Senin, 25 Desember 2017


         BERATNYA RESIKO BERBUAT  DZALIM

“Adapun orang orang yang beriman dan mengerjakan amal amal sholih, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan amalan mereka dan Allah sangat benci kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Ali Imran (3) : 57)

Pada hakekatnya manusia tidak mau diperlakukan secara dzalim, karena merupakan tuntutan fithrahnya. Maka prilaku adil adalah sikap yang menjadi tuntutan jiwa manusia. Oleh karena itu jauhi perbuatan dzalim (aniaya), karena sangat besar resikonya baik di dunia apalagi di akherat !.  
Prilkaku dzalim termasuk dosa, bahkan  akan mendapat siksa yang pedih. ”Sesungguhnya dosa itu atas orang orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat adzab yang pedih“. (Q.S. Asy Syura (42) : 42)

BESARNYA RESIKO BERBUAT DZALIM
Begitu besar resiko berbuat dzalim sebagaimana hadits dibawah ini :  Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Saw.bersabda : “Tahukah kamu siapa yang bangkrut itu?“ Mereka berkata : “Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang.” (kemudian) Rasulullah menjawab : “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak hak orang), maka kebaikan kebaikan orang (yang dzalim) itu diambil untuk diberikan kepada orang orang yang terdzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang dzalim) itu habis, sedang hutang (kedzalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan kejahatan dari mereka (yang terdzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang mendzalimi), kemudian ia (yang mendzalimi) dilemparkan kedalam neraka”. (H.R. Muslim)

AMAL SHOLIHNYA HABIS !
Begitu besar bahaya berbuat dzalim sampai disebut orang bangkrut. Karena sifat Maha Adilnya Allah, maka Allah menghakimi dengan cara  mengambil amal kebaikan orang yang mendzalimi, kemudian diberikannya kepada yang didzalimi !. Lantaran banyaknya kedzaliman, sehingga amal kebaikannya habis. Karena masih banyaknya kedzaliman, maka dosa orang yang didzalimi diambil dan diberikan kepadanya. Sehingga yang semula banyak amal sholihnya (sholat, zakat, puasa dan haji), menjadi lenyap  akibat kedzalimannya, sehingga Allah melemparkannya ke dalam neraka !.

SEGERA MEMINTA MAAF
Oleh karena itu sebelum datangnya hari qiamat, maka Nabi bersabda : Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya. (H.R. Bukhari dan Muslim)         

UMAT BINASA KARENA KEDZALIMANNYA
Demikian buruknya perbuatan dzalim, sampai umat (bangsa) dibinasakan Allah karena kedzalimannya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kedzaliman…….”. (Q.S. Yunus (10) :13)

DO’A ORANG TERANIAYA DIIJABAHI
Begitu sakit dan menderitanya orang yang didzalimi, sehingga Allah memperhatikan do’anya sampai tak ada tirai penghalangnya dengan Allah sehingga pasti diijabahi. Dari Mu ‘adz r.a. berkata : “….Takutlah kamu terhadap do’a  orang yang teraniaya karena sesungguhnya  tidak  ada  tirai antara do’a itu dengan Allah“. ( H.R. Bukhari dan Muslim ) 

DIKALUNGI 7 LAPIS BUMI              
Mengambil hak sangat dilarang dalam agama, walau hanya sedikit nilainya. Dari ‘Aisyah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa  mengambil hak orang lain walaupun hanya sejengkal tanah, maka nanti ( pada hari kiamat ) akan dikalungkan tujuh lapis bumi “. (H.R. Bukhari dan Muslim). Begitu beratnya resiko mengambil hak walau hanya sejengkal tanah, begitu tinggi agama menghargai hak seseorang, sehingga yang menyerobotnya kelak akan dikalungi 7 lapis bumi !.

DIKIRA MATI SYAHID
Begitu hinanya perbuatan dzalim, sehingga yang semula dikira mati syahid ternyata masuk neraka lantaran mencuri (korupsi) !.
Dari Umar Ibnu Khaththab r.a. berkata : “Ketika selesai perang khaibar beberapa sahabat Nabi s.a.w. pulang dan mereka menyebut nyebut bahwa si fulan mati Syahid, si fulan mati syahid sehingga mereka bertemu seseorang di tengah jalan, mereka mengatakan : “Si fulan mati syahid“. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “Tidak sesungguhnya saya melihat si fulan berada dalam neraka karena ia menyembunyikan kain mantel hasil rampasan perang yang belum dibagi“. (H.R. Muslim)

AKIBAT DI AKHERAT
Lantaran besarnya akibat perbuatan dzalim, yang membuat orang pada sengsara dan menderita, sehingga balasannya kelak menghuni neraka. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka) . Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al A’raaf  (7) : 41)
Dan penghuni penghuni syurga berseru kepada penghuni penghuni neraka: “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (adzab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu) ?”. Mereka (penduduk neraka) menjawab : “Betul”. Kemudian seorang penyeru (Malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu : Kutukan Allah ditimpakan kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al A’raaf (7)  : 44)
Oleh karena itu jangan terlampau bangga dengan ibadah sholat, zakat, puasa dan ibadah haji saja,  apabila kedzaliman tetap saja diperbuatnya.
Apa gunanya bila ibadah sudah ditunaikan tetapi perbuatan dzalim tetap dilakukan juga, sehingga adzab neraka tetap menghadangnya                

Semoga kita diberi kekuatan agar mampu  menjauhi sikap dzalim !!!.         

        KISAH TAULADAN
      TANAH TIDAK MAU MENERIMA JASADNYA
Prilaku dzalim sangat dibenci siapa saja, namun anehnya saat ini banyak yang menyepelehkan dan melakukannya, lantaran mengutamakan  keakuannya, kepentingannya belaka, sehingga dengan entengnya melakukan kedzaliman, sehingga berakibat orang lain jadi sengsara dibuatnya.
Jika dulu penyeberang jalan dengan mudah menyeberang, namun sekarang kesusahan, karena para pengendara tidak memperdulikan.  
Itu salah satu contoh kedzaliman di jalan, belum lagi yang di kantor, di pengadilan, apalagi soal harta waris mereka sama berebutan padahal bukan haknya. Padahal bila tahu resikonya ?, betapa menakutkan akibatnya.
Kadang di dunia saja akibat perbuat dzalimnya sudah dinampakkan oleh Allah, apalagi kelak ketika menghadapi kematian (sakaratul maut).
"…….Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) : "Keluarkanlah nyawamu !, di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayat Nya. (Q.S. Al An “am (6) : 93)
Suatu saat jama’ah kami bercerita tentang kisah mengantarkan jenazah tetangganya di daerah Surabaya, namun dia heran saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat, karena …… tiba tiba saja jenazah tidak bisa masuk ke liang lahat karena kurang panjang galian.
Kemudian kubur digali kembali, namun anehnya ketika jenazah akan dimasukkan ternyata tidak bisa masuk lagi, penggalian dilakukan sampai  3 kali. Karena kepayahan pada akhirnya jenazah di masukkan secara paksa dengan cara ditekan (ditekuk) sampai terdengar suara : “kreekkk”, terasa ngeri, kasihan dan aneh memang.
Mendengar keanehan ini saya kontan bertanya kepada jama’ah saya : “Amal apa yang diperbuat almarhum di masa hidupnya ?. Jama’ah  menjawab : “Almarhum suka menggeser batas tanah dibelakang rumahnya, sehingga tanah tetangga berkurang dibuatnya”. Betapa merinding bulu roma saya ketika mendengarnya, betapa tidak ?, bayangkan tanah saja tidak mau menerima jasadnya, apalagi di akherat kelak  !.   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar