BAHAYA MELUPAKAN ALLAH !
“Dan janganlah kamu
seperti orang orang
yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. mereka
Itulah orang orang
yang fasik”. (Q.S.
Al Hasyr (59) : 19)
Lantaran
kemurahan Nya, kehidupan dunia dihiasi Allah dengan kecintaan pada dunia : “Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diingini
yaitu
:
wanita wanita,
anak anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang
binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah
lah
tempat kembali yang baik (syurga)”. (Q.S.
Ali Imran (3) : 14)
MENCINTAI DUNIA MERUPAKAN FITHRAH
Dengan demikian mencintai wanita, harta, kendaraan, hewan dan lain lain,
merupakan hal yang wajar, karena merupakan fithrah manusia.
BERBAHAYA
JIKA BERLEBIHAN !
Namun bila kecintaan ini sangat
berlebihan maka sangat berbahaya akibatnya !. “Katakanlah : "Jika bapak bapak, anak anak, saudara
saudara, isteri isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul
Nya
dan dari berjihad di jalan Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang orang yang fasik”. (Q.S. Attaubah (9) : 24)
TERLENA
Karena manusia bersifat lemah dan pelupa, apalagi ditambah lemahnya
keimanan, sehingga mudah terprovokasi misi Iblis, bukankah Iblis bersumpah : “Iblis berkata :
"Ya Tuhanku oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya !”. (Q.S.
Al Hijr (15) : 39).
Berdasar misi Iblis dan
lemahnya keimanan, maka banyak manusia pada terlena sehingga sangat sangat mencintai
dunia.
BERBAGAI AKIBAT MENCUNTAI DUNIA :
Begitu besar akibat resiko terlampau mencintai dunia diantaranya :
1.ALLAH MENDATANGKAN KEPUTUSAN
Begitu hinanya terlampau mencintai dunia sampai Allah
mengingatkan : “……..maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya…..". (Q.S.
Attaubah (9) : 24).
2.FASIK
Tidak hanya itu, bahkan
dicap Allah sebagai orang fasik (berprilaku salah), sehingga tidak mendapat petunjuk
(hidayah). “……...Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang orang yang fasik”. (Q.S. Attaubah (9) : 24). Betapa bahayanya bila tidak mendapat hidayah Allah,
jelas berakibat prilakunya makin jauh dari kebenaran !.
3.LUPA DIRI
Betapa hinanya
yang melupakan Allah, lantaran terlampau mencintai kehidupan dunia, sehingga
sampai lupa kepada dirinya !. “Dan janganlah kamu seperti orang
orang
yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri…..”.
(Q.S. Al Hasyr (59) : 19)
SAKIT JASAD DAN JIWA
Sakit jasad banyak yang faham, sehingga penderita tahu
penyakit yang dideritanya : Batuk, demam, panas, flu, sakit gigi, pusing dan
sebangsanya, bahkan orang lain tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.
Sangat beda dengan yang sakit jiwanya, justru
penderita tidak sadar bahwa jiwanya sakit : Hasud, iri, dengki, terlampau mencintai
dunia (bakhil), egois (hanya mengutamakan dirinya, acuh pada lingkungan) dan
sebangsanya.
Anehnya !, justru kelainan jiwa ini penderita tidak merasa, justru orang
lain yang tahu dan memahaminya keadaannya !.
LEBIH BERBAHAYA
Sakit / kelainan jiwa justru lebih berbahaya dari
sakit jasmani,
bayangkan karena jiwanya melupakan Allah, karena hanya mementingkan dan
mencintai dunia belaka, sehingga Allah membuat dia lupa pada dirinya sendiri : “….lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada diri mereka sendiri…..”.
(Q.S. Al Hasyr (59) : 19).
Karena lupa pada dirinya sendiri, sehingga prilakunya menyimpang ,sangat
aneh : Berteriak teriak, marah tanpa alasan,
telanjang bulat tanpa malu, membunuh tanpa merasa salah, bahkan sampai nekad
bunuh diri !, lantaran tidak kuat menahan tekanan jiwa yang terlampau berat,
sehingga jiwanya mengalami stress.
BEBERAPA KASUS GANGGUAN JIWA :
1.AKIBAT TERLAMPAU MENCINTAI TOKOH
“Pasca pemilu April 2019, Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ)
Soeprapto Bengkulu, dipenuhi pasien stres dari pendukung pasangan calon
presiden dan wakil presiden", kata Direktur RSKJ Soeprapto Bengkulu
Chandrainy Puri.
Sehingga ada yang sampai
berjalan dengan hanya bertelanjang bulat dijalan umum tanpa merasa malu.
2.AKIBAT TERLAMPAU MENCINTAI ISTRI
Salah seorang jama’ah, saya jumpai jalannya agak
sempoyongan, saya kaget mengapa bisa demikian ?, ternyata dia mengaku bahwa
istrinya telah wafat 3 tahun yang lalu. Beberapa bulan kemudian sudah tidak
bisa berjalan lagi, sehingga hidupnya hanya diatas tempat tidur.
3.AKIBAT TERLAMPAU MENCINTAI HARTA
Ketika Pasar Turi tebakar sekitar tahun 1960, beberapa
peristiwa aneh terjadi di lokasi kebakaran : Ada yang terkencing kencing
tanpa sadar, ada yang pingsan, ada yang mati mendadak, bahkan ada yang gila,
lantaran jiwanya tidak kuat menahan tekanan (depresi). Betapa fatal bila
kondisi jiwa sangat lemah (tidak memiliki dasar keimanan / tidak percaya kepada
taqdir (ketetapan Allah).
Sangat beda dengan kondisi teman
saya (cak Mat Riduan) yang memiliki keimanan, dia hanya merasa sedikit pusing
karena kagetnya, betapa tidak ?, karena 3 standnya yang baru diisi barang, tahu
tahu punah lenyap dilalap api !.
Kemudian pada pukul 2 malam istrinya diajak melihat kondisi standnya,
betapa herannya cak Mat, karena sang istri justru berdo’a dengan tenangnya : “Ya
Allah biar standku lenyap, karena itu merupakan kehendak Mu, saya hanya mohon
kepada Mu agar selamatkan masjid Mu dari kebakaran !”.
Alhamdulillah akhirnya masjid
Pasar Turi selamat, itulah sikap orang yang mengingat tuntunan agama (dzikir)
sehingga jiwanya tidak sampai stress.
JIWA TENANG (BAHAGIA)
Bila jasad dipelihara dengan menjaga dari kebersihan :
Cukup makan ,cukup istirahat, cukup vitamin. Demikian pula halnya dengan jiwa,
jiwa harus juga disehatkan, dengan cara disucikan dengan cara selalu ingat
(dzikir). “(yaitu)
orang orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram”. (Q.S.
Ar Ra’du (13) : 28)
JIWA PERLU DISUCIKAN
Oleh karena itu agar jiwa sehat maka perlu disucikan
juga. "Sungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu”. (Q.S. As Syams
(91) : 9). Diantara cara mensucikan jiwa adalah dengan cara :
Mengaktifkan dzikir, menetapi tuntunan Nya, mengaktifkan amal sholih, menjauhi
dari perbuatan dzalim.
IMAN DISERTAI AMAL SHOLIH
“Sesungguhnya orang
orang
yang beriman, mengerjakan amal sholih, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S.
Al Baqarah (2) : 277)
Makna dzikir
artinya : dengan menjaga keimanan dan mengaktifkan amal sholih dan beribadah, maka
akan dijamin mendapat pahala dan dijauhkan dari rasa khawatir (stress)
bahkan dijauhkan dari rasa sedih !..
KISAH TAULADAN
JASAD SANG ISTRI DIDAMPINGI SAMPAI JADI TULANG BELULANG
Sri Murniati (55) ditemukan tidak bernyawa
di kediamannya kawasan Depok pada Senin (13/5/2019), diduga dalam kondisi
membusuk berdasar keterangan tetangganya : “Jasad Sri hanya tinggal tulang belulang”..
Beberapa petugas Dinas
Sosial ramai di depan rumah Sri. Petugas juga membawa suami Sri, Aladdin Situmorang yang diduga mengidap kelainan jiwa.
Saat digeledah petugas menemukan jasad Sri di
ruangan tergembok. Berdasar keterangan petugas
keamanan, kondisi jasad Sri sudah tinggal
tulang tengkorak,
rambut, gigi yang mongering dan tergeletak di
atas kasurnya".
Berdasar kondisi mayat,
Azizah menduga Sri meninggal sejak lama. Namun Azizah tak mencium sama sekali
bau busuk.
Tak terciumnya bau busuk mayat, karena
tercampur bau tak sedap, karena rumah almarhumah yang kotor dan jorok karena
ulah suaminya yang diduga gangguan jiwa.
Azizah curiga Aladdin sengaja
menutupi bau mayat istrinya dengan bahan pewangi.
Sri diduga meninggal akibat penyakit diabetes
akut yang diidapnya bertahun tahun. Suami korban, sempat mengamuk dan
mengusir warga. "Suaminya bilang istrinya (korban) pulang ke
kampung", ujar seorang tetangga korban, Azizah di lokasi, Senin
(13/5/2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar