Minggu, 10 Maret 2019



NAUNGAN DI HARI KEBANGKITAN

  "Allah berfirman : "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan". 
(Q.S. Al A'raaf (7) : 25)    

Sebagai tempat hunian, bumi dirancang sangat nyaman sesuai dengan kehidupan manusia sampai ajalnya. Namun ketika manusia dibangkitkan kembali, keadaan bumi sangat jauh berbeda dengan keadaan asalnya. Bumi dijadikan hamparan padang nan sangat luas, yang akan menampung segenap manusia yang pernah hidup sejak nabi Adam a.s. hingga manusia ahir zaman.      
Bahkan keadaannya sangat panas terik dan menyengat, karena sudah tidak ada lagi tempat berlindung, baik berupa tanaman, tenda, gedung, air, bahkan tiada awan mendung yang menaungi . .

HARI QIAMAT (KEBANGKITAN)
Pada hari itu, semua manusia dibangkitkan dalam keadaan bertelanjang bulat !, bahkan tanpa alas kaki. Orang tidak sempat melihat aurat lawan jenisnya karena beratnya kesengsaraan, penderitaan dan kedahsyatannya, masing masing  sama sibuk berkonsentrasi menghadapi urusan amalnya !.
Dari Aisyah r.a. ia berkata : Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : "Akan dikumpulkan dipadang mahsyar sekalian manusia dalam keadaan telanjang bulat dan tak beralas kaki lagi pula berkulup (kelaminnya seperti belum khitan)". Berkata Aisyiyah r.a., kemudian aku bertanya : "Adakah laki laki dan perempuan itu kesemuanya pandang memandang ?". Nabi s.a.w. menjawab : "Situasi di saat itu sangat dahsyat, sehingga orang takkan menghiraukan lagi kepada lawan jenisnya". (H.R. Bukhari dan Muslim)                                                                             

TERINGAT AMALNYA, DINAMPAKKAN NERAKA
"Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang, pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat". (Q.S. An Naziaat (79) : 34–36)

SAMA KETAKUTAN, TIADA TEMPAT BERLINDUNG          

Sangat dahsyat keadaan hari kiamat, manusia sama terbelalak ketakutan, ditambah cuaca panas terik tiada teduhan, masing masing dinampakkan amal perbuatannya, sehingga rasa penyesalan selalu menghinggapinya.  “Dia bertanya : “Bilakah hari qiamat itu ?". Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata : "Kemana tempat berlari ?". Sekali kali tidak! tidak ada tempat berlindung, hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya".  (Q.S. Al Qiyamah (75) : 6–13)

NAUNGAN PADA 7 GOLONGAN
Walau pada hari qiamat keadaan sangat panas terik mencekam karena tiada teduhan, namun karena Kebesaran dan Kemurahan Allah, masih ada beberapa golongan yang diberi perlindungan oleh Allah : Dari Abu Hurairah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : "Allah s.w.t. akan memberikan naungan kepada tujuh golongan pada hari kiamat, dimana tidak ada naungan ketika itu kecuali naungan Allah : "1. Pemimpin yang adil. 2. Pemuda yang tekun beribadah kepada Tuhannya. 3. Seorang yang hatinya tergantung dimasjid. 4. Dua orang saling mengasihi karena Allah, mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. 5. Seorang laki laki yang dirayu berbuat mesum wanita bangsawan cantik, kemudian menolak dengan berkata : "Aku takut kepada Allah". 6. Seorang yang bersedekah dengan sembunyi sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan tangan kanannya. 7. Seorang yang mengingat Allah ketika sunyi, kemudian meneteskan air matanya". (H.R. Bukhari)                                                                      

1. PEMIMPIN YANG ADIL
    Begitu mulianya pemimpin yang adil, sehingga mendapat naungan dihari kebangkitan, mengapa ?. Karena disaat memegang tampuk kepemimpinan yang mestinya dapat menumpuk harta dengan mudahnya, namun demi menjaga amanat yang dipikulnya, sehingga mampu menahan sikap tamaknya, demi mengutamakan kepentingan rakyat yang dipimpinnya.

2. PEMUDA TEKUN BERIBADAH
Masa muda adalah masa bergejolak, masa puber, masih mencari jati diri, hidup semaunya, berhura hura, namun tak semuanya. Ada yang masih dapat mengendalikan diri, dengan tekun beribadah. Dengan tekun beribadah pertanda sebagai pemuda yang punya kepribadian mulya disi Nya. Maka sangat pantas bila kelak mendapat naungan Allah dihari kebangkitan.

3. HATINYA TERGANTUNG DI MASJID
Kesibukan dunia membuat manusia terlena dan lupa pada Tuhan Nya, na
 mun masih ada hamba yang kokoh dalam beribadah, sehingga selalu aktif sholat berjamaah di masjid Nya. Lantaran keterpautan hatinya ke majid inilah pastas jika Allah memberikan naungan dan perlindungan dihari kebangkitan.

4. SALING MENGASIHI
Saling kasih mengasihi karena Allah sangat tinggi nilainya, sehingga membuahkan sikap bertemu dan berpisahnya karena Allah semata.              Bermacam latar belakang orang dalam bersahabat, ada yang karena harta, pangkat, derajat dsb., persahabatan demikian tak akan kekal.
Beda dengan yang didasari karena Allah, sehingga bertemu, bersahabat, semata mata karena Allah, dan berpisahpun karena Allah jua. Pantas bila rasa kasih sayangnya dihargai Allah dengan naungan dihari kebangkitan kelak.

5. MENOLAK RAYUAN WANITA
Sangat beruntung yang memiliki iman, sehingga tegar menghadapi ujian dan godaan. Sehingga kuat menghadapi rayuan wanita berharta dan rupawan pula, godaan ditolaknya dengan kata kata : "Aku takut kepada Allah !", bukan dengan : "Ndak enak ahh, bila nanti ketahuan anak dan istri !". Karena kuat dan kokohnya imannya, pantas bila kelak mendapat naungan dihari kebangkitan.     

6. SEDEKAH SECARA RAHASIA
Jiwa yang ikhlas beda dengan yang ria (pamer), jiwa yang ikhlas hanya mengharap ridlo Allah semata, bukan mengharap pujian manusia. Maka sangat tinggi nilainya disisi Allah, bersedekah dengan rahasia sangat disukainya, yang penting sedekahnya Lillahi Ta’ala, hatinya puas dan lega karena dapat membantu sesamanya. Hatinya bersih, karena amalnya dalam rangka menunaikan ibadah karena Allah semata !. Pantas bila kelak mendapat naungan dihari kebangkitan.        

7. MENETESKAN AIR MATA DIKALA SUNYI
Adalagi seorang hamba yang punya nilai istimewa, sehingga pantas  mendapat perlindungan Tuhannya, dimana tidak ada perlindungan atau naungan selain naungan Nya, karena memiliki ketajaman jiwa, sehingga senantiasa menelaah perbuatan yang telah diperbuatnya termasuk dosa masa lalunya. Dikala sunyi suka merenung dan menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya, bahkan sampai berlinang air matanya !, karena takut adzab yang bakal diterimanya.
Bayangkan hanya sendiri tanpa ada yang mengetahui, ini sebagai bukti  kejernihan, kemurnian, kebersihan dan kekhlasan hati. Maka sangat pantas bila kelak mendapat naungan kelak di hari kebangkitan yang memberatkan.   

KISAH TAULADAN
SEDEKAH RAHASIA

Suatu kisah indah benar terjadi di kota Situbondo, dimana hidup seorang hamba Allah etnis Arab yang mulia akhlaknya.
Namun karena salah duga banyak yang pada suudzon kepadanya, karena dianggap pelit kehidupannya.
Sehingga banyak masyarakat pada sinis kepadanya, sehingga pada tidak menyapa bahkan ada pula yang meludahinya ketika berpapasan dengannya karena bencinya.
Namun si hamba yang sederhana ini tiada memperdulikan dan tetap saja berlaku seperti biasa dengan kesederhanaannya.
Suatu saat si hamba berpulang ke rahmatullah, tiada orang yang perduli saking bencinya, sedikit orang yang bertakziyah kerumahnya, karena untuk apa perduli dengan orang yang bakhil fikirnya.
Yang aneh sejak kewafatannya, banyak kaum dhu’afa pada heran, karena kiriman jatah beras bulanannya tidak diterima.
Karena terdorong rasa penasaran mereka menanyakan pada pemilik toko yang biasa membagikan beras, dikira pemilik yang memberikan jatah berasnya, eee….. ternyata diluar dugaan pemilik toko berkata : “Jatah beras sudah tiada karena yang sedekah sudah tiada, karena dia berpesan agar tidak menyebut siapa yang memberi sedekah berasnya”.
Bagai disambar petir kaum dhu’afa pada terperangah, betapa tidak karena mereka menyangka bahwa yang semula mereka kira orang pelit ternyata suka bersedekah tanpa bersuara, tanpa rame, tanpa pamer adanya.
Akhirnya mereka pada berdatangan ke rumah almarhum meminta maaf atas kesalah fahamannya.
Betapa mulianya bersedekah karena mengharap ridlo Allah semata (Lillaahi Ta’ala), tanpa mengharap pujian manusia, sehingga kelak akan dinaungi di hari qiamat (hari kebangkitan).
Betapa nikmat bila sesuatu hanya berdasar mengharap ridlo Allah, bukan pamrih, bukan mengharap pujian manusia.
Bukankah Allah berfirman : “Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.  (Q.S. Al Bayyinah (98) : 5)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar