Sabtu, 11 Februari 2017




KEUTAMAAN ‘IYADAH
(MENJENGUK ORANG SAKIT)

             Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain itu ada lima : 1. Menjawab salam, 2. Menjenguk orang sakit, 3. Mengiring jenazah, 4. Memenuhi undangan dan 5. Menjawab do'a orang yang bersin".  (H.R. Bukhari dan Muslim)
                
Begitu sempurna dan lengkapnya ajaran agama, sampai diajarkan pula cara menjenguk orang sakit (‘iyadah), mengapa ?.
Karena pasien atau orang sakit sangat tidak nyaman keadaannya : suhu badannya panas, perutnya mual, kepala pusing, cekot cekot, ditambah pula selera makanpun berkurang, sehingga tubuhnya nampak kurus, wajahpun nampak  pucat sayu !!!. Apalagi bila jiwanya tidak siap menghadapai ujian ini, sehingga sakitnya makin bertambah parah jadinya.     

TIDAK NYAMAN
Memang mengunjungi orang sakit sangat beda, karena suasananya sangat tidak nyaman, baik bau ruangan mungkin juga bau pasien, ditambah pula keluhan si pasien yang memilukan karena derita sakit yang dirasakan.
Keadaannya sangat sangat beda dengan situasi ketika berkunjung ke kemanten baru, karena baunya yang harum, ditambah pula senyum bahagianya, apalagi dihidangkan pula dengan berbagai sajian makanan yang lezat dan nyaman. 

HIKMAH ‘IYADAH
Untuk itulah agama mengajarkan pentingnya mengunjungi orang sakit (‘iyadah). Dengan mengunjungi akan memiliki hikmah bagi penderita : 1. Merasa diperhatikan penderitaannya. 2. Merasa ada rasa keperdulian (dalam rangka persahabatan / persaudaraan), apalagi bila : 3. Dido’akan kesembuhannya. 
Dengan demikian ‘iyadah jelas akan membantu dan meringankan beban penderitaan sakitnya, dan ikut mendorong jiwanya untuk pulih dan bangkit dari proses kesembuhan sakitnya, sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses kesembuhannya.
Adapun bagi yang mengunjungi akan timbul rasa syukur terhadap nikmat sehat yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dan akan merasakan betapa tinggi nilainya ketika tubuh sehat dan nyaman.

KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya nanti pada hari Kiamat, Allah swt berfirman : "Wahai anak Adam, Aku sakit kenapa kamu tidak menjenguk Aku?". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya menjenguk sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta Alam?". Allah berfirman : "Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba Ku si Fulan sakit, tetapi kamu tidak mau menjenguknya. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan. Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi makan kepadaKu". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya memberi makan kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?". Allah berfirman : "Apakah kamu tidak tahu bahwa hambaKu si Fulan minta makan kepadamu tetapi kamu tidak mau memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis disisiKu. Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi minum kepadaKu". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya memberi minum kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam ?". Allah berfirman : "HambaKu si Fulan minta minum kepadamu tetapi kamu tidak mau memberinya. Sungguh seandainya kamu memberinya minum niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis di sisiKu". ( H.R.Muslim )
Begitu mulianya ‘iyadah orang sakit karena Allah berada disisi yang sakit : …….. seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan”. Dengan demikian dengan menjenguk orang sakit berarti mendekat kepada Allah.

70.000 MALAIKAT MENDO’AKAN
Begitu istimewa dan mulianya ‘iyadah, sampai 70.000 Malaikat memintakan rahmat dan menyediakan buah yang siap dimakan di syurga.  
Dari 'Ali r.a. : " Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : " Setiap muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka dia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu sore. Dan bila dia menjenguknya pada waktu sore maka dia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu pagi serta dia mendapat jaminan buah buahan yang siap dimakan didalam syurga.  ( H.R. Turmudzi ) 

SEOLAH DALAM KEBUN SYURGA
Mengunjungi  orang sakit sangat nikmat dan mulia menurut tuntunan, walau secara dhohiriyah terasa tak nyaman, karena bau dan suasana ruangan, namun dibalik itu sangat luhur dan penuh penghargaan sebagaimana disabdakan sang junjungan. 
Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : "Sesungguhnya bila seorang muslim menjenguk saudaranya sesama muslim maka seakan akan dia senantiasa berada dalam kebun syurga sehingga dia kembali ". Ada seorang bertanya : "Apakah yang dimaksud dengan khurfatul jannah itu ?", beliau menjawab : "Kebun syurga yang sedang berbuah". ( H.R. Muslim ) 

MACAM DAN CARA BERDO'A UNTUK ORANG SAKIT
Kebiasaan ketika mengunjungi orang sakit hanya berkata basa basi : "Mudah mudahan segera sembuh ya", padahal mestinya harus mendo'akan sesuai tuntunan.
Untuk itul dibawah ini kami cantumkan do'a yang seharusnya dibaca untuk orang sakit.
1.Mengusap dengan tangan kanan pada si sakit sambil berdo'a :
اللهم رب الناس اذ هب البأ س اشف انت الشافى لاشفاءالاشفا ؤك شفاءلايغا د رسقما
"Alloohumma rabbannaas adzhibil ba'sa isyfi antasysyaafii laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusapkan tangan kanannya seraya berdo'a (seperti tersebut diatas yang artinya) : "Wahai Allah, Tuhan semua manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan daripada Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi".  (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dengan meletakkan jari telunjuk ke tanah kemudian diusapkan kebagian yang sakit sambil berdo'a :
باسم الله تربة ارضنابريقة بعضنا يشفى به سقيمنا باذن ربنا
"Bismillaahi turbatu ardlinaa  biriiqoti ba'dlinaa yusyfaa bihi saqiimunaa bi-idzni rabbinaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya bila ada orang mengeluh karena tertimpa penyakit atau terluka kepada Nabi s.a.w., maka Nabi s.a.w. bersabda : "Dengan telunjuknya berbuatlah demikian !". Sufyan bin 'Uyainah perawi hadits ini meletakkan jari telunjuknya ke tanah kemudian diusapkan ke tempat yang sakit, sambil berdo'a (seperti tersebut diatas yang artinya) : "Dengan nama Allah, debu tanah kami dengan ludah sebagian dari kami, semoga disembuhkan orang yang sakit ini atas izin Tuhan kami". (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Atau dengan doa’ pendek yang pernah dilakukan Rasulullah s.a.w. terhadap Sya’ad, dengan meletakkan tangan pada bagian (tubuh pasien) yang sakit :
Alloohummasyfii ………..(sebut nama pasien) 3 kali.
                             (Ya Allah sembuhkan……………………………..)

KESIMPULAN
Ternyata demikian praktis dan mudahnya ajaran agama, bahkan penuh dengan hikmah didapatnya, tetapi sayang jarang yang sudi mengamalkannya.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan hidayah Nya, sehingga kita suka mensyiarkan dengan mengamalkan tuntunan agama Nya, Amiin.


KISAH TAULADAN

KEJENIUSAN SAHABAT ALI R.A.

Berbagai keistimewaan dimiliki para sahabat Nabi s.a.w., diantaranya sahabat Ali r.a. yang dikenal kecerdasannyya, hal ini terbukti ketika Umar bin Khaththab r.a. kebingungan karena tidak faham dengan kata kata sahabat Hudzaifah bin Yaman r.a. Berkat penjelasan sahabat Ali akhirnya Umar bin Khathtab
Pada suatu hari Umar bin Khaththab r.a. bertemu Hudzaifah bin Yaman r.a. dan bertanya : “Bagaimana khabarmu ?”. Hudzaifah menjawab : “Demi Allah, pagi ini aku membenci kebenaran”, menyukai fitnah, bersaksi dengan apa yang tidak kulihat, menghafal selain makhluk, sholat tanpa wudlu dan di bumi ini aku memiliki sesuatu yang tidak dimilki Allah !”.
Mendengar jawabannya Umar terkejut emosi dan bertekad akan menghukumnya.  Dalam perjalanan berpapasan dengan sahabat Ali bin Abi Thalib r.a., kemudian bertanya : “Apa yang membuatmu emosi wahai Umar ?’. Umar menjawab : “Aku bertemu Hudzaifah dan menanyakan khabarnya hari ini, dia menjawab : “Bahwa pagi ini dia membenci kebenaran, Ali menjawab : “Dia benar !”, artinya dia membenci kematian dan kematian adalah kebenaran, karena semua manusia pasti akan mati.
Kemudian Umar berkata lagi : “Hudzaifah juga berkata bahwa dia mencintai fitnah”. Kemudian Ali menjawab : “Dia benar, dia mencintai harta dan anaknya, bukankah Allah berfirman : “Sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah (cobaan / ujian) dan sesungguhya disisi Allah ada pahala yang besar (Q.S. Al Anfal (8) : 28)”.
Umar berkata lagi : “Wahai Ali dia berkata : “Aku bersaksi dengan apa yang tidak aku lihat, Ali menjawab : “ Dia benar dia bersaksi atas ke Esaan, kematian, kebangkitan, kiamat, syurga, neraka dan shiroth bukankah dia belum pernah melihat semua itu !”. Umar berkata : “Wahai Ali dia berkata : “Sesungguhnya aku menghafal selain makhluk”, Ali menjawab : “ Dia benar !, dia hafal kitab Allah Al Quran dan itu bukan makhluk !”.    
Umar berkata lagi : “Dia berkata lagi bahwa dia sholat tanpa wudlu, Kemudian Ali menjelaskan : “Dia benar, sholat memiliki dua makna sholat dan sholawat, maksud Hudzaifah adalah sholawat kepada kepada Rasulullah s.a.w. tanpa wudlu, sholawat seperti itu kan diperbolehkan !.
Umar berkata lagi : “Wahai Ali, dia berkata lebih dari itu, “Apa yang dia katakan ?”. Umar menjawab : “Dia mengatakan bahwa di bumi ini dia memiliki apa yang tidak dimiliki Allah”. Ali menjawab : “Dia benar, dia memiliki anak dan istri sedangkan Allah tidak beranak dan tidak beristri !”. Umar berkata : : “Hampir saja putra Khaththab celaka jika tidak ada Ali bin Abi Thalib.

Subhaanallah begitu cerdasnya Ali r.a. sehingga bisa menjelaskan kepada Umar dengan gamblangnya, sehingga Umar bin Khaththab terhindar dari kesalah fahaman. 

Sabtu, 04 Februari 2017



KEISTIMEWAAN AYAT KURSI

           “Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin Nya?. Allah mengetahui apa apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung “. ( Q.S. Al Baqarah (2) : 255 )
               
Betapa luar biasa Allah sebagai Dzat Yang Maha Esa, yang hidup kekal dan terus menerus mengurus makhluk Nya. Bahkan langit dan bumi dimiliki Nya, dikuasai dan tidak pula merasa berat memelihara keduanya !.
Itulah Allah, Dzat yang harus diyakini keberadaan Nya dan harus diibadahi. Harom disekutukan dan disejajarkan dengan makhluk ciptaan Nya.    
Ayat ini dinamakan “Ayat Kursi”, karena ada kata “kursiyyuhu” didalamnya. Ayat Kursi memiliki keistimewaan luar biasa sebagaimana peristiwa yang dialami oleh sahabat Abu Hurairah r.a.    

ABU HURAIRAH DAN PENCURI             
Dari Abu Hurairah r.a berkata : “ Rasulullah s.a.w. mempercayakan saya untuk mengelola zakat di bulan Ramadlan, kemudian ada seseorang datang dan mengambil segenggam makanan maka orang itu saya pegang dan saya berkata : “ Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah s.a.w. “. dia berkata : “ Sesungguhnya saya adalah orang miskin dan mempunyai banyak keluarga serta sangat membutuhkan makanan “, maka saya lepaskan orang itu”.

RASULULLAH BERTANYA
Pagi harinya Rasulullah s.a.w. bertanya : “ Wahai Abu Hurairah apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi malam ?”. Saya menjawab : “ Wahai Rasulullah, dia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan dia mempunyai banyak keluarga maka saya merasa kasihan padanya kemudian saya lepaskan “.

RASULULLAH MENJELASKAN
Beliau bersabda : “ Sesungguhnya dia dusta kepadamu dan dia akan datang lagi “. Saya percaya bahwa dia akan datang lagi karena Rasulullah s.a.w. telah mengatakan hal itu, maka saya jaga benar benar.

MENCURI KEDUA KALI
Kemudian orang itu datang lagi dan mengambil segenggam makanan, maka saya berkata lagi : “ Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah s.a.w. “. Dia berkata : “ Maafkan saya, karena sesungguhnya saya adalah orang miskin dan mempunyai banyak keluarga, saya tidak akan mengulangi lagi “, saya merasa kasihan kepadanya maka saya lepaskan.

TAWANAN PENDUSTA
Pagi harinya Rasulullah s.a.w. bertanya kepada saya : “ Wahai Abu Hurairah, apa yang diperbuat oleh tawananmu ?”. Saya menjawab : “ Wahai Rasulullah, dia mengeluh sangat membutuhkan makanan sedangkan dia mempunyai banyak keluarga maka saya merasa kasihan padanya lantas saya lepaskan “. Beliau bersabda : “ Sesungguhnya dia dusta kepada kamu dan dia akan kembali lagi !“.

MENCURI KE TIGA KALI
Kemudian saya jaga benar benar untuk ketiga kalinya, tiba tiba dia datang kembali dengan mengambil segenggam makanan, maka orang itu saya pegang dan saya berkata : “ Sungguh kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah s.a.w. ini adalah perbuatan yang ketiga kalinya dimana kamu berjanji tidak akan mengulangi tapi ternyata kamu mengulangi lagi “.

MENGAJARKAN AYAT KURSI
Dia berkata : “Maafkan saya, sesungguhnya saya ingin memberitahu kepadamu beberapa kalimat yang mana Allah memberi manfaat kepadamu “. Saya bertanya : “ Apakah kalimat kalimat itu ?”. Dia berkata : ” Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi yang berbunyi : Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum sampai akhir ayat. Seandainya kamu membacanya niscaya Allah selalu memberi perlindungan dan syetan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi “. Kemudian dia saya lepaskan.

NABI MEMBENARKAN
Pagi harinya Rasulullah s.a.w. bertanya kepada saya : “ Apa yang diperbuat oleh tawananmu tadi malam ?”. Saya menjawab : “ Wahai Rasulullah dia memberitahu kepada saya beberapa kalimat yang mana Allah memberi manfaat kepada saya dengan beberapa kalimat itu, maka saya lepaskan “. Beliau bertanya : “ Kalimat kalimat apa itu ?”. Saya berkata : ” Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi dari awal sampai selesai yaitu ayat : Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum “. Dan dia berkata pula kepada saya : “ Niscaya Allah selalu memberi perlindungan kepadamu dan syetan tidak akan datang kepadamu sampai waktu pagi “.
Kemudian beliau bersabda : “ Sesungguhnya dia berkata benar kepadamu walaupun dia adalah pembohong. Tahukah kamu siapakah yang datang kepadamu selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah ?”, Saya menjawab : “ Tidak “. Beliau bersabda : ” Itu adalah syetan “. ( H.R. Bukhari )
                                                                                                        
DARI BAHAN API
Karena Kuasanya Allah mampu menciptakan makhluk yang berbeda dengan manusia yakni Jin, yang memiliki keunikan tersendiri, karena dibuat dari api bahan yang berbeda dari bahan manusia (dari tanah).
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas“. (Q.S. Al Hijr (15)  : 27). Karena terbuat  dari api maka dia bisa dengan mudah mengubah ubah bentuknya, bukankah api berupa gas yang mudah berubah ubah pula bentuknya ?!.
Ingat bahwa suatu benda takkan jauh sifatnya dari bahan bakunya, ini merupakan sunnatullah, demikian pula halnya dengan jin !.

PENAMPAKAN

Suatu kisah benar benar terjadi di Surabaya, dimana teman saya ketika mengendarai sepeda motor di malam hari, kemudian ada seorang wanita minta dibondeng, di suatu tempat minta diturunkan, ternyata setelah turun dilihatnya siwanita sudah menghilang, anehnya tempat tersebut berupa areal pemakaman.   
Disini jelas bahwa wanita tersebut merupakan bentuk jadi jadian (penampakan) dari makhluk jin.

DAPAT MENGUBAH BENTUK 
Pada hakekatnya jin tidak dapat dilihat sebagaimana firman Nya : “…….Sesungguhnya dia (iblis) dan pengikut pengikutnya (jin) melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan itu pemimpin pemimpim bagi orang orang yang tidak beriman”. (Q.S. Al A’Raaf (7) : 27).
Namun mengapa dari hadits tersebut setan (jin) dapat dilihat oleh Abu Hurairah ?, nah disini jelas bahwa penampakan tersebut bukan ujud jin sebenarnya  !. Bentuk yang dilihat Abu Hurairah adalah bentuk jadian (bukan ujud aslinya), bentuk dalam ujud manusia miskin yang membutuhkan makanan.

KAGUM DAN KEDER
Rupanya jin ketika melihat kemampuan dan kesigapan sahabat Abu Hurairah dalam menjaga dan menangkap, bahkan mampu memegangnya sampai tiga kali, rupanya keder juga jin terhadap keistimewaan (karomah) Abu Hurairah.

MENYAMPAIKAN KELEMAHAN DIRINYA             
Karena kagum dan kedernya jin terhadap Abu Hurairah, sehingga jin kemudian menyampaikan rahasia kelemahan dirinya, dengan mengajarkan ayat Kursi untuk dibaca sebelum tidur, sambil berkata : “Niscaya Allah selalu memberi perlindungan dan syetan tidak akan datang kepadamu (menggoda) sampai waktu pagi.

DZIKIR SEBELUM TIDUR
Dari riwayat tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa sebelum tidur hendaklah membaca ayat kursi, dengan meresapi maknanya. Dengan demikian Niscaya Allah selalu memberi perlindungan dan syetan tidak akan mendatangi (menggoda) sampai waktu pagi.  
Demikian nikmat rasanya bila memahami tuntunan agama, sehingga dalam beribadah tak mudah terombang dan mengikut apa kata orang, tak mudah terjerumus kedalam ketakhayyulan dan kemusyrikan.   
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya agar kita selalu melaksanakan tuntunan Nabi Nya, Amin.


SALMAN  ALFARISI MENJAMINKAN DIRINYA  
.        “Dan orang orang yang memelihara amanat amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (Q.S. Al Mukminun (23) : 8) .
               
Diantara bentuk persaudaraan Muslim adalah menanamkan rasa kepercayaan berdasar amanah dan kejujuran. Kenyataan ini terbukti pada kisah yang terjadi saat Umar bin Khaththab menjabat sebagai kholifah.
Saat Umar bin Khaththab sedang duduk di bawah sebatang kurma, bersama para sahabat diantaranya Abdullah bin ‘Abbas, Salman Al Farisi juga Abu Dzar Al Ghifari. Pembicaraan segera terhenti karena dua pemuda berwajah mirip datang dengan mengapit pemuda yang terikat lengannya. 

MENGHADAP KHOLIFAH
Karena kesederhanaan kholifah sebagai pimpinan yang tidak  terlalu protokoler, maka dengan mudahnya keduanya menghadap dan melapor tentang masalah yang dihadapinya sambil berkata : “Wahai Amirul Mukminin, tegakkan hukum Allah atas pembunuh ayah kami ini !", Ujar salah seorang dari mereka. Umar bangkit : "Takutlah kalian kepada Allah !”, ujar Umar : “Perkara apakah ini ?". Kemudian dua pemuda menjelaskan bahwa pemuda yang mereka bawa adalah pembunuh ayahnya, bahkan dia siap mendatangkan saksi yang menyatakan bahwa si pelaku telah mengaku. 

MENGAKU 
Umar bertanya kepada tertuduh : "Benarkah apa yang mereka dakwakan kepadamu ?", "Benar wahai Amirul Mukminin !". "Engkau tidak menyangkal dan di wajahmu kulihat ada penyesalan, Umar menyelidik dengan teliti “. “Ceritakan kejadiannya !", pinta Umar bin Khaththab. 

BERKISAH JUJUR
"Aku datang dari negeri jauh ”, kata pemuda . “Sesampai di kota ini, aku tambatkan kudaku di sebuah pohon dekat kebun milik keluarga mereka. Ku tingggalkan sejenak untuk mengurus suatu hajat, tanpa kuketahui kudaku makan tanaman yang ada di kebun mereka, saat aku kembali, kulihat seorang lelaki tua yang ternyata ayah kedua pemuda ini sedang memukul kepala kudaku dengan batu hingga tewas. Melihat kejadian itu, aku emosi kemudian kuhunus pedang. Aku khilaf, aku telah membunuh lelaki tua itu. Aku memohon ampun kepada Allah karenanya”. Umar termenung. “Wahai Amirul Mukminin tegakkanlah hukum Allah, kami minta qishash atas orang ini, jiwa harus dibayar dengan jiwa !", kata salah seorang. 
Umar menatap pemuda tertuduh usianya masih sangat muda, pantas bila mudah emosi. Tapi jelas pad wajahnya teduh, akhlaknya santun. Gurat gurat sesal nampak jelas membayang di wajahnya. Umar iba menimbang nimbang betapa sia sianya jika pemuda ini harus mati begitu cepat.

UMAR USUL
"Bersediakah kalian, jika aku membayar diyat (tebusan) untuknya, agar dia bisa bebas ?”, pinta Umar pada kedua pemuda penuntut qishas. Pemuda menjawab : ” Demi Allah, hai Amirul Mukminin sungguh kami sangat mencintai ayah kami, dia telah membesarkan kami dengan penuh cinta. Keberadaannya di tengah kami takkan bisa terganti dengan diyat sebesar apapun. Hati kami baru tenteram jika had ditegakkan !", jawabnya tegas. Umar terhenyak : "Bagaimana menurutmu ?”, tanya Umar kepada pemuda terdakwa. “Aku ridha hukum Allah ditegakkan ke padaku, wahai Amirul Mukminin”, jawabnya yakin. 

MINTA IZIN PULANG
“Namun ada yang menghalangiku, karena ada amanah dari kaumku tentang harta dan perkara yang harus kusampaikan kepadanya. Juga keluargaku, aku bekerja untuk menafkahi mereka. Hasil dari  perjalananku harus kuserahkan dan juga memohon ridla dan ampunan ayah dan ibuku". 

JANJI KEMBALI
Umar merenung iba, tak ada jalan lain, hudud harus ditegakkan, tetapi dia juga memiliki amanah yang harus ditunaikan. “Jadi bagaimana  ?”, tanya Umar. “Jika engkau mengizinkanku aku minta waktu 3 hari untuk pulang guna menunaikan amanah. Demi Allah aku pasti kembali di hari ketiga untuk menerima  hukumanku, wahai putera Al Khattab".

KHOLIFAH MINTA JAMINAN
"Adakah orang yang bisa menjaminmu ?”, tanya Umar, “Aku tidak punya kenalan di kota ini guna kuminta menjadi penjaminku, kecuali Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat". "Tidak Demi Allah, tetap harus ada seseorang yang menjaminmu atau aku tak mengizinkanmu pergi !", jawab Umar bin Khaththab tegas. "Aku bersumpah dengan nama Allah yang keras 'Adzabnya. Aku takkan menyalahi janjiku !", "Aku percaya, tetapi tetap harus ada orang yang menjaminmu !". "Aku tak punya !”.

SALMAN ALFARISI TAMPIL
“Wahai Amirul Mukminin !”, terdengar suara menyela : “Jadikan aku sebagai penjamin anak muda ini, biarkanlah dia pergi menunaikan amanahnya !". Salman Al Farisi tampil mengajukan diri. "Engkau hai Salman, bersedia menjamin anak muda ini ?", "Ya aku bersedia !", "Kalian berdua yang mengajukan gugatan”, panggil Umar : “Apakah kalian bersedia menerima Salman Al Farisi sebagai penjamin ?”. Adapun Salman demi Allah, aku bersaksi tentang dirinya bahwa dia lelaki ksatria yang jujur dan tak berkhianat”. Kedua pemuda saling pandang : Kami menerima, jawabnya.

TEGANG MENANTI SAAT.
Para sahabat berkumpul mendatangi Umar dan Salman. Demi Allah mereka keberatan jika Salman harus dibunuh sebagai badal (ganti). Mereka tak ingin kehilangan sahabat yang pengorbanannya bagi Islam begitu besar. Salman seorang sahabat yang tulus dan rendah hati, dihormati dan  dicintai. 
Satu demi satu mulai Abu Darda’ dan beberapa sahabat mengajukan diri sebagai pengganti Salman. Tetapi Salman menolak. Umar juga menggeleng, waktu terus bergerak mendekati saat yang ditentukan. Kekhawatiran Umar makin memuncak, sahabat makin tegang dan sedih, waktupun terus berlalu. 

DATANG TEPAT WAKTU
Hanya beberapa saat menjelang habisnya batas waktu, nampak seseorang datang dengan berlari bertatih dan terseok. Dia pemuda terhukum sambil berkata : “Maafkan aku”, ujarnya memelas, “Urusan kaumku itu ternyata rumit, sementara untaku tak sempat istirahat, dia kelelahan nyaris sekarat dan terpaksa kutinggal di tengah jalan. Aku harus berlari agar  cepat sampai ke mari hingga nyaris terlambat".  Semua yang melihat nya  pada menatap iba,  tak rela jika dia harus berakhir hidupnya pada hari itu.

UMAR TAKJUB
"Pemuda yang jujur”, ujar Umar dengan mata berkaca kaca, “Mengapa kau datang kembali padahal bagimu ada kesempatan untuk lari dan tak harus mati menanggung qishash ?". Pemuda menjawab dengan tenangnya : Sungguh jangan sampai ada orang mengatakan tidak ada lagi orang yang menepat janji. Dan jangan sampai ada yang mengatakan, bahwa tidak ada lagi kejujuran di kalangan kaum Muslimin.

KEPERCAYAAN DAN PERSAUDARAAN
"Dan kau Salman”, kata Umar bergetar : “Untuk apa kau susah susah menjadikan dirimu penanggung kesalahan orang yang tak kau kenal sama sekali, bagaimana kau bisa mempercayainya ?". 
Sungguh jangan sampai orang mengatakan bahwa tidak ada lagi orang yang mau saling berbagi beban dengan saudaranya. Atau jangan sampai ada yang merasa bahwa tidak ada lagi rasa saling percaya di antara orang orang Muslim. Jawab Salman dengan tulus dan mantap.

BERKAT KOKOHNYA IMAN
"Allaahu Akbar !”, seru Umar : “Segala puji bagi Allah. Kalian telah membesarkan hati umat ini dengan kemuliaan sikap dan agungnya iman kalian. Tetapi bagaimanapun wahai pemuda, had untukmu harus kami tegakkan !". Pemuda terdakwa mengangguk pasrah. 

MEMAAFKAN
Tiba tiba ……terdengar suara para penggugat : Kami sepakat memutuskan untuk memaafkannya !“, sambil tersedu sedan penuh haru. “Kami melihatnya sebagai orang yang berbudi dan menepati janji. Demi Allah, pasti benar benar sebuah kekhilafan yang tak disengaja, jika dia sampai membunuh ayah kami. Dia telah menyesal dan beristighfar kepada Allah atas dosanya. Kami memaafkannya, janganlah menghukumnya wahai Amirul Mukminin !”. “Alhamdulillah !”, ujar Umar. Pemuda terhukum sujud syukur, diikuti Salman Al farisi, dan semua hadirin. 

IBA DAN KASIH SAYANG
“Mengapa kalian tiba tiba berubah fikiran ?”, tanya Umar pada kedua ahli waris korban. Agar jangan sampai ada yang mengatakan bahwa di kalangan kaum Muslimin tidak ada lagi kemaafan, pengampunan, iba hati dan kasih sayang", jawab mereka kompak penuh haru. Subhaanallaah