Senin, 29 Mei 2017



“YA ALLAH PERTEMUKAN AKU DENGAN ROMADLON”
              
“Jika kamu menjauhi dosa dosa besar di antara dosa dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan kesalahanmu (dosa kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga). (Q.S. An Nisa’ (4) : 31)
                  
                Bulan romadhon makin dekat kehadlirannya
                betapa rindu dan senang rasanya
                walau akan berlapar lapar dan dahaga
                namun terasa nikmat dan bahagia
                lantaran mengharap ampunan dosa
                Ya Allah pertemukan aku dengannya. Amiin.
            Atas ke Murahan dan sifat Pemaaf Nya, lantaran sifat manusia yang tidak bisa lepas dari dosa, maka Allah sebagai Sang Pencipta, memberikan jalan untuk bisa menghapusnya. Oleh karena itu untuk menjelaskan Surat An Nisa’ 31 tersebut, Rasulullah s.a.w. menjelaskan : “Sholat lima waktu, sholat jum’ah ke jum’ah yang lain, puasa ramadlon ke romadlon yang yang lain sebagai penghapus dosa (kecil) diantaranya, jika dosa besar dijauhi“. (H.R. Muslim)                                                                                                                    
DOSA KECIL DIHAPUS
Atas ke Sabaran dan ke Bijakan Nya, diberikan cara agar sang hamba terhapus dari dosa kecilnya :
Dosa harian     Dihapus dengan menegakkan sholat 5 waktu.         Dosa mingguanDihapus dengan menghadiri sholat jum’ah.
Dosa tahunan   : Dihapus dengan melaksanakan puasa romadlon.
Dengan melaksanakan sholat, menghadiri sholat jum’ah dan puasa romadlon dosa kecil akan terhapus, dengan syarat bila dosa besar dijauhinya !.

SHOLAT 5 WAKTU
Dengan demikian bila sholat 5 waktu ditegakkan, maka dosa kecil yang dilakukan antara sholat ‘isyak dan shubuh akan terhapus.dengan melaksankan sholat shubuh. Demikian seterusnya, sehingga dalam sehari dosa kecil akan terhapus.
Namun akankah dosa kecil bisa terhapus semuanya ?, jelas tidak !, lantaran ketidak sempurnaan dalam melaksanakannya, mungkin takbirnya, ruku’nya, sujudnya, khusyu’nya dan sebagainya. Dengan demikian masih ada sisa sisa dosa kecil yang masih tertinggal, sehingga terkumpul dalam sepekan.
Namun karena Allah bersifat Sabar dan Maha Pemaaf, maka masih diberi kesempatan untuk menghapusnya dengan cara menghadliri sholat jumat.

SHOLAT JUMAT
Dari Abu Ayub r.a. berkata : “Bahwa aku mendengar Nabi s.a.w bersabda”  : ”Barang siapa mandi pada hari jum’at dan mengenakan wangi wangian bila ada dan mengenakan pakaian yang terbaik, kemudian keluar dengan tenang sehingga sampai ke masjid. Kemudian shalat (dua rekaat, dua rekaat) seberapa menurut kehendaknya dan tidak mengganggu seseorang, kemudian berdiam diri sambil memperhatikan pada khutbah imam, sejak ia datang hingga berdiri shalat, maka adalah perbuatannya yang demikian itu menjadi pembebas dosanya selama antara jum’ah hari itu dengan hari jum’ah berikutnya “. (H.R. Ahmad)
Namun karena tidak memahami ilmunya, sehingga dalam melaksanakan ibadah jum’ah tidak sempurna, berakibat dosa kecilnya tidak  terhapus secarara sempurna pula. Karena dosa mingguan tidak terhapus dengan sempurna, maka terkumpul menjadi setahun.

PUASA ROMADLON
Atas ke Sabaran ke Murahan dan sifat Pemaafnya, maka dosa hamba Nya yang terkumpul setahun ini diberikan jalan pual untuk menghapusnya, dengan cara melaksanakan ibadah puasa di bulan Romadlon. Alhamdulillah.
Abu Hurairah r.a. berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa (setahun) lalu pasti diampuni". (H.R. Bukhari dan Muslim). Demikian Pemaafnya Allah terhadap hamba Nya, sehingga diberikan berbagai cara ibadah untuk menghapus dosa kecilnya, dengan syarat dosa besar harus dijauhi. 

DOSA BESAR                  
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tinggalkan 7 dosa besar yang membinasakan, 1. Syirik, 2. Berbuat sihir, 3. Membunuh jiwa yang diharomkan Allah, 4. Makan harta riba, 5. Makan harta anak yatim, 6. Lari dari jihad perang, 7. Menuduh wanita mukminat sebagai penzinah”. (H.R. Bukhari Muslim) 

SYIRIK
                 Syirik biasa diletakkan Nabi s.a.w. pada urutan pertama dalam kelompok dosa besar, begitu fatalnya perbuatan syirik sehingga bisa menghapus amal                                                                                            Ibadahnya. “Dan sesungguhnya telah  diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”.  (Q.S. Az Zumar (39) : 65)”.                                                              
           Diantara perbuatan syirik Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya mantra, jimat dan tiwalah (pelet) adalah syirik”.                                                   

MANTRA
                Mantra adalah kalimat sakral dalam rangka agar selamat dari gangguan setan misalnya : ”Kol kutuk, kadal kesit, bawang abang nyimpang, bawang poteh nyengkre, sluman slumun slamet, mbah amit mbah !”. Oleh Nabi s.a.w. mantra dihukumi syirik dan diganti dengan do’a.
            Mantra dikharamkan karena jelas meminta selamat dengan menyebut nama nama makhluk, beda dengan Do’a karena langsung meminta pada Allah, biasanya diawali dengan kalimat : Allaahumma (Ya Allah), Rabbi (Tuhanku). Mungkin dulu ada yang pernah melakukan, segeralah bertaubat kepada Allah, dengan memperbanyak membaca kalimat istighfar (astaghfirullah) sambil menyesali dosa yang telah diperbuatnya dan tidak mengulangi lagi..    

JIMAT
             Biasanya jimat berupa benda kecil dibungkus kain putih, berisi tulisan arab (Al Quran) atau jawa, disimpan dalam dompet atau sabuk dengan keyakinan bisa menolak bahaya, memberi selamat dan sebagainya. Maka bagi yang masih memiliki dan menyimpannya, silahkan segera dibuang !. Tidak usah takut dan khawatir !, karena bila tidak amal ibadahnya akan terhapus, sayang kan.

PELET
            Pelet adalah satu ritual dimana seorang wanita mencintai lelaki dengan cara memasukkan sesuatu kedalam minumannya dengan dibacakan mantra agar silelaki jatuh cinta padanya. Itulah diantara perbuatan syirik yang kurang dimengerti sehingga masih banyak yang masih melakukannya, padahal mengaku  Islam, berpuasa, sholat sayang kan ?!. Na’udzu billaahi min dzaalik.   

            Semoga Allah selalu mencurahkan hidayah Nya, agar puasa kita bisa terlaksana dengan sempurna dan terampuni dosa dosanya, Amiin.   


KISAH TAULADAN

MENYAMAR SEBAGAI LAKI LAKI DEMI MENGHIDUPI ANAK PEREMPUANNYA

             Sisa Abu Daooh adalah wanita Mesir 65 tahun, kisah pilunya sampai terdengar Presiden Mesir, sehingga Sang Presiden menganugerahi penghargaan sebagai “Pengorbanan Ibu yang terbaik”.
             Sisa selama 43 tahun dikenal sebagai tukang batu dan penyemir sepatu. Penyamarannya dilakukan demi menghidupi seorang anak perempuannya. Bahkan dalam penyamaran dia rela menggunduli rambutnya dan berpakaian layaknya laki laki.
                   Sisa ditinggal mati suaminya saat usia kandungannya 6 bulan, setelah melahirkan anak perempuannya, dia mulai melakukan penyamaran, karena di Mesir sulit bagi perempuan untuk mendapatkan pekerjaan.
                Keluarga Sisa marah dan terkejut saat Sisa menyamar sebagai laki laki demi untuk mencari nafkah agar tidak bergantung pada orang lain.  “Saya tidak bisa membaca, tidak pernah sekolah, hanya ini satu satunya cara untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya”. Begitu mulia sikapnya karena tak mau meminta minta, walau disisi lain agama melarangnya. Semoga Allah mengampuninya  

Senin, 01 Mei 2017







                         BAHAYA BAKHIL
                                                     
“ Dan orang orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka ( Anshor ) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan barang siapa yang 
   dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung “. (Q.S. Al Hasyr (59) : 9)

Ayat tersebut turun usai Abu Thalkah menjamu tamu Rasulullah s.a.w, dimana saat itu Rasulullah kedatangan tamu padahal beliau ketiadaan makanan, maka Abu Thalkhah segera tanggap menghadapi kesulitan beliau.
Kemudian Abu Thalkah dengan segera mempersilahkan sang tamu singgah ke rumahnya, namun setiba di rumah Abu Thalkhah mendapat penjelasan istrinya bahwa dirumahnya tiada makanan, yang ada hanya persediaan makan untuk anaknya.
Demi menghormat tamu Rasulullah s.a.w. kemudian Abu Thalkhah memerintah istrinya agar segera menidurkan anaknya, kemudian menghidangkan jamuan sambil mematikan lampu, dengan harapan agar Abu Thalkhah bisa berpura pura makan dipiring yang kosong. Karena mulianya sikap Abu Thalkah ini maka keesokan harinya Rasulullah s.a.w. menjumpai Abu Thalkhah sambil bersabda : “Berbahagialah hai Abu Thalkhah berkat engkau menjamu tamu tersebut maka turunlah ayat : “….dan mereka mengutamakan (orang orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.   
           Kemudian dengan berbinar kegirangan berita dari Rasulullah s.a.w. ini segera disampaikan kepada sang istri tercintanya. Bayangkan betapa berharganya lantaran hanya menjamu tamu turun ayat, firman dari Allah Yang Maha Agung..

KISAH SAHABAT
Abu Al Hiyaj bercerita : “Saya melihat seorang syeikh sedang thowaf di Baitullah sambil berdo’a : “Wahai Rabbi jauhkan aku dari kebakhilan !“, dia terus menerus membaca do’a itu dan tidak menambahnya dengan yang lain, kemudian saya mencari informasi tentang maksudnya, ternyata beliau adalah sahabat Abdurrahman bin ‘Auf r.a. Akupun menemui beliau dan bertanya tentang alasan dan maksud beliau membaca do’a tersebut, kemudian beliau membaca firman Allah :
”...Dan barang siapa  yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung “.  (Q.S. Al Hasyr (59) : 9)

BIANG KEBAKHILAN
Siapa sih yang tak suka harta ?, siapa yang tak senang kekayaan ?, namun ukuran kaya bukan pada harta tetapi pada hati, harta melimpah tak mesti memuaskan hati karena ukuran kaya sulit dicari. Bukankah banyak orang kaya tetapi masih merasa kurang, masih merasa miskin, ini pertanda bahwa jiwanya yang miskin !.
Puluhan abad silam Nabi s.a.w. sudah menjelaskan : “ Bukanlah kaya karena banyaknya harta, tetapi karena kayanya hati “.  (H.R. Bukhari Muslim)  
Sikap kurang bersyukur penyebab jiwa jadi miskin, jadi menderita, karena tidak ada puasnya, sehingga menimbulkan sikap tamak atau rakus berketerusan. Ini akibat bila tak memahami makna kaya. Ini penyebab sifat bakhil yang membuatnya kecewa, gundah dan resah, lantaran tak ada puasnya, karena tak memahami hakekat harta sebenarnya !.

BAHAYA BAKHIL
Sifat bakhil tumbuh akibat sikap egois yang berlebihan, sikap ke akuan ( egois ) lebih mengutamakan dirinya dari orang lain, sikap ini akan membuahkan sikap mau enak sendiri, sehingga tidak perduli atau acuh kepada orang lain.
Dengan demikian akan membuat orang sama tidak simpati, bahkan bisa bisa orang sama membenci. Dengan sifat ini akan membuahkan : 1. Kebinasaan (binasa bisnisnya, binasa namanya, binasa hubungannya, binasa masa depannya). 2. Suka berbuat dzalim, karena bakhil lebih mengutamakan kepentingan dirinya. 3. Terputusnya persahabatan. Nabi s.a.w. bersabda : “ Jauhilah oleh kalian sifat bakhil karena sifat itulah yang membinasakan orang sebelum kalian. Sifat bakhil menyuruh mereka berlaku dzalim maka merekapun berlaku dzalim, bakhil menyuruh mereka memutus kekerabatan, merekapun memutusnya “. (H.R. Abu Dawud)

DO’A MALAIKAT
Padahal sekiranya bila tahu bahwa urusan tidak hanya bersifat keduniaan belaka, ada sisi akherat yang harus diimani pula, maka akan menjadikannya berubah arah, karena ternyata ada makhluk lain yakni Malaikat yang selalu berdo’a.
 Abu Hurairah r.a. berkata Nabi s.a.w. bersabda : “ Tiada datang pagi hari yang dilalui hamba Allah, melainkan ada dua malaikat turun, salah satunya berdo’a : “ Ya Allah berilah ganti bagi orang yang berderma. Sedangkan satu Malaikat lagi berdo’a : “ Ya Allah timpakanlah kebangkrutan atas orang yang menahan pemberian ( bakhil ) “. (H.R. Bukhari)        
Disini pentingnya mengenal agama, sehingga tahu hakekat kehidupan dunia yang bersifat sementara. Sehingga faham hakekat harta, tahu cara membelanjakannya, mana harta untuk dirinya dan mana yang harus disedekahkannya.

SANG DERMAWAN
Qais bin Sa’ad bin Ubadah r.a. dikenal sebagai dermawan, suatu hari beliau sakit namun teman temannya tak kunjung menjenguknya. Karena penasaran beliau  mencari informasi tentang keanehan ini, kemudian diperoleh jawaban penyebab ketidak hadliran para kerabatnya, ternyata mereka pada malu datang menjenguk disebabkan masih punya hutang pada Qais. Kemudian Qais berkata : “ Alangkah buruknya harta yang menghalangi seseorang untuk menjenguk saudaranya “. Kemudian Qais memerintah untuk mengumumkan, bahwa siapapun yang memiliki hutang kepadanya maka diikhlaskan, dianggap lunas. Maka pada sore harinya pintu rumahnya kedapatan rusak, karena banyaknya tamu yang datang berkunjung menjenguk Qais.

JIWA SEHAT
Profesor Doctor Zakiyah Darojat dalam bukunya Islam dan kesehatan mental memaparkan, bahwa pengertian sehat menurut W.H.O. ( Badan kesehatan dunia dibawah naungan P.B.B. ) meliputi tiga aspek : sehat jasmani, sehat ruhani dan sehat lingkungan.
Sehat jasmani sudah sama mengetahui, namun ternyata masih ada aspek lagi yang perlu difahami, yakni sehat ruhani. Ternyata sehat jasmani saja tidak cukup memenuhi. Apalah arti sehat jasmani bila tidak dapat mengendalikan diri, sehingga membuat onar disana sini, karena masih suka mendzalimi, ini akibat bila hanya   memperhatikan kesehatan jasmani, tanpa memperdulikan kesehatan ruhani !.              
Bahkan tak cukup hanya sehat jasmani dan ruhani, lingkunganpun harus sehat  sekali. Apalah artinya bila sehat jasmani dan ruhani, bila lingkungan sekitar tidak sehat menyertai, berakibat membuat resah dan tak nyaman dihati.   

BANYAK HARTA TAPI GILA
Betapa nikmat bila hidup berpegang pada tuntunan, karena terasa nikmat dan tenang. Bayangkan bila jauh dari agama, seorang jama’ah berkisah bahwa dia punya kenalan seorang kaya raya, namun sekarang…….hidupnya lumpuh hanya hidup di kursi roda, fikirannya ngelantur tak terarah. Hartanya memang banyak, namun……tak tahu kemana harus dibelanjakan, tumpukan uang bahkan jadi beban. Begini bila hidup tak tahu hakekat harta, sehingga jadi kasihan bagi yang melihatnya. Na’udzu billah min dzaalik.   



KISAH TAULADAN
ANAK PEGULAT MENANTANG RASULULLAH S.A.W.
Selain pernah bergulat dengan Rukanah pegulat unggulan jazirah Arab, Nabi s.a.w. pun pernah berduel juga secara sportif dengan anak Rukanah,  yakni Yazid bin Rukanah.
Ibnu Abbas  r.a. mengisahkan : “Yazid bin Rukanah datang menemui Nabi s.a.w. dengan membawa 300 ekor domba, dia berkata : “Wahai Muhammad apakah engkau mau duel gulat denganku ?“.
Nabi s.a.w. menjawab : “Apa hadiahnya jika aku mengalahkanmu ?“,  “100 domba ini !“, jawabnya. Kemudian keduanya dengan serunya bergulat dan Nabi s.a.w.  tampil sebagai pemenang.
Merasa belum puas, kemudian Yazid kembali menantang Rasulullah s.a.w. untuk kedua kalinya, dia berkata : “Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi ?”, Nabi s.a.w. menjawab :  “Apa imbalannya ?“.
Yazid menjawab : “100 domba lainnya“. Keduanya pun bergulat kembali dengan serunya, lagi lagi Nabi s.a.w. tampil sebagai pemenangnya dengan merebahkan tubuh Yazid secara telak ketanah, karena dalam adu gulat memang demikian aturan permainannya.
Bahkan pertandingan sempat dilakukan sampai tiga kali.
Yazid sempat berkata : “Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel di tanah kecuali dirimu. Dan tidak ada yang paling aku benci pula selain dirimu. Namun sekarang aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Dan engkau adalah utusan Allah !“.
Demikian pengakuan Yazid, yang menunjukkan jiwa kesatriaannya, sebagai seorang olah ragawan yang sportif.
Kemudian Rasulullah s.a.w. secara bijak pula mengembalikan semua domba pemberian Yazid”.
Betapa mengejutkan sikap Rasulullah s.a.w. bagi Yazid, walau Nabi s.a.w. tampil sebagai pemenang namun beliau tidak mau mengambil hadiah yang mestinya menjadi haknya.
Dari kejadian tersebut dapat diambil hikmah bahwa Nabi s.a.w. dalam berdakwah tidak hanya dengan lisan saja, namun juga dengan kekuatan dan ketrampilan dalam bergulat dengan sportif, bahkan Nabi s.a.w. bukan type manusia yang matrialis. 



HAMBA YANG DIDO’AKAN PARA MALAIKAT
      
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan Malaikat Malaikat bertasbih serta memuji Tuhan Nya dan memohonkan ampun bagi orang orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang“. (Q.S. Asy Syura (42) : 5)

Betapa beruntungnya bila mau memahami dan mendalami ajaran agama karena akan banyak mendapat manfaat dan hikmah, salah satu diantaranya  dido’akan para  Malaikat. Para Malaikat sudi berdo’a tehadap hamba Allah karena melakukan amalan khusus yang jarang diamalkan, diantaranya :
  
     1.  TIDUR DALAM KEADAAN SUCI
      Pada umumnya wudlu hanya dilakukan bila akan sholat, namun apa yang terjadi bila wudlu dilaksanakan ketika akan tidur, justru Malaikat akan “menemani dan memintakan ampun” kepada Allah.
  Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka Malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya.  Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa : Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
      
    2. MENANTI WAKTU SHOLAT DALAM KEADAAN SUCI
    demikian pula yang menanti saat sholat dalam keadaan suci (berwudlu), akan “dimintakan ampun dan disayangi Allah” oleh para Malaikat.
   Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para Malaikat akan mendoakannya : “Ya Allah ampunilah ia, ya Allah sayangilah ia". (H.R. Muslim)
      
      3. BERADA DI SHAF TERDEPAN
    Shof terdepan memiliki keutamaan khusus, sehingga yang menempatinya para Malaikat “akan bersholawat (memintakan ampun dan keberkahan) kepadanya”.
  Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat Nya bershalawat kepada yang berada di shaf   shaf terdepan".
      
      4. MERAPATKAN SHAF
Pada umumnya banyak yang sembono dalam merapatkan shof, padahal betapa pentingnya merapatkan shof ini, sehingga para Malaikat “akan bersholawat (memintakan ampun dan keberkahan) kepadanya”.
Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat selalu bershalawat kepada orang orang yang menyambung shaf shaf".

5. MENGUCAPKAN AMIN BERTEPATAN DENGAN MALAIKAT
Menjawab amin yang bersamaan dengan amin para Malikat, ketika imam usai membaca akhir surat Al Fatihah, maka “akan diampuni dosanya yang lalu”.
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Jika seorang Imam membaca : “ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaallin”, maka ucapkanlah oleh kalian aamiin, karena barangsiapa ucapannya bertepatan dengan ucapan Malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu". (H.R. Bukhari) 
  
  6. MELAKSANAKAN SHOLAT SHUBUH DAN ASHAR BERJAMA’AH
Begitu utamanya melaksanakan sholat berjama’ah shubuh dan ‘ashar, sehingga kelak “di hari qiamat dosanya diampuni”.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Para Malaikat berkumpul di saat shalat shubuh lalu para Malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan Malaikat pada siang hari tetap tinggal.  Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan Malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan Malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka : “Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?”, mereka menjawab : “Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat". 
  
  7. MENDO’AKAN SECARA RAHASIA 
  Mendo’akan orang lain biasanya berat dilakukan, padahal mendo’akan saudara sesama Muslim tanpa sepengetahuan yang dido’akan memiliki keutamaan istimewa, karena Malaikat “akan mengamini dan mendo’akan seperti do’anya.
  "Dari Ummu Darda' r.a., bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda : "Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan.  Pada kepalanya ada seorang Malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan". (H.R.  Muslim) 
  
 8. BERINFAQ
Betapa beruntungnya yang memahami hakekat harta, sehingga tidak bakhil dalam hidupnya, sehingga suka berinfak di jalan Allah. Hamba semacam ini akan selalu dido’akan Malaikat : “Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfak 
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata : “Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfak”.  Dan lainnya berkata : “Ya Allah hancurkanlah harta orang yang pelit". (H.R. Bukhari dan  Muslim) 

9. SAHUR.
Karena ajaran agama penuh hikmah (jauh dari kemudhorotan), maka dalam melaksanakan puasa disyariatkan sahur (agar barokah). Karena ke Murahan Nya pula maka terhadap yang sahur Allah dan para Malaikat Nya pada bersholawat padanya”.
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat Nya bershalawat kepada orang orang yang makan sahur".  
      
      10. MENJENGUK ORANG SAKIT (‘IYADAH)
  Demikian pula dengan menjenguk orang sakit (‘iyadah) memiliki keutamaan luar biasa, sehingga “70.000. Malaikat akan bersholawat kepadanya.
   Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 Malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh".
      
      11. MENGAJARKAN KEBAIKAN  
   Karena agama Islam sangat menjunjung tinggi nilai ilmu, maka begitu mulianya yang mengajarkan kebaikan (ilmu), sehingga segenap makhluk (termasuk Malaikat) akan “bersholawat kepadanya.                  
    Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian.  Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat (memintakan ampun dan keberkahan) kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain".
    Semoga Allah melimpahkan hidayah Nya, agar kita dengan mudah bisa melaksanakan amalan istimewa tersebut, Amiin. 
                  .

KISAH TAULADAN
              ABU NAWAS             
               
Nama asli Abu Ali al Hasan bin Hani al Hakami, kelahiran 145 H (747 M) Ahvaz, Persia (Iran), ayahnya Hani al Hakam berdarah Arab, ibu Persia. Sejak kecil sudah yatim, sang ibu membawanya ke Bashrah, Irak untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan.
Masa mudanya berperilaku kontroversial sehingga membuatnya  sebagai tokoh unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Walau demikian  sajak sajaknya bernuansa sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al Anshari dan Abu Ubaidah, juga belajar Al Quran dan ilmu Hadits.
Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al Asadi, membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakatnya, kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang orang Arab Badui guna memperdalam dan memperhalus bahasa Arab.
Kemudian ke Baghdad, di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah berkumpul dengan para penyair. Berkat kepiawaiannya menulis puisi, dia bisa berkenalan dengan para bangsawan. Namun sayang karya ilmiahnya jarang dikenal di dunia intelektual,  hanya dipandang sebagai orang bertingkah lucu dan tidak lazim. Kepandaiannya berpuisi menarik perhatian Khalifah Harun al Rasyid kemudian diundang  menjadi penyair istana.
Suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggungnya. Khalifah murka, kemudian memenjarakannya.
Sejak mendekam di penjara, syair syairnya berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya sangat membanggakan kehidupan duniawi glamor dan hura hura, kini lebih pasrah kepada kekuasaan Allah.               
Sajak sajak tobatnya bisa ditafsirkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. Meski dekat dengan Sultan Harun al Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlap duniawi. Dia pernah hidup dalam kegelapan tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri.
Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas diwarnai dengan kegiatan ibadah.                        
Wafat sekitar tahun 190 H/806 M, meninggal karena dianiaya seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti yang menaruh dendam kepadanya.  Dimakamkan di Syunizi jantung Kota Baghdad.