Senin, 13 November 2017



MISTERI RUH

“ Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah : “ Ruh itu termasuk urusan Tuhan ku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit ”. (Q. S. Al Isra (17) : 85)
               
Tentang ruh jelas kita yakini keberadaannya, namun tentang seluk beluknya sangat misteri, karena Allah memang memberi ilmu tentang ruh hanya sedikit, sangat terbatas sekali.  

PENIUPAN RUH
Keberadaan ruh dinyatakan Allah dengan cara “meniupkankan Nya “, setelah menyempurnakan makhluk ciptaan Nya
Maka apabila telah Kusempurnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Q.S. Shad (38) : 72).

PENCABUTAN RUH TEPAT WAKTU
Setiap makhluk beryawa pasti akan mengalami kematian :
“Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 57)
Kematian pasti kan datang dengan waktu yang tepat !, tidak bisa dimajukan atau  diundur, karena ketentuan Allah pasti terjadi dengan pasti 
" .....Maka apabila telah tiba ajal bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) memajukannya".  (Q.S. An Nahl (16) : 61)

KEMATIAN MENJEMPUT DIMANA SAJA
Karena ke Kebesaran dan Kuasaan Nya manusia tidak bisa menghindar dari kematian, walau dimana saja kematian pasti akan menjemputnya !, walaupun berada dalam benteng yang kokoh !.
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh". (Q.S. An Nisa (4) : 78)

MENGERIKAN
Pencabutan ruh begitu mengerikan, dan.... pasti semua akan yakin tentang kematian apabila nafas sudah mendesak ke kerongkongan, bahkan Allah berfirman : “ Siapa yang dapat menyembuhkan ?! “.
Begitu dahsyatnya proses pencabutan ruh sampai di gambarkan : Bertaut betis denga betis, lantaran begitu dahsyat penderitaan sakitnya. Na’udzu billaahi min dzaalik. 
"Sekali kali jangan, apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan dan dikatakan (kepadanya) : "Siapakah yang dapat menyembuhkan ?". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) ". (Q.S. Al Qiyamah (75) : 27-29)

PENCABUTAN MENGERIKAN TERHADAP ORANG KAFIR
Berbagai macam proses pencabutan ruh dilakukan Malaikat pencabut nyawa (Izrail), terhadap orang kafir dilakukan sambil memukul muka dan belakang mereka. Maka jangan heran bila melihat orang kafir ketika  menghadapi saat kematian mereka mengalami penderitaan yang mengerikan : Meronta ronta, mengerang, menggeliat, tersungkur sambil membelalakkan mata tanda kesakitan.       
"Seandainya kamu melihat ketika para Malaikat mencabut nyawa orang orang kafir sambil memukul muka dan belakang mereka (sambil berkata) : "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). Yang demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali kali tidak menganiaya hamba Nya".   (Q.S. Al Anfal (8) : 50-51)

PENCABUTAN MENGERIKAN TERHADAP ORANG DZALIM
Demikian pula proses pencabutan ruh yang mengerikan dilakukan terhadap orang dzalim, karena Malaikat memukul dengan tangannya, karena mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan sombong terhadap Al Quran. 
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim (berada) dalam tekanan tekanan sakaratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya (Sambil berkata) :  " Keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayatnya". (Q.S. Al An'am (6) : 93)

PENCABUTAN RUH YANG INDAH
Proses pencabutan ruh akan berjalan mulus dan indah terhadap orang yang beramal sholih :
"(Yaitu) orang orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) : "Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)", masuklah ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. An Nahl (16) : 32). Demikian indah proses kematian terhadap orang yang beramal sholih, bahkan dikatakan kepadanya : "Salamun 'alaikum ( keselamatan sejahtera bagimu ) ". Kalimat ini disampaikan berkat amal sholih yang telah dikerjakan selama di hidup dunia.

DIPANGGIL DENGAN SANTUN
Begitu istimewanya hamba Allah yang sholih sehingga jiwanya mengalami ketenangan, dengan jiwa yang tenang lantaran selalu berbuat ke baikan sehingga mendapat kemuliaan, dan jiwanya dipanggil : “wahai jiwa yang tenang“. Bahkan dikelompokkan pula kedalam jama’ah hamba Nya dan diseru pula agar masuk kedalam Syurga Nya :“Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba hamba Ku. Masuklah ke dalam Syurga Ku “. (Q.S. Al Fajr (89) : 27-30)

TINGGAL MEMILIH
Dengan demikian manusia tinggal memilih, apakah dalam proses pencabutan ruh memilih yang susah apa yang nyaman dan tenang ?.
Bila amal sholih selalu dikerjakan, In syaa Allah pencabutan ruh akan ringan, mudah dan nyaman, demikian pula sebaliknya.
Semoga kita diwafatkan dalam keadaan khusnul khothimah. Amiin.

KISAH TAULADAN
MENYERAHKAN KEBUN YANG DICINTAINYA DEMI ALLAH DAN RASULNYA

Abu Thalhah  adalah seorang hartawan, ketika itu belum memeluk Islam, namun dia tertarik dan berkeinginan meminang seorang bangsawan sholihah Ummu Sulaim (ibu Anas bin Malik) yang sudah menjanda, dengan mahar tinggi, namun lamaran itu ditolak Ummu Sulaim dengan berkata : "Tidak sepantasnya aku menikah dengan seorang musyrik“.
Kemudian Abu Thalhah  kembali datang  dengan mahar istimewa, dengan harapan Ummu Sulaim luluh dan mau menerimanya. Namun Ummu Sulaim kembali menolaknya sambil berkata  dengan santunnya : "Tidak pantas orang yang sepertimu akan ditolak wahai Abu Thalhah. Akan tetapi engkau seorang kafir sedang aku seorang Muslimah yang tidak pantas bagiku untuk menikah denganmu".
Kemudian Abu Thalhah berkata : "Itu bukan kebiasaanmu". Ummu Sulaim berkata : "Apa kebiasaanku ?". Abu Thalkhah berkata : "Emas dan perak". Ummu Sulaim menjawab : "Sesungguhnya aku tidak menginginkan emas dan perak, akan tetapi aku hanya menginginkan darimu adalah Islam".
Akhirnya Abu Thalkhah memeluk Islam karena syarat yang diajukan Ummu Sulaim.
Abu Thalkhah tergolong konglomerat nomor satu dari kabilah Anshar. Setelah memeluk Islam keimanannya semakin mantap dan kuat.  Harta yang paling dia cintai adalah tanah perkebunan “Bairuha”.
Kebun Bairuha posisinya berhadapan dengan masjid, Rasulullah s.a.w. pernah meminum airnya.
Ketika turun ayat yang berbunyi : “Sekali kali belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”. ( Ali Imran (3) : 92 )
Mendengar ayat ini, kontan Abu Thalhah menghadap Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha. Sekarang kebun ini saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda wahai Rasulullah”.
Begitu hebat dan mantapnya keimanan Abu Thalkhah sehingga setelah memeluk Islam, sudi merelakan kebun yang dicintainya guna kepentingan Allah dan Rasul Nya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar