BERIBADAH TANPA ILMU
“Dan taatilah Allah dan Rasul
supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran (3) : 132)
Alhamdulillah pada 5-14 April 2017 penulis
sempat menunaikan ibadah Umrah ke Baitullah (Mekkah), sebagai oleh oleh bagi
pembaca tercinta sengaja kami sajikan beberapa kisah dan pengalaman disana,
agar bisa diambil hikmahnya.
badah Umrah sekarang makin marak
dan ramai, akibat lamanya masa tunggu menunaikan ibadah haji (hingga belasan
tahun), karena adanya perluasan Masjidil kharom. Akibat masa tunggu yang cukup
lama ini sehingga banyak yang pada menunaikan ibadah Umrah,sebagai kompensasi
rasa kangen pada Baitullah.
Namun perlu diingat bahwa dengan
menunaikan ibadah Umrah bukan berarti kewajiban menunaikan ibadah Haji menjadi
gugur !.
PENTINGNYA
ILMU
Dalam
agama posisi ilmu sangat dihargai dan dijunjung tinggi, bukankah Nabi s.a.w.
bersabda : "Barang
siapa menginginkan soal soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki
ilmunya dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat,
wajiblah ia memiliki ilmunya pula dan barang siapa yang menginginkan kedua
duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua keduanya pula". (H.R.Bukhari dan Muslim)
Begitu tingginya nilai ilmu disisi agama, karena
dengan ilmu tidak akan tersesat dan salah dalam melangkah. Maka dalam beribadah
hendaklah selalu berpegang pada Al Quran dan sunnah Rasul : “Dan taatilah
Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran 132)
AKIBAT
IBADAH TANPA ILMU
Apalagi dalam beribadah, apabila
tidak didasari ilmu jelas ibadahnya akan jauh melenceng dari tuntunan, sehingga
yang semestinya mendapat ampunan dan pahala, justru menjadi makin menambah dosa.
TERHAPUS
AMALNYA
Bahkan bila terjebak kedalam
kemusyrikan jelas akan terhapus amal ibadahnya : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang orang yang merugi”. (Q.S. Anzzumar (39) : 65).
Betapa
bahayanya bila beribadah tanpa ilmu sehingga sampai terhapus amalannya. Nah
dalam melaksanakan ibadah umrah banyak dijumpai prilaku prilaku menyimpang dari
tuntunan diantaranya :
MENGUSAP
USAP DINDING KA’BAH
Lantaran tidak berbekal ilmu dalam
melaksanakan thowaf (mengitari ka’bah) sehinggga banyak keanehan keanehan terjadi,
diantaranya banyak yang mengusap usap dinding ka’bah dengan asyik dan
hidmahnya, ini jelas dilakukan agar mendapat barokah dari dinding ka’bah.
Padahal Umar bin Khaththab sendiri ketika
akan mencium hajar aswad yang terdapat di sudut ka’bah berkata : “Hai khajar
aswad kau adalah batu, saya tidak sudi akan menciummu, tetapi karena Rasulullah
s.a.w. menciummu, aku sudi menciummu lantaran aku hanya ittiba’ (mengikuti) kepada
beliau”.
Begitu tegasnya sikap Umar ibnul
Khaththab bersikap terhadap khajar aswad (batu hitam), beliau mencium hanya
lantaran ittiba’ bukan mencari berkah atau mendewakannya.
MENGUSAP
USAP MAQAM IBRAHAIM
Maqam
Ibrahim adalah bangunan berbentuk seperti sangkar burung terbuat dari logam
kuning, dengan tinggi sekitar 5 M, bergaris tengah sekitar 1 M. Dikelilingi
dinding kaca, di dalamnya terdapat semacam bekas 2 telapak kaki.
Areal sekitar Maqam Ibrahim dipakai sebagai
tempat sholat ketika usai melaksanakan thowaf. Namun akibat kurangnya ilmu
sehingga banyak juga yang mengusap usapnya dengan kain surban dan sebangsanya,
disini jelas lagi lagi pasti mengharap berkah darinya ?.
MENCIUM
RUKUN YAMANI
Pada rukun yamani sebenarnya
hanya disyariatkan agar "menyentuhnya"
sambil
mengucapkan basmalah dan takbir saja "tanpa menciumnya". Namun dalam kenyataannya
masih banyak yang bersikap berlebihan dengan menciumnya berlama lama, sehingga
mengganggu jama’ah lain yang ingin menyentuhnya. Itupun bila memungkinkan,
karena bila sulit dilakukan bisa dilakukan hanya dengan isyarat tangan sambil
mengucap basmalah dan takbir.
THOWAF
MELEWATI ORANG SHOLAT
Thowaf
adalah ibadah dengan mengitari ka’bah kearah kiri sebanyak tujuh kali putaran
dalam keadaan suci dari hadats. Namun karena kurangnya pemahaman sehingga
banyak yang melakukan tanpa mengatur waktunya, sehingga ketika waktu sholat
sudah dekat masih saja melakukan thowaf.
Maka bisa dibayangkan apa yang
terjadi ?, ketika jama’ah melakukan sholat berjama’ah mereka dengan enaknya
tetap saja melaksanakan thowaf.
Padahal Nabi s.a.w. memberikan tuntunan
apabila sholat kemudian ada orang lewat didepannya, maka halangi dengan isyarat
tangan (sebagai tanda jangan melewati), apabila dia tetap lewat maka bunuhlah !.
Dari tuntunan Nabi s.a.w.
tersebut menunjukkan betapa besarnya dosa melewati orang sholat, namun karena banyak
yang tidak memahami tuntunan Nabi ini, sehingga mereka dengan cueknya melewati
orang yang sedang melaksanakan sholat berjama’ah, mereka yang tidak berilmu
lebih mengutamakan thowaf walau melanggar dosa besar, sayang kan ?.
DILARANG
IKUT IKUTAN
Oleh karena itu dalam beribadah
seharusnya berdasar pada tuntunan agama (Al Quran dan Sunnah Rasul), bukan berdasar
ikut ikutan, karena besok akan ditanya di hari kebangkitan.
“Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Q.S.
Al Isra’ (17) : 36)
Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya agar
kita selalu mengikuti tuntunan Allah dan Rasul Nya, Amiin.
KISAH TAULADAN
PERSAUDARAAN SEJATI
Perang Uhud telah berakhir, tetapi
belum semua korban yang jatuh ditemukan jenazahnya. Sehingga petang itu sahabat
Umar bin Khattab r.a. sengaja ke bukit Uhud untuk mencarinya, barangkali masih
ada yang bisa diselamatkan.
Tiba tiba Umar mendengar suara rintihan
menyebut nama Allah sambil meminta air. Dengan segera Umar bergegas melangkah
mendatanginya, maka dijumpainya seorang prajurit muda dengan luka parah. Umar
berjongkok kemudian mengangkat kepalanya, sambil memberi air minum, ketika akan diminum….., sekonyong-konyong
dari arah lain terdengar suara seseorang menyebut nama Allah sambil meminta air.
Tiba tiba si pemuda memberi
isyarat kepada Umar agar mangalihkan air
minum kearah suara tadi, mungkin dia lebih membutuhkan.
Maka Umar segera bergegas menuju suara yang kedua, dilihatnya seorang pejuang tengah baya, dengan kedua tangannya telah terpotong sambil meminta agar Umar bersedia memberinya minum. Bibirnya pecah pecah, wajahnya berlumuran darah. Dengan iba Umar mengangkat kepalanya sambil menyodorkan tempat air ke mulutnya, namun …..menjelang air hamper ke bibirnya…….tiba tiba dari arah lain juga terdengar suara memilukan : “Allah…, Allah…, haus…, haus….”. Dengan spontan pejuang ke dua menampik air, dengan maksud agar air diberikan ke arah suara yang membutuhkan sambil berkata lemah : “Berikan air ini kepada saudaraku itu mungkin dia lebih menderita dari aku”.
Maka Umar segera bergegas menuju suara yang kedua, dilihatnya seorang pejuang tengah baya, dengan kedua tangannya telah terpotong sambil meminta agar Umar bersedia memberinya minum. Bibirnya pecah pecah, wajahnya berlumuran darah. Dengan iba Umar mengangkat kepalanya sambil menyodorkan tempat air ke mulutnya, namun …..menjelang air hamper ke bibirnya…….tiba tiba dari arah lain juga terdengar suara memilukan : “Allah…, Allah…, haus…, haus….”. Dengan spontan pejuang ke dua menampik air, dengan maksud agar air diberikan ke arah suara yang membutuhkan sambil berkata lemah : “Berikan air ini kepada saudaraku itu mungkin dia lebih menderita dari aku”.
Umarpun segera bangkit menuju ke
arah suara, dimana seorang tentara Islam yang usianya lanjut tergolek tanpa
daya. Pada waktu Umar hendak jongkok hendak memberi air minum, ternyata…..dia sudah wafat. Umar sangat sedih, dia segera
meninggalkan prajurit tadi dan lari ke tempat prajurit ke dua, namun ketika
sampai di tempat, pemuda itupun baru saja menghembuskan nafasnya pula. Umar
kian sedih, dengan segera dia bergegas kembali ke tempat prajurit pertama, di
sana pun si pejuang muda juga menyusul temannya ke alam baqa. Umar bin Khattab
terpaku sedih mengenang ketiga tiganya karena tidak sempat minum, lantaran
lebih mementingkan saudaranya seagama daripada dirinya sendiri. Subhaanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar