Senin, 25 Desember 2017


JANGAN IKUTAN YANG BUKAN TUNTUNAN !!!

 “Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong  bagimu”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 120 

Betapa gamblang dan jelasnya Allah mengungkap sikap orang Yahudi dan Nasrani yang tidak senang kepada orang Islam, kecuali orang Islam mengikuti agamanya !. Namun dalam kenyataan, karena lemahnya keimanan, sehingga sebagaian umat Islam melupakan firman Nya !. kenyataan ini akan Nampak terlihat ketika menghadapi pesta pergantian tahun.
Sebagian umat Islam sama latah dan larut dalam merayakannya, dengan meniup terompet, menyalakan kembang api dan pesta pora yang jauh menyimpang dari tuntunan agamanya.

INTROSPEKSI
Padahal bila tahu, akan miris dan malu dibuatnya, karena kaum Yahudi dan Nasrani sama senang dibuatnya, karena sebagain umat Islam pa
da latah dan ikut memeriahkannya. Padahal bila menelaah sejarah tahun baru, betapa kelirunya  merayakan tahun baru yang dianggap waaah dan penuh hura hura, karena hanya memperturutkan nafsu belaka !, sehingga rela mengorbankan aqidahnya..

SEJARAH TAHUN BARU MASEHI
Menurut English Wikipedia, perayaan tahun baru Masehi adalah :
“Orang orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus (dewa segala pintu gerbang, juga dipakai sebagai nama bulan pertama pada penanggalan masehi : Januari).

1.PERAYAAN TAHUN BARU KEPERCAYAN PAGAN
“Perayaan Tahun Baru didirikan atas dasar kepercayaan pagan”Dewa Janus dalam kesusasteraan paganisme merupakan sembahan kaum penyembah syaitan sejak zaman Yunani kuno.
Julius Caesar menyusun sistem kalendar (Masehi) pada 46 BC setelah terbunuh, kemudian senat Romawi memutuskan  meresmikannya 1 Januari 42 BC untuk mengenang Julius Caesar dengan sistem kalendernya.

2.API  PERIBADATAN MAJUSI
Penganut Zoroaster adalah penyembah api, bermula dari bangsa Persia. Mereka menamakan diri sebagai Majusi. “Cahaya Tuhan” menurut mereka “memancar pada setiap benda yang bercahaya.” Mereka memerintahkan pengikutnya senantiasa menghadapkan diri kepada matahari di siang hari atau api di malam hari. Kemudian didirikan  kuil, di dalamnya ada tungku berapi yang senantiasa dijaga agar apinya tidak padam.         

3.TROMPET RITUAL AGAMA JAHUDI
Orang Yahudi melakukan ritual meniup terompet saat perayaan tahun baru Yahudi : Rosh Hashanah (Hari Raya Terompet) pada tahun baru Taurat yang jatuh pada bulan ketujuh atau tarikh 1 bulan Tishri dalam kalendar Ibrani kuno.   
Dalam perayaan tahun baru, sangat terlihat kental nilai nilai Yahudi, sebagaimana dalam Alkitab Imamat 23-24 : “Katakanlah kepada orang orang Isra’el begini : “Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari cuti penuh yang diperingati dengan meniup terompetyakni hari pertemuan kudus.

KEMBALI KE TUNTUNAN
Betapa bahayanya resiko mengabaikan firman Nya, karena Allah tidak akan menjadi pelindung dan penolongnya : “….Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu               

LARANGAN MENIRU ORANG KAFIR
Begitu teliti dan hati hatinya Nabi sehingga sejak awal beliau telah mengingingatkan agar tidak memakai cara cara mereka : Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabat anshor “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan : “Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat”, namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabipun tidak setuju beliau bersabda : “Membunyikan terompet adalah perilaku orang orang Yahudi”. Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar : “Itu adalah perilaku Nasrani” Setelah kejadian tersebut Abdullah bin Zaid bin Abdi Robbihi pulang dalam kondisi memikirkan apa yang difikirkan Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan”. (H.R. Abu Daud, shahih)             

MENGEKOR MEMBABI BUTA
Namun karena lemahnya keimanan, sehingga sebagian umat Islam dengan tidak sadar pada tergelincir, sedikit demi demi sedikit terperangkap kedalam cara dan faham mereka. Na’udzu billaahi min dzaalik !.    
Dari Abu Sa’id Al Khudri r.a. ia berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (sempit), pasti kalian pun akan mengikutinya, kami (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani ?” Beliau menjawab : Lantas siapa lagi ?. (H.R. Muslim).


BUKAN GOLONGANKU !
Bila sudah terperangkap dan mengikuti cara cara mereka lantaran lemahnya keimanan, betapa berat resikonya karena Rasulullah menganggap termasuk golongan mereka !. “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”. (H.R. Abu Dawud, hasan).
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya agar terjaga dari pengaruh mereka. Amiin.

        KISAH TAULADAN
  SALMAN AL FARISI SI PENJAGA API
Salman Al Farisi. berasal dari desa Ji di Isfahan, Persia. Sahabat yang dikenal memiliki ide brilian, bertubuh kuat. Pernah menjadi penjaga api di kuil pemujaan orang orang Persia. Kemudian memeluk agama Nasrani, atas saran seorang pendeta di Mosul, Salman pergi menemui Rasul yang saat itu sudah hijrah ke Madinah. Pendeta mengatakan bahwa seorang Nabi akan diutus pada zaman itu, dia berpesan agar Salman mengikutinya. Nabi itu akan hijrah ke sebuah daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma dan daerahnya diapit dua bidang tanah berbatu hitam. 
Setibanya di Madinah, di malam hari dia menemui Rasulullah sambil membawa makanan dan berkata : ''Makanan ini adalah sedekah”, Nabi tidak menikmati makanan tersebut dan mempersilahkan para sahabatnya untuk menikmatinya. Kemudian Salman datang lagi dan membawa makanan sambil berkata : ''Makanan ini adalah hadiah''. Kali ini Nabi memakan sebagian dan sebagiannya beliau berikan kepada para sahabatnya.
Suatu hari, Salman melihat cap kenabian di pundak Nabi. Takala  melihat tanda tanda kenabian pada diri Nabi, di mana beliau tidak makan sedekah, tetapi mau menerima hadiah dan di pundaknya ada cap kenabian, Salman pun langsung mengikrarkan diri memeluk Islam dan menceritakan liku liku perjalanannya kepada beliau. Rasulullah menasehati Salman untuk menulis surat kepada tuannya, seorang Yahudi Bani Quraizhah dan beliau meminta bantuan para sahabatnya untuk memerdekakan Salman.
Rasulullah kemudian mempersaudarakannya dengan Abu Darda'.  Ketika perang Khandaq (parit), Salman mengusulkan agar menggali parit berdasar pengalamannya dalam peperangan di Persia, orang orang pada  takjub dengan usulan Salman.             
Tentang Salman, Nabi pernah bersabda : ''Syurga merindukan tiga orang yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Salman Al Farisi”. 
Saat menjabat gubernur Al Madain, Salman bertemu seorang saudagar baru pulang berniaga dari Syam membawa kurma dan buah tin. Saudagar menyuruh Salman agar mengangkut barang dagangannya karena mengira Salman seorang kuli. Salman pun membawanya, 1.ketika saudagar mengetahui bahwa Salman adalah gubernur Al Madain, ia meminta maaf atas kekeliruannya, akan tetapi Salman tetap membawa barang dagangannya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar