RAJA HABASYAH MELINDUNGI MUHAJIRIN
“ .........Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah ......”. (Q.S. Ali Imran (3) : 195)
Ketika tekanan kaum kafir quraisy makin meningkat, maka Rasulullah s.a.w.bersabda kepada mereka:
“Sesungguhnya di Negeri Habasyah terdapat seorang raja. Orang di sekitarnya
tidak ada yang berbuat dzalim.
Pergilah kalian ke negerinya sampai Allah Azza wa Jalla memberikan jalan keluar
dan solusi bagi kesulitan yang kalian alami”. Mendengar sabda Rasulullah s.a.w., mereka pergi secara
bergelombang.
HIJRAH
GELOMBANG PERTAMA
Hijrah ke Habasyah ini
merupakan hijrah pertama, terjadi di bulan Rajab, tahun ke
5
Rasulullah s.a.w.
menerima wahyu. Kaum
Muslimin meninggalkan Mekkah secara sembunyi sembunyi. Mereka menuju
Habasyah menyewa perahu dagang, berjumlah sekitar
11 laki
laki dan 4 wanita. Ada yang
mengatakan 12 laki laki
dan 4 wanita, ada juga yang
mengatakan 12 laki laki
dan 5
wanita.
KAUM QURAISY MENGIRIM UTUSAN
Ketika kaum Quraisy
mengetahui rencana tersebut
mereka mengirim dua juru runding ke raja Najasyi yakni Amr bin Ash dan Abdullah
bin Abi Rabi’ah. Keduanya membawa hadiah dari negeri Hijaz untuk raja Najasyi
dan pendetanya.
Mereka dipesan agar memberikan
hadiah kepada semua pendeta, sebe
lum mereka berbicara dengan
raja Najasyi mengenai kaum muslimin.
MEMBAGI HADIAH PADA PARA PENDETA
Sesampainya di Habasyah
keduanya langsung membagikan hadiah kepada para pendeta dan berpesan : “ Ada
beberapa orang kaumku yang bodoh tinggal di negeri raja. Mereka keluar dari
agama nenek moyangnya dan memecah belah persatuan negeri kami. Jika nanti kami merundingkan
masalah ini dengan raja, maka bantulah kami mendesaknya agar menyerahkan kaum
kami tanpa bertanya tentang agama mereka. Karena tokoh mereka lebih mengetahui
agama mereka dan lebih mengetahui keyakinan mereka ”, para pendeta menjetujuinya.
UTUSAN MENGHADAP RAJA
Kemudian kedua utusan
menghadap raja Najasyi dan memberikan hadiah. Raja sangat senang dan kagum. Kemudian
kedua utusan berkata : “ Wahai Raja, ada beberapa orang jahat dari kaum kami berlindung ke negerimu. Mereka membawa agama
yang tidak kami kenal dan kalianpun tidak mengenalnya. Mereka meninggalkan
agama kami dan tidak masuk ke dalam agamamu. Kami diutus agar engkau
mengembalikan mereka pada kami,
mereka
adalah manusia yang paling pandai melakukan fitnah “. Para pendeta berkata : “
Keduanya benar, tokoh mereka lebih mengetahui tentang mereka, kembalikan orang tersebut ke
negerinya, biarkan pemuka mereka mengambil tindakan”.
RAJA MURKA
Raja marah dengan
perkataan pendetanya sambil berkata : “Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan
mereka sebelum aku memanggilnya. Aku akan bertanya tentang yang kalian sampaikan.
Jika mereka seperti yang dikatakan kedua utusan, aku akan menyerahkan mereka. Tetapi
jika tidak aku tetap melindunginya dan berbuat baik dengannya jika mereka mau tinggal disini ”.
MENGHADAP RAJA TANPA SUJUD
Dengan didampingi para
pendeta, raja memanggil rombongan Ja’far, kemudian rombongan Ja’far menghadap raja sambil mengucapkan
salam tanpa bersujud, pengawal raja bertanya : “Mengapa kalian tidak sujud ?“. Ja’far
menjawab : “Sesungguhnya kami tidak sujud kepada siapun kecuali hanya kepada
Allah“.Kemudian
Raja Najasyi bertanya : “Apa agama yang kalian sering bincangkan hingga kalian
berpisah dengan kaum kalian. Kalian juga tidak memeluk agamaku dan juga tidak
memeluk agama manapun”.
JA’FAR BIN ABI THALIB TAMPIL
Ja’far bin Abi Thalib berkata : “Wahai raja dulu kami adalah kaum jahiliyah
(bodoh). Kami menyembah berhala
dan makan bangkai, kami melakukan
perbuatan keji dan memutuskan tali
persudaraan dan berbuat jahat dengan tetangga. Orang orang yang kuat di antara
kami menindas yang lemah. Kami terus menerus dalam kondisi seperti itu hingga
Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami. Kami mengetahui nasabnya,
kejujurannya, amanatnya, dan kehati hatiannya dalam menjaga diri. Rasul
tersebut menyeru kami menyembah Allah saja dan tidak menyekutukan dengan
siapapun. Dia juga memerintahkan kami meninggalkan sesembahan yang
dulu kami sembah selain Dia baik itu berupa patung maupun berhala dari batu”.
MEMAPARKAN DENGAN GAMBLANG
“Rasulullah
memerintahkan kami berkata jujur, menunaikan amanat, menyambung silaturrahim
dan bertetangga dengan baik, menyuruh menghindari hal hal haram dan pertumpahan
darah, juga melarang dari perbuatan keji, dusta, memakan harta anak yatim dan menuduh
wanita baik baik berzina, Rasulullah memerintah kami untuk meng Esakan Allah,
menegakkan shalat, membayar zakat, dan berpuasa di bulan Ramadlan. Kami
membenarkan dan beriman dengannya. Kami mengikuti semua yang turun dari Allah.
Kami menghalalkan yang Allah halalkan dan mengharamkan yang Allah haramkan
untuk kami ”.
MINTA PERLINDUNGAN
“Wahai Raja, sedangkan
kaum kami memusuhi kami menyiksa kami dengan siksaan yang sangat pedih agar
kami keluar dari agama kami agar kami
kembali menyembah patung. Ketika mereka terus mendzalimi, memaksa, menyudutkan, dan menghalang dari agama kami,
akhirnya kami pergi ke negerimu. Kami lebih menyukaimu, kami lebih senang hidup
berdampingan denganmu, dengan harapan agar engkau tidak berbuat dzalim pada
kami”.
RAJA BERTANYA
Kemudian Raja Najasyi bertanya
: “ Apakah engkau membawa sesuatu yang dibawa Nabimu ?”, Ja’far menjawab : “ya“,
raja Najasyi berkata : “ Bacakanlah padaku !”. Kemudian Ja’far bin Abi Thalib
membaca : “Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad.(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan
tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba Nya Zakaria, yaitu tatkala dia berdoa
kepada Tuhannya dengan suara yang lembut“. (Q.S. Maryam (19) : 1-3). Ja’far
membaca hingga selesai.
RAJA DAN PENDETA MENANGIS TERHARU
Mendengar ayat tersebut raja
Najasyi menangis hingga air matanya mem
basahi jenggotnya. Para
pendetapun turut menangis.
MENGANCAM
Karena tidak puas, kedua utusan
menghadap raja untuk menfitnah kaum Muslimin agar Raja membenci dan
mengusirnya, namun raja tidak begitu saja percaya sehingga memanggil kembali
kaum Muslimin.
MENJELASKAN AJARAN ISLAM
Raja bertanya : “Apa
yang kalian ketahui tentang Isa bin Maryam ?”, Ja’far
menjawab
: “Kami mengatakan sesuai dengan yang dikatakan Nabi kami”. Raja Najasyi bertanya : “Apa yang dikatakan Nabi kalian
?”. Ja’far menjawab : “Nabi kami mengatakan Isa adalah hamba Allah dan Rasul Nya.
Isa adalah kalimat Nya yang Dia titipkan dalam janin Maryam, wanita yang suci
dan masih gadis”.
RAJA PUAS
Ketika raja mendengar jawaban
Ja’far, dia memukulkan tangannya ke atas tanah seraya berkata : “Demi Allah,
tidaklah Isa bin Maryam keluar seujung rambutpun dari yang kalian sampaikan
dari Nabi kalian”. Raja Najasyi mengangkat sebuah tangkai kayu dari atas tanah,
lalu ia berseru : “Wahai, orang orang Habasyah, wahai para pendeta, demi Allah,
mereka tidak menambahkan perkataan apapun pada keyakinan kita tentang Isa. Kami
mengucapkan selamat kepada kalian dan kepada orang yang mengutus kalian. Aku
bersaksi bahwa dia adalah Rasulullah. Dialah orang yang kami temukan di
dalam kitab Injil. Dialah rasul yang dikabarkan oleh Isa bin Maryam !”.
RAJA MENJAMIN DAN MELINDUNGI
Kemudian raja berkata : Tinggallah
kalian di manapun yang kalian inginkan! Demi Allah, kalau bukan karena kekuasaan
yang ada padaku, maka sungguh aku datangi dia, sehingga aku menjadi orang yang
membawakan sandalnya”.Terdengar suara berisik para pendeta sebagai bentuk
ketidak setujuannya terhadap perkataan raja Najasyi. Raja Najasyi berkata :
“Meskipun kalian tidak setuju”.
UTUSAN DIUSIR RAJA
Kemudian raja Najasyi berkata :
“Kembalikan semua hadiah kepada kedua orang ini !, aku tidak membutuhkannya !”.
Maka keluarlah Amr bin Ash dan sahabatnya dalam keadaan malu. Sedangkan kaum Muslimin tinggal
di Habasyah selama 10 tahun. Pada tahun 7 H meninggalkan Habasyah menuju
Madinah.
RAJA MEMELUK ISLAM
Berdasar hadits
hadits
shahih, Raja Najasyi yang belum pernah berjumpa
dengan Rasulullah s.a.w. telah memeluk Islam, dan meninggal
dalam keadaan Muslim.
Sehingga ketika Rasululah mendengar kabar Raja Najasyi meninggal, beliau melakukan
shalat ghaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar