Senin, 21 Januari 2019




KASIH SAYANG DAN KELEMAH LEMBUTAN

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
(Q.S. Al Anbiya (21) : 107)

Hawa nafsu merupakan perlengkapan jiwa manusia dalam mencintai harta, agar manusia bisa melengkap kebutuhannya. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diingini, yaitu wanita wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga)”. (Q.S. Ali Imran (3) : 14)        
Namun bila diumbar sangat berbahaya, karena kekerasan, kekasaran, kedzaliman, akan mendominasi tingkah lakunya. Sehingga sangat merugikan siapa saja.     
Berkat didikan agama, kita jadi tahu cara mengendalikan jiwa, sehingga tidak berbuat semaunya.  “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (Q.S. Asy Syams (91) : 8).

AKHLAK SEBAGAI LANDASAN
Oleh karena itu dalam menyebarkan agama Nabi dibekali dengan akhlak mulia. “Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” (Al Qalam : 4).             
Dengan akhlak manusia bisa berfikir dan merasakan dengan nurani dan jernih, beda dengan bila dengan kekasaran, berakibat menimbulkan keterpaksaan, keonaran dan sebagainya.   

LEMAH LEMBUT
Dengan sikap lemah lembut merupakan daya perekat dan pemikat agar dapat nyambung kepada lawan bicaranya. “Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”. (Ali Imran (3) : 159). Dengan demikian sangat keliru bila ada yang berkata bahwa : “Agama islam disebarkan dengan pedang (peperangan)”.

BELAS KASIH DAN PENYAYANG
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang orang mu’min”. (Q.S. At Taubah (9) : 128)

DIDZALIMI
Ketika Nabi berda’wah ke Thoif beliau dihujat, dihina, bahkan dilempari batu sampai berdadarah darah, namun karena kesabaran dan kelembutan beliau tidak membalasnya. Sampai Malaikat Jibril menawarkan : “Apakah perlu saya sampaikan kepada para Malaikat penjaga bukit agar mereka menimpakan bukit kepada mereka ?”, justru Nabi menolak bahkan dengan lembutnya membalas dengan berdo’a : “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku karena mereka belum mengerti”.

MUDAHKAN JANGAN DIPERSULIT
Terkadang lantaran demi mengejar urusan dunia, sampai tega mempersulit urusan, sehingga orang pada kesulitan, ee ujung ujungnya ….”Pak bisa saya bantu ?, agar terselaikan urusan”. Akhirnya berujung minta uang.
Dari Anas bin Malik r.a. Nabi bersabda : “Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”. (H.R. Bukhari dan Muslim)  
Suatu saat seorang badui kencing di masjid lantaran tidak mengerti, para sahabat pada emosi, tetapi justru Nabi dengan santunnya memerintah para sahabat agar menyiram bekas air kencingnya. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid. “Biarkanlah dia !, tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”. (H.R. Bukhari).
Apa yang terjadi ?, dengan kesantunan Nabi ini akhirnya dia memeluk Islam.

ALLAH CINTA KELEMBUTAN 
Banyak yang tidak memahami bahwa Kelembutan merupakan sifat Allah, dengan sifat ini pula Allah menyukai kelembutan pula. Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Wahai  Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”. (H.R. Bukhari)

PERINTAH ALLAH TERHADAP N. MUSA DAN HARUN
Bertutur kata lemah lembut pernah diperintahkan juga oleh Allah kepada Nabi Musa dan Harun dalam mendakwahi Fir’aun yang dzalim dan sombong : “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata kata yang lembut, mudah mudahan ia mau ingat atau takut”. (Q.S. Thaha (20) : 43-44)

KELEMBUTAN ITU INDAH
Kelembutan merupakan sesuatu yang menarik dan indah, dengan kelembutan akan nyambung kedalam akal dan budi nurani, sehingga yang disampaikan akan enak difahami dan diterima. Dari Aisyah r.a. Nabi s.a.w. bersabda : “Sungguh segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”. (H.R. Muslim)
Demikian pula sebaliknya bila sesuatu disampaikan dengan kasar, jauh dari kelembutan yang terjadi justru ketidak baikan. Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi bersabda : “Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”. (H.R. Muslim)

RENDAH HATI (TAWADHDHU’)
Sikap rendah hati sangat simpatik dan menarik, bukan sombong atau tinggi hati, karena dengan rendah hati akan nyaman dan enak dirasakan. Dan berendah dirilah kamu terhadap orang orang yang beriman”. (QS. Al Hijr (15) : 88)

KEUTAMAAN BERKATA BAIK :
Begitu tinggi dan mulia berkata baik sampai memiliki keutamaan keutamaan :

1.MENJADI SHODAQAH
Dari Abu Hurairah, Nabi s.a..w. bersabda : Tutur kata yang baik adalah sedekah”. (H.R. Ahmad)

2.MEMPERERAT PERTEMANAN
Tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (QS. Fushilat (41) : 34-35).  

3.MENDAPAT AMPUNAN
Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah s.a.w. : Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam syurga”. Beliau bersabda : Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik”. (H.R. Thabrani)

4.DIKARUNIAI SYURGA
Dari ‘Ali Nabi s.a.w. bersabda : “Di syurga terdapat kamar kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar”. Kemudian seorang Arab Badui bertanya : “Kamar kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda : Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa dan rajin shalat malam karena Allah ketika manusia sedang terlelap tidur”. (H.R. Tirmidzi dan Ahmad). Syaikh Al Albani mengatakan hadits hasan.

5.MENYELAMATKAN DARI SIKSA NERAKA
Dari ‘Adi bin Hatim, Rasulullah s.a.w. bersabda : Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik”.  (H.R. Bukhari dan Muslim).          
Semoga Allah melimpahkan hidayah Nya, agar kita bisa menghiasi prilaku kita dengan tutur kata dan sikap yang santun (baik).


KISAH TAULADAN
AKHLAK RASULULLAH

Begitu tinggi akhlak Rasulullah s.a.w. sehingga dalam berdakwah selalu dengan kelembutan, kehalusan, bukan dengan emosi. Sehingga dengan sikap lembut inilah sikap dan dakwahnya menyentuh hati, sehingga banyak yang menerima ajakannya kedalam agama Islam.
Ketika Rasulullah s.a.w. duduk bersama para sahabat, seorang pendeta Yahudi Zaid bin Sa'nah masuk menerobos shaf, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras dan berkata kasar : "Bayar utangmu wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang orang yang selalu mengulur ulur pembayaran hutang".
Umar bin Khattab r.a. langsung berdiri dan menghunus pedangnya : "Wahai Rasulullah izinkan aku menebas batang lehernya".
Rasulullah s.a.w. bersabda : "Bukan berprilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan prilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar hutang dengan baik".
Tiba tiba pendeta Yahudi berkata : "Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih hutang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu. Tetapi aku telah membaca sifat sifatmu dalam Kitab Taurat.
Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum kucoba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang.
Oleh sebab itu aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau Muhammad adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim yang miskin".
Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah hendak berbaiat untuk hijrah. Ia berkata kepada Rasulullah : “Saya datang hendak berbaiat pada Anda untuk hijrah. Bahkan kedua orang tua telah saya tinggalkan menangis”.
Rasulullah tidak berbicara keras atau mencela perbuatannya. Beliau bersabda dengan ramahnya : “Pulanglah dulu kepada kedua orang tuamu. Buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis”.
Seorang pemuda mendatangi Rasulullah minta izin berzina. Orang orang pada mengerumuni dan mencelanya. Maka Rasulullah s.a.w.. justru menyuruh orang orang membiarkan pemuda tersebut,  kemudian beliau bersabda :  “Mendekatlah padaku”.  
Setelah mendekat, Rasulullah s.a.w. mengajaknya berdialog dan berpikir.  
Rasulullah bertanya : “Apakah ia rela bila zina tersebut menimpa ibumu, anak perempuanmu, saudarimu, ataupun bibimu ?. Mendengar pertanyaan Rasulullah s.a.w., lelaki tersebut sadar.
Kemudian Rasulullah s.a.w. mendoakannya, semenjak itu hilang keinginannya untuk berzina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar