SEORANG YAHUDI MERINDUKAN NABI
“Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah olah
ia sedang mendaki langit……”. (Q.S. Al An’am (6) : 125)
Hidayah merupakan hak
mutlak Allah, berbagai cara dalam menerima hidayah Nya, diantaranya seorang
pemeluk agama Yahudi dari negeri Syam.
MENEMUKAN
TANDA KENABIAN
Dalam agama Yahudi hari Sabtu
merupakan hari khusus beribadah, suatu ketika seorang lelaki Yahudi yang
tinggal di Syam mengisi kegiatan hari sabtunya mempelajari kitab Taurat menemukan
4 halaman ayat yang menyebutkan sifat dan keadaan Nabi Muhammad s.a.w. yang
diramalkan akan turun sebagai penutup para Nabi, dia memotong 4 halaman dan membakarnya. Saat
itu Nabi s.a.w. telah diutus dan tinggal di Madinah.
PROVOKASI
Sementara itu, beberapa pendeta Yahudi
melakukan "indoktrinasi" kepada jamaahnya bahwa Nabi Muhammad s.a.w.
adalah pendusta. Jika ditemukan sifat dan kisahnya dalam Taurat, mereka harus
memotong dan membakarnya, karena merupakan ayat tambahan yang tidak benar.
BANYAK
AYAT TENTANG KENABIIAN MUHAMMAD
Lelaki Yahudi dari Syam termasuk jamaah sekte
ini, pada Sabtu berikutnya, dia menemukan 8 halaman lagi tentang Nabi s.a.w.
Seperti kejadian sebelumnya dia memotong 8 halaman tersebut dan membakarnya. Pada
sabtu berikutnya, meneliti lagi dan……menemukan hal yang sama, bahkan… terdapat
lagi kisah tentang beberapa sahabat Nabi dalam 12 halaman.
BERUBAH
FIKIRAN
Kali ini dia tidak langsung memotongnya,
tetapi berfikir : "Jika aku selalu memotong bagian ini, bisa jadi Taurat
ini seluruhnya menyebutkan tentang sifat dan keadaan Muhammad..!!". Kemudian
dia datang menemui kawan kawannya dan berkata : "Siapakah Muhammad
ini...?", "Dia pembohong besar yg tinggal di Madinah", kata
salah seorang, "Lebih baik engkau tidak melihatnya dan dia tidak perlu
melihatmu". Tetapi si Yahudi Syam tidak terpengaruh, karena pengaruh
ayat yang dibacanya berulang ulang, bahkan
seakan makin rindu kepada sosok Muhammad.
BERSIKUKUH
MENJUMPAI NABI
Kemudian dia berkata dengan tegas : "Demi
kebenaran Taurat Musa, jangan kalian menghalangi aku untuk mengunjungi Muhammad
!". Dengan tekad begitu kuatnya, teman temannya tak mampu lagi menghalangi
langkahnya untuk menemui Nabi s.a.w. di Madinah.
BERTEMU
SALMAN AL FARISI
Kemudian dia langsung berangkat, beberapa
hari berjalan akhirnya sampai di Madinah.. Orang pertama yang ditemuinya adalah
sahabat Salman al Farisi karena berwajah tampan, mirip ciri yang disebutkan dalam
Taurat, dia bertanya : "Apakah engkau Muhammad...?", Salman menangis
mendapat pertanyaan tersebut, sehingga si Yahudi keheranan, kemudian Salman berkata
: "Saya adalah pesuruhnya". Memang hari itu telah tiga hari Nabi s.a.w.
wafat.
DIANTAR
SALMAN AL FARISI
Kemudian lelaki Yahudi berkata :
"Dimanakah Muhammad ?", Salman berfikir jika berkata jujur bahwa Nabi
s.a.w. wafat, mungkin lelaki ini akan pulang, tetapi jika berkata masih hidup, berarti
dusta. Salman berkata : "Mari kuantar ke sahabat beliau". Sesampai di
Masjid, para sahabat berkumpul dalam keadaan sedih. Di pintu masjid lelaki
Yahudi berseru : "Assalamu'alaika ya Muhammad". Dia mengira Nabi s.a.w.
ada di antara kumpulan para sahabat.
Salah seorang sahabat berkata :
"Wahai orang asing, siapakah engkau ?,
sungguh
engkau membuat sedih hati kami, apakah kamu belum tahu bahwa beliau telah wafat
tiga hari lalu ?".
SEDIH DAN
MENYESAL
Seketika si Yahudi berteriak sedih
: "Betapa sedih hatiku, betapa sia sia perjalananku, andai saja aku tidak
pernah membaca Taurat dan mengkajinya, andai saja dalam membaca dan mengkaji
Taurat aku tidak menemukan ayat ayat yang menyebutkan sifat dan keadaannya,
andai saja aku bertemu dengannya tentu tidak akan sesedih ini keadaanku".
MENANYAKAN
CIRI NABI
Lelaki
Yahudi menangis tersedu, tenggelam dalam kesedihani, kemudian
berkata
: "Apakah Ali disini, tentu dia bisa menyebutkan sifat sifatnya
kepadaku", "Ada", kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat. “Aku
menemukan namamu dalam kitab Taurat bersama Muhammad. tolong ceritakan padaku ciri
ciri beliau !". Ali bin Abi Thalib
berkata : "Rasulullah s.a.w. itu tidak tinggi dan tidak pendek, kepalanya
bulat, dahinya lebar, kedua matanya tajam, kedua alisnya tebal. Bila beliau tertawa,
keluar cahaya dari sela sela giginya, dadanya berbulu, telapak tangannya
berisi, telapak kakinya cekung, lebar langkahnya, di antara dua belikat beliau
ada tanda khatamun Nubuwwah".
MEMBENARKAN
"Engkau benar wahai Ali",
kata lelaki Yahudi, "Seperti itulah ciri ciri Nabi Muhammad yang
disebutkan dalam Kitab Taurat. Apakah masih ada peninggalan baju beliau sehingga aku bisa menciumnya ?",
"Masih", kata Ali, kemudian dia meminta tolong Salman mengambil jubah
Rasulullah s.a.w. yang disimpan Fathimah az Zahrah, kemudian Fathimah
mengeluarkan jubah Rasulullah s.a.w. yang terdapat tujuh tambalan dengan tali
serat kurma dan menyerahkannya kepada Salman, kemudian langsung dibawanya ke
masjid.
Setelah menerima jubah, Ali
menciumnya diiringi haru dan tangis, jubah Rasulullah s.a.w. beredar dari satu
sahabat ke sahabat lainnya, mereka pada menciumnya dan banyak yang menangis,
terakhir jatuh ke tangan lelaki Yahudi.
BERSYAHADAT
Lelaki Yahudi segera mencium dan
mendekap erat jubah Nabi s.a.w. sambil berkata : "Betapa harumnya jubah
ini". Kemudian lelaki Yahudi mendekat ke makam Rasulullah s.a.w. sambil menengadahkan
kepalanya ke langit dan berkata : "Wahai Tuhanku, saya bersaksi bahwa
Engkau adalah Dzat yang Esa, Tunggal dan tempat bergantung, dan saya bersaksi
bahwa orang yang berada di kubur ini adalah Rasul Mu dan kekasih Mu. Saya
membenarkan segala apa yang diajarkan. Wahai Allah, jika Engkau menerima ke Islamanku,
maka cabutlah nyawaku sekarang juga !!!".
KEWAFATAN UNIK
Tak lama kemudian lelaki Yahudi
terkulai jatuh dan meninggal dunia. Ali dan para sahabat lainnya terharu dan
sedih melihatnya. Kemudian para sahabat segera memandikan dan mengurus jenazahnya
dan memakamkannya di pemakaman Baqi'. Walau dia bukan termasuk golongan sahabat,
bahkan dalam keislamannya belum sempat shalat, tetapi kecintaan dan
kerinduannya kepada Nabi s.a.w. membuatnya pantas dimakamkan di pemakaman Baqi',
disandingkan dengan para sahabat lainnya. Allaahu Akbar
KISAH TAULADAN
ABU
BAKAR DAN PENGEMIS BUTA
Seorang pengemis
Yahudi buta setiap hari berada di sudut pasar Kota
Madinah, dia tidak hanya mengemis, juga memprovokasi setiap orang orang yang lewat : “Jangan dekati Muhammad, jauhi dia, dia orang
gila, dia penyihir,
jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya”.
Ironisnya hampir setiap hari dia ditemani seseorang di sampingnya, dengan
lemah lembut dan kasih sayang menyuapinya. Orang
tersebut hanya terdiam saat teriakan makian dan hinaan keluar dari mulutnya.
Pada suatu hari, si pengemis Yahudi buta tidak ditemani lagi oleh sang penyuapnya. Kemudian datang orang lain yang membawakan makanan untuknya dan menawarkan diri untuk menyuapinya, dia adalah sahabat terbaik Rasulullah s.a.w. Abu Bakar
Ash Shiddiq.
Hati dan kepala Abu
Bakar mendidih mendengar sumpah serapah si pengemis buta. Namun Abu Bakar menahan diri dan
berusaha dengan lemah lembut menyuapinya. Namun bukan rasa
terimakasih yang diterimanya, jusru hardikan
keras dan kasar dari sang pengemis, maklum tabiat orang Yahudi !.
“Kau bukan orang yang biasa
memberiku makanan”, hardik
pengemis buta. “Aku orang yang biasa”, sahut Abu Bakar. “Tidak kau bukan orang yang biasa
memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang
dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu
makanan yang akan disuapinya ke mulutku”.
Mendengar bantahan pengemis buta, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya. Air
matanya tumpah tak tertahankan, sambil menangis sesenggukan. Kemudian Abu Bakar
berkata : “Memang aku bukan orang yang biasa menyuapimu, ketahuilah bahwa aku
adalah sahabat orang yang setiap hari menyuapimu, orang yang dulu
menyuapimu telah wafat, aku hanya ingin melanjutkan amalan yang
ditinggalkan orang tersebut”.
Si pengemis terdiam
dan bertanya : “Siapa orang yang
selama ini memberi makan dan menyuapiku ?”. “Ketahuilah
bahwa dia adalah Muhammad,
Rasulullah s.a.w.”, jawab Abu Bakar.
Si pengemis tertegun keheranan karena menyesal, maka saat itu juga dia bersaksi di hadapan Abu
Bakar Ash Shiddiq dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat. Dia memeluk Islam berkat sentuhan dan kelembutan akhlak Rasulullah s.a.w. Subhaanallaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar