MISTERI RUH
“ Dan mereka bertanya
kepadamu tentang ruh, katakanlah : “ Ruh itu termasuk urusan Tuhan ku dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit ”. (Q. S. Al Isra (17) : 85)
Tentang ruh jelas kita yakini keberadaannya, namun tentang seluk
beluknya sangat misteri, karena Allah memang memberi ilmu tentang ruh hanya
sedikit, sangat terbatas sekali.
PENIUPAN RUH
Keberadaan ruh dinyatakan Allah dengan cara “meniupkankan Nya “, setelah
menyempurnakan makhluk ciptaan Nya
“Maka apabila
telah Kusempurnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)
Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Q.S. Shad (38) : 72).
PENCABUTAN RUH TEPAT
WAKTU
Setiap makhluk beryawa pasti akan mengalami
kematian :
“Tiap tiap yang berjiwa akan
merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (Q.S. Al
Ankabut (29) : 57)
Kematian pasti kan datang dengan waktu yang tepat
!, tidak bisa dimajukan atau diundur,
karena ketentuan Allah pasti terjadi dengan pasti
"
.....Maka apabila telah tiba ajal bagi mereka, tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) memajukannya". (Q.S. An Nahl (16) : 61)
KEMATIAN MENJEMPUT DIMANA SAJA
Karena ke Kebesaran dan
Kuasaan Nya manusia tidak bisa menghindar dari kematian, walau dimana saja
kematian pasti akan menjemputnya !, walaupun berada dalam benteng yang
kokoh !.
"Dimana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh".
(Q.S. An Nisa (4) : 78)
MENGERIKAN
Pencabutan ruh begitu
mengerikan, dan.... pasti semua akan yakin tentang kematian apabila nafas sudah
mendesak ke kerongkongan, bahkan Allah berfirman : “ Siapa yang dapat
menyembuhkan ?! “.
Begitu dahsyatnya proses pencabutan ruh sampai di
gambarkan : Bertaut betis denga betis, lantaran begitu dahsyat penderitaan
sakitnya. Na’udzu billaahi min dzaalik.
"Sekali
kali jangan, apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan
dan dikatakan (kepadanya) : "Siapakah yang dapat menyembuhkan ?". Dan
dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) dan bertaut
betis (kiri) dengan betis (kanan) ". (Q.S. Al Qiyamah (75) : 27-29)
PENCABUTAN
MENGERIKAN TERHADAP ORANG KAFIR
Berbagai macam proses
pencabutan ruh dilakukan Malaikat pencabut nyawa (Izrail), terhadap orang kafir
dilakukan sambil memukul muka dan belakang mereka. Maka jangan heran bila
melihat orang kafir ketika menghadapi
saat kematian mereka mengalami penderitaan yang mengerikan : Meronta ronta,
mengerang, menggeliat, tersungkur sambil membelalakkan mata tanda
kesakitan.
"Seandainya
kamu melihat ketika para Malaikat mencabut nyawa orang orang kafir
sambil memukul muka dan belakang mereka (sambil berkata) : "Rasakanlah
olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
Yang demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya
Allah sekali kali tidak menganiaya hamba Nya". (Q.S. Al Anfal (8) : 50-51)
PENCABUTAN MENGERIKAN
TERHADAP ORANG DZALIM
Demikian
pula proses pencabutan ruh yang mengerikan dilakukan terhadap orang dzalim,
karena Malaikat memukul dengan tangannya, karena mengatakan terhadap Allah
perkataan yang tidak benar dan sombong terhadap Al Quran.
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat
di waktu orang orang yang dzalim (berada) dalam tekanan tekanan sakaratul maut,
sedang para Malaikat memukul dengan tangannya (Sambil berkata) : " Keluarkan nyawamu". Di hari ini
kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat ayatnya". (Q.S. Al An'am (6) : 93)
PENCABUTAN RUH YANG INDAH
Proses pencabutan ruh
akan berjalan mulus dan indah terhadap orang yang beramal sholih :
"(Yaitu) orang orang yang diwafatkan dalam
keadaan baik oleh para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) :
"Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)", masuklah ke dalam
syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. An Nahl (16) :
32). Demikian
indah proses kematian terhadap orang yang beramal sholih, bahkan dikatakan
kepadanya : "Salamun 'alaikum ( keselamatan sejahtera bagimu ) ".
Kalimat ini disampaikan berkat amal sholih yang telah dikerjakan selama di
hidup dunia.
DIPANGGIL DENGAN SANTUN
Begitu
istimewanya hamba Allah yang sholih sehingga jiwanya mengalami ketenangan,
dengan jiwa yang tenang lantaran selalu berbuat ke baikan sehingga mendapat
kemuliaan, dan jiwanya dipanggil : “wahai jiwa yang tenang“. Bahkan
dikelompokkan pula kedalam jama’ah hamba Nya dan diseru pula agar masuk kedalam
Syurga Nya :“Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba hamba Ku. Masuklah
ke dalam Syurga Ku “. (Q.S. Al Fajr (89) : 27-30)
TINGGAL
MEMILIH
Dengan demikian manusia tinggal
memilih, apakah dalam proses pencabutan ruh memilih yang susah apa yang nyaman
dan tenang ?.
Bila amal sholih selalu
dikerjakan, In syaa Allah pencabutan ruh akan ringan, mudah dan nyaman,
demikian pula sebaliknya.
Semoga
kita diwafatkan dalam keadaan khusnul khothimah. Amiin.
KISAH
TAULADAN
MENYERAHKAN KEBUN YANG DICINTAINYA DEMI ALLAH DAN RASULNYA
Abu Thalhah adalah seorang hartawan, ketika itu belum
memeluk Islam, namun dia tertarik dan berkeinginan meminang seorang bangsawan sholihah
Ummu Sulaim (ibu Anas bin Malik) yang sudah menjanda, dengan mahar tinggi,
namun lamaran itu ditolak Ummu Sulaim dengan berkata : "Tidak
sepantasnya aku menikah dengan seorang musyrik“.
Kemudian Abu Thalhah kembali datang dengan
mahar istimewa, dengan harapan Ummu Sulaim luluh dan mau menerimanya. Namun
Ummu Sulaim kembali menolaknya sambil berkata dengan santunnya :
"Tidak pantas orang yang sepertimu akan ditolak wahai Abu Thalhah. Akan
tetapi engkau seorang kafir sedang aku seorang Muslimah yang tidak pantas
bagiku untuk menikah denganmu".
Kemudian Abu Thalhah berkata : "Itu bukan
kebiasaanmu". Ummu Sulaim berkata : "Apa kebiasaanku ?". Abu
Thalkhah berkata : "Emas dan perak". Ummu Sulaim menjawab :
"Sesungguhnya aku tidak menginginkan emas dan perak, akan tetapi aku hanya
menginginkan darimu adalah Islam".
Akhirnya
Abu Thalkhah memeluk Islam karena syarat yang diajukan Ummu Sulaim.
Abu
Thalkhah tergolong konglomerat nomor satu dari kabilah Anshar. Setelah memeluk
Islam keimanannya semakin mantap dan kuat.
Harta yang paling dia cintai adalah tanah perkebunan “Bairuha”.
Kebun
Bairuha posisinya berhadapan dengan masjid, Rasulullah s.a.w. pernah meminum
airnya.
Ketika
turun ayat yang berbunyi : “Sekali kali
belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai”. ( Ali Imran (3) : 92 )
Mendengar
ayat ini, kontan Abu Thalhah menghadap Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “Dan
sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha.
Sekarang kebun ini saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan
ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda wahai
Rasulullah”.
Begitu hebat dan mantapnya keimanan Abu Thalkhah sehingga setelah
memeluk Islam, sudi merelakan kebun yang dicintainya guna kepentingan Allah dan
Rasul Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar