Sabtu, 11 Februari 2017




KEUTAMAAN ‘IYADAH
(MENJENGUK ORANG SAKIT)

             Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain itu ada lima : 1. Menjawab salam, 2. Menjenguk orang sakit, 3. Mengiring jenazah, 4. Memenuhi undangan dan 5. Menjawab do'a orang yang bersin".  (H.R. Bukhari dan Muslim)
                
Begitu sempurna dan lengkapnya ajaran agama, sampai diajarkan pula cara menjenguk orang sakit (‘iyadah), mengapa ?.
Karena pasien atau orang sakit sangat tidak nyaman keadaannya : suhu badannya panas, perutnya mual, kepala pusing, cekot cekot, ditambah pula selera makanpun berkurang, sehingga tubuhnya nampak kurus, wajahpun nampak  pucat sayu !!!. Apalagi bila jiwanya tidak siap menghadapai ujian ini, sehingga sakitnya makin bertambah parah jadinya.     

TIDAK NYAMAN
Memang mengunjungi orang sakit sangat beda, karena suasananya sangat tidak nyaman, baik bau ruangan mungkin juga bau pasien, ditambah pula keluhan si pasien yang memilukan karena derita sakit yang dirasakan.
Keadaannya sangat sangat beda dengan situasi ketika berkunjung ke kemanten baru, karena baunya yang harum, ditambah pula senyum bahagianya, apalagi dihidangkan pula dengan berbagai sajian makanan yang lezat dan nyaman. 

HIKMAH ‘IYADAH
Untuk itulah agama mengajarkan pentingnya mengunjungi orang sakit (‘iyadah). Dengan mengunjungi akan memiliki hikmah bagi penderita : 1. Merasa diperhatikan penderitaannya. 2. Merasa ada rasa keperdulian (dalam rangka persahabatan / persaudaraan), apalagi bila : 3. Dido’akan kesembuhannya. 
Dengan demikian ‘iyadah jelas akan membantu dan meringankan beban penderitaan sakitnya, dan ikut mendorong jiwanya untuk pulih dan bangkit dari proses kesembuhan sakitnya, sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses kesembuhannya.
Adapun bagi yang mengunjungi akan timbul rasa syukur terhadap nikmat sehat yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dan akan merasakan betapa tinggi nilainya ketika tubuh sehat dan nyaman.

KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya nanti pada hari Kiamat, Allah swt berfirman : "Wahai anak Adam, Aku sakit kenapa kamu tidak menjenguk Aku?". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya menjenguk sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta Alam?". Allah berfirman : "Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba Ku si Fulan sakit, tetapi kamu tidak mau menjenguknya. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan. Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi makan kepadaKu". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya memberi makan kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?". Allah berfirman : "Apakah kamu tidak tahu bahwa hambaKu si Fulan minta makan kepadamu tetapi kamu tidak mau memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis disisiKu. Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu tetapi kamu tidak mau memberi minum kepadaKu". Manusia akan menjawab : "Wahai Tuhanku, bagaimana saya memberi minum kepada Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam ?". Allah berfirman : "HambaKu si Fulan minta minum kepadamu tetapi kamu tidak mau memberinya. Sungguh seandainya kamu memberinya minum niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis di sisiKu". ( H.R.Muslim )
Begitu mulianya ‘iyadah orang sakit karena Allah berada disisi yang sakit : …….. seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapatkan Aku ditempat si Fulan”. Dengan demikian dengan menjenguk orang sakit berarti mendekat kepada Allah.

70.000 MALAIKAT MENDO’AKAN
Begitu istimewa dan mulianya ‘iyadah, sampai 70.000 Malaikat memintakan rahmat dan menyediakan buah yang siap dimakan di syurga.  
Dari 'Ali r.a. : " Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : " Setiap muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka dia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu sore. Dan bila dia menjenguknya pada waktu sore maka dia akan dimintakan rahmat oleh 70.000 Malaikat sampai waktu pagi serta dia mendapat jaminan buah buahan yang siap dimakan didalam syurga.  ( H.R. Turmudzi ) 

SEOLAH DALAM KEBUN SYURGA
Mengunjungi  orang sakit sangat nikmat dan mulia menurut tuntunan, walau secara dhohiriyah terasa tak nyaman, karena bau dan suasana ruangan, namun dibalik itu sangat luhur dan penuh penghargaan sebagaimana disabdakan sang junjungan. 
Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : "Sesungguhnya bila seorang muslim menjenguk saudaranya sesama muslim maka seakan akan dia senantiasa berada dalam kebun syurga sehingga dia kembali ". Ada seorang bertanya : "Apakah yang dimaksud dengan khurfatul jannah itu ?", beliau menjawab : "Kebun syurga yang sedang berbuah". ( H.R. Muslim ) 

MACAM DAN CARA BERDO'A UNTUK ORANG SAKIT
Kebiasaan ketika mengunjungi orang sakit hanya berkata basa basi : "Mudah mudahan segera sembuh ya", padahal mestinya harus mendo'akan sesuai tuntunan.
Untuk itul dibawah ini kami cantumkan do'a yang seharusnya dibaca untuk orang sakit.
1.Mengusap dengan tangan kanan pada si sakit sambil berdo'a :
اللهم رب الناس اذ هب البأ س اشف انت الشافى لاشفاءالاشفا ؤك شفاءلايغا د رسقما
"Alloohumma rabbannaas adzhibil ba'sa isyfi antasysyaafii laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusapkan tangan kanannya seraya berdo'a (seperti tersebut diatas yang artinya) : "Wahai Allah, Tuhan semua manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan daripada Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi".  (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dengan meletakkan jari telunjuk ke tanah kemudian diusapkan kebagian yang sakit sambil berdo'a :
باسم الله تربة ارضنابريقة بعضنا يشفى به سقيمنا باذن ربنا
"Bismillaahi turbatu ardlinaa  biriiqoti ba'dlinaa yusyfaa bihi saqiimunaa bi-idzni rabbinaa"
Dari 'Aisyah r.a. bahwasanya bila ada orang mengeluh karena tertimpa penyakit atau terluka kepada Nabi s.a.w., maka Nabi s.a.w. bersabda : "Dengan telunjuknya berbuatlah demikian !". Sufyan bin 'Uyainah perawi hadits ini meletakkan jari telunjuknya ke tanah kemudian diusapkan ke tempat yang sakit, sambil berdo'a (seperti tersebut diatas yang artinya) : "Dengan nama Allah, debu tanah kami dengan ludah sebagian dari kami, semoga disembuhkan orang yang sakit ini atas izin Tuhan kami". (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Atau dengan doa’ pendek yang pernah dilakukan Rasulullah s.a.w. terhadap Sya’ad, dengan meletakkan tangan pada bagian (tubuh pasien) yang sakit :
Alloohummasyfii ………..(sebut nama pasien) 3 kali.
                             (Ya Allah sembuhkan……………………………..)

KESIMPULAN
Ternyata demikian praktis dan mudahnya ajaran agama, bahkan penuh dengan hikmah didapatnya, tetapi sayang jarang yang sudi mengamalkannya.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan hidayah Nya, sehingga kita suka mensyiarkan dengan mengamalkan tuntunan agama Nya, Amiin.


KISAH TAULADAN

KEJENIUSAN SAHABAT ALI R.A.

Berbagai keistimewaan dimiliki para sahabat Nabi s.a.w., diantaranya sahabat Ali r.a. yang dikenal kecerdasannyya, hal ini terbukti ketika Umar bin Khaththab r.a. kebingungan karena tidak faham dengan kata kata sahabat Hudzaifah bin Yaman r.a. Berkat penjelasan sahabat Ali akhirnya Umar bin Khathtab
Pada suatu hari Umar bin Khaththab r.a. bertemu Hudzaifah bin Yaman r.a. dan bertanya : “Bagaimana khabarmu ?”. Hudzaifah menjawab : “Demi Allah, pagi ini aku membenci kebenaran”, menyukai fitnah, bersaksi dengan apa yang tidak kulihat, menghafal selain makhluk, sholat tanpa wudlu dan di bumi ini aku memiliki sesuatu yang tidak dimilki Allah !”.
Mendengar jawabannya Umar terkejut emosi dan bertekad akan menghukumnya.  Dalam perjalanan berpapasan dengan sahabat Ali bin Abi Thalib r.a., kemudian bertanya : “Apa yang membuatmu emosi wahai Umar ?’. Umar menjawab : “Aku bertemu Hudzaifah dan menanyakan khabarnya hari ini, dia menjawab : “Bahwa pagi ini dia membenci kebenaran, Ali menjawab : “Dia benar !”, artinya dia membenci kematian dan kematian adalah kebenaran, karena semua manusia pasti akan mati.
Kemudian Umar berkata lagi : “Hudzaifah juga berkata bahwa dia mencintai fitnah”. Kemudian Ali menjawab : “Dia benar, dia mencintai harta dan anaknya, bukankah Allah berfirman : “Sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah (cobaan / ujian) dan sesungguhya disisi Allah ada pahala yang besar (Q.S. Al Anfal (8) : 28)”.
Umar berkata lagi : “Wahai Ali dia berkata : “Aku bersaksi dengan apa yang tidak aku lihat, Ali menjawab : “ Dia benar dia bersaksi atas ke Esaan, kematian, kebangkitan, kiamat, syurga, neraka dan shiroth bukankah dia belum pernah melihat semua itu !”. Umar berkata : “Wahai Ali dia berkata : “Sesungguhnya aku menghafal selain makhluk”, Ali menjawab : “ Dia benar !, dia hafal kitab Allah Al Quran dan itu bukan makhluk !”.    
Umar berkata lagi : “Dia berkata lagi bahwa dia sholat tanpa wudlu, Kemudian Ali menjelaskan : “Dia benar, sholat memiliki dua makna sholat dan sholawat, maksud Hudzaifah adalah sholawat kepada kepada Rasulullah s.a.w. tanpa wudlu, sholawat seperti itu kan diperbolehkan !.
Umar berkata lagi : “Wahai Ali, dia berkata lebih dari itu, “Apa yang dia katakan ?”. Umar menjawab : “Dia mengatakan bahwa di bumi ini dia memiliki apa yang tidak dimiliki Allah”. Ali menjawab : “Dia benar, dia memiliki anak dan istri sedangkan Allah tidak beranak dan tidak beristri !”. Umar berkata : : “Hampir saja putra Khaththab celaka jika tidak ada Ali bin Abi Thalib.

Subhaanallah begitu cerdasnya Ali r.a. sehingga bisa menjelaskan kepada Umar dengan gamblangnya, sehingga Umar bin Khaththab terhindar dari kesalah fahaman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar