KEMULIAAN AKHLAK RASULULLAH
“Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Q.S. Al Ahzab (33) : 21)
Sebagai utusan akhir
zaman Nabi Muhammad s.a.w. adalah manusia biasa. Dalam riwayat disebutkan bahwa
beliau memiliki postur tubuh sedang, perutnya ramping (tidak gendut), berkulit
halus, berambut hitam sedikit uban, tidak terlampau keriting atau lurus,
panjangnya sebatas bahu, berdada lebar, suka senyum dan berwajah tampan.
RENDAH HATI
Jalannya tegap, jika berjalan suka
berdampingan dengan para sahabat, suka membawa barang bawaannya sendiri. Bila berbicara
jelas kata katanya sehingga mudah difahami bagi yang mendengarnya.
BERAKHLAK
MULIA
Sebagai
Nabi beliau memiliki modal yang jarang dimiliki para pimpinan pada umumnya,
yakni ketinggian dan kemuliaan akhlak, dengan kemuliaan akhlak inilah misinya
mudah diterima, karena dengan kemuliaan akhlak akan menyentuh siapa saja yang
dihadapinya. Artinya satunya kata dengan perbuatan.
SEDERHANA
DALAM KESEHARIAN
Dalam keseharian sangat nampak
kesederhanaannya, walau sebagai seorang Nabi dan sebagai kepala keluarga, namun
beliau tidak suka main perintah kepada istrinya. Jika pakaian beliau koyak atau
robek, Rasulullah s.a.w. menambal dan menjahitnya sendiri, juga memerah susu
kambing untuk keperluan keluarga atau dijual. Beliau juga menyapu rumah
sendiri.
MEMBANTU
ISTRI
Setiap pulang ke rumah, bila tidak
ada makanan yang siap dimakan, sambil tersenyum beliau menyingsingkan lengan bajunya
membantu istrinya di dapur.
MEMBANTU URUSAN RUMAH TANGGA
‘Aisyah r.a. menceritakan : ”Jika Nabi di rumah, beliau selalu
membantu urusan rumah tangga. Jika mendengar adzan, beliau cepat cepat
berangkat ke masjid dan cepat pulang kembali sesudah selesai sholat “.
LANGSUNG PUASA
Suatu pagi Rasulullah s.a.w. pulang,
namun tidak ada makanan untuk sarapan, beliau bertanya : “Belum ada sarapan ya Khumaira (wahai
yang kemerah merahan) ?“. ‘Aisyah r.a. menjawab : “Belum ada ya Rasulallah”. Rasulullah s.a.w. berkata : ”Kalau begitu
saya puasa saja hari ini”, tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya. Sikap
beliau ini sangat sesuai dengan sabdanya :
“Sebaik baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya”.
BATU
MEGUCAPKAN SALAM
Berkat
ketinggian akhlaknya sampai batu batu pada mengucap salam kepada beliau. Jabar
bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Aku bisa mengenal batu batu yang biasa
mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika aku belum menjadi Rasul, bahkan
sekarangpun aku bisa mengenalinya”. (H.R.Muslim)
MUKJIZATNYA
Diantara
mukjizatnya beliau bisa memanggil batu atas permintaan Ikrimah bin Abu Jahal
r.a. karena ingin membuktikan ke Rasulan beliau.
Ikrimah
bin Abu Jahal r.a. berkata : "Jika
kamu memang benar seorang Nabi, maka panggilah batu yang ada diseberang itu
agar berenang dan tidak tenggelam !". Kemudian Nabi mengisyaratkan
tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air
hingga sampai kepada Nabi s.a.w. Begitu menyaksikan, Ikrimah bersaksi atas ke Rasulannya,
Nabi berkata kepadanya : "Ini cukup bagimu". Ikrimah berkata :
"Batu itu kembali lagi hingga ke tempatnya semula".
MENCIUM
TANGAN TUKANG BATU
Saat mendekati
Madinah, di sudut jalan Rasulullah s.a.w. berjumpa seo rang tukang batu,
tangannya melepuh, kulitnya merah kehitam hitaman karena terpanggang matahari.
Kemudian Rasulullah bertanya : “Kenapa tanganmu kasar sekali ?", tukang
batu menjawab : "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap
hari, kemudian belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan
untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar".
Kemudian Rasulullah s.a.w.
menggenggam
tangannya
dan menciumnya seraya bersabda : "Inilah tangan yang tidak akan
pernah disentuh oleh api neraka selama lamanya“. Begitu
besar penghargaan Rasulullah s.a.w. terhadap orang yang giat berusaha dengan
keringatnya dalam mencari nafkah, sehingga tidak meminta minta, sehingga Nabi
sudi menciumnya. Rasulullah s.a.w. tidak pernah mencium tangan para pemimpin
Quraisy, pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya
Fatimah Az Zahra dan tukang batu itu.
PEMAAF
Dalam suatu peperangan Nabi kelelahan beliau duduk di bawah
sebatang pohon tanpa sebilah senjatapun. Tiba tiba seorang pendekar musyirikin muncul di hadapannya sambil mengacungkan
pedangnya : “Hai Muhammad siapa sekarang yang menyelamatkanmu dari ancaman pedangku
?”. Nabi tersentak menjawab dengan tenang : “Sebagai manusia, aku tidak punya
daya, tiada lagi yang akan melindungi diriku kecuali Allah ?”. Da’tsur
menggigil mendengarnya pedangpun terjatuh, dengan sigapnya Nabi mengambil
pedangnya, kemudian mengacungkannya kepada Da’tsur“. “Nah kini siapa yang menyelamatkanmu dari pedangku ?”.
Dengan bibir bergetar Da’tsur menjawab. “Hanya engkau Muhammad
yang dapat menyelamatkanku, sungguh hanya engkau belaka”. Namun Nabi segera
menyerahkan pedangnya kembali pada Da’tsur. Akhirnya Da’tsur memeluk Islam dan
menjadi pahlawan pembela agama.
KETEGUHANNYA
Setelah Abu Jahal putus asa menghalangi Nabi Muhammad dengan
cara kekerasan, dia mendatangi Abu Thalib, paman Rasulullah, agar Nabi Muhammad
mau memilih, gadis tercantik, harta kekayaan, atau kedudukan terhormat, asal
mau menghentikan misi da’wahnya.
Kemudian Abu Thalib menyampaikan tawaran Abu Jahal kepada Nabi s.a.w.
Dengan tegas Nabi menjawab : “Demi Allah, wahai pamanku, andaikata diletakan
matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku, supaya saya menghentikan
menegakan kebenaran, saya takkan surut, sampai tercapai kemenangan atau saya
hancur binasa dalam perjuangan”.
Itulah kegigihan dan
ketangguhan Rasulullah s.a.w. walau diiming iming dengan tawaran menggiurkan. Demikian
tinggi akhlak Rasulullah s.a.w. sehingga Islam cepat tersebar luas.
KISAH
TAULADAN
MINTA IZIN BERZINA
Suatu ketika Rasulullah didatangi oleh
seorang pemuda yang ingin berzina, dia berkata : "Wahai Rasulullah,
izinkan aku untuk berzina (mendengar itu) orang orang mencelanya dan berkata :
“Cukup cukup“. Kemudian Nabi bersabda : “Suruh dia mendekat !”. Kemudian pemuda
itu mendekati Rasulullah s.a.w. hingga jaraknya dekat sekali kemudian duduk.
Setelah itu Nabi s.a.w. berkata kepadanya :
“Apakah kamu suka jika perzinaan terjadi pada ibumu ?”. Pemuda itu menjawab :
“Tidak demi Allah ”. Nabi melanjutkan pertanyaannya : “Demikian pula orang
lain, mereka tidak suka jika perzinaan terjadi pada ibu ibu mereka”. Nabi bertanya kembali : “ Apakah engkau suka jika perzinaan
terjadi pada puterimu ?”. Dia menjawab : “Tidak demi Allah”. Nabi s.a.w. menjawab
: “Demikian pula orang lain, mereka tidak suka jika perzinaan terjadi pada
puteri puteri mereka”.
Nabi s.a.w. bertanya kembali : “Apakah engkau suka jika
perzinaan terjadi pada saudara perempuanmu ?”. Pemuda itu menjawab : “Tidak
demi Allah”. Nabi s.a.w. menjawab : “Demikian pula orang lain, tidak suka
perzinaan terrjadi pada saudara perempuan mereka”.
Nabi s.a.w. bertanya kembali : “Apakah engkau suka jika
perzinaan terjadi pada saudara wanita ayahmu (bibi dari pihak ayah) ?”. Pemuda
itu menjawab : “Tidak demi Allah”. Nabi s.a.w. menjawab : “Demikian pula orang
lain, tidak suka perzinaan terjadi pada bibi mereka”. Nabi s.a.w. bertanya
kembali : “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada saudara wanita ibumu
(bibi dari pihak ibu) ?”. Pemuda itu menjawab : “Tidak demi Allah”. Nabi s.a.w.
menjawab : “Demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan terjadi pada bibi
mereka”.
Kemudian Nabi s.a.w. meletakkan tangannya
pada tubuh pemuda itu dan berdo’a : “Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya
dan jagalah kemaluannya”. Setelah do’a ini,
pemuda itu tidak pernah terpikirkan dengan perbuatan zina sedikitpun.
Pemuda ini adalah pemuda yang jujur, pemuda yang takut maksiat
kepada Allah, dia tidak ingin nafsunya yang menggebu gebu menjadikannya
terjatuh dalam perzinahan. Nabi s.a.w. bersabda : "Tidaklah pezina
melakukan zina di saat berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman".
Begitu halus dan bijaknya Nabi s.a.w. dalam mendidik pemuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar