APAKAH NABI KHIDHR
MASIH HIDUP ?
“Lalu
mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba hamba Kami yang telah Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidhr :
"Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar
di antara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?".
Dia menjawab :
"Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sanggup sabar bersama aku”.
(Q.S. AL Kahfi (18) : 65-67)
Menurut ahli tafsir kata hamba
dalam ayat tersebut adalah Nabi Khidhr dan yang dimaksud dengan rahmat ialah
wahyu dan kenabian, sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang hal hal
ghaib.
Nabi Khidhr adalah seorang hamba Allah yang
memiliki kelebihan dalam hal ghoib atas karunia Allah.
Beliau hidup di zaman Nabi Musa,
karena kekhilafan Nabi Musa, maka Allah memperingatkannya agar menemui Nabi
Khidhr
BERBAGAI
PENDAPAT TENTANG NABI KHIDR
Karena kelebihan ilmu ghaib yang
dianugerahkan Allah kepada Nabi Khidr, sehingga timbul berbagai pendapat, satu
sisi berpendapat bahwa Nabi Khidr masih hidup, yang lain berpendapat sebaliknya.
Berikut kutipan keterangan Dr.
Umar Sulaiman Al Asyqar dalam buku beliau Ar Rusulu war Risalat. Sebagian
ulama berpendapat bahwa Khidir masih hidup, ada juga yang berpendapat sebaliknya.
MEMBUKA
PELUANG PINTU KHURAFAT
Adanya pendapat tentang belum
wafatnya Nabi Khidir, membuka peluamg timbulnya berbagai khurafat dan
kedustaan. Banyak orang yang menyalahgunakan pendapat
ini dan mengaku pernah bertemu Nabi Khidir, beliau memberikan beberapa nasihat
serta menyampaikan berbagai perintah. Kemudian mereka meriwayatkan berbagai
cerita aneh tentang Nabi Khidir dan berbagai berita yang bertentangan dengan logika
yang sehat.
RIWAYAT
LEMAH
Banyak ulama besar muhadditsin (ahli hadis) berpendapat
lemahnya riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup.
Di antara ulama hadis yang
melemahkan riwayat ini adalah Imam Bukhari, Ibnu Dihyah, Al Hafidz Ibnu Katsir
dan Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani. Alasan terkuat yang disampaikan untuk membantah
pendapat masih hidupnya Nabi Khidir : Pertama tidak ada satu pun hadis yang
shahih yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup.
ANDAI
MASIH HIDUP
Kedua andaikan beliau masih
hidup, tentu diwajibkan bagi beliau mendatangi Nabi Muhammad s.a.w., mengikuti dakwah beliau, dan
membantu dakwah beliau. Karena Allah telah mengambil janji dari para Nabi
sebelumnya untuk beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w., membantu beliau, jika
mereka berjumpa dengan zaman Nabi s.a.w. Allah berfirman : “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian
dari para Nabi : "Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab
dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada
padamu, niscaya kamu akan sungguh sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya". Allah berfirman : "Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian Ku terhadap yang demikian itu?", mereka menjawab : "Kami
mengakui". Allah berfirman : "Kalau begitu saksikanlah (hai Para
Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (Q.S. Ali Imran (3) :
81).
Maksud ayat tersebut para Nabi
berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama
Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya, perjanjian para Nabi ini
mengikat pula Para ummatnya.
Nabi s.a.w. juga mengabarkan, bahwa
andaikan Musa masih hidup, tentu beliau akan mengikuti Nabi Muhammad s.a.w.. Beliau bersabda
“Sesungguhnya andaikan Musa masih
hidup di tengah tengah kalian, tidak halal bagi beliau selain harus
mengikutiku”. (H.R. Ahmad)
PENDAPAT IMAM AHMAD
Ibrahim Al Harbi pernah
bertanya kepada Imam Ahmad :
“Apakah Nabi
Khidir dan Nabi Ilyas masih hidup, keduanya masih ada dan melihat kita serta
kita bisa mendapatkan riwayat dari mereka berdua”. Kemudian Imam Ahmad menjawab :
“Siapa yang menekuni masalah ghaib (klenik), dia tidak akan bisa bersikap
proporsional dalam masalah ini, tidak ada yang membisikkan berita ini kecuali
setan”.
PENDAPAT
IMAM BUKHARI
Imam Bukhari juga pernah
ditanya, apakah Nabi Khidir dan Ilyas masih hidup ?, beliau menjawab : “Bagaimana
mungkin itu bisa terjadi, padahal Nabi s.a.w. telah bersabda : “Tidak akan
tersisa seorang pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang akan datang”. (Majmu’
Fatawa Syaikhul Islam, 4:337)
NABI
KHIDR TELAH WAFAT
Sebagian ulama ahli tahqiq
memberikan keterangan panjang lebar untuk membantah alasan pendukung khurafat
terkait masih hidupnya Nabi Khidir.
Di antaranya adalah Al Hafidz Ibnu
Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah (1:326), Muhammad Amin As
Syinqithi dalam tafsir beliau Adwaul Bayan (4:184). Bahkan Al Hafidz Ibnu
Hajar Al Asqalani membuat satu risalah khusus berjudul : Az Zahr An Nadhr fi Nabai Al Khidr,
yang dicetak dalam kumpulan risalah mimbariyah (2:195).
KESIMPULAN
1.Berdasar
penjelasan Surat Ali Imran 81, hadits hadits dan penjelasan para ulama yang
kokoh pada sunnah Rasul, jelas bahwa Nabi Khidhr telah wafat.
2.Nabi
terakhir adalah Nabi Muhammad s.a.w. maka seharusnya hanya kepada beliaulah
mengambil suri tauladan !. Sehingga tidak perlu lagi harus repot repot mencari
yang aneh aneh, agar tidak terjerat kepada jebakan setan (takhayyul dan
khurafat) yang menyesatkan.
Dengan demikian
jelas bahwa bagi yang memiliki keimanan yang kokoh dan berfikir rasional, tidak
akan menyibukkan diri dengan mencari tuntunan selain apa yang telah diajarkan
oleh Allah dan Rasul Nya. Sehingga tidak terjerumus ke hal yang aneh aneh yang
akan menjurus kedalam kesyirikan dan jauh dari rahmat Allah.
“Dan
taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran 132)
Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya agar kita
selalu berada di jalan Nya dan dijauhkan dari ketakhayyulan yang menyesatkan
dan membingungkan. Amiin.
KISAH
TAULADAN
NABI MUSA BERGURU
PADA NABI KHIDHR
Khidhr adalah seorang hamba
Allah yang sholih dan memiliki kelebihan pengetahuan ghoib atas izin Nya.
Lantaran kesholihan dan kelebihannya inilah sampai ada yang berpendapat bahwa
beliau adalah seorang Nabi.
Suatu saat karena kekhilafan
Nabi Musa, maka Allah memerintahkan Nabi Musa agar menemui Khidhr. Dia (Khidhr)
berkata : "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku
tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".
Namun dalam perjalanan
mengikuti Khidhr, N. Musa melihat keganjilan prilaku Khidr. Pertama ketika menaiki
perahu Khidhr melobanginya. Musa berkata : "Mengapa kamu melobanginya yang
berakibat bisa menenggelamkan penumpangnya ?. Sesungguhnya kamu telah berbuat
sesuatu kesalahan yang besar”. Khidhr berkata : "Bukankah aku telah
berkata: "Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sabar bersama
denganku".
Keganjilan kedua ketika berjumpa seorang anak, Khidhr membunuhnya. Sampai N. Musa berkata :
"Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, sesungguhnya kamu telah melakukan
sesuatu kemungkaran". Khidhr berkata : "Bukankah sudah kukatakan kepadamu,
bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar
bersamaku".
Keganjilan ketiga ketika sampai di
suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk tidak
mau menjamunya, kemudian keduanya mendapati dinding rumah hampir roboh, Khidhr
menegakkannya. Musa berkata : "Jika kamu mau, niscaya bisa mengambil upah
untuk itu".
Kemudian di akhir perpisahan N.
Khidhr membuka rahasia perbuatannya sebagaimana tercantum dalam Al Quran ayat
79 - 82 : 1. Bahwa kapal yang dirusaknya
adalah millik orang miskin, agar selamat karena di hadapannya ada raja yang akan
merampas tiap tiap bahtera. 2. Adapun anak muda yang dibunuh karena kedua orang
tuanya mukmin, Khidhr khawatir jika anak
itu akan membuat kedua orang tuanya jadi kafir. 3. Adapun dinding rumah yang diperbaiki
adalah milik dua anak yatim, di bawahnya terdapat harta simpanan bagi mereka, dan ayahnya seorang yang
saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya
dan mengeluarkan simpanannya, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Dan bukanlah aku
melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan
perbuatan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".