Senin, 01 Mei 2017


BERIBADAH TANPA ILMU

“Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran (3) : 132)
               
Alhamdulillah pada 5-14 April 2017 penulis sempat menunaikan ibadah Umrah ke Baitullah (Mekkah), sebagai oleh oleh bagi pembaca tercinta sengaja kami sajikan beberapa kisah dan pengalaman disana, agar bisa diambil hikmahnya.
badah Umrah sekarang makin marak dan ramai, akibat lamanya masa tunggu menunaikan ibadah haji (hingga belasan tahun), karena adanya perluasan Masjidil kharom. Akibat masa tunggu yang cukup lama ini sehingga banyak yang pada menunaikan ibadah Umrah,sebagai kompensasi rasa kangen pada Baitullah.
Namun perlu diingat bahwa dengan menunaikan ibadah Umrah bukan berarti kewajiban menunaikan ibadah Haji menjadi gugur !.    

PENTINGNYA ILMU
Dalam agama posisi ilmu sangat dihargai dan dijunjung tinggi, bukankah Nabi s.a.w. bersabda : "Barang siapa menginginkan soal soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula dan barang siapa yang menginginkan kedua duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua keduanya pula". (H.R.Bukhari dan Muslim)
Begitu tingginya nilai ilmu disisi agama, karena dengan ilmu tidak akan tersesat dan salah dalam melangkah. Maka dalam beribadah hendaklah selalu berpegang pada Al Quran dan sunnah Rasul : “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Q.S. Ali Imran 132)

AKIBAT IBADAH TANPA ILMU
Apalagi dalam beribadah, apabila tidak didasari ilmu jelas ibadahnya akan jauh melenceng dari tuntunan, sehingga yang semestinya mendapat ampunan dan pahala, justru menjadi makin menambah dosa.

TERHAPUS AMALNYA
Bahkan bila terjebak kedalam kemusyrikan jelas akan terhapus amal ibadahnya : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi”. (Q.S. Anzzumar (39) : 65).
Betapa bahayanya bila beribadah tanpa ilmu sehingga sampai terhapus amalannya. Nah dalam melaksanakan ibadah umrah banyak dijumpai prilaku prilaku menyimpang dari tuntunan diantaranya :                                                                                                                       
MENGUSAP USAP DINDING KA’BAH
Lantaran tidak berbekal ilmu dalam melaksanakan thowaf (mengitari ka’bah) sehinggga banyak keanehan keanehan terjadi, diantaranya banyak yang mengusap usap dinding ka’bah dengan asyik dan hidmahnya, ini jelas dilakukan agar mendapat barokah dari dinding ka’bah.
Padahal Umar bin Khaththab sendiri ketika akan mencium hajar aswad yang terdapat di sudut ka’bah berkata : “Hai khajar aswad kau adalah batu, saya tidak sudi akan menciummu, tetapi karena Rasulullah s.a.w. menciummu, aku sudi menciummu lantaran aku hanya ittiba’ (mengikuti) kepada beliau”.
Begitu tegasnya sikap Umar ibnul Khaththab bersikap terhadap khajar aswad (batu hitam), beliau mencium hanya lantaran ittiba’ bukan mencari berkah atau mendewakannya.      

MENGUSAP USAP MAQAM IBRAHAIM
Maqam Ibrahim adalah bangunan berbentuk seperti sangkar burung terbuat dari logam kuning, dengan tinggi sekitar 5 M, bergaris tengah sekitar 1 M. Dikelilingi dinding kaca, di dalamnya terdapat semacam bekas 2 telapak kaki. 
Areal sekitar Maqam Ibrahim dipakai sebagai tempat sholat ketika usai melaksanakan thowaf. Namun akibat kurangnya ilmu sehingga banyak juga yang mengusap usapnya dengan kain surban dan sebangsanya, disini jelas lagi lagi pasti mengharap berkah darinya ?.

MENCIUM RUKUN YAMANI
Pada rukun yamani sebenarnya hanya disyariatkan agar "menyentuhnya"
sambil mengucapkan basmalah dan takbir saja "tanpa menciumnya". Namun dalam kenyataannya masih banyak yang bersikap berlebihan dengan menciumnya berlama lama, sehingga mengganggu jama’ah lain yang ingin menyentuhnya. Itupun bila memungkinkan, karena bila sulit dilakukan bisa dilakukan hanya dengan isyarat tangan sambil mengucap basmalah dan takbir.

THOWAF MELEWATI ORANG SHOLAT
Thowaf adalah ibadah dengan mengitari ka’bah kearah kiri sebanyak tujuh kali putaran dalam keadaan suci dari hadats. Namun karena kurangnya pemahaman sehingga banyak yang melakukan tanpa mengatur waktunya, sehingga ketika waktu sholat sudah dekat masih saja melakukan thowaf.
Maka bisa dibayangkan apa yang terjadi ?, ketika jama’ah melakukan sholat berjama’ah mereka dengan enaknya tetap saja melaksanakan thowaf.   
Padahal Nabi s.a.w. memberikan tuntunan apabila sholat kemudian ada orang lewat didepannya, maka halangi dengan isyarat tangan (sebagai tanda jangan melewati), apabila dia tetap lewat maka bunuhlah !.
Dari tuntunan Nabi s.a.w. tersebut menunjukkan betapa besarnya dosa melewati orang sholat, namun karena banyak yang tidak memahami tuntunan Nabi ini, sehingga mereka dengan cueknya melewati orang yang sedang melaksanakan sholat berjama’ah, mereka yang tidak berilmu lebih mengutamakan thowaf walau melanggar dosa besar, sayang kan ?.         

DILARANG IKUT IKUTAN
Oleh karena itu dalam beribadah seharusnya berdasar pada tuntunan agama (Al Quran dan Sunnah Rasul), bukan berdasar ikut ikutan, karena besok akan ditanya di hari kebangkitan.                                  
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Q.S. Al Isra’ (17) :  36)

Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya agar kita selalu mengikuti tuntunan Allah dan Rasul Nya, Amiin.

KISAH TAULADAN
PERSAUDARAAN SEJATI

Perang Uhud telah berakhir, tetapi belum semua korban yang jatuh ditemukan jenazahnya. Sehingga petang itu sahabat Umar bin Khattab r.a. sengaja ke bukit Uhud untuk mencarinya, barangkali masih ada yang bisa diselamatkan.
Tiba tiba Umar mendengar suara rintihan menyebut nama Allah sambil meminta air. Dengan segera Umar bergegas melangkah mendatanginya, maka dijumpainya seorang prajurit muda dengan luka parah. Umar berjongkok kemudian mengangkat kepalanya, sambil memberi  air minum, ketika akan diminum….., sekonyong-konyong dari arah lain terdengar suara seseorang menyebut nama Allah sambil meminta air.
Tiba tiba si pemuda memberi isyarat kepada Umar agar  mangalihkan air minum kearah suara tadi, mungkin dia lebih membutuhkan.
Maka Umar segera bergegas menuju suara yang kedua, dilihatnya seorang pejuang
 tengah baya, dengan kedua tangannya telah terpotong sambil meminta agar Umar bersedia memberinya minum. Bibirnya pecah pecah, wajahnya berlumuran darah. Dengan iba Umar mengangkat kepalanya sambil menyodorkan tempat air ke mulutnya, namun …..menjelang air hamper ke bibirnya…….tiba tiba dari arah lain juga terdengar suara memilukan : “Allah…, Allah…, haus…, haus….”. Dengan spontan pejuang ke dua menampik air, dengan maksud agar air diberikan ke arah suara yang membutuhkan sambil berkata lemah : “Berikan air ini kepada  saudaraku itu mungkin dia lebih menderita dari aku”.
Umarpun segera bangkit menuju ke arah suara, dimana seorang tentara Islam yang usianya lanjut tergolek tanpa daya. Pada waktu Umar hendak jongkok hendak memberi air minum, ternyata…..dia  sudah wafat. Umar sangat sedih, dia segera meninggalkan prajurit tadi dan lari ke tempat prajurit ke dua, namun ketika sampai di tempat, pemuda itupun baru saja menghembuskan nafasnya pula. Umar kian sedih, dengan segera dia bergegas kembali ke tempat prajurit pertama, di sana pun si pejuang muda juga menyusul temannya ke alam baqa. Umar bin Khattab terpaku sedih mengenang ketiga tiganya karena tidak sempat minum, lantaran lebih mementingkan saudaranya seagama daripada dirinya sendiri. Subhaanallah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar