KEMULIAAN MATI SYAHID
“Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang
yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati,
bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 154)
Kematian merupakan ketentuan dan kepastian Allah yang pasti terjadi
kepada tiap makhluk ciptaan Nya. Kematian terjadi karena ruh dicabut dari jasadnya. Sehingga secara dhohir jasad
tidak bergerak, dan …..semakin lama jasad akan mengalami pembusukan dan rusak.
TETAP
HIDUP
Namun berbeda dengan jasad
para pejuang yang wafat karena menegakkan kalimat tauhid : “Laa ilaaha
illallaah”. Jasadnya masih dilindungi bahkan mereka masih hidup, tetapi manusia
tak memahami cara hidupnya lantaran keterbatasan manusia : “…….bahkan (sebenarnya)
mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.
UTUH
Bahkan secara kasat mata
Allah pernah menunjukkan bukti ke Benaran firman Nya dimana ketika akan
diadakan pemakaman kembali terhadap jasad para syuhada’ perang uhud karena
makamnya terendam, disitu dijumpai jasad Hamzah r.a.
DIBANGKITAN
PENUH LUKA
Begitu mulianya yang wafat dalam
syahid, sehingga kelak Allah
memperlihatkannya di hari qiamat dengan cucuran darahnya yang masih dan tetap
mengucur, bahkan baunya menjadi harum. “Abu Hurairah ra.. meriwayatkan bahwa
Nabi s.a.w. bersabda : “Setiap luka yang diderita muslim di jalan Allah akan
dibiarkan seperti semula pada hari Kiamat. Luka tusukan nanti tetap mengucurkan
darah yang warnanya seperti darah (dunia) namun baunya seperti Kasturi". (H.R. Bukhari)
KE
SYURGA
Rasulullah
s.a.w. : “Ketika para hamba
Allah bangkit untuk dihisab, datanglah sekelompok manusia sambil memanggul
pedang mereka di leher dengan darah bercucuran.
Kemudian mereka berdesakan antri untuk masuk pintu syurga. Ditanyakan :
“Siapakah mereka ?”, dijawab : “Mereka adalah para syuhada Allah berjihad di
jalan Nya, mereka hidup di sisi Tuhannya dan mendapat limpahan rezeki”. (H.R.
Thabrani)
DIBEBASKAN
DARI ADZAB KUBUR
Karena tinggi dan mulianya berjihad di jalan Allah, sampai dibebaskan
dari fitnah kubur. “Rasyid bin
Sa’d r.a. meriwayatkan dari seseorang laki laki sahabat Rasulullah s.a.w.
bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah mengapa orang
orang mukmin mendapatkan fitnah di kubur kecuali orang yang mati syahid ?.
Rasulullah s.a.w. menjawab : “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya menjadi fitnah
(pelindung) baginya”. (H.R. An Nasai)
100 TINGKATAN DALAM
SYURGA
Rasulullah s.a.w. : “Sesungguhnya
di syurga itu terdapat seratus kelas yang disediakan Allah untuk para pejuang
di jalan Nya, jarak masing masing tingkatan adalah sejauh langit dan bumi.
Ditengah tengahnya terdapat
syurga Firdaus yang berada ditengah Arasy Allah dari sanalah air
sungai sungai surga
memancar (H.R. Bukhari).
Abu Said
bertanya : “Siapakah hamba
itu wahai Rasulullah s.a.w. ?” Beliau menjawab : “Yaitu orang yang berjihad di jalan Allah”. (H.R. Muslim)
DIIZINKAN
MEMBERI SYAFAAT
Begitu besar
penghargaan yang mati syahid, sehingga memiliki keutamaan dapat memberi syafaat kepada keluarganya.
“Utsman bin Affan r.a. meriwayatkan
bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : ” Yang diberi izin memberi syafaat pada hari
kiamat tiga golongan : para Nabi, para
ulama, kemudian para syuhada”. (H.R. Ibnu Majah)
“Namran bin Utbah Adz Dzmari
berkata : “Kami menemui Ummu Darda saat kami masih anak yatim, maka ia mengelus
ngelus kepala kami seraya berkata : “Bergembiralah wahai anakku, aku berharap semoga
engkau mendapat syafaat dari ayahmu, karena aku mendengar Abu Darda berkata :
“Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang yang mati syahid (mendapat
izin dari Allah) memberi syafaat kepada tujuh puluh anggota keluarganya”. (H.R.
Ibnu Hibban)
TIDAK MERASA SAKIT
Karena ke
Murahannya, orang yang berjuang dalam menegakkan kalimat tauhid ketika
merasakan sakitnya kematian, hanya bagai mendapat sengatan. “Abu
Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : ”Orang yang mati syahid tidak merasakan sakitnya kematian,
kecuali seperti seorang dari
kalian yang mendapat satu sengatan”. (H.R. Turmidzi)
ALLAH GEMBIRA, MASUK
SYURGA TANPA HISAB
“Na’im bin Hammar
menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : “Syahid
manakah yang paling istimewa ?”, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Orang orang yang
bergabung dengan barisan mujahidin, mereka tidak pernah berpaling hingga gugur
terbunuh, mereka itulah orang yang akan langsung berangkat menuju kamar kamar
yang tempatnya sangat tinggi dalam syurga dan Allah tertawa (gembira) dengan
mereka. Apabila Allah telah tertawa kepada seorang hamba di dunia, diakhirat
nanti dia tidak akan menghadapi perhitungan amal lagi”. (H.R. Ahmad)
DIKARUNIAI 7 PERKARA
“Rasulullah s.a.w. bersabda “Seorang
yang mati syahid akan mendapatkan tujuh perkara dari Allah, pertama dosanya
diampuni pada tetesan pertama dari darahnya. Kedua tempat untuknya diperlihatkan
dalam syurga. Ketiga dia dihiasai dengan perhiasan iman. Keempat diselamatkan
dari adzab kubur. Kelima diselamatkan
dari bencana dahsyat. Keenam mahkota keagungan dipakaikan di kepadanya,
mahkota itu terbuat dari yaqut yang lebih baik daripada dunia beserta segala
isinya. Dia juga dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari syurga. Ketujuh dia
juga bisa memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang dari kerabat
kerabatnya”. (H.R. Ahmad & ThabranI)
WANITA PERTAMA MATI SYAHID
Yasir mengikat perjanjian dengan Abu Hudzaifah
bil Al Mughirah Al Makhzumi. Tokoh terkemuka Makkah ini
sangat menyukai Yasir karena sifatnya yang baik. Kemudian Abu Hudzaifah
menikahkan dengan budak perempuannya Sumayyah binti Khabath r.a. Pernikahannya
dengan Sumayyah dikaruniai seorang putra bernama ‘Ammar bin Yasir.
Suatu saat ‘Ammar pulang dan membacakan ayat Al Qur’an, sehingga saat keduanya mengucapkan syahadat. Berita keislaman
keluarga Yasir sampai ke telingan bani
Makhzum. Mereka marah langsung mendatangi keluarga Yasir dan menyiksanya. Ketika
terik matahari memuncak, mereka menyeret keluarga Yasir ke tengah padang pasir. Sumayyah r.a., tetap tegar menerima siksaan. Saat itulah Sumayyah
r.a., mengorbankan darahnya, menjadi
orang pertama yang meraih syahaadah (mati syahid), ketika Abu Jahal menyiksanya
dengan menghujamkan tombak pendek pada tempat kehormatannya hingga wafat. Peristiwa
pembunuhan Sumayyah r.a. ini terjadi pada
tahun 7 Hijriah. Sumayyah merupakan Muslimah pertama yang mati syahid karena kesabaran, dan ketabahan dalam memegang
keyakinannya. Semoga Allah
meridhai dan menjadikan syurga Firdaus sebagai tempat persinggahan
terakhirnya. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar