Senin, 28 Januari 2019



CONGKAKNYA FIRAUN !!!

Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash (28) : 40)
           
Pangkat, jabatan dan kekayaan bisa membuat manusia lupa, sehingga prilakunya lepas kontrol dan membahayakan, demikian pula halnya dengan Firaun. Fir’aun adalah sebutan Raja Mesir, Fir’aun yang sezaman dengan Nabi Musa a.s. merupakan Raja kejam dan bengis. Lantaran kesombongannya, sampai berlaku sewenang wenang : “Dan sungguh, Fir‘aun itu benar benar telah berbuat sewenang wenang di bumi”. (Q.S. Yunus (10) : 83). 

MENGAKU TUHAN !
Karena sombong dan kesewenangannya sampai mengaku sebagai Tuhan : "Hai pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku…”. Bahkan karena kesombongannya sampai memerintah Haman sang arsitek untuk membuat bangunanan tinggi (pyramid) yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, agar dapat naik keatasnya untuk melihat Tuhan !!!.

INGIN MELIHAT TUHAN
“Dan berkata Fir'aun : "Hai pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi (pyramid), agar aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia (Musa) termasuk orang orang pendusta". (Q.S. Al Qashas (28) : 38)

MIMPI
As Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud dari sejumlah shahabat, suatu ketika Fir’aun bermimpi seakan akan api datang dari arah Baitul Maqdis, lalu membakar rumah rumah Mesir dan seluruh kaum Qibthi. Namun api tersebut tidak membahayakan Bani Israil. Saat bangun Fir’aun merasa takut. Kemudian mengumpulkan seluruh paranormal dan tukang sihir guna  menerangkan makna mimpinya, mereka berkata : “Akan lahir seorang bayi laki dari kalangan mereka (Bani Israil), ia akan menghancurkan penduduk Mesir”. Karena itulah Fir’aun memerintah membunuh bayi laki laki dan membiarkan hidup yang perempuan”.
Ada pula yang mengatakan Firaun mimpi seorang bayi laki laki naik ketempat tidurnya kemudian memakai mahkotanya. Karena ketakutan Firaun memanggil ahli takwil mimpi yang mengatakan bahwa akan ada anak laki laki bani israil akan menghancurkan kekuasaannya.  

MEMBUNUH BAYI LAKI LAKI
Karena ketakutan kedudukannya terancam, Firaun merencanakan membunuh setiap bayi laki laki yang lahir dari bani israil. “Berkatalah pembesar pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun) : "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta Tuhan Tuhanmu ?". Fir'aun menjawab : "Akan kita bunuh anak anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (Q.S. Al A’raaf (7) : 127). Begitu sadisnya Firaun sehingga tega membunuh setiap bayi laki yang lahir.

SKENARIO ALLAH MEMBATALKAN RENCANANYA
 Namun skenario Allah lebih canggih, guna menyelamatkan bayi (Musa) justru dengan cara mengilhamkan kepada ibu Musa agar menghanyutkan bayinya (Musa) ke sungai Nil.

DIHANYUTKAN
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa : "Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil) dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”. (Q.S. Al Qashash  28) : 7)                                                                                                              
DIPUNGUT KELUARGA FIRAUN
Disini nampak ke Kuasaan dan ke Besaran Allah, dimana semula rencana
Firaun setiap bayi laki yang lahir harus dibunuh, justru ternyata bayi Musa dipungut dan dipeliharanya, Allaahu Akbar. “Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka…..”. (Q.S. Al Qashash (28) : 8)

DIPELIHARA
Dengan tidak disadari Firaun, justru bayi Musa menjadi daya tarik istri Firaun, sehingga diambil menjadi anak, bahkan Firaun dilarang membunuhnya. “Dan berkatalah isteri Fir'aun : "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu janganlah kamu membunuhnya, mudah mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari”. (Q.S. Al Qashash (28) : 9)

DIPANTAU KAKAKNYA
Karena kekhawatiran ibu Musa, keberadaan bayi Musa selalu diikuti dan dipantau secara rahasia oleh kakak Musa, agar tidak diketahui. “Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan : "Ikutilah dia !". Maka kelihatanlah olehnya (bayi) Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”. (Q.S. Al Qashash (28) : 11)

AGAR TETAP DISUSUI IBUNYA
Begitu canggih rencana Allah, sehingga untuk menyusui bayi kakak Musa menawarkan adanya seorang ibu yang bisa menyusuinya. “Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa : "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya ?". (Q.S. Al Qashash (28) : 12)

DISUSUI IBUNYA
Akhirnya ibu Musa diterima menjadi penyusu bayi Musa, dengan demikian ibu Musa bisa berkumpul kembali dengan bayinya, sebagaimana janji Allah : “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S. Al Qashash (28) : 13)              

DITENGGELAMKAN
Ketika dewasa Nabi Musa a.s. dan Harun berda’wah kepada Firaun, namun ditolak karena kesobongannya,  ketika Nabi Musa dikejar sampai ditepi laut Merah N. Musa diperintah memukulkan tongkatnya  sehingga laut merah terbelah, N. Musa dan kaumnya menyeberang dengan selamat. Tetapi Firaun dan pasukannya ketika mengejar ditenggelamkan : “Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash (28) : 40)          

JASADNYA DISELAMTKAN ALLAH
Guna membuktikan kebenaran, jasad Firaun diselamatkan sebagai pelajaran bagi umat sesudahnya. “Maka pada hari ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92).

KISAH TAULADAN
JASAD FIRAUN DISELAMATKAN
Profesor Maurice Bucaille ilmuwan Perancis memimpin penelitian mumi Firaun, ternyata ditemukan bahwa pada mumi terdapat butiran garam, ini membuktikan bahwa jasad Firaun diambil dari laut kemudian diawetkan.
Yang menakjubkan Profesor Maurice Bucaille bagaimana tubuh mumi ini lebih awet dibanding mumi lainnya. meskipun diambil dari laut.
Professor Maurice yang menelitian mumi Firaun, berfikir bagaimana mungkin sebuah kitab 1400 tahun yang lalu berbicara tentang mumi yang baru ditemukan 200 tahun lalu, yakni pada tahun 1898. Kemudian terus merenungi kitab Al Quran, sementara Kitab Sucinya meriwayatkan hanya pada saat Firaun  tenggelam tanpa menjelaskan tentang keadaan tubuhnya. "Apakah mungkin bahwa mumi di depan saya ini adalah orang yang mengejar Musa ?. Apakah mungkin bahwa Muhammad tahu kejadian 1400 tahun yang lalu ?!".
Professor Maurice terus merenung sampai mereka membawakan Perjanjian Lama, di mana dia membaca : "laut menenggelamkan Firaun dan tentaranya, tidak ada orang lain yang dibiarkan hidup". Dia terkejut bahwa Kitab Sucinya yang dimiliki tidak menjelaskan tentang nasib jasad Fir’aun.
Kemudian para ilmuan Prancis kembali lagi ke Mesir, tetapi Profesor Maurice tetap gelisah karena  selalu teringat dengan orang orang Muslim yang lebih mengetahui tentang keamanan jasad mumi. Kemudian dia melakukan perjalanan guna menemui para ilmuwan Muslim, untuk membicarakan tentang  “keselamatan jasad Fir’aun”. Seorang ilmuwan Muslim kemudian membuka Quran dan menunjukkan ke Profesor. “Maka pada hari ini Kami selamatkan tubuhmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya banyak di antara manusia yang lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92).  
Setelah memahami ayat ayat tersebut, bergetarlah hati Profesor, kemudian berdiri di depan orang banyak sambil berkata lantang : “Sesungguhnya aku masuk Islam dan beriman dengan al Quran ini”. Kemudian dia bergegas kembali ke Prancis, dengan wajah berbeda dari sebelum menghadiri seminar.  
Setelah di Prancis aktif mendalami Islam, menyelidiki temuan temuan ilmiah dan membandingkannya dengan Al Quran. Namun  yang didapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah : "Yang tidak datang kepada Al Quran kebatilan baik dari belakang maupun dari depannya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi terpuji". (Q.S. Fush Shilat (41) : 42). Subhaanallah.




Senin, 21 Januari 2019




KASIH SAYANG DAN KELEMAH LEMBUTAN

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
(Q.S. Al Anbiya (21) : 107)

Hawa nafsu merupakan perlengkapan jiwa manusia dalam mencintai harta, agar manusia bisa melengkap kebutuhannya. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diingini, yaitu wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga)”. (Q.S. Ali Imran (3) : 14)        
Namun bila diumbar sangat berbahaya, karena kekerasan, kekasaran, kedzaliman, akan mendominasi tingkah lakunya. Sehingga sangat merugikan siapa saja.     
Berkat didikan agama, kita jadi tahu cara mengendalikan jiwa, sehingga tidak berbuat semaunya.  “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (Q.S. Asy Syams (91) : 8).

AKHLAK SEBAGAI LANDASAN
Oleh karena itu dalam menyebarkan agama Nabi dibekali dengan akhlak mulia. “Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” (Al Qalam : 4).             
Dengan akhlak manusia bisa berfikir dan merasakan dengan nurani dan jernih, beda dengan bila dengan kekasaran, berakibat menimbulkan keterpaksaan, keonaran dan sebagainya.   

LEMAH LEMBUT
Dengan sikap lemah lembut merupakan daya perekat dan pemikat agar dapat nyambung kepada lawan bicaranya. “Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”. (Ali Imran (3) : 159). Dengan demikian sangat keliru bila ada yang berkata bahwa : “Agama islam disebarkan dengan pedang (peperangan)”.

BELAS KASIH DAN PENYAYANG
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang orang mu’min”. (Q.S. At Taubah (9) : 128)

DIDZALIMI
Ketika Nabi berda’wah ke Thoif beliau dihujat, dihina, bahkan dilempari batu sampai berdadarah darah, namun karena kesabaran dan kelembutan beliau tidak membalasnya. Sampai Malaikat Jibril menawarkan : “Apakah perlu saya sampaikan kepada para Malaikat penjaga bukit agar mereka menimpakan bukit kepada mereka ?”, justru Nabi menolak bahkan dengan lembutnya membalas dengan berdo’a : “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku karena mereka belum mengerti”.

MUDAHKAN JANGAN DIPERSULIT
Terkadang lantaran demi mengejar urusan dunia, sampai tega mempersulit urusan, sehingga orang pada kesulitan, ee ujung ujungnya ….”Pak bisa saya bantu ?, agar terselaikan urusan”. Akhirnya berujung minta uang.
Dari Anas bin Malik r.a. Nabi bersabda : “Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”. (H.R. Bukhari dan Muslim)  
Suatu saat seorang badui kencing di masjid lantaran tidak mengerti, para sahabat pada emosi, tetapi justru Nabi dengan santunnya memerintah para sahabat agar menyiram bekas air kencingnya. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid. “Biarkanlah dia !, tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”. (H.R. Bukhari).
Apa yang terjadi ?, dengan kesantunan Nabi ini akhirnya dia memeluk Islam.

ALLAH CINTA KELEMBUTAN 
Banyak yang tidak memahami bahwa Kelembutan merupakan sifat Allah, dengan sifat ini pula Allah menyukai kelembutan pula. Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Wahai  Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”. (H.R. Bukhari)

PERINTAH ALLAH TERHADAP N. MUSA DAN HARUN
Bertutur kata lemah lembut pernah diperintahkan juga oleh Allah kepada Nabi Musa dan Harun dalam mendakwahi Fir’aun yang dzalim dan sombong : “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata kata yang lembut, mudah mudahan ia mau ingat atau takut”. (Q.S. Thaha (20) : 43-44)

KELEMBUTAN ITU INDAH
Kelembutan merupakan sesuatu yang menarik dan indah, dengan kelembutan akan nyambung kedalam akal dan budi nurani, sehingga yang disampaikan akan enak difahami dan diterima. Dari Aisyah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Sungguh segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”. (H.R. Muslim)
Demikian pula sebaliknya bila sesuatu disampaikan dengan kasar, jauh dari kelembutan yang terjadi justru ketidak baikan. Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi bersabda : “Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”. (H.R. Muslim)

RENDAH HATI (TAWADHDHU’)
Sikap rendah hati sangat simpatik dan menarik, bukan sombong atau tinggi hati, karena dengan rendah hati akan nyaman dan enak dirasakan. Dan berendah dirilah kamu terhadap orang orang yang beriman”. (QS. Al Hijr (15) : 88)

KEUTAMAAN BERKATA BAIK :
Begitu tinggi dan mulia berkata baik sampai memiliki keutamaan keutamaan :

1.MENJADI SHODAQAH
Dari Abu Hurairah, Nabi s.a..w. bersabda : Tutur kata yang baik adalah sedekah”. (H.R. Ahmad)

2.MEMPERERAT PERTEMANAN
Tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (QS. Fushilat (41) : 34-35).  

3.MENDAPAT AMPUNAN
Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah s.a.w. : Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam syurga”. Beliau bersabda : Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik”. (H.R. Thabrani)

4.DIKARUNIAI SYURGA
Dari ‘Ali Nabi s.a.w. bersabda : “Di syurga terdapat kamar kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar”. Kemudian seorang Arab Badui bertanya : “Kamar kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda : Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa dan rajin shalat malam karena Allah ketika manusia sedang terlelap tidur”. (H.R. Tirmidzi dan Ahmad). Syaikh Al Albani mengatakan hadits hasan.

5.MENYELAMATKAN DARI SIKSA NERAKA
Dari ‘Adi bin Hatim, Rasulullah s.a.w. bersabda : Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik”.  (H.R. Bukhari dan Muslim).          
Semoga Allah melimpahkan hidayah Nya, agar kita bisa menghiasi prilaku kita dengan tutur kata dan sikap yang santun (baik).


KISAH TAULADAN
AKHLAK RASULULLAH

Begitu tinggi akhlak Rasulullah s.a.w. sehingga dalam berdakwah selalu dengan kelembutan, kehalusan, bukan dengan emosi. Sehingga dengan sikap lembut inilah sikap dan dakwahnya menyentuh hati, sehingga banyak yang menerima ajakannya kedalam agama Islam.
Ketika Rasulullah s.a.w. duduk bersama para sahabat, seorang pendeta Yahudi Zaid bin Sa'nah masuk menerobos shaf, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras dan berkata kasar : "Bayar utangmu wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang orang yang selalu mengulur ulur pembayaran hutang".
Umar bin Khattab r.a. langsung berdiri dan menghunus pedangnya : "Wahai Rasulullah izinkan aku menebas batang lehernya".
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Bukan berprilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan prilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar hutang dengan baik".
Tiba tiba pendeta Yahudi berkata : "Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih hutang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu. Tetapi aku telah membaca sifat sifatmu dalam Kitab Taurat.
Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum kucoba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang.
Oleh sebab itu aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau Muhammad adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim yang miskin".
Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah hendak berbaiat untuk hijrah. Ia berkata kepada Rasulullah : “Saya datang hendak berbaiat pada Anda untuk hijrah. Bahkan kedua orang tua telah saya tinggalkan menangis”.
Rasulullah tidak berbicara keras atau mencela perbuatannya. Beliau bersabda dengan ramahnya : “Pulanglah dulu kepada kedua orang tuamu. Buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis”.
Seorang pemuda mendatangi Rasulullah minta izin berzina. Orang orang pada mengerumuni dan mencelanya. Maka Rasulullah s.a.w.. justru menyuruh orang orang membiarkan pemuda tersebut,  kemudian beliau bersabda :  “Mendekatlah padaku”.  
Setelah mendekat, Rasulullah s.a.w. mengajaknya berdialog dan berpikir.  
Rasulullah bertanya : “Apakah ia rela bila zina tersebut menimpa ibumu, anak perempuanmu, saudarimu, ataupun bibimu ?. Mendengar pertanyaan Rasulullah s.a.w., lelaki tersebut sadar.
Kemudian Rasulullah s.a.w. mendoakannya, semenjak itu hilang keinginannya untuk berzina.



KEGIGIHAN SALMAN AL FARISI MENCARI KEBENARAN


“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah olah ia sedang mendaki langit…..”.  (Q.S. Al An’am (6) : 125)
          
Berbagai kisah unik terjadi pada sahabat Nabi, diantaranya Salman Al Farisi, kisah perjalanannya  disampaikan kepada Abdullah bin Abbas.
Abdullah bin Abbas r.a. berkata :Salman al Farisi bercerita kepadaku. dia berkata : Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, warga desa Jai. Ayahku tokoh masyarakat, ahli pertanian. Karena sayangnya aku tidak boleh keluar rumah, aku diminta selalu berada di samping perapian bagai seorang budak.

MENJAGA API
Aku beragama Majusi, sebagai penjaga api bertanggung jawab nyalanya api agar tidak padam. Ketika aku menuju tanah ayahku karena perintahnya.

TERPESONA AGAMA NASRANI
Dalam perjalanan melewati gereja Nasrani, aku masuk ke dalamnya. Demi Allah aku disitu sampai matahari terbenam. Aku tidak jadi ke tanah ayahku. Aku bertanya : “Dari mana asal agama ini ?”, mereka menjawab : “Dari Syam (Syiria)”.

DIPENJARA
Ayahku berkata : “Wahai anakku tidak ada kebaikan dalam agama itu. Agama kita lebih bagus dari agama itu”. Aku membantah : Demi Allah agama itu lebih bagus”. Karena ayahku khawatir kakiku dirantai dan dipenjara dalam rumah.  
Suatu hari rombongan orang Nasrani menemuiku, kusampaikan kepadanya : “Jika ada rombongan Syiria pedagang Nasrani beri khabar aku !”.  

1.IKUT KE SYIRIA
Ketika akan pulang ke negrinya, mereka memberitahuku kemudian rantai kulepas, aku pergi bersama mereka. Sesampainya di Syiria, aku bertanya : Siapakah orang ahli agama di sini ?”. Mereka menjawab : “Uskup (pendeta) yang tinggal di gereja”. Kemudian aku menemui dan berkata : “Aku mencintai agamamu, aku ingin tinggal denganmu, agar dapat belajar dan sholat bersamamu.

JAHAT
Aku tinggal bersamanya, namun ternyata pendeta itu jahat, dia menyuruh sedekah, ia menyimpannya untuk dirinyai, tidak diberikan kepada orang miskin, sehingga terkumpul 7 peti emas dan perak. Ketika meninggal orang orang akan memakamkan, kusampaikan : “Sebenarnya pendeta ini buruk, menganjurkan bersedekah. Tetapi dia menyimpannya, tidak diberikan kepada orang miskin”.

DISALIB DILEMPARI BATU
Kemudian mereka mengeluarkan 7 peti emas dan perak. Setelah menyaksikan mereka berkata : Demi Allah selamanya kami tidak akan menguburnya”. Kemudian mereka menyalib dan melemparinya dengan batu.

DIGANTI ORANG SHOLIH
Kemudian mereka mengangkat penggantinya. Aku melihat dia mengerjakan shalat lima waktu (karena masih berpegang pada syariat nabi Isa), sangat zuhud,  selalu beribadah siang malam, aku tinggal bersamanya beberapa waktu.

MINTA WASIAT
Menjelang kematiannya aku berkata : “Wahai Fulan kepada siapa kau wasiatkan kepadaku ?”. Dia berkata : “Wahai anakku orang orang yang kukenal telah wafat dan masyarakat mengganti ajaran yang benar dan meninggalkannya sebagiannya, kecuali seorang yang tinggal di Mosul (Irak) yakni Fulan, dia memegang keyakinan seperti aku ini temuilah dia !”.

2.KE MOSUL
Tatkala wafat aku berangkat menemuinya di Mosul, aku berkata : “Wahai Fulan sesungguhnya si Fulan mewasiatkan kepadaku agar menemuimu, dia memberitahuku bahwa engkau memiliki keyakinan sebagaimana dia”. Dia berkata : “Silahkan tinggal bersamaku”. Aku hidup bersamanya ia sangat baik.  
Ketika menjelang wafat, aku bertanya : “Wahai Fulan ketika itu si Fulan mewasiatkan aku kepadamu dan agar aku menemuimu, kini taqdir Allah berlaku atasmu, karena itu kepada siapakah aku engkau wasiatkan kepadaku
?”.. Dia berkata : “Wahai anakku demi Allah, tak ada seorangpun seperti aku kecuali seorang di Nashibin (kota di Aljazair) yakni Fulan. Temuilah ia !”.

3.KE NASHIBIN (ALJAZAIR)
Setelah beliau wafat, aku menemui seseorang di Nashibin. Setelah  bertemu aku menceritakan yang di perintahkan si Fulan. Orang itu berkata : Silahkan tinggal bersamaku”. Aku  hidup bersamanya, aku dapati ia seperti si Fulan, seorang yang sangat baik.
Menjelang kematiannya aku berkata : “Wahai Fulan ketika itu si Fulan me
wasiatkan aku kepada Fulan, dan kemarin Fulan mewasiatkan aku kepadamu ?. Sepeninggalmu nanti, kepada siapakah aku kau wasiatkan dan perintahkan ?. Dia berkata : “Wahai anakku, demi Allah tidak ada seorangpun yang ku kenal sehingga aku perintahkan kamu untuk mendatanginya kecuali seseorang yang tinggal di Amuria (kota di Romawi). Orang itu menganut keyakinan sebagaimana yang kita anut silahkan mendatanginya.

4.KE AMURIA (KOTA ROMAWI)
Setelah wafat aku ke Amuria, ku ceritakan perihalku kepadanya. Dia berkata : “Silahkan tinggal bersamaku”. Di tempat itu aku bekerja, sampai  memiliki beberapa ekor sapi dan kambing. Aku berkata : “Wahai Fulan, selama ini aku hidup bersama si Fulan, kemudian dia mewasiatkan untuk menemui Si Fulan, kemudian Si Fulan juga mewasiatkan aku agar menemui Fulan, kemudian Fulan mewasiatkan aku untuk menemuimu, sekarang kepada siapakah aku kau wasiatkan ?, dan apa perintahmu kepadaku ?”.

DIPERINTAH MENEMUI NABI MUHAMMAD
Dia berkata : “Wahai anakku, demi Allah hampir tiba waktunya muncul seorang Nabi, dia diutus membawa ajaran Nabi Ibrahim. Nabi itu akan diusir dari suatu tempat di Arab kemudian berhijrah ke daerah antara dua perbukitan. Di antara dua bukit itu tumbuh pohon pohon kurma. Pada dirinya terdapat tanda yang tidak dapat disembunyikan, dia mau makan hadiah tetapi tidak mau menerima sedekah, di antara kedua bahunya terdapat tanda cincin kenabian. Jika engkau bisa berangkatlah ke sana !”.

5.NUMPANG KETANAH  ARAB
Kemudian dia wafat, pada suatu hari lewat rombongan pedagang dari Kalb,  aku berkata kepada mereka : “Bisakah kalian membawaku ke tanah Arab dengan imbalan sapi dan kambing kambingku ?”, merekapun mengizinkan.

DIJUAL KE ORANG YAHUDI
Kemudian mereka membawaku, namun ketika di Wadil Qura, mereka menjualku sebagai budak ke seorang Yahudi. Aku tinggal di tempat orang Yahudi, aku melihat pohon pohon kurma, aku berharap semoga daerah ini sebagaimana disebutkan si Fulan kepadaku, namun aku belum hidup bebas.

5.DI MADINAH
Kemudian keponakannya datang dari Madinah. Ia membeli dan membawa
ku ke Madinah. Setiba aku di Madinah, Allah mengutus Rasul Nya, dia tinggal di Makkah beberapa lama, kemudian Rasul itu hijrah ke Madinah”. (H.R. Ahmad, Ath Thabrani dan Al Baihaqi)
Begitu gigihnya Salman dalam mencari kebenaran, sehingga dengan berbekal informasi dari pendeta yang terakhir ditemui di Amuria (Romawi), dia  mencari Nabi Muhammad di Madinah dan sempat membuktikan tanda tanda ke Nabiannya, sehingga sampai menyatakan ke Islamannya.
Karena berasal dari Persia, sehingga nama asalnya melekat erat di belakangnya sehingga terkenal dengan panggilan : Salman Al Farisi (Salman dari Persia).

KISAH TUALDAN
SALMAN MEMBUKTIKAN TANDA KENABIAN

Demi Allah, ketika aku berada di puncak pohon kurma majikanku, seorang keponakannya datang kemudian berkata : “Fulan Celaka Bani Qailah (suku Aus dan Khazraj). Mereka kini sedang berkumpul di Quba’ menyambut seorang dari Makkah pada hari ini, mereka percaya bahwa orang itu Nabi”.
Kemudian aku turun dari pohon bertanya kepada keponakannya : “Apa tadi yang engkau katakan ?”. Majikanku marah, dia memukulku kemudian berkata : “Apa urusanmu lanjutkan pekerjaanmu !”.  Aku menjawab : “Aku hanya ingin mencari kejelasan. Padahal sebenarnya saya telah memiliki informasi tentang kedatangan dan diutusnya seorang Nabi itu”.
Pada sore hari, aku membawa bekal kemudian menemui Rasulullah s.a.w., ketika itu beliau sedang di Quba, lalu aku menemui sambil berkata : “Telah sampai kepadaku kabar bahwasanya engkau adalah seorang yang shalih, aku membawa sedikit sedekah”.
Kemudian kuserahkan sedekah tersebut, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda kepada para sahabat : “Silahkan kalian makan”, sementara beliau tidak memakannya. Aku berkata : Ini satu tanda kenabiannya. Kemudian aku pulang untuk mengumpulkan sesuatu.
Kemudian Rasulullah s.a.w. pindah ke Madinah. Pada suatu hari aku mendatangi beliau sambil berkata : “Aku memperhatikanmu tidak memakan pemberian berupa sedekah, sedangkan ini merupakan hadiah sebagai penghormatanku kepadamu”.
Kemudian Rasulullah menikmati sebagian hadiah dan memerintahkan para sahabat untuk memakannya, aku berkata dalam hati : “Inilah tanda kenabian yang kedua”.
Selanjutnya aku menemui beliau s.a.w. saat beliau berada di kuburan Baqi’ al Gharqad, beliau mengenakan dua lembar kain sedang duduk di antara para sahabat.
Kemudian aku berputar memperhatikan punggung beliau, guna melihat cincin yang disebutkan Si Fulan kepadaku.
Saat Rasulullah s.a.w. melihatku, beliau melepas kain selendangnya, aku berhasil melihat tanda cincin kenabian, aku yakin bahwa beliau adalah seorang Nabi.
Maka aku telungkup di hadapan beliau dan memeluknya sambil menangis. (H.R. Ahmad, ath Thabrani, al Baihaqi)