Senin, 15 Januari 2018



APAKAH NABI KHIDHR MASIH HIDUP ?

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidhr : "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?".
Dia menjawab : "Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sanggup sabar bersama aku”. (Q.S. AL Kahfi (18) : 65-67)

Menurut ahli tafsir kata hamba dalam ayat tersebut adalah Nabi Khidhr dan yang dimaksud dengan rahmat ialah wahyu dan kenabian, sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang hal hal ghaib.          
Nabi Khidhr adalah seorang hamba Allah yang memiliki kelebihan dalam hal ghoib atas karunia Allah.
Beliau hidup di zaman Nabi Musa, karena kekhilafan Nabi Musa, maka Allah memperingatkannya agar menemui Nabi Khidhr  

BERBAGAI PENDAPAT TENTANG NABI KHIDR
Karena kelebihan ilmu ghaib yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Khidr, sehingga timbul berbagai pendapat, satu sisi berpendapat bahwa Nabi Khidr masih hidup, yang lain berpendapat  sebaliknya.    
Berikut kutipan keterangan Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar dalam buku beliau Ar Rusulu war Risalat. Sebagian ulama berpendapat bahwa Khidir masih hidup, ada juga yang berpendapat sebaliknya.

MEMBUKA PELUANG PINTU KHURAFAT
Adanya pendapat tentang belum wafatnya Nabi Khidir, membuka peluamg timbulnya berbagai khurafat dan kedustaan. Banyak orang yang menyalahgunakan pendapat ini dan mengaku pernah bertemu Nabi Khidir, beliau memberikan beberapa nasihat serta menyampaikan berbagai perintah. Kemudian mereka meriwayatkan berbagai cerita aneh tentang Nabi Khidir dan berbagai berita yang bertentangan dengan logika yang sehat.

RIWAYAT LEMAH   
Banyak ulama besar muhadditsin (ahli hadis) berpendapat lemahnya riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup.
Di antara ulama hadis yang melemahkan riwayat ini adalah Imam Bukhari, Ibnu Dihyah, Al Hafidz Ibnu Katsir dan Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani. Alasan terkuat yang disampaikan untuk membantah pendapat masih hidupnya Nabi Khidir : Pertama tidak ada satu pun hadis yang shahih yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup.

ANDAI MASIH HIDUP
Kedua andaikan beliau masih hidup, tentu diwajibkan bagi beliau mendatangi Nabi Muhammad s.a.w., mengikuti dakwah beliau, dan membantu dakwah beliau. Karena Allah telah mengambil janji dari para Nabi sebelumnya untuk beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w., membantu beliau, jika mereka berjumpa dengan zaman Nabi s.a.w. Allah berfirman : “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi : "Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman : "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian Ku terhadap yang demikian itu?", mereka menjawab : "Kami mengakui". Allah berfirman : "Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (Q.S. Ali Imran (3) : 81).
Maksud ayat tersebut para Nabi berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya, perjanjian para Nabi ini mengikat pula Para ummatnya.
Nabi s.a.w. juga mengabarkan, bahwa andaikan Musa masih hidup, tentu beliau akan mengikuti Nabi Muhammad s.a.w.. Beliau bersabda           
“Sesungguhnya andaikan Musa masih hidup di tengah tengah kalian, tidak halal bagi beliau selain harus mengikutiku”. (H.R. Ahmad)

PENDAPAT IMAM AHMAD 
Ibrahim Al Harbi pernah bertanya kepada Imam Ahmad : “Apakah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas masih hidup, keduanya masih ada dan melihat kita serta kita bisa mendapatkan riwayat dari mereka berdua. Kemudian Imam Ahmad menjawab : “Siapa yang menekuni masalah ghaib (klenik), dia tidak akan bisa bersikap proporsional dalam masalah ini, tidak ada yang membisikkan berita ini kecuali setan”.

PENDAPAT IMAM BUKHARI
Imam Bukhari juga pernah ditanya, apakah Nabi Khidir dan Ilyas masih hidup ?, beliau menjawab : “Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, padahal Nabi s.a.w. telah bersabda : “Tidak akan tersisa seorang pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang akan datang”. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam, 4:337)             

NABI KHIDR TELAH WAFAT
Sebagian ulama ahli tahqiq memberikan keterangan panjang lebar untuk membantah alasan pendukung khurafat terkait masih hidupnya Nabi Khidir.
Di antaranya adalah Al Hafidz Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah (1:326), Muhammad Amin As Syinqithi dalam tafsir beliau Adwaul Bayan (4:184). Bahkan Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani membuat satu risalah khusus berjudul : Az Zahr An Nadhr fi Nabai Al Khidr, yang dicetak dalam kumpulan risalah mimbariyah (2:195).

KESIMPULAN
1.Berdasar penjelasan Surat Ali Imran 81, hadits hadits dan penjelasan para ulama yang kokoh pada sunnah Rasul, jelas bahwa Nabi Khidhr telah wafat.            
2.Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad s.a.w. maka seharusnya hanya kepada beliaulah mengambil suri tauladan !. Sehingga tidak perlu lagi harus repot repot mencari yang aneh aneh, agar tidak terjerat kepada jebakan setan (takhayyul dan khurafat) yang menyesatkan.
Dengan demikian jelas bahwa bagi yang memiliki keimanan yang kokoh dan berfikir rasional, tidak akan menyibukkan diri dengan mencari tuntunan selain apa yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul Nya. Sehingga tidak terjerumus ke hal yang aneh aneh yang akan menjurus kedalam kesyirikan dan jauh dari rahmat Allah.
“Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran 132)
Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya agar kita selalu berada di jalan Nya dan dijauhkan dari ketakhayyulan yang menyesatkan dan membingungkan. Amiin.

           

KISAH TAULADAN
NABI MUSA BERGURU PADA NABI KHIDHR
                Khidhr adalah seorang hamba Allah yang sholih dan memiliki kelebihan pengetahuan ghoib atas izin Nya. Lantaran kesholihan dan kelebihannya inilah sampai ada yang berpendapat bahwa beliau adalah seorang Nabi.
               Suatu saat karena kekhilafan Nabi Musa, maka Allah memerintahkan Nabi Musa agar menemui Khidhr. Dia (Khidhr) berkata : "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".
                Namun dalam perjalanan mengikuti Khidhr, N. Musa melihat keganjilan prilaku Khidr. Pertama ketika menaiki perahu Khidhr melobanginya. Musa berkata : "Mengapa kamu melobanginya yang berakibat bisa menenggelamkan penumpangnya ?. Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar”. Khidhr berkata : "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sabar bersama denganku".
              Keganjilan kedua ketika berjumpa seorang anak,  Khidhr membunuhnya. Sampai N. Musa berkata : "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu kemungkaran". Khidhr berkata : "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan  sabar bersamaku".
              Keganjilan ketiga ketika sampai di suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk tidak mau menjamunya, kemudian keduanya mendapati dinding rumah hampir roboh, Khidhr menegakkannya. Musa berkata : "Jika kamu mau, niscaya bisa mengambil upah untuk itu".
              Kemudian di akhir perpisahan N. Khidhr membuka rahasia perbuatannya sebagaimana tercantum dalam Al Quran ayat 79 - 82  : 1. Bahwa kapal yang dirusaknya adalah millik orang miskin, agar selamat karena di hadapannya ada raja yang akan merampas tiap tiap bahtera. 2. Adapun anak muda yang dibunuh karena kedua orang tuanya  mukmin, Khidhr khawatir jika anak itu akan membuat kedua orang tuanya jadi kafir. 3. Adapun dinding rumah yang diperbaiki adalah milik dua anak yatim, di bawahnya terdapat harta  simpanan bagi mereka, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar