SIASAT UKASYAH YANG CERDAS
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat Malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabidan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS Al Ahzab (33): 56)
Shalawat
dari Allah artinya memberi rahmat, dari Malaikat berarti memintakan ampun, dan
orang mukmin berarti berdo’a agar diberi rahmat seperti dengan mengucapkan : Allahuma
shalli ‘ala Muhammad.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
r.a. bahwa menjelang dekatnya kewafatan
Rasulullah s.a.w. beliau memerintah Bilal agar mengumandangkan adzan. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor sholat ke Masjid Rasulullah s.a.w.
Rasulullah s.a.w. beliau memerintah Bilal agar mengumandangkan adzan. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor sholat ke Masjid Rasulullah s.a.w.
Setelah selesai sholat berjama’ah beliau naik ke mimbar, mengucapkan puji dan
sanjung kepada Allah,
kemudian membawakan khutbah yang berkesan dan
mengharukan.
KHUTBAH
Beliau bersabda :
”Sesungguhnya
saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da’i yang menyeru manusia ke
jalan Allah dengan izin Nya.
Aku ini bagimu bagaikan
saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya
olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit
berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia
melakukannya di hari Kiamat nanti”
berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia
melakukannya di hari Kiamat nanti”
‘UKASYAH BANGKIT
Sampai dua kali beliau mengulangi kata
kata itu, dan…….pada ketiga
kalinya berdiri ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’ sambil berkata : “Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasulullah. Kalau tidak karena engkau telah berkali kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu.
kalinya berdiri ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’ sambil berkata : “Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasulullah. Kalau tidak karena engkau telah berkali kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu.
Dulu aku pernah bersamamu di medan
perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun
turun
dari atas untaku untuk menghampirimu, kemudian aku mencium
pahamu. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu agar
berjalan cepat, tetapi engkau telah memukul lambung sampingku, saya tidak tahu apakah itu engkau sengaja atau tidak, atau barangkali maksudmu melecut untamu sendiri ?”
dari atas untaku untuk menghampirimu, kemudian aku mencium
pahamu. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu agar
berjalan cepat, tetapi engkau telah memukul lambung sampingku, saya tidak tahu apakah itu engkau sengaja atau tidak, atau barangkali maksudmu melecut untamu sendiri ?”
MEMERINTAH
MENGAMBIL CEMETI
Kemudian Nabi meminta tolong Bilal agar ke rumah Fatimah untuk mengambil
cambuk
Rasulullah s.a.w. Kemudian Bilal
segera ke rumah Fathimah. Diketoknya
pintu rumah Fatimah yang menjawab dari dalam : “Siapakah
diluar
?”, “Saya
datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasullah”, jawab Bilal.
”Hai Bilal apa yang akan dilakukan
ayahku dengan cambuk ini ?”,
Tanya Fatimah. “Ya Fatimah ayahmu memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya”, Bilal menegaskan.
Tanya Fatimah. “Ya Fatimah ayahmu memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya”, Bilal menegaskan.
FATHIMAH SIAP
MENGGANTIKAN
“Siapakah gerangan orang itu
yang sampai hati mengqishas Rasulullah
?”, tanya
Fatimah
keheranan :
“Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk”.
Bilal pun mengambil cambuk dan
membawanya masuk Masjid, lalu diberikan kepada Rasulullah dan Rasulullah pun
menyerahkannya ke tangan ‘Ukasyah.
TEGANG
Suasana nampak tegang… semua sahabat bergerak….
semua
berdiri…..Jangankan
dicambuk, dicolek saja, ia akan berhadapan dengan kami.
Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot memandang
Ukasyah dan sebilah cambuk.
Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot memandang
Ukasyah dan sebilah cambuk.
ABU BAKAR DAN UMAR TAMPIL
Saat itulah Abu Bakar dan Umar r.a.
bicara : “Hai ‘Ukasyah ! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas lah
kami berdua dan jangan sekali kali engkau mencambuk Rasulullah s.a.w !”
Rasulullah menahan dua sahabatnya
kemudian bersabda : “Wahai sahabatku, duduklah
kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua !”.
ALI TAMPIL
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi
Tholib sambil berkata : ”Hai Ukasyah Aku sekarang masih ada di hadapan Nabi
s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan
qishas mencambuk Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku
dengan tanganmu
!”. Ali tampil sambil menyiapkan punggungnya
sebagai bukti kecintaan
nya kepada Rasulullah.
NABI MENCEGAH
Nabi kemudian mencegah : ”Allah tahu
kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali !”. Ali surut. Kemudian menyusul tampil dua
kakak beradik, Hasan dan
Husein, cucu Rasulullah : ”Hai Ukasyah bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan menqishas Rasulullah sendiri !”.
Husein, cucu Rasulullah : ”Hai Ukasyah bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan menqishas Rasulullah sendiri !”.
Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya
dengan berkata “Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”
NABI TAMPIL
Akhirnya
Nabi berkata : “Hai ‘Ukasyah pukullah aku jika engkau
berhasrat mengambil qishas !”. “Ya Rasul Allah sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak memakai baju !”, kata Ukasyah dengan lantang..
berhasrat mengambil qishas !”. “Ya Rasul Allah sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak memakai baju !”, kata Ukasyah dengan lantang..
Kembali suasana semakin panas dan tegang. Betapa
tidak ?. Nabi sudah bersedia dicambuk,
namun Ukasyah masih menuntut lagi dengan meminta Rasul membuka bajunya.
NABI MEMBUKA
BAJU
Kemudian Rasulullah dengan spontan membuka bajunya. Semua yang hadir menahan napas…
Banyak
yang berteriak sambil menangis… Tak
terkecuali…. Termasuk Ukasyah.
MENDEKAP TUBUH RASULULLAH
Tatkala ‘Ukasyah melihat putihnya
tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia dengan segera mendekap
tubuh Nabi sepuas puasnya sambil berkata : “Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulullah,
siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau
ya Rasul Allah ?”.
PENGAKUAN DAN SIASAT YANG CERDAS
“Saya sengaja berbuat demikian
hanyalah karena berharap agar tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia
dan supaya Allah dengan kehormatanmu dapat menjagaku dari sentuhan api neraka !”
Akhirnya Nabi s.a.w. bersabda :
“Ketahuilah wahai para sahabat ! barang siapa yang ingin melihat penduduk
syurga, maka melihatlah kepada pribadi laki laki ini !”.
PADA TAKJUB
Kemudian bangkit dan berdirilah kaum
Muslimin beramai ramai
mencium ‘Ukasyah di
antara kedua matanya. Rasa curiga berubah menjadi kekaguman luar biasa. Mereka
pada berkata : “Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi
dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di syurga kelak !”.
KISAH TAULADAN
SAHABAT PEMBERANI DAN CERDAS
Ukasyah bin
Mihshan al Asadi adalah seorang sahabat Muhajirin berasal dari Bani Abdu Syams,
memeluk Islam di masa awal (as Sabiqunal Awwalin).
Nabi s.a.w. menceritakan kepada para sahabatnya,
bahwa kelak di hari kiamat beliau akan memamerkan umatnya di hadapan para
pemimpin (Nabi nabi terdahulu). Dengan bangganya beliau akan memperlihatkan
umatnya yang banyak hingga memenuhi
dataran dan bukit. Lalu Allah berfirman kepada Nabi : “Ridhakah engkau Muhammad ?”. Maka Nabi akan
menjawab : “Aku ridha ya Tuhanku !”. Kemudian Allah berfirman lagi : “Sesungguhnya
ada tujuh 70.000. umatmu yang masuk syurga
tanpa hisab dengan wajah seperti bulan purnama".
Para sahabat kagum
dengan cerita Nabi, tiba tiba Ukasyah mendekati beliau dan berkata : "Ya
Rasulullah doakanlah aku termasuk golongan itu !". "Engkau termasuk
golongan mereka !", kata Nabi s.a.w..
Melihat sikap Ukasyah
beberapa sahabat mendekati beliau dan meminta didoakan seperti halnya Ukasyah.
Beliau tersenyum melihat reaksi para sahabat tersebut dan bersabda :
"Kalian sudah didahului Ukasyah."
Perang Badar
merupakan perang pertama yang banyak melahirkan
pahlawan Islam. 313 orang yang belum berpengalaman dengan persenjataan terbatas
dan perbekalan seadanya, ternyata mampu mengalahkan 1000 pasukan kafir Quraisy
dibawah pimpinan Abu Jahal, dengan persenjataan lengkap dan perbekalan yang
lebih banyak.
Salah seorang pahlawan
yang lahir di medan perang Badar ini adalah Ukasyah bin Mihshan bin
Harsan Al Asadi. Begitu semangatnya ia bertempur sampai pedangnya
pun patah. Kemudian Rasulullah sambil membawa sebuah ranting pohon dan bersabda
: "Berperanglah dengan ini wahai Ukasyah !".
Setelah diterima
dan digerak gerakkan, ranting pohon berubah menjadi sebuah pedang. Ukasyah
meneruskan pertempurannya hingga Allah memberikan kemenangan pada umat Islam. Pedang
ini kemudian diberi nama "Al 'Aun", menjadi senjata Ukasyah sampai dia
menjemput syahidnya di Perang Riddah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar