

TERSESAT
Abu Ibrahim bercerita : Suatu ketika aku dalam perjalanan  di padang pasir kemudian tersesat, kemudian kutemukan sebuah kemah tua di dalamnya ada seorang tua duduk di atas tanah, kedua tangannya buntung, matanya buta, hidup sebatang kara pula. Namun yang kukagumi dari bibirnya selalu mengucapkan : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia, segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia
Kemudian aku mendekat, dia merasakan kehadiranku dan bertanya : “ Siapa ya ? . Assalaamu’alaikum aku orang tersesat , jawabku “ Anda, mengapa seorang diri di tempat ini ?, di mana isteri, anak dan kerabatmu ? “, tanyaku. Aku sakit semua orang meninggalkanku, dan keluargaku meninggal “, jawabnya.

SELALU MEMUJI
Namun kudengar kau mengucapkan kalimat : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia ! “. Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangan dan sebatang kara ? ,kataku.

DIKARUNIAI AKAL SEHAT
Kemudian dia  menjawab : Engkau melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia, bukankah Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir ? “. Betul , jawabku, lalu katanya : Berapa banyak orang yang gila ? . Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia , jawabnya.

DIKARUNIAI PENDENGARAN
Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku , sahutnya. Bukankah banyak orang yang tuli tak bisa mendengar ? , katanya. Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut , katanya pula.

DIKARUNIAI LISAN
Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara ? , tanyanya. Wah banyak ”, jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut ,  jawabnya. Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembah Nya mengharap pahala dari Nya dan bersabar atas musibahku ? , tanyanya. Iya benar ,jawabku.

RUGI DUNIA AKHERAT
Kemudian dia berkata : Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit ? mereka rugi di dunia dan akhirat Banyak sekali.” Jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut , katanya.
Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu persatu dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. dia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah.
Betapa banyak orang sakit selain beliau, yg musibahnya tidak sampai separah beliau tapi bila dibandingkan dengan tua orang ini, maka mereka masih bukan apa apa, namun mereka pada mengeluh, kecewa dan menangis sejadi jadinya, karena  mereka tidak sabar dan tipis keimanannya.

MINTA TOLONG
Aku pun merenung mawas diri makin dalam,hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua berkata : Bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya ? , Ya.. apa permintaanmu ? , kataku. Maka dia menunduk seraya menahan tangis, dia berkata : “ Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun dialah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurus segala keperluanku, sejak tadi malam dia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali. Apakah dia masih hidup atau tidak “.

MEMBANTU MENCARI
Maka kutanya ciri ciri anak tersebut dan berjanji mencarikannya, aku pun meninggalkannya. Namun tatkala aku berjalan dan bertanya tanya kepada orang sekitar, nampaklah di atas bukit sekawanan burung gagak mengerumuni sesuatu, maka terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidaklah berkerumun kecuali pada bangkai atau sisa makanan. Aku pun mendaki bukit dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Ketika dekat, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong potong rupanya serigala telah menerkam dan memakannya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung burung.
Aku berjalan menuju kemah pak Tua, pak Tua bertanya : “ Di mana si bocah ? . Namun kataku sambil membesarkan hatinya : Jawablah lebih dahulu siapakah yang lebih dicintai Allah, engkau atau Nabi Ayyub a.s.? . Tentu Ayyub a.s. lebidicintai Allah” jawabnya. Kemudian siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya ? , tanyaku. Tentu Ayyub . jawabnya dengantegas.

MENINGGAL
Kalau begitu berharaplah pahala kepada Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunun dia diterkam oleh serigala dan dikoyak koyak tubuhnya , jawabku. Maka pak Tua pun tersedak sedak seraya berkata :  Laa ilaaha illallaaah ” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya, namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Dia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yg ada di bawahnya, lalu aku keluar untuk mencari orang yang membantuku mengurus jenazahnya. Maka kudapati tiga orang yg mengendarai unta mereka nampaknya para musafir, maka kupanggil dan aku berkata : Maukah kalian menerima pahala

disini ada seorang muslim yang wafat dan dia tidak punya siapa siapa yg mengurusinya, maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya ? . Iya , jawabnya. Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak tua untuk memindahkannya namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak :    Abu Qilabah,  Abu Qilabah .

SEORANG ULAMA
Ternyata Abu Qilabah adalah ulamanya, namun karena waktu silih berganti dia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat. Kami pun menunaikan kewajiban  atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah.

MIMPI
Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah dia mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna berjalan jalan di tanah hijau maka aku bertanya kepadanya : Hai Abu Qilabah apa yg menjadikanmu seperti yang kulihat ini ? . Jawabnya : “ Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah dan dikatakan kepadaku di dalamnya :Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu maka (inilah syurga) sebaik baik tempat kembali “. ( H.R. Imam Ibnu Hibban ), dalam kitabnya Ats Tsiqaat
Betapa nikmat yang memahami hakekat hidup sebenarnya, sehingga kekurangan yang dialami tak membebaninya, lantaran tertutupi rasa syukurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar