KEPEMIMPINAN KHOLIFAH UMAR
“Dan janganlah kamu sekali kali menyolati
(jenazah) seorang yang mati di antara mereka dan janganlah kamu berdiri
(mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan Rasul Nya
dan mereka mati dalam keadaan
fasik“. (Q.S. At Taubah (9) : 84)
Ayat
tersebut berkenaan dengan peristiwa ketika Rasulullah s.a.w. bersikukuh
menyolati jenazah Abdullah bin Ubay bin salul (tokoh munafik) karena usulan
anaknya yang telah memeluk Islam, atas sikap Rasulullah s.a.w. ini Umar ibnul
Khathab dengan keras mengingatkannya, maka turunlah ayat tersebut.
Begitu
tinggi dan mulianya ketaqwaan Umar, sehingga pendiriannya searah dengan firman yang akan turun. Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya Allah
menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar“. (H.R. At Tirmidzi)
NAMA
Nama lengkap Umar bin Al Khathab bin Nufail bin Abdul
Uzza Al Qurasyi, biasa dipanggil Abu Hafsh, bergelar Al Faruk (pemisah yang hak
dan batil).
POSTUR TUBUH
Berwajah tampan, tangan dan kakinya berotot, berjenggot
lebat, suka menyemir rambut dengan bahan pewarna, kepala bagian depan botak,
postur tubuhnya tinggi besar dan tegap, warna kulitnya coklat kemerahan.
SIFAT
Tergolong
cerdas, pandai membaca dan menulis, di zaman jahiliyah sering menjadi utusan,
menjadi duta besar, wataknya keras, suaranya lantang, jika berbicara pasti
diperhatikan, jalannya cepat, jika memukul menyakitkan, ibadahnya tekun.
MEMELUK ISLAM
Sebelum
memeluk Islam kebenciannya luar biasa terhadap umat Islam, masuk Islam pada ke
enam pasca kenabian, berada pada urutan ke 40 dari orang yang mula mula memeluk
Islam. Memeluk Islam berkat do’a Nabi s.a.w. : “Yaa Allah kuatkanlah Islam dengan salah satu diantara kedua orang
yang paling Engkau cintai, dengan Abu Jahal atau Umar bin Al Khathab“. (H.R.
Tirmidzi).
KEUTAMAANNYA
Satu
satunya sahabat yang hijrah ke Madinah secara terang terangan, bahkan dengan
menantang kepada kaum Quraisy : “Sesungguhnya aku berniat hijrah, siapa yang
ingin ibunya celaka, atau anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku di
belakang lembah ini !“. Namun tak seorangpun berani menghadangnya.
Selalu aktif
mengikuti peperangan bersama Rasulullah s.a.w.
Orang
pertama yang menetapkan tahun Hijriyah sebagai penanggalan Islam, dan orang
pertama yang dijuluki Amirul mukminin.
Sahabat
yang mula mula mengadakan jama’ah sholat tarowih.
Putrinya (Hafshah)
adalah isteri Rasulullah s.a.w.
Orang
pertama yang membai’at Abu Bakar menjadi khalifah dan mengusulkan pengumpulan
ayat ayat Al Quran kepada Khalifah Abu Bakar.
MENJADI KHALIFAH
Umar
diangkat menjadi khalifah atas pencalonan Abu bakar. Setelah diangkat menjadi
khalifah membebaskan para tawanan perang Ar Riddah (perang menumpas orang
murtad).
MEMPERLUAS WILAYAH
Dimasa
pemerintahan wilayahnya meliputi : “Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (daerah
Libia), Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Nahawand dan jarjan berhasil
dibebaskan. Pada masa pemerintahannya juga memperluas sampai kota Bashrah Kufah
dan Fusthath (Kairo sekarang) berhasil dibangun.
BIDANG EKONOMI
Mendirikan
kas negara (baitul mal) untuk kaum Muslimin. Mencetak mata uang dirham dengan
cap Alhamdulillah pada satu sisi, laa ilaaha illallaah pada sisi yang lain.
Memberikan biaya kepada anak pungut dari baitul mal. Mengaudit kekayaan para
pejabat dan pegawai negara. Membebaskan pajak bagi orang miskin.
BIDANG
HUKUM
Umar sosok
pemimpin yang mencintai rakyatnya dan tegas terhadap para pembantunya. Guna
menegakkan disiplin para pembantunya, dia menyusun sebuah undang undang yang
berbunyi : “Min aina haadla ?“, (dari
mana kamu peroleh harta ini ?). Ketika akan menugaskan pejabatnya diadakan
pengecekan terhadap hartanya, seusai tugas diperiksa kembali dan ditelti, agar
tidak terjadi kecurangan. Kebijakan
Umar ini sekarang ditiru di Negara kita.
Menetapkan
hukum bunuh bagi yang berprofesi sebagai dukun. Orang pertama yang mencambuk
orang yang memalsukan stempel negara.
BIDANG MILITER
Mendirikan
pangkalan militer, membuka kantor administrasi militer, menginstruksikan wajib
militer, pengkhususan tenaga tenaga medis, hakim dan juru dakwah bagi para
prajurit.
JANJI
Karena
sifat konsekwennya dia berjanji : “Aku telah berjanji pada diriku sendiri,
bahwa aku tidak akan memakan samin (semacam mentega dari bahan sari susu) dan
daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakan keduanya“.
INSPEKSI
Sering
melakukan kontrol secara mendadak dan rahasia (incognito) ke pasar pasar,
kerumah penduduk miskin sendirian tanpa pengawal.
Ia pernah
berkata : “Seandainya ada seekor bighal tersandung di Irak, maka aku akan
menanyakan keadaannya : “Mengapa anda tidak membuka jalan untuknya wahai Umar ?“.
MASA PEMERINTAHAN
Menjabat
sebagai khalifah selama 10 tahun, 6 bulan, 4 hari. Sebelum wafat pernah
bermimpi seolah seekor ayam jago mematuknya satu atau dua kali, patokan pertama
sebagai tanda datang ajalnya.
KOMENTAR
DELEGASI ROMAWI
Karena kepemimpinannya yang luar biasa hebat, sampai suatu
ketika seorang delegasi raja Romawi menyelidiki keadaan Umar, saat itu dia melihat
Umar sedang tertidur di bawah sebuah pohon tanpa pengawal seorangpun, kemudian
dia berkata : “Anda telah memerintah
dengan adil, maka anda merasa aman dan dapat tidur dengan nyenyak wahai Umar“.
WAFAT
Wafat
pada tahun 23 H, ditikam dari belakang oleh Abu Lu’lu Fairus Al Farisi Al
Majusi, pembantu Mughirah bin Syu’bah saat menunaikan sholat shubuh, tiga hari
setelah penikaman beliu wafat.
Sebelum wafat menunjuk 6 orang (formateur) guna memilih
salah satu diantara mereka menjadi khalifah, mereka ahirnya memilih Utsman.
Usianya 63 tahun sama dengan usia Nabi s.a.w. dan Abu
Bakar. Jazadnya disemayamkan disamping makam Rasulullah s.a.w. dan Abu Bakar As
Shiddiq di kamar ‘Aisyah r.a.
HADITS
Meriwayatkan
sebanyak 527 hadits diantaranya :
Nabi s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu
tergantung niatnya, ...........”. (H.R. Bukhari)
SEMULA KERAS, JADI LEMBUT KARENA AGAMA
Walau semula Umar dikenal keras wataknya, namun karena sesungguhannya
dalam melaksanakan tuntunan agama akhirnya jiwanya jadi lembut, sehingga adil
dan jujur dalam memimpin Negara, saking berhati hati dan takutnya Umar, sampai
pernah berucap : “Hisablah dirimu
sebelum dihisab (di hari qiamat) !”.
KISAH TAULADAN
KHALIFAH UMAR DAN
JANDA MISKIN
Sebagaimana biasa khalifah Umar
sebagai pemimpin rakyat suka berkeliling kampong, pada suatu malam dia
berkeliling guna memantau keadaan rakyatnya.
Karena mendengar tangisan,
kemudian beliau berhenti di suatu rumah, dengan seksama didengarnya tangisan
dengan penuh penasaran.
Maka terdengarlah percakapan
memilukan : “Bu perutku kelaparan”, keluh suara seorang anak, kemudian si ibu
menjawab : “Sebentar ya nak, masih di masak”.
Khalifah Umar r.a. makin
penasaran, telinganya makin didekatkan ke dinding rumah agar jelas mendengar
percakapan, didengarnaya lagi suara : “Bu perutku lapar”, kemudian si ibu
menjawab : “Sebentar ya nak masih di masak”.
Kata kata ibu ini diulang
beberapa kali, sehingga membuat Khalifah makin penasaran. Terdorong rasa penasarannya
Khalifah Umarpun mengetuk pintu agar diizinkan masuk, setelah dizinkan masuk,
Khalifah Umar bertanya : “Bu apa yang dimasak ?”. Dengan suara perlahan si ibu
menjawab : “Batu, batu”.
Khalifah Umar bertanya penuh
heran : “Lha kapan matangnya ?”.
Jawab si ibu : “Ya ndak matang
matang, itu kan hanya siasat saya agar dia dapat keslimur dan tertidur, karena
saya ketiadaan bahan makanan”.
Betapa terasa hancur perasaan
hati Khalifah Umar demi mendengar jawaban si ibu yang terlanda kemiskinan.
Kemudian si ibu berkata sambil
merendah dan penuh emosi : “Enak aja Khalifah Umar sebagai pemimpin tidak mengetahui
penderitaan rakyatnya yang dilanda kemiskinan”. Dia tidak menyadari bahwa yang
didepanya justru sang Khalifah Umar.
Walau dihujat sang ibu, namun
Khalfah Umar tidak emosi, justru menyalahkan dirinya yang kurang teliti dalam
mengetahui keadaan rakyatnya yang dilanda kemiskinan.
Akhirnya dengan segera Umar
minta izin meninggalkan tempat dan segera menuju ke baitul mal (kas Negara)
guna mengambil bahan makanan.
Dengan tersedu sedu penuh
sesal, Umar meminta penjaga baitul mal untuk segera mengambil bahan makanan. Kemudian
dengan serta merta Umar minta agar karung diangkat ke atas kepalanya, si
penjaga berkata penuh heran : “Ya Khalifah saya saja yang memikul diatas kepala
saya”, Umar menjawab dengan tegas : “Tidak, Umar yang salah Umar yang
memikulnya !”.
Akhirnya sesampai di rumah
janda miskin, Khalifah Umar langsung memasaknya, ketika sudah masak disuapinya
pula si anak sampai kenyang, begitu peka dan santunnya sang Khalifah Umar,
sehingga kekhilafannya diimbangi dengan kesantunan terhadap rakyatnya, sehingga
sudi turun tangan menyelesaikan masalah kemiskinan rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar