KEUTAMAAN ‘IYADAH
(MENJENGUK ORANG SAKIT)
Dari Abu Hurairah r.a
bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Hak seorang muslim terhadap
muslim yang lain itu ada lima : 1. Menjawab salam, 2. Menjenguk orang sakit, 3.
Mengiring jenazah, 4. Memenuhi undangan dan 5. Menjawab do'a orang yang
bersin". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Begitu sempurna dan lengkapnya ajaran agama,
sampai diajarkan pula cara menjenguk orang sakit (‘iyadah), mengapa ?.
Karena pasien atau orang sakit
sangat tidak nyaman keadaannya : suhu badannya panas, perutnya mual, kepala
pusing, cekot cekot, ditambah pula selera makanpun berkurang, sehingga tubuhnya
nampak kurus, wajahpun nampak pucat sayu
!!!. Apalagi bila jiwanya tidak siap menghadapai ujian ini, sehingga sakitnya
makin bertambah parah jadinya.
TIDAK
NYAMAN
Memang mengunjungi orang sakit sangat beda, karena
suasananya sangat tidak nyaman, baik bau ruangan mungkin juga bau pasien,
ditambah pula keluhan si pasien yang memilukan karena derita sakit yang
dirasakan.
Keadaannya sangat sangat beda
dengan situasi ketika berkunjung ke kemanten baru, karena baunya yang harum,
ditambah pula senyum bahagianya, apalagi dihidangkan pula dengan berbagai sajian
makanan yang lezat dan nyaman.
HIKMAH
‘IYADAH
Untuk itulah agama mengajarkan pentingnya
mengunjungi orang sakit (‘iyadah). Dengan mengunjungi akan memiliki hikmah bagi
penderita : 1. Merasa diperhatikan penderitaannya. 2. Merasa ada rasa
keperdulian (dalam rangka persahabatan / persaudaraan), apalagi bila : 3.
Dido’akan kesembuhannya.
Dengan demikian ‘iyadah jelas akan
membantu dan meringankan beban penderitaan sakitnya, dan ikut mendorong jiwanya
untuk pulih dan bangkit dari proses kesembuhan sakitnya, sehingga akan
mempermudah dan mempercepat proses kesembuhannya.
Adapun bagi yang mengunjungi akan timbul rasa syukur terhadap nikmat
sehat yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dan akan merasakan betapa tinggi
nilainya ketika tubuh sehat dan nyaman.
KEUTAMAAN
MENJENGUK ORANG SAKIT
Dari Abu Hurairah r.a. berkata
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya nanti pada
hari Kiamat, Allah swt berfirman : "Wahai anak Adam, Aku sakit kenapa kamu
tidak menjenguk Aku?". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku,
bagaimana saya menjenguk sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta Alam?".
Allah berfirman : "Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba Ku si Fulan sakit,
tetapi kamu tidak mau menjenguknya. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu
menjenguknya niscaya kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan. Wahai anak Adam,
Aku minta makan kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi makan kepadaKu".
Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya memberi makan
kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?". Allah berfirman :
"Apakah kamu tidak tahu bahwa hambaKu si Fulan minta makan kepadamu tetapi
kamu tidak mau memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu
memberinya makan niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis disisiKu. Wahai anak
Adam, Aku minta minum kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi minum
kepadaKu". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya
memberi minum kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam ?".
Allah berfirman : "HambaKu si Fulan minta minum kepadamu tetapi kamu tidak
mau memberinya. Sungguh seandainya kamu memberinya minum niscaya kamu
mendapatkan hal itu tertulis di sisiKu". ( H.R.Muslim )
Begitu mulianya ‘iyadah orang sakit karena Allah
berada disisi yang sakit : “…….. seandainya
kamu menjenguknya niscaya
kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan”. Dengan demikian dengan menjenguk orang
sakit berarti mendekat kepada Allah.
70.000
MALAIKAT MENDO’AKAN
Begitu
istimewa dan mulianya ‘iyadah, sampai 70.000 Malaikat memintakan rahmat dan
menyediakan buah yang siap dimakan di syurga.
Dari
'Ali r.a. : " Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : " Setiap
muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka dia akan dimintakan
rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu sore. Dan bila dia menjenguknya pada
waktu sore maka dia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu
pagi serta dia mendapat jaminan buah buahan yang siap dimakan didalam syurga. (
H.R. Turmudzi )
SEOLAH
DALAM KEBUN SYURGA
Mengunjungi orang sakit sangat nikmat dan mulia menurut
tuntunan, walau secara dhohiriyah terasa tak nyaman, karena bau dan suasana
ruangan, namun dibalik itu sangat luhur dan penuh penghargaan sebagaimana
disabdakan sang junjungan.
Dari Tsauban r.a. dari Nabi
s.a.w. beliau bersabda : "Sesungguhnya bila seorang muslim menjenguk
saudaranya sesama muslim maka seakan akan dia senantiasa berada dalam kebun
syurga sehingga dia kembali ". Ada seorang bertanya : "Apakah yang
dimaksud dengan khurfatul jannah itu ?", beliau menjawab : "Kebun syurga
yang sedang berbuah". ( H.R. Muslim )
MACAM
DAN CARA BERDO'A UNTUK ORANG SAKIT
Kebiasaan ketika mengunjungi
orang sakit hanya berkata basa basi : "Mudah mudahan segera sembuh ya",
padahal mestinya harus mendo'akan sesuai tuntunan.
Untuk itul dibawah ini kami
cantumkan do'a yang seharusnya dibaca untuk orang sakit.
1.Mengusap dengan tangan kanan
pada si sakit sambil berdo'a :
اللهم رب الناس اذ هب البأ س اشف انت الشافى لاشفاءالاشفا ؤك شفاءلايغا
د رسقما
"Alloohumma rabbannaas adzhibil ba'sa isyfi antasysyaafii
laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya
Nabi s.a.w. menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusapkan tangan
kanannya seraya berdo'a (seperti tersebut diatas yang artinya) : "Wahai
Allah, Tuhan semua manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah karena
hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan
daripada Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi". (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dengan
meletakkan jari telunjuk ke tanah kemudian diusapkan kebagian yang sakit sambil
berdo'a :
باسم
الله تربة ارضنابريقة بعضنا يشفى به سقيمنا باذن ربنا
"Bismillaahi turbatu ardlinaa biriiqoti ba'dlinaa yusyfaa bihi saqiimunaa
bi-idzni rabbinaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya bila ada
orang mengeluh karena tertimpa penyakit atau terluka kepada Nabi s.a.w., maka
Nabi s.a.w. bersabda : "Dengan telunjuknya berbuatlah demikian !".
Sufyan bin 'Uyainah perawi hadits ini meletakkan jari telunjuknya ke tanah
kemudian diusapkan ke tempat yang sakit, sambil berdo'a (seperti tersebut
diatas yang artinya) : "Dengan nama Allah, debu tanah kami dengan ludah
sebagian dari kami, semoga disembuhkan orang yang sakit ini atas izin Tuhan
kami". (HR. Bukhari dan Muslim)
3.
Atau dengan doa’ pendek yang pernah dilakukan Rasulullah s.a.w. terhadap Sya’ad,
dengan meletakkan tangan pada bagian (tubuh pasien) yang sakit :
Alloohummasyfii ………..(sebut
nama pasien) 3 kali.
(Ya Allah
sembuhkan……………………………..)
KESIMPULAN
Ternyata demikian praktis dan mudahnya ajaran
agama, bahkan penuh dengan hikmah didapatnya, tetapi sayang jarang yang sudi mengamalkannya.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan
hidayah Nya, sehingga kita suka mensyiarkan dengan mengamalkan tuntunan agama
Nya, Amiin.
KISAH TAULADAN
KEJENIUSAN SAHABAT ALI R.A.
Berbagai
keistimewaan dimiliki para sahabat Nabi s.a.w., diantaranya sahabat Ali r.a.
yang dikenal kecerdasannyya, hal ini terbukti ketika Umar bin Khaththab r.a.
kebingungan karena tidak faham dengan kata kata sahabat Hudzaifah bin Yaman r.a. Berkat penjelasan sahabat Ali akhirnya Umar bin
Khathtab
Pada suatu hari
Umar bin Khaththab r.a. bertemu Hudzaifah bin Yaman r.a. dan bertanya :
“Bagaimana khabarmu ?”. Hudzaifah menjawab : “Demi Allah, pagi ini aku
membenci kebenaran”, menyukai fitnah, bersaksi dengan apa yang tidak kulihat,
menghafal selain makhluk, sholat tanpa wudlu dan di bumi ini aku memiliki
sesuatu yang tidak dimilki Allah !”.
Mendengar jawabannya
Umar terkejut emosi dan bertekad akan menghukumnya. Dalam perjalanan berpapasan dengan sahabat
Ali bin Abi Thalib r.a., kemudian bertanya : “Apa yang membuatmu emosi wahai
Umar ?’. Umar menjawab : “Aku bertemu Hudzaifah dan menanyakan khabarnya hari
ini, dia menjawab : “Bahwa pagi ini dia membenci kebenaran, Ali menjawab
: “Dia benar !”, artinya dia membenci kematian dan kematian adalah
kebenaran, karena semua manusia pasti akan mati.
Kemudian Umar
berkata lagi : “Hudzaifah juga berkata bahwa dia mencintai fitnah”. Kemudian
Ali menjawab : “Dia benar, dia mencintai harta dan anaknya, bukankah
Allah berfirman : “Sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah
(cobaan / ujian) dan sesungguhya disisi Allah ada pahala yang besar (Q.S. Al
Anfal (8) : 28)”.
Umar berkata lagi :
“Wahai Ali dia berkata : “Aku bersaksi dengan apa yang tidak aku lihat, Ali
menjawab : “ Dia benar dia bersaksi atas ke Esaan, kematian, kebangkitan,
kiamat, syurga, neraka dan shiroth bukankah dia belum pernah melihat semua itu
!”. Umar berkata : “Wahai Ali dia berkata : “Sesungguhnya aku menghafal
selain makhluk”, Ali menjawab : “ Dia benar !, dia hafal kitab Allah Al
Quran dan itu bukan makhluk !”.
Umar berkata lagi :
“Dia berkata lagi bahwa dia sholat tanpa wudlu, Kemudian Ali menjelaskan
: “Dia benar, sholat memiliki dua makna sholat dan sholawat, maksud Hudzaifah
adalah sholawat kepada kepada Rasulullah s.a.w. tanpa wudlu, sholawat seperti itu
kan diperbolehkan !.
Umar berkata
lagi : “Wahai Ali, dia berkata lebih dari itu, “Apa yang dia katakan ?”. Umar
menjawab : “Dia mengatakan bahwa di bumi ini dia memiliki apa yang tidak
dimiliki Allah”. Ali menjawab : “Dia benar, dia memiliki anak dan istri sedangkan
Allah tidak beranak dan tidak beristri !”. Umar berkata : : “Hampir saja putra
Khaththab celaka jika tidak ada Ali bin Abi Thalib.
Subhaanallah
begitu cerdasnya Ali r.a. sehingga bisa menjelaskan kepada Umar dengan gamblangnya,
sehingga Umar bin Khaththab terhindar dari kesalah fahaman.