Rabu, 18 Juli 2018




SALING MENCINTAI KARENA ALLAH

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan Nya ….”. (Q.S. Al Fath (48) : 29)

Berbagai motif persahabatan dan persaudaraan banyak terjadi, ada karena persamaan hobby (club pecinta burung, moge / motor gede, pecinta barang antik, pecinta bola dsb). Adapula karena persamaan profesi : I.D.I. (ikatan dokter Indonesia dll), club para artis, ilmuwan, tokoh politik, manager dsb.

TIDAK ABADI
Namun sayang semuanya tidak akan kekal karena yang dicintai dan kesamaan status memiliki keterbatasan. Sangat beda dengan persaudaraan dan persahabatan karena Allah, karena berdampak sampai ke akherat kelak !.

SANGAT BEDA
Persaudaraan dan mencintai karena Allah, memiliki nilai berbeda karena lebih abadi lebih kekal. Karena persahabatan ini didasari karena Allah  semata, sehingga memiliki keutamaan di sisi Nya. Namun karena kekurang fahaman terhadap tuntunan agama sehingga banyak yang hanya mengutamakan hablumminallaah (hubunggan kepada Allah) saja, atau sebaliknya sehingga mendapat kehinaan :   
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia….”. (Q.S. Ali Imran (3) : 112).
Padahal begitu pentingnya halumminannas (hubungan dengan manusia) sehingga memiliki keistimewaan, apalagi bila didasari saling mencintai karena Allah sehingga memiliki  beberapa keutamaan :

1.MENENTUKAN POSISI CINTA KASIH ALLAH            
Begitu pentingnya nilai bershilaturrahim, saling kasih sayang dan saling menolong karena Allah, sampai menentukan posisi cinta kasih Allah.
Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya Allah s.w.t. berfirman (dalam hadits Qudsi) : “Cinta kasih Ku ditetapkan pada orang orang yang saling bersilaturahim karena Ku, cinta kasih Ku juga ditentukan untuk orang orang yang saling kasih sayang karena Ku, cinta kasih Ku ditetapkan pada orang orang yang saling mencurahkan kekuatannya karena Ku dan cinta kasih Ku diberikan kepada orang orang yang saling menolong karena Ku”. (H.R. Ahmad).

2.DICINTAI ALLAH DAN MENDAPAT SYURGA
Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya seorang lelaki mengunjungi saudaranya karena Allah, maka Allah akan menyediakan seorang Malaikat untuknya, lalu Malaikat itu berkata : “Kemana kamu ingin pergi ?”. Ia berkata : “Saya ingin mengunjungi saudaraku yang bernama Fulan”.
Kemudian Malaikat itu bertanya : “Apa ada keperluan padanya ?”, ia menjawab : “Tidak”, Malaikat bertanya lagi : “Apa karena ada hubungan kerabat antara dirimu dan ia ?”, la menjawab : “Tidak”. Kemudian Malaikat itu bertanya lagi : “Apa untuk mengantar kesukaan miliknya yang masih ada padamu ?”, ia menjawab : Tidak”.   
Kemudian Malaikat bertanya : “Lalu untuk apa kamu mengunjunginya ?”. la menjawab : “Saya menyayanginya karena Allah !”, kemudian Malaikat itu berkata : “Sesungguhnya Allah s.w.t.  telah mengutusku untuk menyampaikan kabar kepadamu bahwa Allah benar  benar telah mencintai kamu karena rasa cintamu kepadanya dan Allah telah menetapkan syurga untukmu”. (H.R. Muslim).

3.DIMULIAKAN ALLAH
Begitu tingginya nilai saling mencintai karena Allah, sampai dimuliakan pula oleh Allah. “Tidaklah seorang hamba mencintai hamba yang lain karena Allah kecuali ia akan dimuliakan oleh Allah Ta’ala”. (H.R.Ahmad)

4.DICINTAI PENGHUNI LANGIT (PARA MALAIKAT)
Karena Allah mencintainya, maka para Malaikat pun sama mencintainya pula, demikian besar hikmah saling mencintai karena Allah sehingga sampai para Malaikat di langitpun ikut mencintainya pula.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Jibril akan berseru : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril menyerukan kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia, maka penghuni langit pun mencintainya, kemudian diberikan kepadanya penerimaan yang baik di kalangan penduduk bumi”. (H.R. Bukhari dan Baihaqi), hadits Hasan.

5.DICARI DAN DINAUNGI ALLAH
Karena besar dan tingginya nilai saling mencintai karena Allah, sehingga kelak di hari kebangkitan (yang panas teriknya luar biasa) sampai dicari Allah, bahkan akan dinaungi Nya dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya. 
Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya, besok di hari kiamat Allah s.w.t. berfirman : “Di mana orang orang yang saling cinta karena keagungan Ku ?. Pada hari ini Aku menaunginya di dalam naungan Ku, (hari ini) adalah hari dimana tiada naungan kecuali hanya naungan Ku”. (H.R. Muslim).

6.BERADA DI MIMBAR CAHAYA
Begitu besar penghormatan dan penghargaan Allah pada hamba Nya yang saling mencintai karena keagungan Nya, sehingga kelak mendapat anugerah mimbar yang terbuat dari cahaya, sehingga membuat rasa cemburu para Nabi dan para syuhada, karena besarnya anugerah yang luar biasa.
Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya : “Allah berfirman : “Orang orang yang saling mencintai karena keagungan Ku, bagi mereka mimbar mimbar dari cahaya yang membuat cemburu para Nabi dan Syuhada”. (H.R. Muslim)

TUNTUNAN CARA MENYAYANGI :
Diantara tuntunan untuk mencintai sahabat ialah dengan cara :

1.BERKUNJUNG (ZAIARAH) KE RUMAHNYA
Berkunjung ke rumah sahabat merupakan tuntunan yang diajarkan Rasulullah.s.a.w., dengan berkunjung akan membuat jalinan persahabatan makin akrab. Disamping berkunjung juga diberikan tuntunan pula agar memberi tahu bahwa dia mencintainya karena Allah.
Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi rumahnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya karena Allah”. (H.R.Muslim)

2.MEMBERI HADIAH (OLEH OLEH)
Memberi hadiah (oleh oleh) sangat disukai dalam pergaulan, oleh karena itu agar timbul rasa kasih sayang, maka memberikan hadiah (oleh oleh) sangat dianjurkan dalam agama. Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hendaklah kalian saling memberi hadiah (oleh oleh), niscaya kalian akan saling menyayangi”. (H.R. Muslim). Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar dalam jiwa  tumbuh rasa saling mencintai dan menyayangi karena Allah. Amiin.



MUTIARA HADITS
DICEMBURUI PARA NABI DAN SYUHADA
Begitu tingginya penghargaan Allah terhadap hamba Nya yang saling menyayangi karena Allah, padahal mereka tidak ada hubungan keluarga atau nasab, sehingga para Nab dan para syuhada pada cemburu bahkan mereka tidak pernah merasa takut, tidak pernah merasa sedih disaat manusia merasa sedih. 
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya di antara hamba hamba Allah ada yang bukan Nabi, tetapi para Nabi dan syuhada merasa cemburu terhadap mereka. Ditanyakan : “Siapakah mereka ?, semoga kami dapat mencintai mereka. Nabinya menjawab : “Mereka adalah orang orang yang saling mencintai karena cahaya Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka. Wajah wajah mereka tidak takut di saat manusia takut dan mereka tidak bersedih di saat manusia bersedih. Kemudian beliau s.a.w. membacakan ayat : “Ingatlah sesungguhnya wali wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S. Yunus (10) : 62)”. (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).
Betapa besar hikmah saling mencintai sesama, karena ini menunjukkan ciri jiwa yang sehat, apalagi bila didasari karena Allah semata, sehingga berdampak sampai ke hari kebangkitan..
Begitu tingginya nilai saling mencintai karena Allah, sehingga kelak ditempatkan di kursi yang berada di sekeliling Arsy, kursi yang memiliki mimbar dari cahaya dan wajahnya bersinar bagaikan bulan purnama..
Abu Idris al Khaulaniy berkata kepada Mu’adz (bin Jabbal) : “Sungguh aku mencintaimu karena Allah”, lalu Mu’adz berkata kepadanya : “Aku sangat bahagia aku sangat bahagia, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : “Di hari kiamat nanti ada sekelompok manusia yang ditempatkan di kursi kursi yang berada di sekeliling Arsy, kursi kursi tersebut memiliki mimbar dari cahaya. Di dalam kelompok manusia itu terdapat sebuah kaum yang wajah mereka bersinar bagaikan bulan purnama. Orang orang meminta tolong namun mereka tidak, orang orang merasa takut, namun mereka tidak merasa takut sedikit pun. Mereka itu adalah para kekasih Allah yang tidak ada rasa takut pada dirinya, mereka juga tidak pernah bersedih hati”. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w. : “Siapakah mereka wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab : “Mereka adalah orang orang yang saling cinta karena Allah s.w.t. dan saling duduk bersama karena Allah”. (H.R. An Nasa’i).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar