Senin, 31 Juli 2017



SEORANG YAHUDI MERINDUKAN NABI

                 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah olah ia sedang mendaki langit……”. (Q.S. Al An’am (6) : 125)
                
Hidayah merupakan hak mutlak Allah, berbagai cara dalam menerima hidayah Nya, diantaranya seorang pemeluk agama Yahudi dari negeri Syam. 

MENEMUKAN TANDA KENABIAN
Dalam agama Yahudi hari Sabtu merupakan hari khusus beribadah, suatu ketika seorang lelaki Yahudi yang tinggal di Syam mengisi kegiatan hari sabtunya mempelajari kitab Taurat menemukan 4 halaman ayat yang menyebutkan sifat dan keadaan Nabi Muhammad s.a.w. yang diramalkan akan turun sebagai penutup para Nabi,  dia memotong 4 halaman dan membakarnya. Saat itu Nabi s.a.w. telah diutus dan tinggal di Madinah.  

PROVOKASI  
Sementara itu, beberapa pendeta Yahudi melakukan "indoktrinasi" kepada jamaahnya bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah pendusta. Jika ditemukan sifat dan kisahnya dalam Taurat, mereka harus memotong dan membakarnya, karena merupakan ayat tambahan yang tidak benar.

BANYAK AYAT TENTANG KENABIIAN MUHAMMAD
Lelaki Yahudi dari Syam termasuk jamaah sekte ini, pada Sabtu berikutnya, dia menemukan 8 halaman lagi tentang Nabi s.a.w. Seperti kejadian sebelumnya dia memotong 8 halaman tersebut dan membakarnya. Pada sabtu berikutnya, meneliti lagi dan……menemukan hal yang sama, bahkan… terdapat lagi kisah tentang beberapa sahabat Nabi dalam 12 halaman.

BERUBAH FIKIRAN
Kali ini dia tidak langsung memotongnya, tetapi berfikir : "Jika aku selalu memotong bagian ini, bisa jadi Taurat ini seluruhnya menyebutkan tentang sifat dan keadaan Muhammad..!!". Kemudian dia datang menemui kawan kawannya dan berkata : "Siapakah Muhammad ini...?", "Dia pembohong besar yg tinggal di Madinah", kata salah seorang, "Lebih baik engkau tidak melihatnya dan dia tidak perlu melihatmu". Tetapi si Yahudi Syam tidak terpengaruh, karena pengaruh ayat  yang dibacanya berulang ulang, bahkan seakan makin rindu kepada sosok Muhammad.            

BERSIKUKUH MENJUMPAI NABI
Kemudian dia berkata dengan tegas : "Demi kebenaran Taurat Musa, jangan kalian menghalangi aku untuk mengunjungi Muhammad !". Dengan tekad begitu kuatnya, teman temannya tak mampu lagi menghalangi langkahnya untuk menemui Nabi s.a.w. di Madinah.

BERTEMU SALMAN AL FARISI            
Kemudian dia langsung berangkat, beberapa hari berjalan akhirnya sampai di Madinah.. Orang pertama yang ditemuinya adalah sahabat Salman al Farisi karena berwajah tampan, mirip ciri yang disebutkan dalam Taurat, dia bertanya : "Apakah engkau Muhammad...?", Salman menangis mendapat pertanyaan tersebut, sehingga si Yahudi keheranan, kemudian Salman berkata : "Saya adalah pesuruhnya". Memang hari itu telah tiga hari Nabi s.a.w. wafat.

DIANTAR SALMAN AL FARISI
Kemudian lelaki Yahudi berkata : "Dimanakah Muhammad ?", Salman berfikir jika berkata jujur bahwa Nabi s.a.w. wafat, mungkin lelaki ini akan pulang, tetapi jika berkata masih hidup, berarti dusta. Salman berkata : "Mari kuantar ke sahabat beliau". Sesampai di Masjid, para sahabat berkumpul dalam keadaan sedih. Di pintu masjid lelaki Yahudi berseru : "Assalamu'alaika ya Muhammad". Dia mengira Nabi s.a.w. ada di antara kumpulan para sahabat.
Salah seorang sahabat berkata : "Wahai orang asing, siapakah engkau ?,           
sungguh engkau membuat sedih hati kami, apakah kamu belum tahu bahwa beliau telah wafat tiga hari lalu ?".

SEDIH DAN MENYESAL
Seketika si Yahudi berteriak sedih : "Betapa sedih hatiku, betapa sia sia perjalananku, andai saja aku tidak pernah membaca Taurat dan mengkajinya, andai saja dalam membaca dan mengkaji Taurat aku tidak menemukan ayat ayat yang menyebutkan sifat dan keadaannya, andai saja aku bertemu dengannya tentu tidak akan sesedih ini keadaanku".

MENANYAKAN CIRI NABI
Lelaki Yahudi menangis tersedu, tenggelam dalam kesedihani, kemudian
berkata : "Apakah Ali disini, tentu dia bisa menyebutkan sifat sifatnya kepadaku", "Ada", kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat. “Aku menemukan namamu dalam kitab Taurat bersama Muhammad. tolong ceritakan padaku ciri  ciri beliau !". Ali bin Abi Thalib berkata : "Rasulullah s.a.w. itu tidak tinggi dan tidak pendek, kepalanya bulat, dahinya lebar, kedua matanya tajam, kedua alisnya tebal. Bila beliau tertawa, keluar cahaya dari sela sela giginya, dadanya berbulu, telapak tangannya berisi, telapak kakinya cekung, lebar langkahnya, di antara dua belikat beliau ada tanda khatamun Nubuwwah".

MEMBENARKAN
"Engkau benar wahai Ali", kata lelaki Yahudi, "Seperti itulah ciri ciri Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Kitab Taurat. Apakah masih ada peninggalan  baju beliau sehingga aku bisa menciumnya ?", "Masih", kata Ali, kemudian dia meminta tolong Salman mengambil jubah Rasulullah s.a.w. yang disimpan Fathimah az Zahrah, kemudian Fathimah mengeluarkan jubah Rasulullah s.a.w. yang terdapat tujuh tambalan dengan tali serat kurma dan menyerahkannya kepada Salman, kemudian langsung dibawanya ke masjid.
Setelah menerima jubah, Ali menciumnya diiringi haru dan tangis, jubah Rasulullah s.a.w. beredar dari satu sahabat ke sahabat lainnya, mereka pada menciumnya dan banyak yang menangis, terakhir jatuh ke tangan lelaki Yahudi.

BERSYAHADAT
Lelaki Yahudi segera mencium dan mendekap erat jubah Nabi s.a.w. sambil  berkata : "Betapa harumnya jubah ini". Kemudian lelaki Yahudi mendekat ke makam Rasulullah s.a.w. sambil menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata : "Wahai Tuhanku, saya bersaksi bahwa Engkau adalah Dzat yang Esa, Tunggal dan tempat bergantung, dan saya bersaksi bahwa orang yang berada di kubur ini adalah Rasul Mu dan kekasih Mu. Saya membenarkan segala apa yang diajarkan. Wahai Allah, jika Engkau menerima ke Islamanku, maka cabutlah nyawaku sekarang juga !!!".

KEWAFATAN UNIK
Tak lama kemudian lelaki Yahudi terkulai jatuh dan meninggal dunia. Ali dan para sahabat lainnya terharu dan sedih melihatnya. Kemudian para sahabat segera memandikan dan mengurus jenazahnya dan memakamkannya di pemakaman Baqi'. Walau dia bukan termasuk golongan sahabat, bahkan dalam keislamannya belum sempat shalat, tetapi kecintaan dan kerinduannya kepada Nabi s.a.w. membuatnya pantas dimakamkan di pemakaman Baqi', disandingkan dengan para sahabat lainnya. Allaahu Akbar


KISAH TAULADAN

ABU BAKAR DAN PENGEMIS BUTA

Seorang pengemis Yahudi buta setiap hari berada di sudut pasar Kota Madinah, dia tidak hanya mengemis, juga memprovokasi setiap orang orang yang lewat : “Jangan dekati Muhammad, jauhi dia, dia orang gila, dia penyihir, jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya”.
Ironisnya hampir setiap hari dia ditemani seseorang di sampingnya, dengan lemah lembut dan kasih sayang menyuapinya. Orang tersebut hanya terdiam saat teriakan makian dan hinaan keluar dari mulutnya.
Pada suatu hari, si pengemis Yahudi buta tidak ditemani lagi oleh sang penyuapnya. Kemudian datang orang lain yang membawakan makanan untuknya dan menawarkan diri untuk menyuapinya, dia adalah  sahabat terbaik Rasulullah s.a.w. Abu Bakar Ash Shiddiq.
Hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengar sumpah serapah si pengemis buta. Namun Abu Bakar menahan diri dan berusaha dengan lemah lembut menyuapinya. Namun bukan rasa terimakasih yang diterimanya, jusru hardikan keras dan kasar dari sang pengemis, maklum tabiat orang Yahudi !.
Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan, hardik  pengemis buta. Aku orang yang biasa, sahut Abu Bakar. Tidak kau bukan orang yang biasa memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.
Mendengar bantahan pengemis buta, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, sambil menangis sesenggukan. Kemudian Abu Bakar berkata : “Memang aku bukan orang yang biasa menyuapimu, ketahuilah bahwa aku adalah sahabat orang yang setiap hari menyuapimu, orang yang dulu menyuapimu telah wafat, aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut”.
Si pengemis terdiam dan bertanya : “Siapa orang yang selama ini  memberi makan dan menyuapiku ?”. “Ketahuilah bahwa dia adalah Muhammad,   
 Rasulullah s.a.w.”, jawab Abu Bakar.
Si pengemis tertegun keheranan karena menyesal, maka saat itu juga dia  bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia memeluk Islam berkat sentuhan dan kelembutan akhlak Rasulullah s.a.w. Subhaanallaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar