CONGKAKNYA FIRAUN !!!
“Maka Kami hukumlah
Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah
bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash (28) : 40)
Pangkat, jabatan dan kekayaan bisa
membuat manusia lupa, sehingga prilakunya lepas kontrol dan membahayakan,
demikian pula halnya dengan Firaun. Fir’aun
adalah sebutan Raja Mesir, Fir’aun yang sezaman dengan Nabi Musa a.s. merupakan Raja
kejam dan bengis. Lantaran kesombongannya, sampai berlaku
sewenang wenang : “Dan sungguh, Fir‘aun itu benar benar telah berbuat sewenang wenang di bumi”. (Q.S. Yunus (10) : 83).
MENGAKU TUHAN !
Karena
sombong dan kesewenangannya sampai mengaku sebagai Tuhan : "Hai
pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku…”. Bahkan
karena kesombongannya sampai memerintah Haman sang arsitek untuk membuat
bangunanan tinggi (pyramid) yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, agar
dapat naik keatasnya untuk melihat Tuhan !!!.
INGIN MELIHAT
TUHAN
“Dan berkata Fir'aun
:
"Hai pembesar kaumku aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku.
Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan
yang tinggi (pyramid), agar aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan
sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia (Musa) termasuk orang orang
pendusta". (Q.S.
Al Qashas (28) : 38)
MIMPI
As
Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik, dari Ibnu Abbas, dari Murrah,
dari Ibnu Mas’ud dari sejumlah shahabat, suatu ketika Fir’aun bermimpi seakan
akan api datang dari arah Baitul Maqdis, lalu membakar rumah rumah Mesir dan
seluruh kaum Qibthi. Namun api tersebut tidak membahayakan Bani Israil. Saat
bangun Fir’aun merasa takut. Kemudian mengumpulkan seluruh paranormal dan
tukang sihir guna menerangkan makna mimpinya,
mereka berkata : “Akan lahir seorang bayi laki dari kalangan mereka (Bani
Israil), ia akan menghancurkan penduduk Mesir”. Karena itulah Fir’aun memerintah membunuh bayi laki laki dan membiarkan
hidup yang perempuan”.
Ada pula yang mengatakan Firaun mimpi seorang bayi laki laki naik ketempat
tidurnya kemudian memakai mahkotanya. Karena ketakutan Firaun memanggil ahli takwil
mimpi yang mengatakan bahwa akan ada anak laki laki bani israil akan
menghancurkan kekuasaannya.
MEMBUNUH BAYI LAKI LAKI
Karena
ketakutan kedudukannya terancam, Firaun merencanakan membunuh setiap bayi laki laki
yang lahir dari bani israil. “Berkatalah pembesar pembesar dari kaum Fir'aun
(kepada Fir'aun) : "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat
kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta Tuhan Tuhanmu
?". Fir'aun menjawab : "Akan kita bunuh anak anak lelaki mereka dan
kita biarkan hidup perempuan perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa
penuh di atas mereka". (Q.S. Al A’raaf (7) : 127). Begitu sadisnya Firaun sehingga tega membunuh setiap
bayi laki yang lahir.
SKENARIO ALLAH MEMBATALKAN RENCANANYA
Namun skenario Allah lebih
canggih, guna menyelamatkan bayi (Musa) justru dengan cara mengilhamkan kepada
ibu Musa agar menghanyutkan bayinya (Musa) ke sungai Nil.
DIHANYUTKAN
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa :
"Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia
ke sungai (Nil) dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati,
karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”.
(Q.S. Al Qashash 28) : 7)
DIPUNGUT
KELUARGA FIRAUN
Disini nampak ke Kuasaan dan ke Besaran Allah,
dimana semula rencana
Firaun
setiap bayi laki yang lahir harus dibunuh, justru ternyata bayi Musa dipungut
dan dipeliharanya, Allaahu Akbar. “Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun
yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka…..”. (Q.S. Al
Qashash (28) : 8)
DIPELIHARA
Dengan tidak disadari Firaun, justru bayi Musa
menjadi daya tarik istri Firaun, sehingga diambil menjadi anak, bahkan Firaun
dilarang membunuhnya. “Dan
berkatalah isteri Fir'aun : "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan
bagimu janganlah kamu membunuhnya, mudah mudahan ia bermanfaat kepada kita atau
kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari”. (Q.S. Al
Qashash (28) : 9)
DIPANTAU
KAKAKNYA
Karena kekhawatiran ibu Musa, keberadaan bayi Musa
selalu diikuti dan dipantau secara rahasia oleh kakak Musa, agar tidak
diketahui. “Dan berkatalah ibu Musa
kepada saudara Musa yang perempuan : "Ikutilah dia !". Maka
kelihatanlah olehnya (bayi) Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”.
(Q.S. Al Qashash (28) : 11)
AGAR
TETAP DISUSUI IBUNYA
Begitu canggih rencana Allah, sehingga untuk
menyusui bayi kakak Musa menawarkan adanya seorang ibu yang bisa menyusuinya. “Dan
Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan perempuan yang mau menyusui(nya)
sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa : "Maukah kamu aku tunjukkan
kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku
baik kepadanya ?". (Q.S. Al Qashash (28) : 12)
DISUSUI
IBUNYA
Akhirnya ibu Musa diterima menjadi penyusu bayi
Musa, dengan demikian ibu Musa bisa berkumpul kembali dengan bayinya,
sebagaimana janji Allah : “Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya
senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji
Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S.
Al Qashash (28) : 13)
DITENGGELAMKAN
Ketika dewasa Nabi Musa a.s. dan
Harun berda’wah kepada Firaun, namun ditolak karena kesobongannya, ketika Nabi Musa dikejar sampai ditepi laut
Merah N.
Musa diperintah memukulkan tongkatnya
sehingga laut merah terbelah, N. Musa dan kaumnya menyeberang dengan
selamat. Tetapi Firaun dan pasukannya ketika mengejar ditenggelamkan : “Maka
Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam
laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim”. (Q.S. Al Qashash
(28) : 40)
JASADNYA
DISELAMTKAN ALLAH
Guna membuktikan kebenaran, jasad
Firaun diselamatkan sebagai pelajaran bagi umat sesudahnya. “Maka pada hari
ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang
yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda
tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92).
KISAH TAULADAN
JASAD FIRAUN DISELAMATKAN
Profesor Maurice
Bucaille ilmuwan Perancis memimpin penelitian mumi Firaun, ternyata ditemukan bahwa
pada mumi terdapat butiran garam, ini membuktikan bahwa jasad Firaun diambil
dari laut kemudian diawetkan.
Yang menakjubkan Profesor
Maurice Bucaille bagaimana tubuh mumi ini lebih awet dibanding mumi lainnya.
meskipun diambil dari laut.
Professor Maurice yang menelitian mumi
Firaun, berfikir bagaimana mungkin sebuah kitab 1400 tahun yang lalu berbicara
tentang mumi yang baru ditemukan 200 tahun lalu, yakni pada tahun 1898. Kemudian
terus merenungi kitab Al Quran, sementara Kitab Sucinya meriwayatkan hanya pada
saat Firaun tenggelam tanpa menjelaskan tentang keadaan tubuhnya. "Apakah
mungkin bahwa mumi di depan saya ini adalah orang yang mengejar Musa ?. Apakah
mungkin bahwa Muhammad tahu kejadian 1400 tahun yang lalu ?!".
Professor
Maurice terus merenung sampai mereka membawakan Perjanjian Lama, di mana dia
membaca : "laut menenggelamkan Firaun dan tentaranya, tidak ada orang
lain yang dibiarkan hidup". Dia terkejut bahwa Kitab Sucinya yang dimiliki
tidak menjelaskan tentang nasib jasad Fir’aun.
Kemudian para ilmuan
Prancis kembali lagi ke Mesir, tetapi Profesor Maurice tetap gelisah
karena selalu teringat dengan orang
orang Muslim yang lebih mengetahui tentang keamanan jasad mumi. Kemudian
dia melakukan perjalanan guna menemui para ilmuwan Muslim, untuk membicarakan
tentang “keselamatan jasad Fir’aun”. Seorang
ilmuwan Muslim kemudian membuka Quran dan menunjukkan ke Profesor. “Maka
pada hari ini Kami selamatkan tubuhmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya banyak di antara
manusia yang lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. (Q.S. Yunus (10) : 92).
Setelah memahami ayat ayat tersebut, bergetarlah hati Profesor, kemudian
berdiri di depan orang banyak sambil berkata lantang : “Sesungguhnya aku masuk Islam
dan beriman dengan al Quran ini”. Kemudian dia bergegas kembali ke Prancis, dengan
wajah berbeda dari sebelum menghadiri seminar.
Setelah
di Prancis aktif mendalami Islam, menyelidiki temuan temuan ilmiah dan
membandingkannya dengan Al Quran. Namun yang didapati selalu berakhir sebagaimana
Firman Allah : "Yang tidak datang kepada Al Quran kebatilan baik dari
belakang maupun dari depannya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana
lagi terpuji". (Q.S. Fush Shilat (41) : 42). Subhaanallah.