Senin, 25 Desember 2017


JANGAN IKUTAN YANG BUKAN TUNTUNAN !!!

 “Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong  bagimu”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 120 

Betapa gamblang dan jelasnya Allah mengungkap sikap orang Yahudi dan Nasrani yang tidak senang kepada orang Islam, kecuali orang Islam mengikuti agamanya !. Namun dalam kenyataan, karena lemahnya keimanan, sehingga sebagaian umat Islam melupakan firman Nya !. kenyataan ini akan Nampak terlihat ketika menghadapi pesta pergantian tahun.
Sebagian umat Islam sama latah dan larut dalam merayakannya, dengan meniup terompet, menyalakan kembang api dan pesta pora yang jauh menyimpang dari tuntunan agamanya.

INTROSPEKSI
Padahal bila tahu, akan miris dan malu dibuatnya, karena kaum Yahudi dan Nasrani sama senang dibuatnya, karena sebagain umat Islam pa
da latah dan ikut memeriahkannya. Padahal bila menelaah sejarah tahun baru, betapa kelirunya  merayakan tahun baru yang dianggap waaah dan penuh hura hura, karena hanya memperturutkan nafsu belaka !, sehingga rela mengorbankan aqidahnya..

SEJARAH TAHUN BARU MASEHI
Menurut English Wikipedia, perayaan tahun baru Masehi adalah :
“Orang orang Romawi mendedikasikan hari perayaan Tahun Baru kepada Janus (dewa segala pintu gerbang, juga dipakai sebagai nama bulan pertama pada penanggalan masehi : Januari).

1.PERAYAAN TAHUN BARU KEPERCAYAN PAGAN
“Perayaan Tahun Baru didirikan atas dasar kepercayaan pagan”Dewa Janus dalam kesusasteraan paganisme merupakan sembahan kaum penyembah syaitan sejak zaman Yunani kuno.
Julius Caesar menyusun sistem kalendar (Masehi) pada 46 BC setelah terbunuh, kemudian senat Romawi memutuskan  meresmikannya 1 Januari 42 BC untuk mengenang Julius Caesar dengan sistem kalendernya.

2.API  PERIBADATAN MAJUSI
Penganut Zoroaster adalah penyembah api, bermula dari bangsa Persia. Mereka menamakan diri sebagai Majusi. “Cahaya Tuhan” menurut mereka “memancar pada setiap benda yang bercahaya.” Mereka memerintahkan pengikutnya senantiasa menghadapkan diri kepada matahari di siang hari atau api di malam hari. Kemudian didirikan  kuil, di dalamnya ada tungku berapi yang senantiasa dijaga agar apinya tidak padam.         

3.TROMPET RITUAL AGAMA JAHUDI
Orang Yahudi melakukan ritual meniup terompet saat perayaan tahun baru Yahudi : Rosh Hashanah (Hari Raya Terompet) pada tahun baru Taurat yang jatuh pada bulan ketujuh atau tarikh 1 bulan Tishri dalam kalendar Ibrani kuno.   
Dalam perayaan tahun baru, sangat terlihat kental nilai nilai Yahudi, sebagaimana dalam Alkitab Imamat 23-24 : “Katakanlah kepada orang orang Isra’el begini : “Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari cuti penuh yang diperingati dengan meniup terompetyakni hari pertemuan kudus.

KEMBALI KE TUNTUNAN
Betapa bahayanya resiko mengabaikan firman Nya, karena Allah tidak akan menjadi pelindung dan penolongnya : “….Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu               

LARANGAN MENIRU ORANG KAFIR
Begitu teliti dan hati hatinya Nabi sehingga sejak awal beliau telah mengingingatkan agar tidak memakai cara cara mereka : Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabat anshor “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan : “Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat”, namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabipun tidak setuju beliau bersabda : “Membunyikan terompet adalah perilaku orang orang Yahudi”. Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar : “Itu adalah perilaku Nasrani” Setelah kejadian tersebut Abdullah bin Zaid bin Abdi Robbihi pulang dalam kondisi memikirkan apa yang difikirkan Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan”. (H.R. Abu Daud, shahih)             

MENGEKOR MEMBABI BUTA
Namun karena lemahnya keimanan, sehingga sebagian umat Islam dengan tidak sadar pada tergelincir, sedikit demi demi sedikit terperangkap kedalam cara dan faham mereka. Na’udzu billaahi min dzaalik !.    
Dari Abu Sa’id Al Khudri r.a. ia berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (sempit), pasti kalian pun akan mengikutinya, kami (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani ?” Beliau menjawab : Lantas siapa lagi ?. (H.R. Muslim).


BUKAN GOLONGANKU !
Bila sudah terperangkap dan mengikuti cara cara mereka lantaran lemahnya keimanan, betapa berat resikonya karena Rasulullah menganggap termasuk golongan mereka !. “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”. (H.R. Abu Dawud, hasan).
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya agar terjaga dari pengaruh mereka. Amiin.

        KISAH TAULADAN
  SALMAN AL FARISI SI PENJAGA API
Salman Al Farisi. berasal dari desa Ji di Isfahan, Persia. Sahabat yang dikenal memiliki ide brilian, bertubuh kuat. Pernah menjadi penjaga api di kuil pemujaan orang orang Persia. Kemudian memeluk agama Nasrani, atas saran seorang pendeta di Mosul, Salman pergi menemui Rasul yang saat itu sudah hijrah ke Madinah. Pendeta mengatakan bahwa seorang Nabi akan diutus pada zaman itu, dia berpesan agar Salman mengikutinya. Nabi itu akan hijrah ke sebuah daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma dan daerahnya diapit dua bidang tanah berbatu hitam. 
Setibanya di Madinah, di malam hari dia menemui Rasulullah sambil membawa makanan dan berkata : ''Makanan ini adalah sedekah”, Nabi tidak menikmati makanan tersebut dan mempersilahkan para sahabatnya untuk menikmatinya. Kemudian Salman datang lagi dan membawa makanan sambil berkata : ''Makanan ini adalah hadiah''. Kali ini Nabi memakan sebagian dan sebagiannya beliau berikan kepada para sahabatnya.
Suatu hari, Salman melihat cap kenabian di pundak Nabi. Takala  melihat tanda tanda kenabian pada diri Nabi, di mana beliau tidak makan sedekah, tetapi mau menerima hadiah dan di pundaknya ada cap kenabian, Salman pun langsung mengikrarkan diri memeluk Islam dan menceritakan liku liku perjalanannya kepada beliau. Rasulullah menasehati Salman untuk menulis surat kepada tuannya, seorang Yahudi Bani Quraizhah dan beliau meminta bantuan para sahabatnya untuk memerdekakan Salman.
Rasulullah kemudian mempersaudarakannya dengan Abu Darda'.  Ketika perang Khandaq (parit), Salman mengusulkan agar menggali parit berdasar pengalamannya dalam peperangan di Persia, orang orang pada  takjub dengan usulan Salman.             
Tentang Salman, Nabi pernah bersabda : ''Syurga merindukan tiga orang yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Salman Al Farisi”. 
Saat menjabat gubernur Al Madain, Salman bertemu seorang saudagar baru pulang berniaga dari Syam membawa kurma dan buah tin. Saudagar menyuruh Salman agar mengangkut barang dagangannya karena mengira Salman seorang kuli. Salman pun membawanya, 1.ketika saudagar mengetahui bahwa Salman adalah gubernur Al Madain, ia meminta maaf atas kekeliruannya, akan tetapi Salman tetap membawa barang dagangannya. 



         BERATNYA RESIKO BERBUAT  DZALIM

“Adapun orang orang yang beriman dan mengerjakan amal amal sholih, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan amalan mereka dan Allah sangat benci kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Ali Imran (3) : 57)

Pada hakekatnya manusia tidak mau diperlakukan secara dzalim, karena merupakan tuntutan fithrahnya. Maka prilaku adil adalah sikap yang menjadi tuntutan jiwa manusia. Oleh karena itu jauhi perbuatan dzalim (aniaya), karena sangat besar resikonya baik di dunia apalagi di akherat !.  
Prilkaku dzalim termasuk dosa, bahkan  akan mendapat siksa yang pedih. ”Sesungguhnya dosa itu atas orang orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat adzab yang pedih“. (Q.S. Asy Syura (42) : 42)

BESARNYA RESIKO BERBUAT DZALIM
Begitu besar resiko berbuat dzalim sebagaimana hadits dibawah ini :  Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Saw.bersabda : “Tahukah kamu siapa yang bangkrut itu?“ Mereka berkata : “Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang.” (kemudian) Rasulullah menjawab : “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak hak orang), maka kebaikan kebaikan orang (yang dzalim) itu diambil untuk diberikan kepada orang orang yang terdzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang dzalim) itu habis, sedang hutang (kedzalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan kejahatan dari mereka (yang terdzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang mendzalimi), kemudian ia (yang mendzalimi) dilemparkan kedalam neraka”. (H.R. Muslim)

AMAL SHOLIHNYA HABIS !
Begitu besar bahaya berbuat dzalim sampai disebut orang bangkrut. Karena sifat Maha Adilnya Allah, maka Allah menghakimi dengan cara  mengambil amal kebaikan orang yang mendzalimi, kemudian diberikannya kepada yang didzalimi !. Lantaran banyaknya kedzaliman, sehingga amal kebaikannya habis. Karena masih banyaknya kedzaliman, maka dosa orang yang didzalimi diambil dan diberikan kepadanya. Sehingga yang semula banyak amal sholihnya (sholat, zakat, puasa dan haji), menjadi lenyap  akibat kedzalimannya, sehingga Allah melemparkannya ke dalam neraka !.

SEGERA MEMINTA MAAF
Oleh karena itu sebelum datangnya hari qiamat, maka Nabi bersabda : Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya. (H.R. Bukhari dan Muslim)         

UMAT BINASA KARENA KEDZALIMANNYA
Demikian buruknya perbuatan dzalim, sampai umat (bangsa) dibinasakan Allah karena kedzalimannya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kedzaliman…….”. (Q.S. Yunus (10) :13)

DO’A ORANG TERANIAYA DIIJABAHI
Begitu sakit dan menderitanya orang yang didzalimi, sehingga Allah memperhatikan do’anya sampai tak ada tirai penghalangnya dengan Allah sehingga pasti diijabahi. Dari Mu ‘adz r.a. berkata : “….Takutlah kamu terhadap do’a  orang yang teraniaya karena sesungguhnya  tidak  ada  tirai antara do’a itu dengan Allah“. ( H.R. Bukhari dan Muslim ) 

DIKALUNGI 7 LAPIS BUMI              
Mengambil hak sangat dilarang dalam agama, walau hanya sedikit nilainya. Dari ‘Aisyah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa  mengambil hak orang lain walaupun hanya sejengkal tanah, maka nanti ( pada hari kiamat ) akan dikalungkan tujuh lapis bumi “. (H.R. Bukhari dan Muslim). Begitu beratnya resiko mengambil hak walau hanya sejengkal tanah, begitu tinggi agama menghargai hak seseorang, sehingga yang menyerobotnya kelak akan dikalungi 7 lapis bumi !.

DIKIRA MATI SYAHID
Begitu hinanya perbuatan dzalim, sehingga yang semula dikira mati syahid ternyata masuk neraka lantaran mencuri (korupsi) !.
Dari Umar Ibnu Khaththab r.a. berkata : “Ketika selesai perang khaibar beberapa sahabat Nabi s.a.w. pulang dan mereka menyebut nyebut bahwa si fulan mati Syahid, si fulan mati syahid sehingga mereka bertemu seseorang di tengah jalan, mereka mengatakan : “Si fulan mati syahid“. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “Tidak sesungguhnya saya melihat si fulan berada dalam neraka karena ia menyembunyikan kain mantel hasil rampasan perang yang belum dibagi“. (H.R. Muslim)

AKIBAT DI AKHERAT
Lantaran besarnya akibat perbuatan dzalim, yang membuat orang pada sengsara dan menderita, sehingga balasannya kelak menghuni neraka. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka) . Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al A’raaf  (7) : 41)
Dan penghuni penghuni syurga berseru kepada penghuni penghuni neraka: “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (adzab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu) ?”. Mereka (penduduk neraka) menjawab : “Betul”. Kemudian seorang penyeru (Malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu : Kutukan Allah ditimpakan kepada orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al A’raaf (7)  : 44)
Oleh karena itu jangan terlampau bangga dengan ibadah sholat, zakat, puasa dan ibadah haji saja,  apabila kedzaliman tetap saja diperbuatnya.
Apa gunanya bila ibadah sudah ditunaikan tetapi perbuatan dzalim tetap dilakukan juga, sehingga adzab neraka tetap menghadangnya                

Semoga kita diberi kekuatan agar mampu  menjauhi sikap dzalim !!!.         

        KISAH TAULADAN
      TANAH TIDAK MAU MENERIMA JASADNYA
Prilaku dzalim sangat dibenci siapa saja, namun anehnya saat ini banyak yang menyepelehkan dan melakukannya, lantaran mengutamakan  keakuannya, kepentingannya belaka, sehingga dengan entengnya melakukan kedzaliman, sehingga berakibat orang lain jadi sengsara dibuatnya.
Jika dulu penyeberang jalan dengan mudah menyeberang, namun sekarang kesusahan, karena para pengendara tidak memperdulikan.  
Itu salah satu contoh kedzaliman di jalan, belum lagi yang di kantor, di pengadilan, apalagi soal harta waris mereka sama berebutan padahal bukan haknya. Padahal bila tahu resikonya ?, betapa menakutkan akibatnya.
Kadang di dunia saja akibat perbuat dzalimnya sudah dinampakkan oleh Allah, apalagi kelak ketika menghadapi kematian (sakaratul maut).
"…….Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) : "Keluarkanlah nyawamu !, di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayat Nya. (Q.S. Al An “am (6) : 93)
Suatu saat jama’ah kami bercerita tentang kisah mengantarkan jenazah tetangganya di daerah Surabaya, namun dia heran saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat, karena …… tiba tiba saja jenazah tidak bisa masuk ke liang lahat karena kurang panjang galian.
Kemudian kubur digali kembali, namun anehnya ketika jenazah akan dimasukkan ternyata tidak bisa masuk lagi, penggalian dilakukan sampai  3 kali. Karena kepayahan pada akhirnya jenazah di masukkan secara paksa dengan cara ditekan (ditekuk) sampai terdengar suara : “kreekkk”, terasa ngeri, kasihan dan aneh memang.
Mendengar keanehan ini saya kontan bertanya kepada jama’ah saya : “Amal apa yang diperbuat almarhum di masa hidupnya ?. Jama’ah  menjawab : “Almarhum suka menggeser batas tanah dibelakang rumahnya, sehingga tanah tetangga berkurang dibuatnya”. Betapa merinding bulu roma saya ketika mendengarnya, betapa tidak ?, bayangkan tanah saja tidak mau menerima jasadnya, apalagi di akherat kelak  !.   
  



BAHAYA KHAWATIR DAN KETAKUTAN !!!
 “Sesungguhnya orang orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 277)
             
Sudah menjadi ketetapan Sang Ilahi, bahwa kehidupan dunia tidak pasti, tidak kekal dan abadi, keterbalikan pasti silih berganti.                
Bukankah banyak kisah terjadi dulunya kaya kemudian jadi miskin sekali.  
Dulunya pejabat pangkat kemudian turun derajat, sehingga jadi pegawai biasa atau pensiun. Sehingga yang dulunya dihormat dan dihargai, namun sekarang seakan tidak berarti lagi.
Itulah irama hidup yang tidak selamanya abadi.  “Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan permainan belaka dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, jika mereka mengetahui”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 64)

KETAKUTAN
Karena lemahnya keimanan sehingga banyak yang pada ketakutan ketika menghadapi situasi yang bertolak belakang. Intinya semata mata  karena : Takut kehilangan jabatan, takut kehilangan kedudukan, takut kehilangan kekuasaan, takut kekurangan harta, takut tidak dihormati dan dihargai, takut merasa tidak dibutuhkan. Akibat rasa ketakutan yang berlebihan ini, maka sangat fatal akibatnya, akan menimbulkan penderitaan yang dialami, diantaranya “post power syndrome”.

POST POWER SYNDROME
Post power syndrome, adalah gejala yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang bayang kebesaran masa lalunya (karirnya, ketenarannya, kecantikannya, ketampanannya, kecerdasannya dan sebangsanya), kemudian tidak bisa menerima kenyataannya saat ini.

FAKTOR PENYEBAB
Beberapa faktor penyebab post power syndrome : Pensiun dini dan PHK merupakan salah satunya. Ketika seorang pensiun dini kemudian tidak bisa menerima kenyataannya, maka post power syndrom akan mudah menimpanya. Traumatik juga bisa menjadi penyebabnya, kecelakaan yang dialami seorang atlet, sehingga kakinya harus diamputasi (dipotong). Bila tidak mampu menerima kenyataan, akan mengalami post power syndrome, jika terus berlarut, gangguan jiwa yang berat akan dideritanya.

GEJALA
Gejala post power syndrome ada 3 :  Gejala fisik : Tampak kuyu, nampak lebih tua, tubuh lemah kurang bergairah, sakit sakitan. Gejala emosi : Mudah tersinggung, pemurung, menarik diri dari pergaulan, cepat marah, tak suka disaingi, tak suka dibantah. Gejala perilaku : Pendiam, pemalu, suka berbicara kehebatan dirinya di masa lalu, senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, atau menunjukkan kemarahan dan kekecewaan baik di rumah maupun di tempat umum.

YANG RENTAN POST POWER SYNDROME
Beberapa ciri kepribadian yang rentan post power syndrome : Suka dihargai dan dihormati, suka mengatur, gila jabatan, permintaannya harus dituruti, suka dilayani, merasa lebih unggul.  Dengan kata lain, hidupnya sangat mengutamakan gengsi, jabatan, gelar, pangkat, ketenaran. Baginya kekuasaan adalah segala galanya, sehingga selalu butuh pengakuan, penghargaan dan penghormatan.

HIKMAH  AMAL SHOLIH
Memang sangat beda keadaannya dengan yang memiliki keimanan dan disertai amal sholih, karena yang dilakukan hanya karena Allah semata sehingga jiwa terasa puas, senang dan bahagia. Karena baginya perbuatan yang dilakukan semata mata dalam rangka beribadah semata !.. Apalagi sholat tetap dilakukan, sebagai sikap syukur kepada Sang Pencipta Nya. Bahkan zakat (shodaqah) tetap ditunaikan, sebagai ujud keperdulian kepada sesama insan yang membutuhkan. Ini sebagai ujud jiwa yang beriman, bukan kadzaliman yang dilakukan lantaran mengejar keduniawian !. Bahkan dijamin pula oleh Allah dengan jiwa yang “…….tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 277)

SANGAT BEDA
Jiwa yang sehat karena ke imanan, sangat beda dengan yang hanya mengejar keduniaan dan jabatan belaka. Karena akan kecewa dibuatnya bila yang dikejarnya tidak kunjung tiba.

1. TIDAK KEKAL
Bagi yang beriman pasti faham bahwa hidup tidak selamanya abadi, yang kaya suatu saat bisa jadi miskin,  demikian pula yang miskin suatu saat bisa jadi kaya raya. Demikian pula dengan jabatan, bila saatnya pensiun yang dulunya bawahan akan jadi pimpinan, tidak mungkin pangkat atau jabatan akan selalu disandangnya !. Demikian pula dengan tubuh, ketika muda kuat dan gagah, namun di saat tua jadi lemah, wajahpun pada keriput semua dan….pasti kematian kan menjemputnya !.
Beda dengan kehidupan akherat yang bersifat kekal, maka bagi yang memahami hakekat hidup, justru di dunia inilah tempat memperbanyak kebaikan sebagai bekal menuju alam akherat : Dengan berprilaku sholih (bukan dzalim), jujur (bukan curang), amanah (bukan khianat), dermawan (bukan bakhil), Sabar (bukan pemarah), pemaaf (bukan pendendam), bersyukur (bukan kufur) dan sebangsanya.  

2.TITIPAN
Perlu disadari pula bahwa semua yang didapat (harta, jabatan, anak, istri, rumah, kendaraan dsb) pada hakekatnya adalah : “Titipan Allah Sang Empunya”. Jika hakekat ini difahami, pasti  tidak akan mudah resah, kecewa apalagi kebingungan ketika Sang Empunya mengambilnya kembali. Karena pada hakekatnya semuanya bukan mutlak miliknya !.

3.MUSHIBAH MERUPAKAN UJIAN
Hidup tak selamanya mulus dan lancar, pasti ada saja ganjalan dan hambatan, bila tidak disadari jiwa pasti akan kecewa di buatnya !. Maka sangat beruntung bagi yang memahami bahwa hidup adalah ujian”.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 155). Maka disini pentingnya memahami tuntunan agama, sehingga apabila terjadi hal hal yang tidak mengenakkan, akan siap dan tegar menghadapi sehingga tak mudah terjangkit Post Power Syndrome yang menyusahkan !.

KISAH TAULADAN
MERANA DI MASA TUA
Seorang lelaki 60 tahun usianya, nampak terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Matanya berkaca kaca ketika dijenguk bekas koleganya dimasa dia aktif bekerja. Melihat yang dijenguk menangis meneteskan air mata, sang penjenguk yang rata rata ibu ibu pun sama ikut menitikkan air mata pula.
Tak pernah terbayang di benak mereka, bahwa sang kepala sekolah yang dulu begitu garang dan berwibawa, kini terbaring lemah lantaran stroke yang dideritanya, setelah tak lagi menjabat  kepala sekolah.
Beberapa tahun silam, dia memang menjabat sebagai kepala sekolah, namun ketika ada pembatasan masa kerja, dia termasuk terkena dampaknya.
Dengan demikian jelas resikonya bahwa dia harus menjadi guru biasa, situasinya justru jadi terbalik keadaannya, yang dulunya memimpin sekarang dipimpin, yang dulunya serba dilayani, sekarang melayani, yang dulunya semua sama menghormat, sekarang justru kepala ditundukkan tanda menghormat kepada atasan. Betapa berat dan pahitnya kenyataan yang dihadapinya sekarang !. Sangat terbalik berlawanan.
Nah rupanya keyataan pahit ini sulit diterimanya, sehingga membuat jiwanya makin kecewa, resah, merana dan tertekan dibuatnya. Dari kondisi  jiwa yang menekannya, membuat organ tubuhnya ikut terdampak pula,  sehingga stroke pun menimpanya. 
Begini akibat bila jabatan jadi tujuan !, sehingga berakibat jiwanya merasa sulit menerima kenyataan. Kenyataan yang sangat bertolak belakang dengan masa silam, dimana semuanya serba memuaskan dan menyenangkan. Ternyata semuanya tidak kekal keadaannya, sehingga berakhir dengan kekecewaan yang terus menekan yang susah dihilangkan.
Maka betapa beruntungnya yang memahami makna kehidupan, sehingga tidak terpukau dengan kehidupan dunia yang bersifat sementara.  
“Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan permainan belaka dan sesungguhnya kampung akhirat adalah  kehidupan yang sebenarnya jika mereka mengetahui”. (Q.S. Al Ankabut (29) : 64). Maka bruntunglah yang menjadikan hidup sebagai lahan ibadah !.    

Sabtu, 25 November 2017



PENDERITAAN NABI DI THAIF

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. Al Anbiya (21) : 107)

Begitu berat liku liku perjuangan Nabi dalam mengembangkan agama, diantaranya ketika beliau ke Thaif. Abu Nu'aim memberitakan  dari Urwah bin Az Zubair r.a. katanya : “ Ketika Abu Thalib meninggal, maka semakin bertambahlah penyiksaan kaum Quraisy ke pada Nabi s.a.w. Maka beliau berangkat ke Tha'if untuk menemui suku kaum Tsaqif dengan harapan agar mereka dapat melindunginya.
Beliau menemui tiga orang pemuka suku kaum Tsaqif : Abdi Yalel, Kbubaib dan Mas'ud, mereka putera putera dari Amru, kemudian beliau menawarkan agar  diberikan perlindungan, di samping mengadukan perbuatan jahat kaum Quraisy terhadap dirinya….”. Namun harapan beliau hampa, justru beliau dihina dan dianiaya sampai berdarah darah.

LEBIH BERAT DARI PERANG UHUD
Dari Urwah bahwa ‘Aisyah r.a. isteri Nabi s.a.w. bertanya kepada Nabi s.a.w. : “Adakah hari lain yang engkau rasakan lebih berat dari hari di perang Uhud ?”. “Ya memang banyak perkara berat yang aku tanggung dari kaummu dan yang paling berat ialah yang aku temui di hari Aqabah dulu itu.

DITOLAK
Aku meminta perlindungan diriku kepada putera Abdi Yalel bin Abdi Kilai, tetapi malangnya dia tidak merestui permohonanku aku pun pergi dari situ, sedang hatiku sangat sedih, mukaku muram sekali, aku terus berjalan dan berjalan, dan aku tidak sadar melainkan aku sampai di Qarnis Tsa'alib.

JIBRIL MENAWARKAN BANTUAN
Aku pun mengangkat kepalaku, tiba tiba terlihat sekumpulan awan yang telah meneduhiku, aku lihat lagi maka aku lihat Malaikat jibril a.s. berada di situ, dia menyeruku : “Hai Muhammad sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan kaummu tadi, dan  jawabannya pula. Sekarang Allah mengutus kepadamu bersamaku Malaikat yang bertugas menjaga bukit bukit ini, maka perintahkan dia apa yang kau kehendaki, jika engkau ingin dia menghimpitkan kedua bukit Abu Qubais dan Ahmar ini ke atas mereka, niscaya dia akan melakukannya”. (H.R. Bukhari)  

MALAIKAT MENUNGGU INSTRUKSI
Bersamaan itu pula Malaikat penjaga bukit bukit menyeru namaku, lalu memberi salam kepadaku sambil berkata : “Hai Muhammad”, Malaikat  tersebut mengatakan kepadaku apa yang dikatakan Malaikat Jibril a.s. tadi. “Berilah aku perintah, jika engkau menginginkan aku menghimpitkan kedua bukit ini niscaya kulakukan !”.

TAWARAN MALAIKAT DITOLAK  
“Jangan jangan, bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukan Nya dengan apa pun... “, jawab Nabi s.a.w.. 
Demikian tabahnya beliau sehingga tawaran Malaikat penjaga gunung yang akan menghimpitkan kedua bukit kepada mereka ditolak. Bahkan berkat ketabahan beliau, kedzaliman kaumnya dibalas dengan do’a : “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku, karena mereka belum mengerti !”. 

BERBAGAI EJEKAN  DAN PENGANIAYAAN
Abu Nu'aim memberitakan  dari Urwah bin Az Zubair r.a. katanya : “………Maka berkata salah seorang dari mereka : “Aku hendak mencuri kelambu Ka'bah, jika memang benar Allah mengutusmu sesuatu seperti yang engkau katakan tadi”. Yang lain berkata :  “Apakah Allah sampai begitu lemah untuk mengutus orang selain engkau ?”, semua kata kata pemuka Tsaqif kepada Rasulullah s.a.w. tersebar kepada kaumnya, lalu mereka berkumpul mengejek beliau. Ketika beliau hendak pergi meninggalkan Tha'if, mereka berbaris di tengah jalan, mereka melempari beliau, sampai luka berdarah, sambil terus mengejek dan mencaci. 

ISTIRAHAT DI KEBUN
             Kemudian beliau istirahat di kebun anggur, membersihkan darah yang dari kaki dan tubuhnya. Kemudian Utbah bin Rabi'ah dan Syaibah bin Rabi'ah sampai di situ. Beliau enggan menemuinya, disebabkan permusuhan mereka terhadap Allah dan Rasul Nya.

ADDAS MEMBERI MINUM
Tetapi Utbah dan Syaibah menyuruh hambanya bemama Addas men datangi beliau sambil membawa sedikit anggur, Addas beragama kristen dari negeri Niniva (kota lama Iraq), kemudian beliau  memakannya dengan membaca : “Bismillah”, mendengar itu Addas heran, karena tidak pernah mendengar orang membaca kalimat itu sebelumnya.

MENJELASKAN TENTANG NABI YUNUS
“Siapa namamu?”, tanya Nabi s.a.w. “Addas”, “Dari mana engkau ?”,  “Dari negeri Niniva”, jawab Addas. “Oh, dari kota Nabi yang saleh, Yunus bin Matta”, mendengar jawaban Nabi, Addas heran.
Sementara tuannya Utbah dan Syaibah melihat sikap hambanya yang terlihat begitu akrab dengan Nabi s.a.w.. “Dari mana engkau tahu tentang Yunus bin Matta ?”, Tanya Addas keheranan. “Dia seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama kepada kaumnya”, jawab beliau. Kemudian Beliau menceritakan apa yang diketahuinya tentang Nabi Yunus a.s.

MAKIN YAKIN KERASULANNYA
Mendengar penjelasan Rasulullah s.a.w. Addas makin yakin bahwa yang berkata dengannya adalah seorang Nabi. Kemudian dia menundukkan kepala sambil mencium kedua tapak kaki beliau yang berdarah. Melihat sikap Addas , Utbah dan Syaibah makin heran. Kemudian bertanya : “Addas! ke mari !. Apa yang kau lakukan kepada orang itu tadi ?”, “Tidak ada apa apa”, jawab Addas. “Saya lihat engkau menundukkan kepala kepadanya, lalu  menciurn kedua kakinya, padahal kami belum pemah melihatmu berbuat seperti itu kepada orang lain ?”. “Orang itu baik, dia menceritakan tentang Nabi yang diutus kepada kaum kami”, jawab Addas. “Siapa nama Nabi itu ?”, “Yunus bin Matta”, jawab Addas. “Dia berkata bahwa dia juga Nabi yang diutus”, Addas berkata jujur. “Dia Nabi ?”.

‘UTBAH DAN SAYIBAH MENGEJEK
           Utbah dan Syaibah tertawa : “Bukankah engkau kristen?”. “Benar”, jawab Addas. “Tetaplah saja dalam kristenmu !, jangan tertipu perkataan orang itu !”,' Utbah dan Syaibah mengingatkan Addas. “Dia itu seorang penipu, tahu tidak”,  Addas terus berdiam diri. Kemudian Rasulullah s.a.w.
kembali ke Makkah dengan hati kecewa.

KISAH TAULADAN

  KESEDERHANAAN RUMAH RASULULLAH S.A.W.

Walau sebagai Nabi akhir zaman, ternyata kediaman beliau sangat sederhana. Rumah Nabi s.a.w. di Madinah terletak di sudut Masjid Nabawi, sekarang dijadikan makam Nabi s.a.w..Di sebelah kiri mihrab.  
Sebagaimana lazimnya para Nabi dimakamkan tepat di mana beliau wafat. Demikian pula Nabi Muhammad s.a.w.. Ukuran rumah panjang sekitar 5 meter, lebar 3 meter, tinggi atap sekitar 2.5 meter.
Perkiraan ukuran berdasar perkataan sahabat Nabi Muhammad s.a.w. Daud Bin Qais. Dalam kitab Shahih Adabul Mufrod karya Imam Bukhari.    Daud Bin Qais berkata : "Saya melihat kamar Rasulullah s.a.w., atapnya terbuat dari pelepah kurma terbalut serabut. Saya perkirakan lebar rumah ini kira kira 6 atau 7 hasta, saya mengukur luas rumah dari dalam 10 hasta, dan saya kira tingginya antara 7 dan 8. Saya berdiri di pintu ‘Aisyah, saya dapati kamar ini menghadap Maghribi (Marocco)". (1 hasta sekitar 0.45 m (id.wikipedia.org/wiki/Hasta).
Lantainya berupa tanah, dinding terbuat dari tanah liat, atapnya dari pelepah kurma, di dalamnya hanya ada sedikit perabot.                 
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim disebutkan :       
"Bahwa suatu hari Umar r.a. pernah menemui Nabi s.a.w. Saat itu beliau sedang berbaring di atas tikar kasar terbuat dari pelepah kurma. Dengan berbantalkan kulit kasar berisi serabut ijuk kurma. Melihat keadaan Nabi s.a.w. seperti itu Umar r.a. menangis. Kemudian Nabi s.a.w. bertanya : “Mengapa engkau menangis ?”. Umar r.a. menjawab : "Bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini membekas pada tubuhmu. Engkau adalah Rasulullah s.a.w., Utusan Allah kekayaanmu hanya seperti ini. Sedangkan Kisra dan raja lainnya hidup bergelimang kemewahan”. Kemudian Nabi s.a.w. menjawab : "Apakah engkau tidak rela jika kemewahan itu untuk mereka di dunia dan untuk kita di akhirat nanti ?".
Subhaanallah ternyata kemewahan dunia tidak membuat Nabi s.a.w. takjub dan terkesima, justru dengan kesederhanaanya membuat beliau berjiwa besar dan mulia, sehingga getaran jiwa dan akhlaknya mampu mengubah peradaban seantero dunia. Allaahu Akbar.