PENTINGNYA MENGENDALIKAN NAFSU
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ?. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?”. (Q.S. Al Jatsiyah (45) : 23)
Berkat ke Murahan Nya, kehidupan manusia dilengkapi
piranti yang lengkap dan cukup rumit : “Tubuh yang indah dan sempurna juga
jiwa”.
JIWA
Keberadaan
jiwa beda dengan tubuh atau jasad, tubuh bisa dilihat dan diraba ujudnya,
tetapi ……keberadaan jiwa bersifat ghoib, artinya tidak nampak, tidak bisa dilihat dan diraba,
tetapi bisa dirasakan gejalanya.
“Dan
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”. (Q.S. Asy Syams (91) :
7)
JIWA MENENTUKAN TUBUH
Ketika
jiwa merasa senang atau bahagia, wajah akan tersenyum atau tertawa. Demikian pula sebaliknya ketika jiwa susah,
wajah akan cemberut, bahkan sampai menangis. Dengan demikian expressi wajah
atau tubuh menunjukkan keadaan jiwa seseorang, dengan kata lain : “Expressi
wajah / tubuh menunjukkan keadaan jiwa seseorang”.
Bukankah Rasulullah
bersabda : “Ketahuilah bahwa di dalam
tubuh ada sepotong daging, apabila daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh
itu, dan apabila dia rusak maka rusaklah seluruh tubuh itu, ingatlah bahwa yang
dimaksud itu adalah kalbu (jiwa)“. (H.R. Bukhari Muslim)
NAFSU
Nafsu
merupakan bagian dari jiwa, dengan nafsu inilah manusia mencintai dunia dan berusaha
menggapainya. “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diingini, yaitu
wanita
wanita,
anak anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah
lah
tempat kembali yang baik (syurga)”. (Q.S.
Ali Imran (3) : 14)
KEFASIKAN DAN KETAQWAAN
Dengan jiwa, manusia bisa
merasakan perbuatan baik (taqwa) ataupun kefasikan (jelek). “Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (Q.S. Asy Syams (91) : 8)
PENTINGNYA MEMAHAMI AGAMA !
Disini pentingnya
memahami agama, agar jiwa peka terhadap kebaikan dan kefasikan. Tanpa
memahami agama, jelas nafsu yang akan menguasai, dengan kata lain : “Mempertuhankan
hawa nafsu !, sehingga berakibat Allah mengunci mati pendengaran
dan hatinya dan meletakkan tutup atas penglihatannya !”. Betapa
fatalnya bila sudah demikian, sehingga prilakunya lepas control, tidak bisa
membedakan yang benar dan salah !.
PERLU DIKENDALIKAN
Karena
nafsu bersifat cenderung kepada keduniawian, maka perlu dikendalikan, bila
tidak berakibat menghuni neraka. “Itulah orang
orang
yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan
diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong”. (Q.S.
Al Baqarah (2) : 86)
Begitu beratnya memerangi
nafsu sampai sepulang dari perang Badar Nabi bersabda : “Kalian telah
pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran akbar. Lalu sahabat
bertanya : “Apakah
pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah ?”, Rasul menjawab : "jihad (memerangi) hawa nafsu”.
AKIBAT
MENGUMBAR NAFSU :
1.SESAT, MENDAPAT ADZAB BERAT
Dengan memahami
agama, nafsu bisa dikendalikan, bukan sebaliknya, karena memperturutkan nafsu jelas
menyesatkan dari jalan Allah !. “……Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia
akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang
orang
yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena
mereka melupakan hari perhitungan”. (Q.S.
Shad (38) : 26). Untuk itu jiwa harus dibersihkan bukan dikotori, agar
tidak merugi. “Dan
sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy Syams (91) : 10)
2.MENYIMPANG DARI KEBENARAN
Akibat tidak
mampu mengendalikan hawa nafsu, berakibat akan lepas dari kebenaran. “...Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran……”. (Q.S. An Nisa’ (4) : 135)
AKIBAT TIDAK MAMPU MENGENDALIKAN NAFSU
1. Di
bulan november 2018, terjadi pembunuhan satu keluarga akibat rasa “dendam”
lantaran tersinggung karena sering dimarahi (pengakuan terdakwa).
2. Hanya karena merasa dipelototi, seorang tukang
parkir “tersinggung”, kemudian
membunuhnya dengan balok kayu.
3. Lantaran karena “cemburu”, sehingga
tega membunuh sang istri.
4. Karena merasa tersaingi dalam bisnis,
timbullah rasa “hasut / dengki”, sehingga nekad membakar toko
milik pesaingnya.
5.
Lantaran terlampau “cintanya terhadap harta”, sampai nekat (korupsi).
Betapa
fatal akibat tidak mampu mengendalikan nafsu, sehingga beresiko di dunia
apalagi di akherat kelak .
HIKMAH MENGENDALIKAN
NAFSU :
1.DIKARUNIAI SYURGA
Betapa besar hikmah mengendalikan hawa nafsu, sehingga
mampu membedakan yang benar dan salah, sehingga kelak dikaruniai Syurga. “Dan
adapun orang orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”(Q.S.
An Nazia’at (79) : 40-41)
2.BERJIWA TENANG
Jiwa
yang tenang merupakan tuntutan tiap orang, jiwa tenang bukan karena banyak
uang, tingginya jabatan atau kesuksesan !. Karena banyak yang sudah dipuncak kesuksesan…..justru
ketenangan tidak bisa digapai dan dirasakan.
Disni
pentingnya memahami Al Quran, karena Allah sudah menjelaskan kunci sukses
ketenangan jiwa : “(yaitu)
orang orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah
hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram”. (Q.S.
Ar Ra’du (13) : 28)
3.BERUNTUNG
Lantaran tidak mengindahkan tuntunan agama, sehingga
mengumbar hawa nafsunya, demi mengejar harta, tahta dan wanita, sehingga tak
perduli mana yang halal apalagi kharam : Menipu, memalsu, curang dalam
takaran / timbangan, korupsi, manipulasi, suap menyuap, membunuh dan
sebangsanya.
Akankah
dengan kedzaliman, akan tercapai ketenangan jiwa ?. Justru dengan kedzaliman
akan membuat orang pada melaknat dan berdo’a untuk kedzalimannya, bukankah do’a
orang teraniaya sangat mustajab. Yang jelas harta yang diperolehnya tidak
barokah, jiwanya jelas merana karena dihantui ketidak jujurannya. Sangat beda
dengan selalu mensucikan jiwanya, sehingga harta yang diperoleh punya nilai
barokah, di jiwa terasa tenang. “Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu”. (Q.S.
Asy Syams (91) : 9)
4.DIRIDLOI ALLAH, DIMASUKKAN SYURGANYA
Lantaran mampu mengendalikan jiwa, maka jiwanya
menjadi tenang dan kelak akan dipanggil
menghadap dengan Ridlo Nya dan dimasukkan ke dalam kelompok hamba Nya dan
dipersilahkan masuk syurga Nya : “Hai jiwa yang tenang
kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai
Nya.
Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba hamba
Ku. Masuklah ke dalam syurga
Ku”. (Q.S.
Al Fajr (89) : 27-30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar