SAHABAT NABI MENCIUM KEPALA KAISAR ROMAWI
“Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka berkata : "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi, Kami sekali kali tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".
(Q.S. Al Kaffi (18) : 14)
Ayat diatas mengisahkan ketika para pemuda Ashabul Kahfi menghadap raja Dikyanus (Decius) yang dzalim. Kisah tersebut juga dialami sahabat Nabi Abdullah bin Hudzafa yang tegar, ketika menghadapi berbagai tawaran Kaisar Romawi agar meninggalkan keyakinan agamanya.
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad
s.a.w. Abdullah bin Hudzafah as Sahmi, adalah panglima pasukan Muslim yang
diberangkatkan khalifah Umar bin Khaththab untuk pembebasan negeri Syam.
GAGAL
DAN TERTANGKAP
Misinya memerangi penduduk Kaisariah, sebuah kota benteng di wilayah
Palestina di tepi Laut Tengah. Namun gagal dalam salah satu pertempuran sehingga tertangkap pasukan Romawi.
Kemudian Abdullah
bin Hudzafah dibawa ke negeri mereka.
Kepada raja Romawi mereka menyatakan bahwa ia
adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad s.a.w..
Mendengar hal ini Kaisar merasa memiliki
kesempatan untuk menyakiti dan
menyiksa kaum Muslimin. Kaisar ingin melihat
sosok Abdullah bin Hudzafah secara langsung. Ia ingin menguji seberapa kuat
agama yang ia miliki dan ingin menjauhkannya dari agama Islam.
MENGATUR
SIASAT
Kaisar memulai
memberikan bujukan dan penawaran, kepada Abdullah
bin Hudzafah ditawarkan berbagai pilihan yang menggiurkan, mulai sejumlah
harta, dinikahkan dengan sang putri kerajaan, hingga seluruh harta dan kerajaan
yang ia miliki.
DITAWARI
MEMELUK NASRANI DAN SEPARUH HARTA KERAJAAN
Kemudian Kaisar berkata : "Apakah kamu mau memeluk agama Nasrani dan aku hadiahkan
kepadamu setengah dari kerajaanku ?".
DIJAWAB
TEGAS
"Seandainya
engkau serahkan seluruh kerajaanmu dan seluruh kerajaan Arab, aku tidak akan
meninggalkan agama Muhammad s.a.w. sekejappun !", ujar Abdullah bin Hudzafah dengan tegas.pertanyaan Kaisar Romawi.
Kaisar Romawi
berkata : "Kalau begitu aku akan membunuhmu !",
dengan spontan Abdullah bin Hudzafah menjawab tegas : "Silakan !".
DIMASUKKAN
PENJARA
Kemudian Abdullah
bin Hudzafah dimasukkan ke dalam penjara dan tidak diberi makan dan minum selama 3 hari berturut turut. Kemudian ditawari segelas
arak dan daging babi sebagai penawar dahaga dan lapar.
Namun lagi lagi dengan tegas Abdullah
menolaknya karena kokohnya keimanan. Selama
beberapa hari dia tidak menyentuh makanan dan
minuman hingga hampir mati.
DIKELUARKAN
DARI PENJARA
Melihat keadaan ini
sang Kaisar mengeluarkan dari penjara dan bertanya : "Apa yang membuatmu
enggan minum arak dan makan daging babi, padahal engkau dalam kondisi
kelaparan dan terpaksa ?".
Abdullah bin Hudzafah dengan tegas menjawab : "Ketauhilah kondisi darurat memang bisa menjadikan hal tersebut halal bagi saya dan tidak ada keharaman
bagi saya untuk memakannya. Namun saya lebih memilih untuk tidak
memakannya sehingga saya tidak memberikan kesempatan kepadamu untuk bersorak
melihat kemalangan Islam !".
DILEMPAR KE DALAM AIR MENDIDIH
Kemudian Kaisar Romawi memerintahkan agar Abdullah
dilemparkan ke dalam air mendidih. Namun ketika akan dilemparkan, Abdullah
bin Hudzafah menangis. Para pasukan yang bertugas melaporkan kejadian ini kepada Kaisar nya,
mereka mengira Abdullah bin Hudzafah menangis karena takut mati dan menyerah serta
membatalkan ketetapannya dan mengabulkan ke inginan sang Kaisar memeluk agama
Nasrani.
DIPANGGIL
KAISAR
Kemudian Kaisar
kembali memanggil Abdullah bin Hudzafah dan menawarkan untuk memeluk agama Nasrani. Namun
lagi lagi dengan tegas ditolaknya. Kemudian
Kaisar bertanya : "Lalu mengapa engkau menangis ?", tanya sang Kaisar
keheranan.
JAWABAN
DILUAR DUGAAN !
"Saya menangis
karena saya menyesal mengapa nyawaku cuma satu,. aku berharap memiliki nyawa
sebanyak rambut yang ada di tubuhku dan semuanya diceburkan ke dalam panci itu
sehingga semuanya mati di jalan Allah", jawab Abdullah bin Hudzafah dengan
tegas.
JAWABAN LUAR BIASA !
Jawaban ini membuat Kaisar kalah telak, dia merasa memiliki harta, pangkat dan kekuatan. Namun berhadapan dengan seorang Muslim yang tidak
bersenjata dan tidak menyandang apapun, namun mampu memberikan tawaran terakhir
yang tinggi nilainya, jawaban tanda sebagai kekuatan imannya yang tinggi dan
mahal nilainya !.
PERINTAH
DEMI GENGSI
Karena kehabisan
akal dan demi menjaga martabatnya, Kaisar Romawi berkata : "Hai
Abdullah bin Hudzafah, maukah kamu mengecup kepalaku ?, saya akan membebaskanmu
dan melepaskanmu !".
JAWABAN
LIHAI
Mendengar syarat
yang diajukan sang Kaisar, Abdullah bin Hudzafah menjawab dengan lihainya : "Baklah
dengan syarat engkau harus melepaskan semua tawanan kaum Muslimin yang berada
di dalam penjara kalian !".
300 PASUKAN MUSLIM BEBAS
Berkat syarat yang diajukan Abdullah bin Hudzafah 300 tawanan Muslim yang ditangkap dan dipenjara Kaisar Romawi pun dibebaskan.
KHALIFAH MENCIUM KEPALANYA
Sepulang dari kerajaan, cerita pun sampai di telinga khalifah Umar, kemudian Umar menghampiri Abdullah bin Hudzafah dan mengecup kepalanya.sambil berkata : "Seharusnya semua umat Islam mencium kepala Abdullah
dan sekarang aku orang pertama yang mencium kepala Abdullah", ujar khalifah Umar sambil mencium kepala Abdullah. Sikap beliau kemudian diikuti pula oleh para sahabat.
DEMI MENGHARGAI
JASA SAHABATNYA
Demikian tinggi dan mulianya sikap
Khalifah dalam menghargai dan menghormati jasa sahabatnya, sehingga sampai
sudi mencium kepala Abdullah bin Hudzafah. Subhaanalloh.
KEGIGIHAN PARA ‘ULAMA MENELUSURI
HADITS
Diriwayatkan
sahabat Jabir bin Abdillah Al Anshori bahwasanya dia menempuh perjalanan sangat jauh, selama 1
bulan hanya untuk menemui sahabat Abdullah Bin Unais, karena ingin mendengar
sebuah hadits yang sampai kepadanya darinya yang didengar oleh sahabat Abdullah
bin Unais dari Nabi
Kemudian Jabir
berkata : “Saya membeli seekor unta dan berangkat, ketika sampai di Syam, saya
berkata kepada penjaga rumahnya : “Katakan kepadanya bahwa sahabat Jabir berada
di depan rumahnya”. Kemudian Abdullah bin
Unais berkata : “Mana sahabat Jabir Bin Abdillah ?”, saya berkata : “Aku Jabir Bin Abdillah”. Kemudian dia melipat bajunya dan
memelukku. Kemudian saya berkata : “Ada sebuah hadits yang
sampai kepadaku bahwasanya engkau telah mendengarnya dari Rasulullah”.
Bisa dibayangkan
betapa sahabat Jabir bin Abdullah Al Anshori berminggu minggu ke Syam hanya
untuk mendengarkan satu hadits dari sahabat Abdullah bin Unais. Sebelum
dipersilahkan masuk, dia minta disampaikan dahulu hadits tersebut, karena takut
bila meninggal sebelum sahabat Jabir bin Abdillah mendengar hadits tersebut.
Begitu gigih upaya mereka untuk mengumpulkan ilmu dan belajar mengenai
hukum qishos. “Maka aku takut
engkau meninggal atau aku yang meninggal terlebih dahulu sebelummu sebelum aku
mendengarnya”.
KEUTAMAAN KALIMAT
DZIKIR KHUSUS
سُبْحَانَ اللهِ، وَ الحَمْدُ ِلله،ِ وَ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله،ُ وَ اللهُ أَكْبَرُ
(Allah Maha Suci
dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain
Allah dan Allah Maha Besar )
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w.
bersabda : "Sungguh
bila aku mengucapkan subhaanalloh
walhamdulillaah walaa ilaaha illalloh walloohu akbar, itu lebih kusukai
daripada segala apa yang disinari oleh matahari". (H.R. Muslim)
سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله ِالْعَظِيْمِ
(Maha Suci Allah dan segala Puji bagi Nya,
Maha Suci Allah yang Maha Agung)
Dari
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : "Ada dua kalimat yang ringan dilidah berat dalam timbangan, serta disukai
oleh Allah Dzat yang Maha Pemurah yakni : subhaanalloh wabihamdihi
subhaanallohil 'adzim ". (H.R. Bukhari Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar