Senin, 13 April 2015


HUKUM MEMAKAI BATU AKIK

Dia Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, kemudian dijadikan Nya tujuh langit dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. 
( Q.S. Al Baqarah 29  )
                
Karena Kemurahan dan sifat Kasih Sayang Nya, Allah menciptakan bumi dan segala isinya untuk manusia, Alhamdulillah. Betapa istimewanya manusia sehingga dikaruniai demikian banyak anugerah, termasuk dimuliakan pula derajatnya.
“ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan “.  ( Q.S. Al Isra’ 70 )
Namun sayang, karena cintanya kepada dunia ( harta, jabatan ) ditambah lagi lemahnya keimanan, sehingga tidak bisa lagi menjaga kemuliaannya, sehingga mudah terpengaruh dan mempercayai hal hal diluar tuntunan agama. 

AKIK MAKIN NGETREND
Demikian pula halnya dengan batu akik, akhir akhir ini di negara kita dilanda demam  “ per akikan “, batu akik adalah ciptaan Allah yang beraneka ragam bentuk, macam dan warnanya yang berasal dari dalam perut bumi.
Terjadinya berbagai macam bentuk, warna dan kemilaunya karena berbeda tempat dan lamanya batu berada dalam perut bumi. Allaahu akbar.
Karena keindahannya banyak yang pada menyukai dan menggandrunginya, sehingga harga bervariasi pula adanya, ada yang puluhan, ratusan ribu bahkan ada yang sampai miliaran rupiah. 

BERMACAM BATU AKIK
Batu akik memiliki banyak macam diantaranya : SAFIR, Berwarna biru, jingga, kuning, merah muda, kehijauan dan ungu. Khasiat batu safir dipercaya untuk menenangkan pikiran dan memancarkan aura positif untuk mengembangkan daya pikir bagi pemakainya
ZAMRUD, warna hijau bening sampai hijau tua dikenal sejak ribuan tahun sebagai permata indah dengan harga mahal. permata ini dianggap sebagai lambang kemakmuran dan kedamaian.
RUBY, disebut juga batu merah delima, paling disukai di dunia termasuk di Indonesia. dipercaya sebagai simbol kekuatan dan keberanian
OPAL, sangat indah mampu mengeluarkan beraneka macam warna. Di Indonesia dikenal dengan istilah kalimaya, banyak ditemukan di daerah Banten. Harga termahal sekita 2.500 dollar/karat.
SUNGAI DAREH, batu akik ini termasuk populer dan termahal saat ini. Popularitasnya menanjak sejak Presiden SBY dan Barak Obama (Presiden Amerika) di duga mengenakan batu tersebut di jari tangan mereka.
GIOK, berwarna hijau, dikenal ribuan tahun sebelum masehi di China dipercaya bisa membawa keberuntungan, ketentraman dan kedamaian bagi pemiliknya.
KECUBUNG, warna ungu, dipercaya sebagai batu pembawa keberuntungan 
LAVENDER, dalam sebuah kontes nasional, berhasil memenangkan kontes, sehingga menjadi buruan kolektor, ditawar Rp. 175 juta namun belum dilepaskan.

BOLEHKAH MEMAKAI AKIK ?
Allah menciptakan segala yang ada di bumi untuk manusia, sebagaimana firman Allah pada muqaddimah, termasuk batu akik.

BAGAIMANA HUKUM MEMAKAINYA
Dalam hal memakai batu akik “ tergantung kepada niatnya “, bila dipakai sebagai perhiasan dalam rangka menikmati karunia Nya, jelas boleh hukumnya !. Namun bila ada keyakinan : Bisa membawa keberuntungan, membawa rizki, bisa menolak balak, bisa menambah wibawa, menambah kekuatan / keberanian dan lain lain yang bersifat ghoib, jelas syirik hukumnya !.

DOSA BESAR
Syirik sangat besar resikonya, sehingga tergolong dosa besar, karena iman tidak bisa dicampur adukkan ( ya kepada Allah ya mempercayai lainnya ).  
“ Dan ( ingatlah ) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : " Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan ( Allah ) adalah  benar benar kedzaliman ( dosa ) yang besar ".   ( Q.S. Luqman 13 )                                                                 
TIDAK TERAMPUNI
Karena besarnya dosa syirik, berakibat dosanya tidak diampuni.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari ( syirik ) itu, bagi siapa yang dikehendaki Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar “. ( Q.S. An Nisa’ 48 )                                     Artinya ketika meninggal dosa syirikya belum sempat ditaubati, maka dosa syiriknya tak akan diampuni, dosa syiriknya akan dibawa mati, dan adzab neraka akan menghadangnya dineraka nanti.

HARAM SYURGA NERAKA TEMPATNYA
Betapa besar resiko perbuatan syirik, sehingga Allah mengharamkan Nya masuk syurga, dan neraka sebagai tempatnya karena akibat prilaku syiriknya.  
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolongpun “. (Q.S. Al Maidah 72 ). Maka berhati hatilah dalam menyikapi hidup, jangan mudah latah sehingga mudah terperosok kedalam kemusyrikan, semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, Amiin                                                                                         


                                                           KISAH TAULADAN
BINGUNG AKIBAT LEMAHNYA IMAN
                
Prof. DR. Zakiyah Darojat adalah seorang psykiater muslimah, dibawah ini adalah salah satu catatan beliau dalam menangani kisah pasiennya :
“ Suatu hari kami didatangi seorang istri yang cantik dan muda, tetapi raut wajahnya membayangkan penderitaan luar biasa, kemudian dia berkisah : “ Dahulu kami hidup sederhana saya selalu mengurus rumah tangga, memasak, mencuci, menyapu dan sebagainya. Semuanya saya kerjakan sendiri tanpa pembantu rumah tangga. Hidup kami kala itu tenang walau suami saya dari semula tidak mengenal Tuhan. Tetapi sekarang rizki banyak diberi Tuhan, rumah besar dengan perabotan yang bagus, mobil telah terbilang dan di rumah banyak pembantu, saya menjadi senang.  
Tidak ada yang harus saya kerjakan, tetapi sekarang saya justru jadi menderita, saya tak  menginginkan benda, tak menghendaki kemewahan, asalkan ketentraman rumah tangga terjaga. Namun suami saya semakin angkuh dan menganggap segala sesuatu diukurnya dengan uang. Moralnya makin merosot, suka bermain dengan para gadis remaja dan wanita elite yang tak setia pada suaminya dan suka mencari kesenangan sesuka hatinya.
Suatu hal yang sangat menyolok pada suami saya, ia sangat percaya pada benda benda pegangan ( jimat ). Banyak sekali model jimat yang dipunyainya, ada yang berhasiat memudahkan mencari rizki, ada yang untuk menangkal bahaya dan bermacam macam lagi yang sukar bagi saya menerimanya. Suami saya sangat percaya pada benda benda tersebut, jika salah satu hilang atau tidak ditemukan ia menjadi cemas dan marah, karena ia merasa bahwa dengan tidak adanya penangkal ( jimat ) itu, kehidupannya akan menurun, bahkan ia merasa akan binasa karenanya.
Ingin saja saya meminta cerai rasanya, tetapi kalau mengingat anak saya yang berbilang jumlahnya, tidak sampai hati saya melihat anak saya tidak punya ayah. Begitulah keadaan saya dari hati kehari, sehingga nafsu makan saya hilang, tiap malam mata sulit dipejamkan. Itulah yang menyebabkan saya tidak hentinya pergi kedokter, namun badan masih selalu terasa sakit “.
Dari orang terdekat wanita tadi kami ketahui bahwa suaminya memang telah begitu jauh dari agama, setiap istrinya minta izin untuk menghadiri pengajian selalu dilarang Kelakuannya diluar rumah sangat buruk, dia telah menjadi fasik dan merasa senang menggauli setiap wanita. ( Islam dan kesehatan mental oleh : Prof. DR. Zakiyah Darojat - Penerbit Gunung Agung – Jakarta )   

Sabtu, 11 April 2015





BEGITU DEKATNYA ALLAH

" Dan apabila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran ".  ( Q.S. Al Baqarah 186 )
                   
" Aku dekat Engkau dekat, aku jauh Engkau jauh ", itulah secuil syair  lagu berjudul Tuhan, lagunya dicipta dan dilantunkan group Bimbo, seniman muslim asal kota Kembang. Syairnya ditulis Taufik ismail sastrawan kenamaan, putera Ustadz Abdul Ghofar Ismail muballigh kondang asal kota Pekalongan.
Syair tadi jelas, terinspirasi dari hadits Nabi dan firman Allah diatas, merupakan manifestasi cetusan jiwa seorang seniman muslim nan lugas, sehingga membuahkan karya yang tegas dan tandas, karya yang tak akan lepas, dari nilai nilai tauhid yang ihlas. Yang menerangkan posisi Allah terhadap hambaNya secara jelas. 
Pada ayat pembuka, dengan jelas Allah meyakinkan akan kedekatan pada hambaNya ?, bahkan akan mengabulkan pula do'anya, asalkan syarat syarat dipenuhinya : Memohon langsung padaNya, memenuhi perintahNya, beriman kepadaNya dan selalu dalam kebenaran.  

JANGAN RAGUKAN KEDEKATANNYA !
Akankah masih ragu dan kurang pas dengan posisi Allah yang demikian dekat ?, akankah lebih pas dan puas dengan memakai perantara atau washilah untuk berdo'a kepadaNya, dengan mendatangi dan berdo'a dimakam atau kuburan keramat, yang menjadikan prilaku syirk yang sangat dibenci olehNya, bahkan digolongkan dosa besar yang berakibat tidak akan dihapus dosa dosanya, bahkan bisa melenyapkan amalannya.

BAHAYA  SYIRIK
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar ". ( Q.S. AnNisaa' 48 )
" Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi ". ( Q.S. AzZumar 65 )
Keyakinan berdo'a dimakam terasa lebih pas, disebabkan merasa kurang dekat dengan Tuhannya, sehingga masih memerlukan perantara dengan para keramat, yang dianggapnya lebih dekat. Lebih lebih dibayangi perasaan, bahwa dirinya masih banyak melakukan dosa dan kesalahan ?!. Ini pemahaman yang perlu dibenahi, perasaan ini harus dihilangkan, karena akan merusak keimanan !.
Ziarah kubur tidak dilarang, bahkan diperintah Nabi s.a.w. : " Ziarahlah kamu kekubur karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kamu akan kematian ", agar prilakunya hati hati. Bukan untuk meminta  pada ahli kubur, atau sebagai perantara dalam berdo'a. Ini sangat dilarang dalam agama !.       

POSISI ALLAH SANGAT DEKAT                     
" Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya ". ( Q.S. Qaaf 16 )
Begitu dekatnya posisi Allah pada hamba Nya, sehingga tidak hanya Mencipta, melainkan tahu juga bisikan hatinya karena begitu dekatnya. Bahkan Allah memperjelas dan menegaskan posisiNya, dengan kalimat : Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. 
Mengapa urat leher ?, bukankah leher seolah menentukan hidup matinya mahluk hidup, bukankah ketika melaksanakan penyembelihan qurban, pisau diarahkan keleher tempat urat arteri, vena dan kerongkongan, agar hewan qurban segera mati dengan tidak terlampau lama merasakan penderitaan.   

              
SELALU MENYERTAI MAHA MENGETAHUI
Ayat senjutnya semakin jelas menerangkan posisi Allah, tidak ada rahasia lagi bagiNya, karena tiap apa yang diperbuat manusia pasti diketahuiNya,  selalu dipantau dan diawasiNya, yang kelak akan dibuka segala rahasia, terhadap apa yang telah dilakukannya selama hidup didunia.          
" Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi ?, tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatNya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamNya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ". ( Q.S. Mujadilah 7 )

SANGKA ALLAH TERGANTUNG HAMBANYA
Kalimat ini wajar bagi yang faham, namun bagi yang belum akan heran, karena seolah Allah tergantung pada hambaNya.
Agar mudah menggambarkan, seorang pimpinan akan senang dan dekat kepada bawahannya, bila sang bawahan sangat memperhatikan dan melaksanakan peraturan perusahaan, wajar kan !.                       
Demikian pula sikap dan sangka seorang hamba, akan sangat menentukan posisi Allah terhadapnya, bila ia merasa dekat, Allah akan mendekat, namun bila sebaliknya, Allah akan menjauh darinya. Logis kan !. Perasaan menyangka jauh dengan Allah bisa ditebus dengan sering aktif melaksanakan istighfar ( minta ampun ), Insya Allah dosa akan diampuni olehNya, karena Allah Dzat yang Maha Pengampun, yang selalu setia menunggu hambaNya yang memohon ampun, masih ragukah dengan sifat Allah yang Maha Pengampun ini ?.
Lebih jelas lagi posisi Kedekatan Allah disampaikan oleh hadits qudsi (  Hadits yang memuat firman Allah ) dibawah ini. 
" Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Allah 'Azza wajalla berfirman : " Aku mengikuti sangka hambaKu kepadaKu, dan Aku menyertaiNya dimana saja ia ingat kepadaKu ". Demi Allah, Allah itu lebih ridlo terhadap taubat hambaNya, lebih daripada kepuasan salah seorang dari kamu yang mendapatkan kembali akan hartanya yang hilang dipadang belantara. Barang siapa mendekat kepadaKu sejengkal, niscaya Aku mendekat  kepadanya sehasta, dan barang siapa mendekat kepadaKu  sehasta, niscaya Aku akan mendekat kepadanya sedepa, dan apabila hambaKu berjalan menuju kepadaKu, maka Aku lari menuju kepadanya ". ( H.R. Bukhari Muslim )

Buang perasaan jauh dengan Allah, yakinilah bahwa Allah sangat dekat, jangan ragu dan bimbang !. 
Apa masih kurang mantap akan penjelasan firman Allah dan sabda Nabi yang cukup gamblang ?. Jauhi ajakan setan yang senantiasa mengajak dan membisikkan, lewat jalan kemusyrikan !, bukan setan bila tidak pandai menjerumuskan, sampai ia mendapat banyak teman guna mendekam bersamanya dineraka jahannam.   

KISAH TAULADAN
SYETAN TAKUT PADA UMAR

Suatu ketika Rasulullah s.a.w. sedang dalam perjalanan pulang dari satu peperangan yang dimenangkan oleh pihak muslim, maka menghadaplah seorang budak wanita berkulit hitam. Di hadapan Rasulullah s.a.w. ia berkata : " Wahai Rasulullah ! Aku telah bernadzar jika engkau kembali dengan selamat dari pertempuran ini, maka aku akan menyambutmu dengan aneka rebana dan nyanyi-nyanyian ".
Mendengar hal itu Rasulullah s.a.w. lalu berkata : " Jika kamu mau bernadzar, maka lakukanlah nadzar itu, dan jika tidak, maka jangan lakukan (rebana dan nyanyian) itu ".
Mendengar jawaban Rasulullah seperti itu, budak itu langsung memulai nadzarnya itu dengan menabuh rebana. Pertama tama   sambil menabuh rebana ia menghampiri Abu Bakar r.a. yang baru datang, kemudian Ali r.a. lalu Ustman r.a.. Ketika ia menghampiri Umar dengan menabuh rebana, sebagaimana yang ia lakukan kepada ketiga sahabat sebelumnya, tiba tiba rebananya jatuh ke tanah. Karena ketakutan dan gemetaran, ia kemudian berlutut di hadapan Umar.
Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : " Sesungguhnya syetan takut kepadamu, wahai Umar ".

MUTIARA HADITS
INGIN BERTEMU ALLAH

Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw, bersabda : Barangsiapa yang suka bertemu Allah maka Allah pun suka bertemu dengannya, dan barangsiapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya ), saya bertanya : " Wahai Rasulullah, apakah berarti takut mati karena kami semua tidak suka mati ". Beliau bersabda : " Bukan demikian, tapi orang mukmin bila mendengar berita gembira tentang rahmat, keridloan dan surga Allah maka ia ingin bertemu dengan Allah, kemudian Allah pun suka bertemu dengannya. Sedangkan orang kafir bila mendengar berita tentang siksaan dan murka Allah, maka ia tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya ". ( H.R. Muslim )

Kamis, 09 April 2015


HATI HATI DENGAN LISAN !

Hai orang orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni bagimu dosa dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar. ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )

Diantara karunia Allah yang luar biasa manfaatnya adalah mulut atau lesan, lesan mempunyai 3 fungsi : Bernafas ( bila hidung tersumbat ), makan dan berbicara.
Betapa luar biasa Karunia Nya, dengan mulut atau lesan manusia bisa berkomunikasi, mulut atau lesan merupakan alat komunikasi paling utama, karena  dapat menghasilkan suara yang dapat ditangkap indera telinga, sehingga bisa ditangkap maksud pembicara setelah dicerna dan dikelola oleh otak.
Atas Kebesaran, Kemurahan dan Keluasan ilmu Nya, lesan dapat mengeluarkan suara karena dilengkapi lidah, ludah, langit langit dan gigi.  

BERKATA BAIK
Karena mulut sangat lunak apalagi lidah tidak bertulang, maka dalam menggunakannya banyak yang pada sembrono ( tidak terkontrol ). Maka berhati hatilah dalam memanfaatkannya, bukankah Nabi s.a.w. 14 abad silam bersabda :
“ Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau harus diam “. ( H.R. Muslim )

SEMBRONO     
Namun sayang banyak yang kurang berhati hati dalam memanfaatkannya. Sehingga dengan seenaknya dalam berkata dan berjanji, padahal kelak setiap ucapan akan diminta pertanggung jawabannya di hari kebangkitan !.
Diantara kebiasaan buruk dalam memanfatkan lisan adalah berkata dusta dan berjanji “.              

BAHAYA DUSTA             
Dusta adalah perkataan yang berbeda dengan kenyataan sebenarnya, biasanya dilakukan guna membela diri atau demi mendapat keuntungan. Dusta sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Bukankah dengan dusta akan membuat orang tidak akan percaya lagi ?.
Bahkan kerugian paling fatal bagi pendusta dia tidak akan mendapat hidayah ( petunjuk ) dari Allah, sehingga sulit menerima kebenaran. Na’udzu billaahi min dzaalik.
" ...Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang orang  yang melampaui batas lagi pendusta. ( Q.S. Al Mukmin 28 )                                     
TERGOLONG DOSA BESAR
Begitu berbahayanya dusta termasuk kesaksian palsu, sehingga Nabi s.a.w. sampai mengulang beberapa kali !.
Dari Abu Bakrah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : " Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang sebesar besar dosa besar ? ". Kami menjawab : " Baiklah wahai Rasulullah ". Beliau bersabda : " Yaitu menyekutukan Allah, berani kepada kedua orang tua ", waktu itu beliau masih bersandar, kemudian beliau duduk seraya bersabda : " Ingatlah  berkata dusta dan saksi palsu ". Beliau selalu mengulang ulangnya sehingga kami berkata : " Semoga beliau segera diam ".  ( H.R. Bukhari dan Muslim )                                        

HINA
Begitu hinanya prilaku dusta, sampai Allah berfirman setelah memerintahkan menjauhi berhala kemudian dilanjutkan dengan larangan berdusta.                                  
" Maka jauhilah olehmu berhala berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan perkataan dusta ". ( Q.S. AL Hajj 30 )
Larangan berlaku dusta sangat tepat, karena dengan dusta akan mengakibatkan terjadinya bermacam macam tindak kejahatan : Penipuan, pemalsuan, korupsi dan sebangsanya.

FATAL
Ingat kasus korupsi yang menguras kas negara yang mengakibatkan rakyat jadi sengsara, ujung ujungnya bersumber dari “ dusta juga “. Apalagi didukung sidang pengadilannya “ yang mbulet “, bukankah akibat dusta bisa menimbulkan “ kesaksian palsu “, yang diskenario sedemikian rupa, sehingga keadilan sulit ditegakkan, yang benar jadi salah yang salah jadi benar. Begini akibat bila tidak mengindahkan kaidah agama, sehingga negara jadi tidak barokah. Na’udzu billah.  

HATI HATI DENGAN JANJI
Demikian pula halnya dengan janji, banyak yang sembrono, sehinggga dengan entengnya ketika berjanji mengucapkan kata kata : “ Insyaa Aallah “, agar nampak islami, namun kenyataannya ?, tidak ditepati !.

CIRI MUNAFIK               
Bukankah Nabi s.a.w. bersabda : “ Ciri munafik ada tiga, bila berkata dusta, bila berjanji ingkar dan bila diamanati berkhianat “. Betapa buruk dan rendahnya yang sembrono dalam menggunakan lisan, sehingga digolongkan munafik !. Dalam hadits lain beliau menambahkan : “ Walau sholat, walau puasa dan mengaku Muslim “. 

MEMEPERBAIKI AMALAN
Begitu tinggi dan dalam nilai ajaran agama, ternyata sangat erat hubungan perkataan dan amalan, dengan berkata benar akan berdampak pada amalan, pada prilaku, sehingga dengan berkata benar Allah akan memperbaiki prilakunya, mengapa ?.
Bukankah sebelum berkata dimulai dengan niat dalam hati, akankah berkata benar atau sebaliknya ?, disini letak rahasianya !. Dengan niat yang baik pasti kata kata yang diucapkan akan di hati hati, akan selalu dijaga agar selalu berkata benar, tidak dusta, termasuk dalam berjanji.
Bila sesuatu dilakukan dengan niat yang baik, akan menghasilkan perbuatan yang baik pula, sehingga disini terjadi koneksi ( hubungan ) dengan Allah, dengan demikian Allah akan memelihara dan memperbaiki amalannya.             
“ .......Katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu.....”.

DIAMPUNI DOSANYA
“....Dan mengampuni bagimu dosa dosamu.......”
Karena tingginya nilai berkata benar, sehingga Allah akan mengampuninya pula dosanya.

JUJUR MEMBAWA KETENANGAN
Ajaran agama sarat dengan hikmah, jiwa pasti akan resah dan tidak tenang, bila tidak benar / jujur. Bukankah fithrah jiwa suka akan kebenaran, suka pada kejujuran, suka pada kebaikan !. Bukankah Rasulullah s.a.w. bersabda :
" Sesungguhnya benar / jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan ( keresahan ) ".  ( H.R. Turmudzi )

Ingat bahwa bila jiwa dalam keadaan tenang, sistim kekebalan tubuh akan meningkat, badan tidak mudah terserang penyakit, alias sehat. Alhamdulillah

KISAH TAULADAN
“ YA AMIRUL MUKMININ TEPATI KATA KATAMU ! “
                
Umar Ibnul Khaththab r.a. sebelum memeluk Islam dikenal keras tabiatnya, namun berkat do’a Nabi s.a.w. luluh juga hatinya dan memeluk Islam. Setelah memeluk Islam tabiatnya berubah total, sehingga tatkala menjabat sebagai khalifah dikenal sangat tanggap kepada rakyatnya, adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan, hukum benar benar ditegakkan.
Suatu saat di mahkamah pengadilan akan mengeksekusi panglima Persia karena kesalahannya, namun Hurmuzan sang panglima berkata : “ Ya Amirul mukminin sebelum eksekusi dilaksanakan bolehkah saya minta air ? “. Umar dengan santunnya menjawab : “ Baik “. Setelah air diberikan sang panglima berkata lagi dengan penuh hormat : “ Sebelum air saya minum apakah saya didzalimi ( dihukum ) ? ”.
Di benak Umar terlintas pemahaman bahwa setelah air diminum baru eksekusi dilaksanakan, bukankah  wajar bila seorang tawanan yang akan dieksekusi dipenuhi segala permintaannya, maka dengan spontan dijawabnya permintaannya tersebut dengan penuh hormat : “ Tidak ! “.
Diluar dugaan sang panglima, dengan serta merta membuang air minumnya kelantai. Betapa kagetnya khalifah Umar r.a. melihat gelagat ini, katanya minta minum kok ditumpahkan ?. Belum sempat berakhir keheranan khalifah Umar, Hurmuzan berkata lagi dengan lantangnya : “ Ya Amirul Mukminin tepati kata katamu, saya bebas sekarang ! “.
Betapa herannya khalifah Umar, sudah membuang air minum yang dimintanya, bukannya berterima kasih justru membuangnya, betapa nista prilakunya. Disaat khalifah Umar kebingungan, sahabat segera menasehati bahwa : “ Hurmuzan benar, bukankah dia berkata : “ Sebelum air saya minum apakah saya didzalimi ? “, anda kan menjawab : “ Tidak “, maka air tidak diminumnya, jadi dia benar dengan mengatakan bahwa dia bebas “.
Akhirnya dengan memendam rasa sedikit dongkol, akhirnya khalifah Umar rela membebaskan Hurmuzan demi kehormatan agama, dan menepati kata katanya yang terlanjur diucapkan. Demikian tinggi nilai menghormati ajaran agama dalam berkata kata sehingga tak akan menarik kembali kata kata yang terlanjur diucapkannya.  
Demikian lihai sang panglima yang jeli dan memanfaatkan kedisiplinan khalifah dalam berjanji dan berkata, sehingga Umar tergelincir dengan jawabannya yang polos. Namun bagaimanapun kehormatan dan kebesaran agama tetap terjaga karena sikapnya. 

Selasa, 07 April 2015


DAHSYATNYA KECEPATAN DAN KEKUATAN JIN !
“ Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar dengarkan (berita  beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). ( Q.S. Jin 8-9 )
                
Berkat Kebesaran dan Kekuasaan Nya Allah mampu menciptakan makhluk dari berbagai dzat atau unsur. Manusia dari tanah, jin dari api dan Malaikat dari cahaya. Karena berbeda bahan dasar berbeda pula karakter dan sifatnya. Allaahu Akbar

MANUSIA
Karena manusia dibuat dari bahan tanah dia berbentuk tetap, tidak bisa berubah ubah bentuk. Untuk berpindah secara cepat membutuhkan alat transportasi : sepeda, motor, mobil, kapal, pesawat terbang dsb.

JIN
Beda dengan jin karena dibuat dari bahan api ( gas ), dia bisa berubah bentuk sebagaimana bahan dasarnya, bisa menyerupai ular, babi hutan, tokoh pahlawan, sampai bentuk menyeramkan, kecuali bentuk atau rupa Nabi s.a.w..

KECEPATAN DAN JANGKAUAN JELAJAHNYA
Jin memiliki kecepatan dan jarak jelajah luar biasa, bahkan sampai mampu ke langit. “ ....Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar dengarkan ( berita )....”.

BERSINERGI DENGAN JIN
Adanya kelebihan jin ini maka para dukun istilah kerennya “ para normal atau orang ngerti “ pada memanfaatkannya :      " Dan bahwasannya ada beberapa orang laki laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki diantara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan . ( Q.S. Jin 6 )
Tentang pencurian berita ini Nabi s.a.w. menjelaskan :
Dengan bantuan jin para dukun bisa mendapat informasi ( bila terhindar dari lemparan api Malaikat ) sehingga bisa meramal hal hal yang akan terjadi di masa depan ( dengan ditambahi ratusan dusta ! ). Disini banyak manusia pada terjebak dan terkecoh !, dikira dengan tulusnya jin mau membantu sepenuhnya, kata jin : “ kok enak.....?! “. Ingat dengan meminta bantuannya justru jin menjebaknya, perhatikan firman Nya : “ Maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan ! .

TIPUANNYA                                                                
Iblis ( nenek moyang jin ) berkata : “ Ya Tuhanku oleh karena Engkau (Allah) memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua .  ( Q.S. AL Hijr 39 )
Saking licinnya tipuannya para jin akan menjerumuskan para dukun dengan ritual menyesatkan, namun si dukun tidak menyadarinya : Memerawani 7 gadis, pakai jimat tertentu, membongkar makam dan makan mayat, keris / akik yang dicari dengan cara bertapa, puasa ngluwang / moteh / pati geni dan sebagainya. Yang jelas jauh menyimpang dari ajaran agama ( melakukan kemusyrikan dan dosa besar ! )     
        
MENCURI BERITA
Dari Aisyah r.a dikatakan bahwasannya Aisyah pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : “ Sesungguhnya malaikat itu turun di ‘anan yaitu sebangsa awan kemudian menceritakan hal hal yang telah diputuskan dilangit (oleh Allah) dan setan sempat mencuri ikut mendengarkannya, lantas setan itu memberitahu kepada para dukun kemudian mereka membumbuinya dengan seratus kedustaan dari diri mereka sendiri ”.  ( H.R. Bukhari )
Maka jangan heran bila ada ramalan yang tepat, tapi ingat bahwa tuntunan agama sangat anti pati terhadap ramalan, karena besar resikonya !.

BAHAYA MENDATANGI PERAMAL
Dari Watsilah bin Asqo’ r.a, aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : “ Barangsiapa mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka ditutuplah baginya pintu taubat (selama) 40 (empat puluh) malam, jika ia mempercayai kepada apa yang dikatakannya, maka kafirlah dia ”. ( H.R. Thabarani )              

KEKUATAN LUAR BIASA
Demikian besar kekuasaan dan keluasan ilmu Allah, sehingga jin diberi kemampuan pula bisa memindah benda berat dalam tempo singkat !. 
Kenyataan ini terjadi ketika Nabi Sulaiman akan unjuk kemampuannya ( mukjizat ) kepada ratu Balqis tentang bukti ke Nabiannya
“ Berkata Sulaiman : " Hai pembesar pembesar siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya ( ratu Bilqis ) kepadaku sebelum mereka ( Bilqis ) datang kepadaku sebagai orang orang yang berserah diri ".  ( Q.S. An Naml 38 )
Atas pertanyaan Nabi Sulaiman ini maka Ifrit dari bangsa jin menyanggupinya :
“ Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin : " Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar  benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya ". ( Q.S. An Naml 39 )
Betapa kuat dan cepatnya kemampuan jin memindah singgasana ratu yang berat dan besar dari istananya ( di negeri Saba’, sekarang Yaman ) ke istana Nabi Sulaiman ( Palestina ) dalam tempo sangat singkat sebagaimana kata katanya : sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu

JAUH BEDA          
Jin ifrit mau membantu Nabi Sulaiman karena Allah memang menundukkan setan untuk Nabi Sulaiman : Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) “. ( Q.S. An Naml 17 )      
Beda dengan para dukun, jin mau membantu para dukun dan tukang ramal justru untuk memperdayainya ! : “.....Maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan .    
                    
MANUSIA PALING MULIA
Walau jin memiliki kekuatan dan kecepatan luar biasa namun bagaimanapun “ manusia tetap lebih mulia, maka jangan terpedaya oleh jin ! “
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak anak Adam. Kami angkut mereka didaratan dan dilautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan ”. ( Q.S. Al Isro’  70 )

Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya agar kita tidak mudah terpedaya oleh setan dan antek anteknya ( dukun ). Amiin. 

 KISAH TAULADAN        
                                       JENIUSNYA SAHABAT ALI R.A.                            
            
Zarr Bin Hobeish meriwayatkan bahwa ada dua orang musafir duduk bersama dalam perjalanan ke tempat tujuan mereka untuk makan. Salah seorang memiliki lima sisir roti yang lain tiga sisir.
Ketika keduanya sedang asyik menikmatinya, ada seorang musafir lewat, oleh keduanya musafir diajaknya makan bersama. Kedua musafir kemudian memotong masing masing roti yang dimilikinya dalam tiga bagian yang sama, dengan harapan agar tiap orang mendapat bagian dengan ukuran yang sama.
Pada saat akan melanjutkan perjalanan, musafir ketiga memberikan delapan dirham kepada kedua orang kemudian pergi. Kemudian timbullah pertengkaran di antara keduanya tentang bagaimana caranya agar dapat membagi uang dengan adil.
Musafir pemilik 5 sisir roti menganggap bahwa dia pantas mendapat 5 dirham, sedangkan musafir pemilik 3 sisir roti menuntut agar uang dibagi rata masing masing 4 dirham.
Karena tidak menemukan titik temu, persengketaan diadukan ke Sahabat Ali r.a. yang saat itu menjabat sebagai khalifah, untuk meminta fatwa.
Setelah mendengar cerita keduanya, Khalifah Ali r.a. meminta agar musafir kedua ( pemilik 3 sisir roti ) menerima 1 dirham, dan sisanya ( yang 7 dirham ) diberikan ke musafir pertama ( pemilik 5 sisir roti ).
Tetapi musafir kedua menolak dan bersikukuh bahwa dia hanya mau 4 dirham.
Pada saat Ali menjelaskan : “ Wahai fulan ( musafir kedua ) anda seharusnya hanya berhak mendapat 1 dirham dari uang tersebut. Jumlah roti yang kalian makan adalah ( 5+3 ) x 3 = 24 sisir roti. 3 roti yang anda miliki dibuat menjadi 9 sisir dan yang anda makan sendiri adalah 8, sehingga yang anda berikan untuk musafir ketiga hanyalah 1 potong.
Bandingkan dengan teman Anda, dia mempunyai 5 roti yang dibagi sehingga menjadi 15 buah. Dia makan sendiri 8 sisir dan memberikan 7 potong sisanya untuk musafir ketiga. ( 5×3 ) – 8 = 7.
Dengan demikian Anda tidak berhak menerima lebih dari 1 dirham dari uang pemberian tersebut.

Jumat, 03 April 2015


                             MELIHAT ALLAH
                
“ Dan (ingatlah), ketika kamu berkata : " Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang ( dengan mata telanjang ), karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya ". ( Q.S. Al Baqarah 55 )

Bani Israil dikenal pandai tetapi berwatak keras, mbulet, sombong dan sulit diatur bahkan sampai sekarang. Ingat kasus Israil dan Palestina yang tak kunjung selesai, karena watak mbulet dan kerasnya orang Israil.
Begitu congkaknya Bani Israil ( umat Nabi Musa a.s. ) sehingga menantang Nabi Musa a.s. ingin melihat Allah dengan mata telanjang, sebagai syarat untuk beriman. Karena permintaan yang menunjukkan keingkaran dan ketakabburan mereka, sehingga mereka disambar halilintar sebagai adzab dari Allah.

KENAL ALLAH
Ketika masih remaja seseorang bertanya kepada saya : “ Kamu sholat ya ? “, “ Ya “ jawab saya, “ Kamu yakin akan adanya Allah ? “ tanyanya, “ Ya ! “ jawab saya penuh heran. Selanjutnya pertanyaan sangat mengejutkan diajukan, yang seumur hidup baru kali itu saya mendengarnya : “ Pernah melihat Allah ? “, hati saya bak disambar petir sehingga tertegun mendengar pertanyaan aneh tersebut, dalam hati saya mulai timbul rasa curiga.
Ternyata penegasan berikutnya membuktikan kecurigaan saya kepada orang tersebut : “ Walau kamu sholat kan belum pernah mengenal dan melihat Allah !, tetapi saya sudah pernah melihat dan bahkan menyatu dengan Allah ! “. Saya  jadi tambah heran dan penasaran.
Selanjutnya dia menyampaikan pernyataannya yang membuat hati saya jadi semakin heran dan curiga  : “ Karena saya sudah ma’rifat ( mengenal ) dengan Allah, maka saya tidak perlu melaksanakan sholat ! “. Mengingat pernyataannya yang diluar ajaran agama dan sangat menyakitkan hati, saya jadi tak perlu melayani lagi.  

BISAKAH MELIHAT ?
Orang yang mengaku bisa melihat Allah apalagi sudah menyatu dengan Allah ( ma’rifat ) jelas dusta !, apalagi tidak perlu melaksanakan sholat tambah membuktikan kedustaannya !!, karena Rasulullah s.a.w. sendiri sebagai Nabi ahir zaman, yang dijamin masuk syurga tidak pernah meninggalkan sholat, bahkan walau beliau dalam keadaan sakit sholat tetap ditunaikan.
Inilah ajaran sesat yang jelas menyimpang dari ajaran agama Islam, dengan kedok ma’rifat dengan Allah, seolah lebih suci, lebih dekat dan jiwanya sudah menyatu dengan Allah. 
Mungkinkah sebagai makhluk ciptaan Nya bisa menyatu dengan Pencipta Nya ?. Jelas tidak mungkin !, hanya orang yang sesat sajalah yang mempercayai faham tersebut. Lebih lebih didukung sifat malas melaksanakan sholat, maka ma’rifat dipakai sebagai alasan, demikan licin dan liciknya setan menghembuskan tipuannya guna menyesatkan manusia.

SEOLAH MELIHAT
Suatu saat Malaikat Jibril datang secara tiba tiba dalam bentuk manusia berpakaian serba putih berambut hitam, yang tidak diketahui arah kedatangannya, bertanya kepada Nabi s.a.w. dihadapan para sahabat tentang “ iman dan Islam “, kemudian dijawab dengan tepat oleh Nabi dan dibenarkannya. Kemudian Jibril melanjutkan pertanyaan tentang “ ihsan “.
“ .......Ia ( Jibril ) bertanya : “ Apakah ihsan itu ? “, Nabi s.a.w. bersabda : “ Engkau beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya, sesungguhnya Dia melihatmu ........“. ( H.R. Bukhari )  
Dari hadits tersebut Nabi s.a.w. memberikan pemahaman : “ Seakan akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu !.
Alangkah bijaknya Nabi s.a.w. memberikan nasehat dengan kalimat : “ Seakan akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihatnya....”, dengan kalimat ini jelas bahwa Allah tidak bisa dilihat !.


TIDAK BISA DILIHAT
Di dunia untuk melihat Allah jelas tidak mungkin, melihat ciptaannya saja tidak mampu apalagi melihat pencipta Nya. Disaat matahari menyengat panas di atas kepala, coba lihat dan tatap !, mampukah melakukan ?, itu baru ciptaan Nya, apalagi Sang Pencipta Nya, jelas tidak mungkin bisa !!!.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. dari Masyruq r.a. ia berkata aku berkata kepada ‘Aisyah r.a. : “ Wahai ibu apakah Nabi Muhammad s.a.w. melihat Rabbnya ? “, maka ‘Aisyah r.a. menjawab : “ Pertanyaanmu membuat rambutku berdiri, dimanakah (pemahamanmu) dari tiga hal ini, barang siapa yang menceritakan kepadamu mengenai tiga hal ini maka sungguh dia telah berdusta. Barang siapa yang menceritakan bahwa Muhammmad s.a.w. melihat Rabbnya maka sungguh dia telah berdusta, kemudian ‘Aisyah r.a. membaca ayat : “ Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui ( Q.S. Al An’am 103 )........”.  ( H.R. Bukhari )
Dari keterangan hadits tersebut jelas bahwa Allah tidak dapat dilihat, bahkan yang mengaku pernah melihat Allah dikatakan “ dusta “ oleh ‘Aisyah r.a.

MELIHAT ALLAH
Siapa yang tak ingin melihat Allah Sang Pencipta yang selalu menjaga, memelihara selama hidup di dunia, apalagi diibadahi selama hidupnya.
Namun mungkinkah bisa melihat Allah ?, atas Kemurahan Nya kelak para peng
huni syurga saja yang bisa dengan leluasa melihat Nya berkat Kekuasaan Nya. Mengapa ?, bukankah kelak kata Rasulullah s.a.w. para penghuni syurga anatomi tubuhnya dirubah ( sesuai dengan kondisi  syurga yang luas serta ukuran hunian  berupa istana yang megah ), sehingga tinggi tubuh seperti tinggi Nabi Adam : 60 hasta ( sekitar 60 m ). Dengan demikian telinga ikut berubah, demikian pula dengan hidung, mata dan lainnya, pasti akan ikut berubah pula ukuran dan kemampuannya.
Sehingga tubuh, telinga, hidung, mata bisa menikmati apa yang dahulunya tidak bisa didengar, dibau, dirasa, diraba maupun dilihat, karena kenikmatan di syurga memang berbeda dengan keadaan di dunia yang serba terbatas, sulit dan penuh resiko !
Termasuk kenikmatan bisa melihat Allah !, kenikmatan puncak di syurga.

DIIZINKAN BISA MELIHAT
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Ada dua syurga yang bejana dan isinya dari perak. Dan ada dua syurga yang bejana dan isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi antara orang orang dengan pandangannya kepada Rabb ( Tuhan ) mereka kecuali selendang Al Kibr ( kebesaran ) di wajah Nya di syurga Adn “.  ( H.R. Bukhari ) 
Dari sabda Nabi s.a.w. tersebut jelas bahwa para penghuni syurga Adn kelak dapat melihat Allah dengan jelas. Bayangkan betapa bahagianya bisa melihat Tuhan yang sehari hari diibadahi tanpa bisa dilihatnya, kemudian di Syurga dengan Kebesaran dan Kemurahan Nya dapat menatapnya dengan jelas.
Katakanlah : Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: " Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada    Tuhannya " . ( Q.S. Al Kahfi 110                  
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang suka beramal sholih dan jauh dari kemusyrikan, agar kelak bisa berjumpa dengan Nya. Amiin.


KISAH TAULADAN
HAMBA YANG  IKHLAS

Di Bondowoso pernah hidup seorang hamba keturunan Arab, walau kaya penampilannya sangat sederhana, namun sangat perduli dan memperhatikan kesengsaraan kaum dhu’afa, namun amal beliau selalu dirahasiakan hawatir terjerumus kedalam perbuatan ria ( amal karena ingin dilihat orang ).
 Karena penampilannya yang sederhana apalagi sangat pendiam, orang banyak pada menghina, mencibir bahkan ada yang sampai meludahi ketika lewat di hadapannya, namun beliau tak memperdulikannya.
Kaum dhu’afa dikampungnya sering menerima bingkisan sembako dari sebuah toko, dikira kaum dhu’afa pemilik toko tersebut yang memberinya.
Suatu saat orang Arab tersebut meninggal dunia, orang sama tak perduli, dianggapnya untuk apa perduli kepada orang kaya namun tak pernah sedekah.
Namun keadaan jadi berubah, karena setelah meninggalnya orang Arab tersebut kaum dhu’afa tidak pernah mendapat jatah sembako seperti dulu lagi.
Kaum dhu’afa pada heran dan penasaran apa sebab tidak dapat kiriman sembako lagi, mereka pada datang ke toko guna menanyakan penyebab jatah sembako tidak dikirim lagi.
Ahirnya rasa penasaran mereka terjawab sudah oleh pemilik toko, bahwa sebenarnya jatah sembako berasal dari sedekah orang Arab yang telah meninggal dunia , dan pemilik toko dipesan agar jangan menyebut siapa yang menyumbangnya.
Betapa kagetnya mereka, betapa tidak ?, orang yang dihina, dicerca bahkan sampai ada yng meludahi, ternyata orang yang baik. Kaum dhu’afa sama menyesali perbuatannya, karena telah bersangka buruk ( suudhon ) terhadap orang yang telah menyantuninya selama bertahun tahun.
Ahirnya mereka sama menangis karena menyesal, sambil mendatangi rumah orang Arab tersebut untuk meminta maaf kepada keluarganya.
Maka jangan suka melihat manusia pada penampilannya, namun lihatlah sikap hatinya yang tak suka pamer, unjuk amal, karena mengharap pujian manusia.