BAHAYA KHAWATIR DAN KETAKUTAN !!!
“Sesungguhnya orang orang yang
beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 277)
Sudah menjadi ketetapan Sang
Ilahi, bahwa kehidupan dunia tidak pasti, tidak kekal dan abadi, keterbalikan
pasti silih berganti.
Bukankah banyak kisah terjadi dulunya kaya kemudian jadi miskin sekali.
Dulunya
pejabat pangkat kemudian turun derajat, sehingga jadi pegawai biasa atau pensiun. Sehingga yang dulunya dihormat
dan dihargai, namun sekarang seakan tidak berarti lagi.
Itulah irama hidup yang tidak
selamanya abadi. “Dan tidaklah
kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan permainan belaka dan
sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, jika mereka
mengetahui”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 64)
KETAKUTAN
Karena lemahnya keimanan
sehingga banyak yang pada ketakutan ketika menghadapi situasi yang bertolak
belakang. Intinya semata mata karena : Takut kehilangan jabatan, takut
kehilangan kedudukan, takut kehilangan kekuasaan, takut kekurangan
harta, takut tidak dihormati dan dihargai, takut merasa tidak
dibutuhkan. Akibat rasa ketakutan yang berlebihan ini, maka sangat fatal
akibatnya, akan menimbulkan penderitaan yang dialami, diantaranya “post
power syndrome”.
POST
POWER SYNDROME
Post power syndrome, adalah
gejala yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang bayang kebesaran
masa lalunya (karirnya, ketenarannya, kecantikannya, ketampanannya,
kecerdasannya dan sebangsanya), kemudian tidak bisa menerima kenyataannya saat
ini.
FAKTOR
PENYEBAB
Beberapa faktor penyebab post power
syndrome : Pensiun dini dan PHK merupakan salah satunya. Ketika seorang pensiun
dini kemudian tidak bisa menerima kenyataannya, maka post power syndrom akan
mudah menimpanya. Traumatik
juga bisa menjadi
penyebabnya,
kecelakaan
yang dialami seorang atlet,
sehingga kakinya
harus diamputasi (dipotong). Bila tidak mampu menerima kenyataan, akan
mengalami post power syndrome, jika terus berlarut, gangguan jiwa yang berat
akan dideritanya.
GEJALA
Gejala post power
syndrome ada
3 : Gejala fisik : Tampak kuyu, nampak
lebih tua, tubuh
lemah kurang bergairah, sakit sakitan.
Gejala emosi : Mudah tersinggung, pemurung, menarik diri dari
pergaulan, cepat marah, tak suka disaingi, tak suka dibantah. Gejala
perilaku : Pendiam, pemalu, suka berbicara kehebatan dirinya di masa
lalu, senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, atau
menunjukkan kemarahan dan kekecewaan baik di rumah maupun di tempat umum.
YANG
RENTAN POST POWER SYNDROME
Beberapa ciri kepribadian yang
rentan post power syndrome : Suka dihargai dan dihormati, suka
mengatur, gila jabatan, permintaannya harus
dituruti, suka dilayani, merasa lebih unggul.
Dengan kata lain, hidupnya sangat mengutamakan
gengsi, jabatan, gelar, pangkat, ketenaran. Baginya kekuasaan adalah segala
galanya, sehingga selalu butuh pengakuan, penghargaan dan penghormatan.
HIKMAH AMAL SHOLIH
Memang sangat beda keadaannya dengan
yang memiliki keimanan dan disertai amal sholih, karena yang dilakukan hanya
karena Allah semata sehingga jiwa terasa puas, senang dan bahagia. Karena
baginya perbuatan yang dilakukan semata mata dalam rangka beribadah semata !..
Apalagi sholat tetap dilakukan, sebagai sikap syukur kepada Sang Pencipta Nya.
Bahkan zakat (shodaqah) tetap ditunaikan, sebagai ujud keperdulian kepada
sesama insan yang membutuhkan. Ini sebagai ujud jiwa yang beriman, bukan
kadzaliman yang dilakukan lantaran mengejar keduniawian !. Bahkan dijamin pula
oleh Allah dengan jiwa yang “…….tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 277)
SANGAT
BEDA
Jiwa yang sehat karena ke imanan,
sangat beda dengan yang hanya mengejar keduniaan dan jabatan belaka. Karena
akan kecewa dibuatnya bila yang dikejarnya tidak kunjung tiba.
1.
TIDAK KEKAL
Bagi yang beriman pasti faham bahwa hidup
tidak selamanya abadi, yang kaya suatu saat bisa jadi miskin, demikian pula yang miskin suatu saat bisa jadi
kaya raya. Demikian pula dengan jabatan, bila saatnya pensiun yang dulunya
bawahan akan jadi pimpinan, tidak mungkin pangkat atau jabatan akan selalu
disandangnya !. Demikian pula dengan tubuh, ketika muda kuat dan gagah, namun
di saat tua jadi lemah, wajahpun pada keriput semua dan….pasti kematian kan
menjemputnya !.
Beda dengan kehidupan akherat yang
bersifat kekal, maka bagi yang memahami hakekat hidup, justru di dunia inilah
tempat memperbanyak kebaikan sebagai bekal menuju alam akherat : Dengan
berprilaku sholih (bukan dzalim), jujur (bukan
curang), amanah (bukan khianat), dermawan (bukan
bakhil), Sabar (bukan pemarah), pemaaf (bukan
pendendam), bersyukur (bukan kufur) dan sebangsanya.
2.TITIPAN
Perlu disadari pula bahwa semua yang didapat (harta,
jabatan, anak, istri, rumah, kendaraan dsb) pada hakekatnya adalah : “Titipan
Allah Sang Empunya”. Jika hakekat ini difahami, pasti tidak akan mudah resah, kecewa apalagi kebingungan
ketika Sang Empunya mengambilnya kembali. Karena pada hakekatnya semuanya
bukan mutlak miliknya !.
3.MUSHIBAH
MERUPAKAN UJIAN
Hidup tak selamanya mulus dan lancar, pasti ada
saja ganjalan dan hambatan, bila tidak disadari jiwa pasti akan kecewa di
buatnya !. Maka sangat beruntung bagi yang memahami bahwa “hidup
adalah ujian”.
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang orang yang sabar”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 155). Maka disini pentingnya memahami
tuntunan agama, sehingga apabila terjadi hal hal yang tidak mengenakkan, akan
siap dan tegar menghadapi sehingga tak mudah terjangkit Post Power Syndrome
yang menyusahkan !.
KISAH TAULADAN
MERANA DI MASA TUA
Seorang lelaki 60 tahun usianya,
nampak terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Matanya berkaca kaca ketika dijenguk
bekas koleganya dimasa dia aktif bekerja. Melihat yang dijenguk menangis
meneteskan air mata, sang penjenguk yang rata rata ibu ibu pun sama ikut
menitikkan air mata pula.
Tak pernah terbayang di benak mereka, bahwa sang
kepala sekolah yang dulu begitu garang dan berwibawa, kini terbaring lemah
lantaran stroke yang dideritanya, setelah tak lagi menjabat kepala sekolah.
Beberapa tahun silam, dia memang menjabat
sebagai kepala sekolah, namun ketika ada pembatasan masa kerja, dia termasuk
terkena dampaknya.
Dengan demikian jelas resikonya bahwa
dia harus menjadi guru biasa, situasinya justru jadi terbalik keadaannya, yang
dulunya memimpin sekarang dipimpin, yang dulunya serba dilayani, sekarang
melayani, yang dulunya semua sama menghormat, sekarang justru kepala ditundukkan
tanda menghormat kepada atasan. Betapa berat dan pahitnya kenyataan yang
dihadapinya sekarang !. Sangat terbalik berlawanan.
Nah rupanya keyataan pahit ini sulit diterimanya,
sehingga membuat jiwanya makin kecewa, resah, merana dan tertekan dibuatnya.
Dari kondisi jiwa yang menekannya,
membuat organ tubuhnya ikut terdampak pula, sehingga stroke pun menimpanya.
Begini akibat bila jabatan jadi
tujuan !, sehingga berakibat jiwanya merasa sulit menerima kenyataan.
Kenyataan yang sangat bertolak belakang dengan masa silam, dimana semuanya
serba memuaskan dan menyenangkan. Ternyata semuanya tidak kekal keadaannya,
sehingga berakhir dengan kekecewaan yang terus menekan yang susah dihilangkan.
Maka betapa beruntungnya yang memahami
makna kehidupan, sehingga tidak terpukau dengan kehidupan dunia yang bersifat
sementara.
“Dan tidaklah kehidupan di dunia ini
melainkan senda gurau dan permainan belaka dan sesungguhnya kampung akhirat
adalah kehidupan yang sebenarnya jika
mereka mengetahui”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 64). Maka bruntunglah yang
menjadikan hidup sebagai lahan ibadah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar