KASIH
SAYANG DAN KELEMAH LEMBUTAN
“Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”.
(Q.S. Al
Anbiya (21) : 107)
Hawa nafsu merupakan
perlengkapan jiwa manusia dalam mencintai harta, agar manusia bisa melengkap
kebutuhannya. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa apa yang diingini, yaitu wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga)”. (Q.S. Ali Imran
(3) : 14)
Namun bila diumbar sangat berbahaya,
karena kekerasan, kekasaran, kedzaliman, akan mendominasi tingkah lakunya.
Sehingga sangat merugikan siapa saja.
Berkat didikan agama, kita jadi tahu
cara mengendalikan jiwa, sehingga tidak berbuat semaunya. “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan
dan ketakwaannya”. (Q.S. Asy Syams
(91) : 8).
AKHLAK SEBAGAI
LANDASAN
Oleh karena itu dalam menyebarkan agama Nabi
dibekali dengan akhlak mulia. “Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” (Al Qalam : 4).
Dengan akhlak manusia bisa berfikir
dan merasakan dengan nurani dan jernih, beda dengan bila dengan kekasaran,
berakibat menimbulkan keterpaksaan, keonaran dan sebagainya.
LEMAH LEMBUT
Dengan sikap lemah lembut merupakan daya perekat dan pemikat agar
dapat nyambung kepada lawan bicaranya. “Dengan sebab rahmat Allah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”. (Ali Imran (3) : 159). Dengan
demikian sangat keliru bila ada yang berkata bahwa : “Agama islam disebarkan
dengan pedang (peperangan)”.
BELAS KASIH DAN PENYAYANG
“Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat
menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang orang mu’min”. (Q.S. At Taubah (9) : 128)
DIDZALIMI
Ketika Nabi berda’wah ke Thoif beliau
dihujat, dihina, bahkan dilempari batu sampai berdadarah darah, namun karena
kesabaran dan kelembutan beliau tidak membalasnya. Sampai Malaikat Jibril menawarkan : “Apakah
perlu saya sampaikan kepada para Malaikat penjaga bukit agar mereka menimpakan
bukit kepada mereka ?”, justru Nabi menolak bahkan dengan lembutnya membalas
dengan berdo’a : “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku karena mereka belum
mengerti”.
MUDAHKAN JANGAN
DIPERSULIT
Terkadang lantaran demi mengejar
urusan dunia, sampai tega mempersulit urusan, sehingga orang pada kesulitan, ee
ujung ujungnya ….”Pak bisa saya bantu ?, agar terselaikan urusan”. Akhirnya
berujung minta uang.
Dari Anas bin Malik r.a. Nabi bersabda :
“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah
kalian membuat orang lari”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Suatu saat seorang badui kencing di
masjid lantaran tidak mengerti, para sahabat pada emosi, tetapi justru Nabi
dengan santunnya memerintah para sahabat agar menyiram bekas air kencingnya. Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah
tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid. “Biarkanlah dia !, tuangkanlah
saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah,
bukan untuk mempersulit”. (H.R. Bukhari).
Apa yang terjadi ?, dengan kesantunan
Nabi ini akhirnya dia memeluk Islam.
ALLAH CINTA
KELEMBUTAN
Banyak yang tidak memahami bahwa
Kelembutan merupakan sifat Allah, dengan sifat ini pula Allah menyukai
kelembutan pula. Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut
dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”. (H.R. Bukhari)
PERINTAH ALLAH TERHADAP
N. MUSA DAN HARUN
Bertutur kata lemah lembut pernah
diperintahkan juga oleh Allah kepada Nabi Musa dan Harun dalam mendakwahi
Fir’aun yang dzalim dan sombong : “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun,
karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata
kata yang lembut, mudah mudahan ia mau ingat atau takut”. (Q.S. Thaha (20) :
43-44)
KELEMBUTAN ITU INDAH
Kelembutan merupakan sesuatu yang
menarik dan indah, dengan kelembutan akan nyambung kedalam akal dan budi
nurani, sehingga yang disampaikan akan enak difahami dan diterima. Dari
Aisyah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Sungguh segala sesuatu yang dihiasi
kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya tanpa kelembutan segala sesuatu
akan nampak jelek”. (H.R. Muslim)
Demikian pula sebaliknya bila sesuatu
disampaikan dengan kasar, jauh dari kelembutan yang terjadi justru ketidak
baikan. Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi bersabda : “Barangsiapa yang
tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”. (H.R.
Muslim)
RENDAH HATI
(TAWADHDHU’)
Sikap rendah hati sangat simpatik
dan menarik, bukan sombong atau tinggi hati, karena dengan rendah hati akan
nyaman dan enak dirasakan. “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang orang yang beriman”.
(QS. Al Hijr (15) : 88)
KEUTAMAAN
BERKATA BAIK :
Begitu tinggi dan mulia berkata baik sampai memiliki keutamaan
keutamaan :
1.MENJADI
SHODAQAH
Dari Abu
Hurairah, Nabi s.a..w. bersabda : “Tutur
kata yang baik adalah sedekah”. (H.R. Ahmad)
2.MEMPERERAT
PERTEMANAN
“Tolaklah
(kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (QS. Fushilat
(41) : 34-35).
3.MENDAPAT AMPUNAN
Dari Abu
Syuraih, ia berkata pada Rasulullah s.a.w. : “Wahai
Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam syurga”. Beliau
bersabda : “Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan
salam dan bertutur kata yang baik”. (H.R. Thabrani)
4.DIKARUNIAI
SYURGA
Dari ‘Ali
Nabi s.a.w. bersabda
: “Di syurga terdapat kamar kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam
dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar”. Kemudian seorang Arab Badui
bertanya : “Kamar kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa wahai Rasulullah ?”.
Beliau bersabda : “Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja
yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh),
rajin berpuasa dan rajin shalat malam karena Allah ketika manusia sedang
terlelap tidur”. (H.R. Tirmidzi dan Ahmad). Syaikh Al Albani mengatakan hadits hasan.
5.MENYELAMATKAN DARI
SIKSA NERAKA
Dari ‘Adi bin
Hatim, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Selamatkanlah
diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak
mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah melimpahkan
hidayah Nya, agar kita bisa menghiasi prilaku kita dengan tutur kata dan sikap
yang santun (baik).
KISAH
TAULADAN
AKHLAK RASULULLAH
Begitu tinggi akhlak Rasulullah
s.a.w. sehingga dalam berdakwah selalu dengan kelembutan, kehalusan, bukan
dengan emosi. Sehingga dengan sikap lembut inilah sikap dan dakwahnya menyentuh
hati, sehingga banyak yang menerima ajakannya kedalam agama Islam.
Ketika Rasulullah s.a.w. duduk
bersama para sahabat, seorang pendeta Yahudi Zaid bin Sa'nah masuk menerobos
shaf, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras dan berkata kasar :
"Bayar utangmu wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah
orang orang yang selalu mengulur ulur pembayaran hutang".
Umar bin Khattab r.a. langsung
berdiri dan menghunus pedangnya : "Wahai Rasulullah izinkan aku menebas
batang lehernya".
Rasulullah s.a.w. bersabda :
"Bukan berprilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini
membutuhkan prilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan
sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar hutang dengan baik".
Tiba tiba pendeta Yahudi berkata :
"Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan
untuk menagih hutang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu. Tetapi aku
telah membaca sifat sifatmu dalam Kitab Taurat.
Semua sifat itu telah terbukti dalam
dirimu, kecuali satu yang belum kucoba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku
baru membuktikannya sekarang.
Oleh sebab itu aku bersaksi tiada
Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau Muhammad adalah
utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim
yang miskin".
Suatu ketika seorang lelaki datang
kepada Rasulullah hendak berbaiat untuk hijrah. Ia berkata kepada Rasulullah :
“Saya datang hendak berbaiat pada Anda untuk hijrah. Bahkan kedua orang tua
telah saya tinggalkan menangis”.
Rasulullah tidak berbicara keras
atau mencela perbuatannya. Beliau bersabda dengan ramahnya : “Pulanglah dulu
kepada kedua orang tuamu. Buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana engkau telah
membuat keduanya menangis”.
Seorang pemuda mendatangi Rasulullah
minta izin berzina. Orang orang pada mengerumuni dan mencelanya. Maka Rasulullah
s.a.w.. justru menyuruh orang orang membiarkan pemuda tersebut, kemudian beliau bersabda : “Mendekatlah padaku”.
Setelah mendekat, Rasulullah s.a.w. mengajaknya
berdialog dan berpikir.
Rasulullah bertanya : “Apakah ia rela
bila zina tersebut menimpa ibumu, anak perempuanmu, saudarimu, ataupun bibimu ?.
Mendengar pertanyaan Rasulullah s.a.w., lelaki tersebut sadar.
Kemudian Rasulullah s.a.w. mendoakannya,
semenjak itu hilang keinginannya untuk berzina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar