Rabu, 18 Juli 2018



ISLAM ITU RAMAH
LEMAH LEMBUT BUKAN KASAR APALAGI RADIKAL !

            Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu……”. (Q.S. Ali Imran (3) : 159)

Sebagai buah beribadah seharusnya memiliki sifat Ar Rifq (lemah lembut) dalam segala tindakan, serta memilih melakukan cara paling mudah.                              
Demikian halnya yang telah dilkukan Rasulullah s.a.w. dalam prilakunya sehari hari. “Dan sesungguhnya kamu benar benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al Qalam (68) : 4)
Bahkan telah dilakukan pula oleh  Nabi Musa dan Harun agar mereka berdakwah kepada Fir’aun dengan lemah lembut. "Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut, mudah mudahan ia ingat sadar takut”. (Q.S. Thaha (20) : 43-44)

ALLAH MENYUKAI KELEMBUTAN
Disamping Allah sebagai Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, namun Allah memiliki juga sifat Maha lembut dan suka kepada kelembutan.
Rasulullah s.a.w.  bersabda kepada ‘Aisyah :Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam segala perkara. (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

ORANG BERIMAN BERSIKAP RAMAH
Maka selayaknya sebagai seorang hamba dari Yang Maha Lembut, juga mensifati sebagaimana sifat Dzat yang diibadahinya. Artinya dalam keseharian harus bersikap lemah lembut, ramah tamah, kerena dengan keramahan akan menimbulkan kebaikan.    
Bukankah dengan berlaku baik akan membuahkan manfaat bagi menusia. Dari Jabir r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia". (H.R. Thabrani dan Daraquthni).       

DENGAN KELEMBUTAN JADI INDAH
Fithrah jiwa manusia pada hakekatnya sangat suka pada kelembutan bukan kekasaran apalagi kekerasan, oleh karena itu ajaran agama mengembalikan kepada fithrah asalnya yakni kelembutan, dengan kelembutan akan membuahkan keindahan, demikian pula sebaliknya.  
Dari Aisyah  r.a.  bahwa Rasulullah  s.a.w.  bersabda : “Sesungguhnya tidaklah kelemah lembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya dan tidaklah kelemah lembutan itu dicabut dari sesuatu melainkan akan memperburuknya”. (H.R. Muslim)
“Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan”. (H.R. Muslim)

SELAMAT DARI PRILAKUNYA
Dari Jabir r.a. dikatakan : "Wahai Rasulullah Islam bagaimanakah yang paling utama ?". Rasulullah s.a.w. menjawab : "(Yaitu) mereka yang umat Islam yang lain selamat dari tutur kata dan tindak perbuatannya". (H.R. Tirmidzi)
Seorang muslim memiliki identitas khusus, identitas yang menyelamatkan bukan membahayakan, identitas yang menyejukkan bukan membuat keonaran, sehingga membuat orang sama resah dan ketakutan, sampai membuat orang sama tidak simpati terhadap agama islam, karena tindakan radikal, kasar dan kebrutalannya.
Betapa fatal akibatnya bila tidak melaksanakan tuntunan agama secara total, sehingga nama agamapun ikut jadi rusak dan dibenci.   .    

SIKAP LEMBUT PADA HEWAN
Agama tidak hanya mengajarkan berbuat baik dan lemah lembut terhadap manusia saja, bahkan terhadap hewanpun harus diberlakukan juga.   
Sesungguhnya Allah s.w.t.  mewajibkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya (ketika hendak menyembelih) dan menyenangkan sembelihannya. (H.R. Muslim)
Betapa mulia, indah dan tingginya ajaran agama, sehingga terhadap hewan bersikap lembutpun diajarkan pula agar hewan tidak tersiksa. 

JANGAN MEMPERSULIT
Karena cintanya pada dunia dan kurangnya memahami agama, sehingga suka mempersulit urusan manusia, dengan bermotto : “Bila bisa dipersulit mengapa dipermudah”, betapa jahat sikapnya padahal Nabi s.a.w. bersabda : “Mudahkanlah dan jangan mempersulit, sampaikan kabar gembira dan jangan menakut nakuti”. (H.R. Bukhari & Muslim)
Betapa indah dan mulia bila ajaran agama dikembalikan pada tuntunan aslinya, sehingga suka mempemudah urusan bukan mempersulit, apalagi dengan menakut nakuti. Dengan demikian akan membuahkan sikap simpati bukan membenci, akan membuat rasa nyaman bukan ketakutan.      

MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH
Iman yang sempurna akan membuahkan sikap saling menyayangi dan membenci karena Allah, sikap demikian akan mendapatkan pertolongan Allah. Betapa mulianya sikap ini sehingga seorang hamba tidak akan bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa !.          
Ibnu ‘Abbas berkata : “Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba tidak akan bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabatan seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka”. (H.R. Ibnu Jarir)

DIHARAMKAN NERAKA
Begitu tinggi penghargaan Allah terhadap hamba Nya yang suka bersikap akrab (dekat dengan manusia), lemah lembut dan suka mempermudah urusan bukan mempersulit. Sehingga kelak diharamkan masuk neraka !. Subhaanallaah. 
Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharamkan dari neraka atau neraka diharamkan atasnya ?. Yaitu atas setiap orang yang dekat (dengan manusia), lemah lembut, lagi memudahkan. (H.R. Tirmidzi)
Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah Nya, agar dalam keseharain kita menyukai kelemah lembutan, ramah, santun, akrab kepada siapapun sebagai bukti keimanan. Sehingga menimbulkan rasa simpati pada agama Islam, bukan pada membenci karena sikap yang keras, kasar, radikal apalagi kekerasan !. Na’udzu billaahi min dzaalik.



KISAH TAULADAN
BADUI KENCING DI MASJID
Kelembutan adalah sifat yang mulia walau berat dalam pelaksanaannya, namun itulah tuntunan yang diajarkan agama, dengan kelembutan sikap, segala urusan akan terselesaikan dengan enak dan nyaman.
Sikap ramah dan lembut inilah yang selalu dilakukan Rasulullah s.a.w. dalam segala hal, termasuk ketika beliau menghadapi seorang badui yang kencing di masjid. Sehingga si badui faham dan urusan bisa terselesaikan dengan aman tanpa keributan
Suatu ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk duduk bersama para shahabat radhiyallahu ‘anhum di dalam masjid. Tiba tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, kemudian kencing di dalamnya. Maka dengan serta merta bangkitlah para shahabat yang ada di dalam masjid menghampiri seraya menghardiknya dengan ucapan yang keras. Namun Rasulullah s.a.w.  melarang mereka untuk menghardiknya dan memerintah untuk membiarkannya sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian setelah selesai beliau s.a.w. meminta untuk diambilkan setimba air untuk dituangkan pada air kencing tersebut. (H.R. Al Bukhari)
Kemudian beliau s.a.w. Arab badui tersebut dalam keadaan tidak marah ataupun mencela. Beliau s.a.w. pun menasehatinya dengan lemah lembut : Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk membuang benda najis (kencing) atau kotor. Hanya saja masjid itu dibangun sebagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al Qur’an. (H.R. Muslim)
Melihat sikap Rasulullah s.a.w. yang demikian lembut dan halusnya dalam menasehati, timbullah rasa cinta dan simpati ‘Arab badui tersebut kepada beliau s.a.w.. Maka ia pun berdoa : “Ya Allah rahmatilah aku dan Muhammad dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua”. Mendengar doa tersebut Rasulullah s.a.w. tertawa dan berkata kepadanya : Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah)”. (H.R. Al Bukhari dan lainnya)
Demikian indah dan mulianya bila segala urusan disikapi dengan kelembutan bukan dengan kekasaran apalagi kekerasan, sehingga masalah bisa terselesaikan dengan aman.  Subhaanallaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar