SALING MENCINTAI KARENA ALLAH
"Muhammad itu adalah utusan Allah
dan orang orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku' dan sujud
mencari karunia Allah dan keridhaan Nya ….”. (Q.S. Al Fath (48) : 29)
Berbagai motif persahabatan dan
persaudaraan banyak terjadi, ada karena persamaan hobby (club pecinta burung,
moge / motor gede, pecinta barang antik, pecinta bola dsb). Adapula karena
persamaan profesi : I.D.I. (ikatan dokter Indonesia dll), club para artis, ilmuwan,
tokoh politik, manager dsb.
TIDAK
ABADI
Namun sayang semuanya tidak akan
kekal karena yang dicintai dan kesamaan status memiliki keterbatasan. Sangat
beda dengan persaudaraan dan persahabatan karena Allah, karena berdampak sampai
ke akherat kelak !.
SANGAT
BEDA
Persaudaraan dan
mencintai karena Allah, memiliki nilai berbeda karena lebih abadi lebih kekal.
Karena persahabatan ini didasari karena Allah
semata, sehingga memiliki keutamaan di sisi Nya. Namun karena kekurang
fahaman terhadap tuntunan agama sehingga banyak yang hanya mengutamakan hablumminallaah
(hubunggan kepada Allah) saja, atau sebaliknya sehingga mendapat kehinaan :
“Mereka diliputi kehinaan
di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia….”. (Q.S. Ali Imran (3) :
112).
Padahal begitu pentingnya halumminannas (hubungan
dengan manusia) sehingga memiliki keistimewaan, apalagi bila didasari saling
mencintai karena Allah sehingga memiliki beberapa keutamaan :
1.MENENTUKAN
POSISI CINTA KASIH ALLAH
Begitu pentingnya nilai bershilaturrahim, saling kasih sayang dan saling
menolong karena Allah, sampai menentukan posisi cinta kasih Allah.
Nabi s.a.w. bersabda :
“Sesungguhnya Allah s.w.t. berfirman (dalam hadits Qudsi) : “Cinta kasih
Ku ditetapkan pada orang orang yang saling bersilaturahim karena Ku,
cinta kasih Ku juga ditentukan untuk orang orang yang saling kasih sayang
karena Ku, cinta kasih Ku ditetapkan pada orang orang yang saling
mencurahkan kekuatannya karena Ku dan cinta kasih Ku diberikan kepada orang
orang yang saling menolong karena Ku”. (H.R. Ahmad).
2.DICINTAI
ALLAH DAN MENDAPAT SYURGA
Nabi s.a.w. bersabda :
“Sesungguhnya seorang lelaki mengunjungi saudaranya karena Allah, maka Allah
akan menyediakan seorang Malaikat untuknya, lalu Malaikat itu berkata : “Kemana
kamu ingin pergi ?”. Ia berkata : “Saya ingin mengunjungi saudaraku yang
bernama Fulan”.
Kemudian Malaikat
itu bertanya : “Apa ada keperluan padanya ?”, ia menjawab : “Tidak”, Malaikat
bertanya lagi : “Apa karena ada hubungan kerabat
antara dirimu dan ia ?”, la menjawab : “Tidak”. Kemudian Malaikat itu
bertanya lagi : “Apa untuk mengantar kesukaan miliknya yang
masih ada padamu ?”, ia menjawab : “Tidak”.
Kemudian Malaikat
bertanya : “Lalu untuk apa kamu mengunjunginya ?”. la menjawab : “Saya menyayanginya karena
Allah !”, kemudian Malaikat itu berkata : “Sesungguhnya Allah s.w.t. telah mengutusku untuk menyampaikan kabar kepadamu bahwa
Allah benar benar telah mencintai kamu
karena rasa cintamu kepadanya dan Allah telah menetapkan syurga untukmu”. (H.R.
Muslim).
3.DIMULIAKAN ALLAH
Begitu tingginya nilai saling mencintai karena Allah,
sampai dimuliakan pula oleh Allah. “Tidaklah
seorang hamba mencintai hamba yang lain karena Allah kecuali ia akan dimuliakan
oleh Allah Ta’ala”. (H.R.Ahmad)
4.DICINTAI PENGHUNI LANGIT (PARA MALAIKAT)
Karena
Allah mencintainya, maka para Malaikat pun sama mencintainya pula, demikian
besar hikmah saling mencintai karena Allah sehingga sampai para Malaikat di
langitpun ikut mencintainya pula.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Jibril akan berseru :
“Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia maka Jibril pun
mencintainya, lalu Jibril menyerukan kepada penghuni langit : “Sesungguhnya
Allah mencintai fulan maka cintailah dia, maka penghuni langit pun
mencintainya, kemudian diberikan kepadanya penerimaan yang baik di kalangan
penduduk bumi”. (H.R. Bukhari dan Baihaqi), hadits Hasan.
5.DICARI DAN
DINAUNGI ALLAH
Karena besar dan
tingginya nilai saling mencintai karena Allah, sehingga kelak di hari
kebangkitan (yang panas teriknya luar biasa) sampai dicari Allah, bahkan akan
dinaungi Nya dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya.
Nabi s.a.w. bersabda :
“Sesungguhnya, besok di hari kiamat Allah s.w.t. berfirman : “Di mana
orang orang yang saling cinta karena keagungan Ku ?. Pada hari ini Aku
menaunginya di dalam naungan Ku, (hari
ini) adalah hari dimana tiada naungan kecuali hanya naungan Ku”. (H.R. Muslim).
6.BERADA DI MIMBAR CAHAYA
Begitu besar penghormatan dan
penghargaan Allah pada hamba Nya yang saling mencintai karena keagungan Nya,
sehingga kelak mendapat anugerah mimbar yang terbuat dari cahaya, sehingga
membuat rasa cemburu para Nabi dan para syuhada, karena besarnya anugerah yang
luar biasa.
Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w.
bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya : “Allah berfirman : “Orang orang
yang saling mencintai karena keagungan Ku, bagi mereka mimbar mimbar dari
cahaya yang membuat cemburu para Nabi dan Syuhada”. (H.R. Muslim)
TUNTUNAN CARA MENYAYANGI :
Diantara tuntunan untuk mencintai sahabat ialah dengan
cara :
1.BERKUNJUNG (ZAIARAH) KE RUMAHNYA
Berkunjung ke rumah sahabat
merupakan tuntunan yang diajarkan Rasulullah.s.a.w., dengan berkunjung akan
membuat jalinan persahabatan makin akrab. Disamping berkunjung juga diberikan
tuntunan pula agar memberi tahu bahwa dia mencintainya karena Allah.
Dari Abu Hurairah Rasulullah
s.a.w. bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu mencintai sahabatnya,
hendaklah ia mendatangi rumahnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ia
mencintainya karena Allah”. (H.R.Muslim)
2.MEMBERI HADIAH (OLEH
OLEH)
Memberi hadiah (oleh oleh) sangat
disukai dalam pergaulan, oleh karena itu agar timbul rasa kasih sayang, maka
memberikan hadiah (oleh oleh) sangat dianjurkan dalam agama. Dari Abu
Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hendaklah kalian saling memberi
hadiah (oleh oleh), niscaya kalian akan saling menyayangi”. (H.R. Muslim). Semoga
Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar dalam jiwa tumbuh rasa saling mencintai dan menyayangi
karena Allah. Amiin.
MUTIARA
HADITS
DICEMBURUI PARA NABI DAN SYUHADA
Begitu tingginya penghargaan Allah terhadap hamba Nya
yang saling menyayangi karena Allah, padahal mereka tidak ada hubungan keluarga
atau nasab, sehingga para Nab dan para syuhada pada cemburu bahkan mereka tidak
pernah merasa takut, tidak pernah merasa sedih disaat manusia merasa
sedih.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya di antara hamba hamba
Allah ada yang bukan Nabi, tetapi para Nabi dan syuhada merasa cemburu terhadap
mereka. Ditanyakan : “Siapakah mereka ?, semoga kami dapat mencintai mereka.
Nabinya menjawab : “Mereka adalah orang orang yang saling mencintai karena
cahaya Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka. Wajah wajah mereka tidak takut di saat manusia takut dan mereka
tidak bersedih di saat manusia bersedih. Kemudian beliau s.a.w. membacakan ayat
: “Ingatlah sesungguhnya wali wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S. Yunus (10) : 62)”. (H.R. Tirmidzi
dan Ahmad).
Betapa besar hikmah saling
mencintai sesama, karena ini menunjukkan ciri jiwa yang sehat, apalagi bila
didasari karena Allah semata, sehingga berdampak sampai ke hari kebangkitan..
Begitu tingginya nilai saling
mencintai karena Allah, sehingga kelak ditempatkan di kursi yang berada
di sekeliling Arsy, kursi yang memiliki mimbar dari cahaya dan wajahnya bersinar
bagaikan bulan purnama..
Abu Idris al
Khaulaniy berkata kepada Mu’adz (bin Jabbal) : “Sungguh aku mencintaimu karena
Allah”, lalu Mu’adz berkata kepadanya : “Aku sangat bahagia aku sangat bahagia,
sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : “Di hari
kiamat nanti ada sekelompok manusia yang ditempatkan di kursi kursi yang berada
di sekeliling Arsy, kursi kursi tersebut memiliki mimbar dari cahaya. Di dalam
kelompok manusia itu terdapat sebuah kaum yang wajah mereka bersinar bagaikan
bulan purnama. Orang orang meminta
tolong namun mereka tidak, orang orang merasa
takut, namun mereka tidak merasa takut sedikit pun. Mereka itu adalah para
kekasih Allah yang tidak ada rasa takut pada dirinya, mereka juga tidak pernah
bersedih hati”. Lalu ditanyakan
kepada Rasulullah s.a.w. : “Siapakah mereka
wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab : “Mereka adalah
orang orang yang saling cinta karena Allah s.w.t. dan saling duduk bersama karena Allah”. (H.R. An Nasa’i).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar