Senin, 05 November 2018


GELAR PARA SAHABAT
  
             “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia : "Siapakah yang akan menjadi penolong penolongku untuk (menegakkan agama) Allah ?". Para hawariyyin (sahabat setia) menjawab : "Kamilah penolong penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang orang yang berserah diri”. (Q.S. Ali Imran (3) : 52)

Setiap Nabi / Rasul yang diutus pasti mempunyai musuh, juga sahabat dekat yang setia dan selalu mendampinginya dalam mengembangkan agama yang diembannya.

MEMILIKI CIRI KHUSUS
Demikian pula halnya dengan para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. mereka mencintai, mendampingi dan membela beliau. Mereka juga memiliiki berbagai ciri dan keahlian masing masing, sehingga dengan kekhususan ini beliau sangat jeli dan tanggap.
Berkat kejelian, kecerdasan, kesantunan dan akrabnya Rasulullah s.a.w. kepada para sahabatnya, sampai beliau memberi gelar sebagai penghargaan dan motivasi terhadap para sahabat tercintanya.

PEMBERIAN GELAR
Gelar tidak hanya diberikan oleh beliau saja, bahkan diikuti pula oleh kaum
 muslimin, karena mengikuti jejak beliau dalam menghargai jasa para sahabatnya berdasar kekhususan, keahlian, jasa dan lain lain.                    

SPONTAN
Dalam pemberian gelar tidak memerlukan prosesi khusus, gelar diberikan secara spontan berdasar kejadian atau peristiwa saat itu,.uniknya secara mutawatir gelar langsung diterima dan tersebar luas.

BERBAGAI GELAR
Begitu indahnya refleksi buah bekas ibadah kepada Allah, sehingga sikap menghormati dan menghargai sangat dijunjung tinggi dalam agama. Berikut beberapa gelar yang disematkan kepada para sahabat Rasulullah s.a.w. :

1. AS SHIDDIQ
Merupakan gelar bagi Abu Bakar, gelar “As Shiddiq (orang yg jujur)” disandang Abu Bakar karena ketika Rasulullah s.a.w. usai melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj yang luar biasa hebatnya, maka banyak orang pada mengingkari karena akalnya tidak mampu menerima kehebatan peristiwa Isra’ Mi’raj, namun Abu Bakar dengan spontan justru berkata : “Saya membenarkannya !, bahkan lebih dari itu aku tetap mempercayacainya !”.

2. AL FARUQ
Gelar “Al Faruq  (pembeda antara yg haq dan bathil)”, merupakan gelar Umar bin Khoththob, karena sifat Umar yang tegas dan tepat dalam segala hal tanpa kompromi, tegas dalam membedakan yang benar dan salah.

3. DZUN NUROIN
Gelar Dzun Nuroin (yg punya dua cahaya) ini disandang Usman bin Affan, karena Usman bin Affan telah menikahi 2 putri Rasulullah s.a.w., pertama Ruqayya. Ketika Ruqayyah wafat, ia menikahi saudarinya yakni Ummu Kultsum. Dengan demikian ia disebut dzu nurain.

4. ABU THURAB               
Gelar Abu Thurab (bapak tanah) ini diberikan Nabi s.a.w. ketika Ali bin Abi Thalib mengunjungi Fathimah r.a. kemudian keluar dan berbaring di Masjid. Nabi s.a.w.  bertanya : "Dimanakah anak pamanmu (suamimu) ?", Fatimah menjawab : "Di masjid". Maka beliau keluar dan menemuinya kemudian mendapati mantel milik Ali jatuh dari punggungnya, sehingga punggung Ali kotor terkena debu. Kemudian  beliau membersihkan debu itu dari punggungnya, seraya bersabda dua kali  : "Duduklah engkau wahai Abu Turab", juga bergelar : Karromallohu wajhah (Allah muliakan wajahnya)”.

5.ABUL MASAKIN (AYAH ORANG MISKIN)            
Merupakan gelar Ja'far bin Abi Thalib. Abu Hurairah berkata : "Orang yang paling baik pada orang orang miskin adalah Ja'far bin Abi Thalib". Juga begelar : “As Syahid at thoyyar (orang syahid yg terbang)”.

6.ABUL HUSAM (PEDANG YANG TAJAM)
Gelar bagi Hasan bin Tsabit, karena kefasihannya membuat syair tentang Rasulullah s.a.w. dan kemampuannya meluluh lantakkan kehormatan kaum musyrikin. :Juga bergelar : “Sya'irun Nabi (penyairnya Nabi)”.

7.LUQMAN AL HAKIM (LUQMAN YANG BIJAK)
Merupakan gelar Salman al Farisi. Ali bin Abi Thalib memberikan gelar itu kepadanya. Ali berkata : "Ia adalah seseorang yang datang dan kembali pada kami sebagai ahlul bait. Siapa yang dapat menyerupai Luqman al Hakim ?. Ia telah diberi ilmu yang pertama dan ilmu yang terakhir. Dan ia pun telah membaca kitab yang pertama dan kitab yang terakhir. Ia laksana lautan yang tidak pernah kering". Salman juga bergelar : “Sabiqul fars ilal islam (orang persia pertama yg memeluk islam)”

8.ASADULLAH (SINGA ALLAH) :
Gelar Hamzah bin Abdul Muthalib. Juga Bergelar “sayyidus syuhada' (pemimpin orang2 yg mati syahid)”

9.AL BAHR (LAUTAN ILMU) :
Gelar Abdullah bin Abbas, juga bergelar : “habru hadzihil ummah (tintanya umat ini)”. Dan Turjumanul quran (Ahli tafsir Al Quran)

10.A’LAMUL UMMAH BIL HALAL WAL HARAM
Gelar Muadz bin jabbal, gelar ini bermakna : umat yg paling tahu masalah halal dan haram. Mu'adz bin jabbal juga bergelar : imamul ulama' yaumal qiyamah (pemimpin ulama' pada hari qiamat).

11.JAMI’UL QURAN (PENGUMPUL  AL QURAN)
Merupakan gelar Zaid bin Tsabit.

12.SYAIFULLAH AL MASLUL (PEDANG ALLAH YANG DIHUNUS)
Merupakan gelar Khaild bin walid, karena keberanian dan kepiwaiannya dalam berperang di medan jihad.

13.KHADIM ARRASUL (PELAYAN RASUL) :
Gelar Anas bin Malik. Sejak kecil diserahkan ibunya pada Nabi dan selalu aktif melayaninya, sehingga banyak meriwayatkan hadits, karena sangat tahu seluk beluk kehidupan Nabi s.a.w.

HIKMAH PEMBERIAN GELAR YANG BAIK
Begitu bijaknya Rasulullah s.a.w. dan kaum Muslimin dalam menghargai jasa sahabatnya, sehingga memberikan gelar yang dapat membesarkan hati dan bisa memotifasi sang penerima gelar maupun yang lainnya. Dengan demikian pemberian gelar (julukan) yang baik merupakan tuntunan agama, bukan sebaliknya : “……dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka Itulah orang orang yang zalim”. (Q.S. Al Hujurat (49) : 11)

 KISAH TAULADAN

BANYAK MENANGIS KARENA TAKUT KURANG BEKAL AMALNYA


Imam Tirmidzi lahir di Tirmiz, Uzbekistan sekitar 209210 H. Belajar hadits pada Imam Bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Dawud.
Dikenal sebagai ahli hadits yang mengetahui kelemahan kelemahan para  perawinya.   
Juga sebagai ahli fiqih berwawasan luas, saat Imam Bukhari wafat tidak ada seorang imam pun yang bisa menggantikan posisinya di daerah Khurasan, kecuali Imam Tirmidzi.
Sejak kecil, gemar mencari dan mempelajari hadits sampai mengembara ke Hijaz, Irak, Khurasan, Mekkah dan daerah lainnya.
Sangat tekun mengunjungi ulama ‘ulama besar dan guru guru hadist. Dari para imam dan ulama tersebut, Imam Tirmidzi banyak mendengar menghafal dan mencatat ilmu ilmunya dengan baik.
Para ulama besar mengakui keluasan, kemuliaan ilmu Imam Tirmidzi. Al Hafiz Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban seorang kritikus hadits mengelompokkan Imam Tirmidzi ke dalam kelompok “Siqat”, yaitu orang orang yang dapat dipercayai dan kuat hafalannya.
Abu Ya’la al Khalili dalam kitabnya Ulumul Hadits menerangkan bahwa Imam  Tirmidzi adalah seorang penghafal dan ahli hadits yang sangat baik.
Kitab karyanya : Al Jami’us Sahih dikenal sebagai bukti atas keagungan derajatnya, banyak bacaan dan hafalannya seputar hadits.
Menurut para ulama kitab hadits Imam at Tirmidzi dipandang sebagai kitab keempat dari Kutubussittah setelah Shahih al Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abu Dawud.
Walau sebagai ulama besar namun di usia tua, Imam Tirmidzi sering menangis, karena khawatir akan kekurangan bekal amal untuk menghadap Tuhan Nya, sehingga sampai berakibat kehilangan penglihatan (“Al Dharir”) sampai akhir hayatnya.
Imam Tirmidzi  wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H (8 Oktober 892) di usia 70 tahun.
Begitu tinggi derajatnya walau sebagai seorang ilmuwan hadits, namun beliau tidak merasa tinggi hati, tidak merasa sok suci, sehingga masih merasa kurang bekalnya untuk menghadap Sang Khaliq sehingga beliau sering menangis meratapi dirinya :  “Akankah sudah cukup amalnya guna menghadap Sang Ilahi Rabbi ?”.
Subhaanallah begitu mulianya sikap dan akhlak beliau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar