JANGAN IKUTAN YANG BUKAN TUNTUNAN !!!
“Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : "Sesungguhnya petunjuk Allah
Itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Q.S. Al Baqarah (2) :
120
Betapa gamblang dan jelasnya Allah mengungkap sikap orang Yahudi
dan Nasrani yang tidak senang kepada orang Islam, kecuali orang Islam mengikuti
agamanya !. Namun dalam kenyataan, karena lemahnya keimanan, sehingga
sebagaian umat Islam melupakan firman Nya !. kenyataan ini akan Nampak
terlihat ketika menghadapi pesta pergantian tahun.
Sebagian umat Islam sama latah dan larut dalam merayakannya,
dengan meniup terompet, menyalakan kembang api dan pesta pora yang jauh
menyimpang dari tuntunan agamanya.
INTROSPEKSI
Padahal bila tahu, akan
miris dan malu dibuatnya, karena kaum Yahudi dan Nasrani sama senang dibuatnya,
karena sebagain umat Islam pa
da latah dan ikut
memeriahkannya. Padahal bila menelaah sejarah tahun baru, betapa
kelirunya merayakan tahun baru yang dianggap waaah dan penuh hura
hura, karena hanya memperturutkan nafsu belaka !, sehingga rela
mengorbankan aqidahnya..
SEJARAH TAHUN BARU MASEHI
Menurut
English Wikipedia, perayaan tahun baru Masehi adalah :
“Orang orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus (dewa segala pintu gerbang, juga dipakai sebagai nama bulan pertama pada penanggalan masehi : Januari).
“Orang orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus (dewa segala pintu gerbang, juga dipakai sebagai nama bulan pertama pada penanggalan masehi : Januari).
1.PERAYAAN TAHUN BARU
KEPERCAYAN PAGAN
“Perayaan Tahun Baru didirikan atas dasar
kepercayaan pagan”. Dewa
Janus dalam kesusasteraan paganisme merupakan
sembahan kaum
penyembah syaitan sejak zaman Yunani kuno.
Julius
Caesar menyusun sistem kalendar (Masehi) pada 46 BC setelah
terbunuh, kemudian senat Romawi memutuskan
meresmikannya 1 Januari 42 BC untuk mengenang Julius Caesar dengan sistem kalendernya.
2.API PERIBADATAN MAJUSI
Penganut Zoroaster
adalah penyembah api, bermula dari bangsa Persia. Mereka menamakan
diri sebagai Majusi. “Cahaya Tuhan” menurut mereka “memancar pada setiap benda
yang bercahaya.” Mereka memerintahkan pengikutnya senantiasa menghadapkan diri
kepada matahari di siang hari atau api di malam hari. Kemudian didirikan
kuil, di dalamnya ada tungku berapi yang senantiasa dijaga agar apinya tidak
padam.
3.TROMPET RITUAL AGAMA JAHUDI
Orang
Yahudi melakukan ritual meniup terompet saat perayaan tahun baru Yahudi :
Rosh Hashanah (Hari Raya Terompet) pada tahun baru Taurat yang jatuh pada bulan
ketujuh atau tarikh 1 bulan Tishri dalam kalendar Ibrani kuno.
Dalam
perayaan tahun baru, sangat terlihat kental nilai nilai Yahudi, sebagaimana
dalam Alkitab Imamat 23-24 : “Katakanlah kepada orang orang Isra’el
begini : “Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu,
kamu harus mengadakan hari cuti penuh yang diperingati dengan meniup terompet, yakni hari pertemuan kudus”.
KEMBALI KE TUNTUNAN
Betapa bahayanya resiko
mengabaikan firman Nya, karena Allah tidak akan menjadi pelindung dan
penolongnya : “….Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
LARANGAN MENIRU ORANG KAFIR
Begitu teliti dan hati
hatinya Nabi sehingga sejak awal beliau telah mengingingatkan agar tidak
memakai cara cara mereka : Dari Abu
‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabat anshor “Nabi
memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada
beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan : “Kibarkanlah
bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang orang melihat ada bendera yang
berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat”, namun
Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet.
Nabipun tidak setuju beliau bersabda : “Membunyikan terompet adalah perilaku
orang orang Yahudi”. Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi
berkomentar : “Itu adalah perilaku Nasrani” Setelah kejadian tersebut Abdullah
bin Zaid bin Abdi Robbihi pulang dalam kondisi memikirkan apa yang difikirkan
Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan”. (H.R. Abu Daud,
shahih)
MENGEKOR MEMBABI BUTA
Namun karena lemahnya
keimanan, sehingga sebagian umat Islam dengan tidak sadar pada tergelincir,
sedikit demi demi sedikit terperangkap kedalam cara dan faham mereka. Na’udzu
billaahi min dzaalik !.
Dari
Abu Sa’id Al Khudri r.a. ia berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sungguh kalian akan mengikuti
jalan orang orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta sampai jika orang orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob
(sempit), pasti kalian pun akan mengikutinya, kami (para sahabat)
berkata : “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu
adalah Yahudi dan Nashrani ?” Beliau menjawab : “Lantas siapa lagi ?”. (H.R. Muslim).
BUKAN GOLONGANKU !
Bila sudah terperangkap dan
mengikuti cara cara mereka lantaran lemahnya keimanan, betapa berat resikonya
karena Rasulullah menganggap termasuk golongan mereka
!. “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari
mereka”. (H.R. Abu Dawud, hasan).
Semoga Allah senantiasa
memberikan hidayah Nya agar terjaga dari pengaruh mereka. Amiin.
KISAH TAULADAN
SALMAN AL FARISI SI PENJAGA API
Salman Al Farisi. berasal
dari desa Ji di Isfahan, Persia. Sahabat yang dikenal memiliki ide brilian,
bertubuh kuat. Pernah menjadi penjaga api di kuil pemujaan orang orang
Persia. Kemudian memeluk agama Nasrani, atas saran seorang pendeta di
Mosul, Salman pergi menemui Rasul yang saat itu sudah hijrah ke Madinah.
Pendeta mengatakan bahwa seorang Nabi akan diutus pada zaman itu, dia berpesan
agar Salman mengikutinya. Nabi itu akan hijrah ke sebuah daerah yang banyak
ditumbuhi pohon kurma dan daerahnya diapit dua bidang tanah berbatu
hitam.
Setibanya di Madinah, di malam hari dia
menemui Rasulullah sambil membawa makanan dan berkata : ''Makanan ini adalah
sedekah”, Nabi tidak menikmati makanan tersebut dan mempersilahkan para
sahabatnya untuk menikmatinya. Kemudian Salman datang lagi dan membawa makanan
sambil berkata : ''Makanan ini adalah hadiah''. Kali ini Nabi memakan sebagian
dan sebagiannya beliau berikan kepada para sahabatnya.
Suatu hari, Salman
melihat cap kenabian di pundak Nabi. Takala melihat tanda tanda kenabian
pada diri Nabi, di mana beliau tidak makan sedekah, tetapi mau menerima hadiah
dan di pundaknya ada cap kenabian, Salman pun langsung mengikrarkan diri
memeluk Islam dan menceritakan liku liku perjalanannya kepada
beliau. Rasulullah menasehati Salman untuk menulis surat kepada tuannya,
seorang Yahudi Bani Quraizhah dan beliau meminta bantuan para sahabatnya untuk
memerdekakan Salman.
Rasulullah kemudian
mempersaudarakannya dengan Abu Darda'. Ketika perang Khandaq (parit),
Salman mengusulkan agar menggali parit berdasar pengalamannya dalam peperangan
di Persia, orang orang pada takjub dengan usulan
Salman.
Tentang Salman, Nabi
pernah bersabda : ''Syurga merindukan tiga orang yakni Ali bin Abi Thalib,
Ammar bin Yasir dan Salman Al Farisi”.
Saat menjabat gubernur Al Madain,
Salman bertemu seorang saudagar baru pulang berniaga dari Syam membawa kurma
dan buah tin. Saudagar menyuruh Salman agar mengangkut barang dagangannya
karena mengira Salman seorang kuli. Salman pun membawanya, 1.ketika saudagar
mengetahui bahwa Salman adalah gubernur Al Madain, ia meminta maaf atas
kekeliruannya, akan tetapi Salman tetap membawa barang dagangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar