KEGIGIHAN
SALMAN AL FARISI MENCARI KEBENARAN
“Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah olah
ia sedang mendaki langit…..”. (Q.S. Al
An’am (6) : 125)
Berbagai kisah unik terjadi pada sahabat Nabi, diantaranya Salman Al
Farisi, kisah perjalanannya disampaikan
kepada Abdullah bin Abbas.
Abdullah
bin Abbas r.a. berkata : “Salman
al Farisi bercerita kepadaku. dia berkata : “Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, warga desa Jai.
Ayahku tokoh masyarakat, ahli pertanian. Karena sayangnya aku tidak boleh keluar
rumah, aku diminta selalu berada di samping perapian bagai seorang budak.
MENJAGA API
Aku beragama Majusi, sebagai penjaga api bertanggung jawab nyalanya api agar tidak padam. Ketika aku menuju tanah ayahku karena perintahnya.
TERPESONA AGAMA NASRANI
Dalam
perjalanan melewati gereja Nasrani, aku masuk ke dalamnya. Demi Allah aku disitu sampai matahari terbenam. Aku tidak jadi ke tanah ayahku. Aku
bertanya : “Dari mana asal agama ini ?”, mereka menjawab : “Dari Syam (Syiria)”.
DIPENJARA
Ayahku
berkata : “Wahai anakku tidak ada kebaikan dalam agama itu. Agama kita lebih
bagus dari agama itu”. Aku membantah : “Demi Allah agama itu lebih bagus”. Karena ayahku
khawatir kakiku dirantai dan dipenjara dalam rumah.
Suatu
hari rombongan orang Nasrani menemuiku, kusampaikan kepadanya : “Jika ada
rombongan Syiria pedagang Nasrani beri khabar aku !”.
1.IKUT KE SYIRIA
Ketika akan pulang ke negrinya, mereka memberitahuku kemudian rantai kulepas, aku pergi
bersama mereka. Sesampainya di Syiria, aku bertanya : “Siapakah orang ahli agama di sini ?”. Mereka menjawab : “Uskup (pendeta) yang tinggal di
gereja”. Kemudian aku menemui dan berkata : “Aku mencintai
agamamu, aku ingin tinggal denganmu, agar dapat
belajar dan sholat bersamamu.
JAHAT
Aku tinggal bersamanya, namun ternyata pendeta itu jahat, dia menyuruh sedekah, ia
menyimpannya untuk dirinyai, tidak diberikan kepada orang miskin,
sehingga terkumpul 7 peti emas dan perak. Ketika meninggal orang orang akan
memakamkan, kusampaikan : “Sebenarnya pendeta ini buruk, menganjurkan bersedekah.
Tetapi dia menyimpannya, tidak diberikan kepada orang miskin”.
DISALIB DILEMPARI BATU
Kemudian mereka mengeluarkan 7 peti emas dan perak. Setelah menyaksikan
mereka berkata : “Demi Allah selamanya kami tidak akan menguburnya”.
Kemudian mereka menyalib dan melemparinya dengan batu.
DIGANTI ORANG SHOLIH
Kemudian mereka mengangkat
penggantinya. Aku melihat dia mengerjakan shalat lima waktu (karena
masih berpegang pada syariat nabi Isa), sangat zuhud, selalu beribadah siang malam, aku tinggal bersamanya
beberapa waktu.
MINTA WASIAT
Menjelang kematiannya aku berkata : “Wahai Fulan kepada siapa kau
wasiatkan kepadaku ?”. Dia berkata : “Wahai anakku orang orang yang kukenal
telah wafat dan masyarakat mengganti ajaran yang benar dan meninggalkannya
sebagiannya, kecuali seorang yang tinggal di Mosul (Irak) yakni Fulan, dia memegang
keyakinan seperti aku ini temuilah dia !”.
2.KE MOSUL
Tatkala
wafat aku berangkat menemuinya di Mosul, aku berkata : “Wahai Fulan
sesungguhnya si Fulan mewasiatkan kepadaku agar menemuimu, dia memberitahuku
bahwa engkau memiliki keyakinan sebagaimana dia”. Dia berkata : “Silahkan
tinggal bersamaku”. Aku hidup bersamanya ia sangat baik.
Ketika menjelang
wafat, aku bertanya : “Wahai Fulan ketika itu si Fulan mewasiatkan aku kepadamu
dan agar aku menemuimu, kini taqdir Allah berlaku atasmu, karena itu kepada
siapakah aku engkau wasiatkan kepadaku
?”.. Dia berkata : “Wahai anakku demi Allah, tak ada
seorangpun seperti aku kecuali seorang di Nashibin (kota di Aljazair) yakni
Fulan. Temuilah ia !”.
3.KE NASHIBIN (ALJAZAIR)
Setelah beliau wafat, aku menemui
seseorang di Nashibin. Setelah bertemu
aku menceritakan yang di perintahkan si Fulan. Orang
itu berkata : “Silahkan tinggal bersamaku”. Aku
hidup bersamanya, aku dapati ia seperti si Fulan, seorang yang sangat
baik.
Menjelang
kematiannya aku berkata : “Wahai Fulan ketika itu si Fulan me
wasiatkan aku kepada Fulan, dan kemarin Fulan mewasiatkan
aku kepadamu ?. Sepeninggalmu nanti, kepada siapakah aku kau wasiatkan dan
perintahkan ?. Dia berkata : “Wahai anakku, demi Allah tidak ada seorangpun
yang ku kenal sehingga aku perintahkan kamu untuk mendatanginya kecuali
seseorang yang tinggal di Amuria (kota di Romawi). Orang itu menganut keyakinan
sebagaimana yang kita anut silahkan mendatanginya.
4.KE AMURIA (KOTA
ROMAWI)
Setelah
wafat aku ke Amuria, ku ceritakan perihalku kepadanya. Dia berkata : “Silahkan
tinggal bersamaku”. Di tempat itu aku bekerja, sampai memiliki beberapa ekor sapi
dan kambing. Aku berkata : “Wahai Fulan, selama ini aku hidup bersama si Fulan,
kemudian dia mewasiatkan untuk menemui Si Fulan, kemudian Si Fulan juga
mewasiatkan aku agar menemui Fulan, kemudian Fulan mewasiatkan aku untuk
menemuimu, sekarang kepada siapakah aku kau wasiatkan ?, dan apa perintahmu
kepadaku ?”.
DIPERINTAH MENEMUI NABI MUHAMMAD
Dia berkata
: “Wahai anakku, demi Allah hampir tiba waktunya muncul seorang Nabi, dia
diutus membawa ajaran Nabi Ibrahim. Nabi itu akan diusir dari suatu tempat di Arab kemudian
berhijrah ke daerah antara dua perbukitan. Di antara dua
bukit itu tumbuh pohon pohon kurma. Pada dirinya terdapat tanda yang tidak
dapat disembunyikan, dia mau makan hadiah tetapi tidak mau menerima
sedekah, di antara kedua bahunya terdapat tanda cincin kenabian. Jika
engkau bisa berangkatlah ke sana !”.
5.NUMPANG KETANAH ARAB
Kemudian
dia wafat, pada suatu hari lewat rombongan pedagang dari Kalb, aku berkata kepada mereka : “Bisakah kalian
membawaku ke tanah Arab dengan imbalan sapi dan kambing kambingku ?”, merekapun
mengizinkan.
DIJUAL KE ORANG YAHUDI
Kemudian
mereka membawaku, namun ketika di Wadil Qura, mereka menjualku sebagai budak ke
seorang Yahudi. Aku tinggal di tempat orang Yahudi, aku melihat pohon pohon
kurma, aku berharap semoga daerah ini sebagaimana disebutkan si Fulan kepadaku,
namun aku belum hidup bebas.
5.DI MADINAH
Kemudian keponakannya datang dari Madinah.
Ia membeli dan membawa
ku ke Madinah. Setiba aku di Madinah, Allah mengutus
Rasul Nya, dia tinggal di Makkah beberapa lama, kemudian Rasul itu hijrah
ke Madinah”. (H.R. Ahmad, Ath Thabrani dan Al Baihaqi)
Begitu gigihnya Salman dalam mencari kebenaran,
sehingga dengan berbekal informasi dari pendeta yang terakhir ditemui di Amuria
(Romawi), dia mencari Nabi Muhammad di
Madinah dan sempat membuktikan tanda tanda ke Nabiannya, sehingga sampai
menyatakan ke Islamannya.
Karena berasal dari Persia, sehingga nama
asalnya melekat erat di belakangnya sehingga terkenal dengan panggilan : Salman
Al Farisi (Salman dari Persia).
KISAH TUALDAN
SALMAN
MEMBUKTIKAN TANDA KENABIAN
Demi Allah, ketika aku berada di
puncak pohon kurma majikanku, seorang keponakannya datang kemudian berkata : “Fulan
Celaka Bani Qailah (suku Aus dan Khazraj). Mereka kini sedang berkumpul di
Quba’ menyambut seorang dari Makkah pada hari ini, mereka percaya bahwa orang itu Nabi”.
Kemudian
aku turun dari pohon bertanya kepada keponakannya : “Apa tadi yang engkau
katakan ?”. Majikanku marah, dia memukulku kemudian berkata : “Apa urusanmu lanjutkan
pekerjaanmu !”. Aku menjawab : “Aku
hanya ingin mencari kejelasan. Padahal sebenarnya saya telah memiliki informasi
tentang kedatangan dan diutusnya seorang Nabi itu”.
Pada
sore hari, aku membawa bekal kemudian menemui Rasulullah s.a.w., ketika itu
beliau sedang di Quba, lalu aku menemui sambil berkata : “Telah sampai kepadaku
kabar bahwasanya engkau adalah seorang yang shalih, aku membawa sedikit sedekah”.
Kemudian kuserahkan sedekah tersebut, kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda kepada para sahabat : “Silahkan kalian makan”, sementara beliau tidak
memakannya. Aku berkata : “Ini satu tanda kenabiannya”. Kemudian
aku pulang untuk mengumpulkan
sesuatu.
Kemudian Rasulullah s.a.w. pindah ke
Madinah. Pada suatu hari aku mendatangi beliau sambil berkata : “Aku
memperhatikanmu tidak memakan pemberian berupa sedekah, sedangkan ini merupakan
hadiah sebagai penghormatanku kepadamu”.
Kemudian
Rasulullah menikmati sebagian hadiah dan memerintahkan para sahabat untuk
memakannya, aku berkata dalam hati : “Inilah tanda kenabian yang
kedua”.
Selanjutnya
aku menemui beliau s.a.w. saat beliau berada di kuburan Baqi’ al Gharqad, beliau
mengenakan dua lembar kain sedang duduk di antara para sahabat.
Kemudian
aku berputar memperhatikan punggung beliau, guna melihat cincin yang disebutkan Si
Fulan kepadaku.
Saat Rasulullah s.a.w. melihatku,
beliau melepas kain selendangnya, aku berhasil melihat tanda cincin kenabian, aku yakin bahwa beliau adalah seorang Nabi.
Maka aku telungkup di hadapan
beliau dan memeluknya sambil menangis”. (H.R. Ahmad, ath Thabrani, al Baihaqi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar