TAHUN BARU MASEHI ?
“Dialah yang telah
mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala
agama, walaupun orang orang musyrikin
tidak menyukai”. (Q.S. AtTaubah (9) :33)..
Sebentar lagi pergantian tahun akan
terjadi, akan banyak yang pada menyongsong dan larut di malam pergantian tahun
baru ini : Dengan pesta meriah, bermacam pula ragamnya, yang penting happy,
puas dan bangga.
Namun……sadarkah bahwa apa yang dilakukan
sudah benar menurut tuntunan agama ?. Lantaran kurang memahami atau tidak mau
mengkaji ajaran agamanya secara kaffah (total), sehingga umat Islam banyak yang
pada larut dan ikut ikutan dalam acara yang tidak seharusnya dilakukan.
Karena beragama hanya berbekal semboyan : “yang
penting sholat”, dengan hanya bermodal pada pemahaman ini, sehingga hal hal
lain yang seharusnya difahami diabaikan begitu saja bahkan ikut latah
merayakannya !!!.
PENTINGNYA
MEMAHAMI ILMU
Padahal bila faham dan iman masih melekat
akan miris dan malu rasanya. Disini pentingnya mendalami ilmu !, bukankah Nabi
s.a.w. bersabda : "Barang siapa menginginkan
soal soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah dia memiliki ilmunya dan barang siapa yang mengingin akhirat, wajiblah dia memiliki ilmunya pula dan
barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akherat), wajiblah dia memiliki ilmu keduanya pula". (H.R.Bukhari dan Muslim).
Demikian
pula halnya dalam pemakaian Kalender Masehi perlu dikaji pula, agar
bisa memahami hakekat sebenarnya.
SYIAR NASRANI
Dari penyebutan kata “masehi” saja jelas merupakan
penisbatan kepada Nabi ‘Isa a.s. Awal perhitungan penanggalan diambil
dari tahun lahirnya Nabi ‘Isa a.s.).
Dengan demikian, kalender masehi pada hakikatnya merupakan simbol agama Nasrani. Sebagaimana dikatakan
Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah
: “…Apalagi
kalender masehi adalah simbol dari agama mereka karena dia mengisyaratkan pada
pengagungan kelahiran Al Masih a.s. dan berhari raya dengannya di setiap
penghujung tahun Ini adalah bid’ah yang diada adakan oleh Nashara”.
RENUNGAN
???
Sebagai seorang muslim akankah sudi mengiklankan syi’ar agama Nashara, dengan
meninggalkan syi’ar Muslim (penanggalan Hijriyyah) ?. Apakah seorang Muslim rela mengatakan : “Biarlah pudar syi’ar Islam dan berkibar syi’ar agama Nashara ?”. Jika bukan kaum Muslimin siapa lagi yang akan mengibarkan syi’ar umat Islam ini (kalender Hijriyyah).
Bila mau menyimak sejarah timbulnya
kalender Masehi maka akan kaget dibuatnya ……!!!, betapa tidak ?, disini
pentingnya memahami ilmu sejarah !. Kenyataan akan terbukti bila melembari
sejarahnya.
PENAMAAN
BULAN DARI NAMA BERHALA ROMAWI DAN KAISARNYA
Dari nama bulannya saja kita
akan terperanjat kaget dibuatnya !!!.
- Januari
diambil dari kata Janus (dewa permulaan dan akhir
bangsa Romawi ada yang mengatakan dewa matahari).
- Februari
dari Februus (dewa kematian dan
pemurnian Romawi juga dewa bangsa etruskan. Bulan ini menjadi bulan
perayaan ritual pemurnian di Romawi dirayakan tiap 15 bulan ini).
- Maret
dari Mars (dewa perang romawi) .
- April dari Aperire (membuka). Bulan April (aprilis) dalam kalender Romawi merupakan penghormatan untuk dewi venus, dewa cinta dan keindahan. Kata april diambil dari nama venus dalam bahasa yunani yaitu aphrodite (Aphros).
- Mei
dari Maia Maiestas (dewi kelahiran).
- Juni
dari Juno (dewi romawi, istri
jupiter (mitologi), dewi bulan).
- Juli
dari julius caesar (diktator romawi).
- Agustus
dari Agustus (kaisar romawi pertama).
TASYABBUH
Bila sudah mengetahui status
kalender masehi sebagai syi’ar agama Nashara dan romawi, kemudian masih menggunakannya, pada hakikatnya
merupakan bentuk meniru (tasyabbuh) dengan simbol simbol mereka ?. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang
menyerupai suatu kaum, maka dia bagian dari kaum itu”. (H.R. Abu Dawud, Syaikh Al Albani menyatakan
derajatnya hasan
shahih).
Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah ditanya tentang apakah perhitungan dengan kalender
masehi termasuk bentuk loyalitas kepada orang kafir ?, beliau menjawab : ”Tidak dianggap sebagai bentuk loyalitas, akan tetapi
dianggap sebagai tasyabbuh (dengannya) (Istikhdamut Tarikhil Miladi.
BERBAGAI TRADISI DAN KEPERCAYAAN 1 JANUARI
Di Brazil di tengah malam tiap 1 Januari, orang orang pada ke
pantai menaburkan bunga, sebagai tanda “penghormatan terhadap sang dewa
Lemanja Dewa laut”. Di Brazil,
orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Pada akhirnya, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas bergambar Janus (dewa pintu dan semua permulaan). Bulan Januari diambil dari nama dewa ini.
Bagi umat kristen Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan “kelahiran Yesus Kristus”, sehingga agama Kristen sering
disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi
(S.M.) dan sesudah “Yesus lahir disebut tahun Masehi”..
RENUNGAN
Akankah sebagai umat Islam masih
sudi mengikuti jejak kaum non muslim dengan “tetap memeriahkan malam
tahun baru ?”. Termasuk dengan bangganya : “mengucapkan selamat tahun baru ?”.
Na’udzu billaahi min dzaalik (kami berlindung kepada Allah dari yang
demikian itu).
Untuk itu paling tidak mari memperbanyak istighfar (meminta
ampun kepada Allah) atas kesalahan kesalahan yang telah diperbuat. Apa gunanya
melakukan yang bukan tuntunan agama ?!. Apalagi jelas jauh dari manfaat :
1.Pesta semalaman sampai melupakan sholat
malam. 2. Pesta pora dengan mensyiarkan lambang agama Yahudi (meniup
terompet). 3. Membakar mercon (api) yang merupakan ritual agama Majusi.
Bukankah ini jelas merupakan penyimpangan dan kemubadzdziran yang didalangi
setan !!!.
“Ya Allah curahkan selalu hidayah Mu,
agar kami selalu berada dijalan Mu dan jauhkan kami dari kesesatan, Amin”.
MUTIARA
HADITS
PEGANG
TEGUH SUNNAH NABI JAUHI YANG BUKAN TUNTUNAN !
Tiap agama memiliki alat dan cara
ibadahnya, khususnya untuk memanggil jamahnya dalam beribadah : Kaum nasrani menggunakan lonceng, Yahudi
menggunakan terompet, Majusi menggunakan api.
Nah nanti
pada akhir Desember pukul 00.00. (malam tahun baru), sebagian umat Islam akan
latah menggunakan ketiganya secara serempak :
Lonceng berdentang, trompet
ditiup, kembang api / lilin dinyalakan ?.
Maka benarlah apa yang telah
disabdakan Rasulullah s.a.w. :
Dari Abu Sa’id Al Khudri r.a. dia
berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sungguh kalian akan mengikuti jejak
umat umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta,
sehingga kalau mereka masuk kedalam
lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) kedalamnya. Mereka
(para sahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah apakah mereka mereka kaum Yahudi
dan Nasrani ?. kemudian beliau bersabda : “Siapa lagi kalau bukan mereka”.
(H.R. Bukhari dan Musliim).
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan : “Tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada
yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nasrani dalam sebagian perkara”.
(Majmu’ Al Fatawa 27 : 286).
Nah mari merenung, siapakah
yang pertama kali merayakan tahun baru ?. Jelas orang orang non muslim. Lantas
……mengapa diikuti ?.
Padahal Rasulullah s.a.w. 14 abad
silam telah memberi peringatan kepada orang orang yang menyerupai perbuatan
orang kafir.
Dari Ibnu Umar r.a. Nabi s.a.w.
bersabda : “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian
dari mereka”. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Dari ‘Amr bin Syu’aib
dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Bukan termasuk
golongan kami siapa saja yang yang menyerupai selain kami”. (H.R. Tirmimidzi).
Begitu
bahayanya bila tuntunan agama tidak difahami, sehingga dengan mudahnya
terjerumus dalam kelatahan sehingga dengan mudahnya mengikuti ibadah umat lain
tanpa disadarinya, sehingga dikatakan Nabi s.a.w. : “Bukan termasuk golongan
kami !”. Na’udzu billaahi min dzaalik !.