Rabu, 17 Juli 2019



SAHABAT NABI MENCIUM KEPALA KAISAR ROMAWI

          “Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka berkata : "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi, Kami sekali kali tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran". 

(Q.S. Al Kaffi (18) : 14)


Ayat diatas mengisahkan ketika para pemuda Ashabul Kahfi menghadap raja Dikyanus (Decius) yang dzalim. Kisah tersebut juga dialami sahabat Nabi Abdullah bin Hudzafa yang tegar, ketika menghadapi berbagai tawaran Kaisar Romawi agar meninggalkan keyakinan agamanya.
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad s.a.w. Abdullah bin Hudzafah as Sahmi, adalah panglima pasukan Muslim yang diberangkatkan khalifah Umar bin Khaththab untuk pembebasan negeri Syam.

GAGAL DAN TERTANGKAP
Misinya memerangi penduduk Kaisariah, sebuah kota benteng di wilayah Palestina di tepi Laut Tengah. Namun gagal dalam salah satu pertempuran sehingga tertangkap pasukan Romawi.
Kemudian Abdullah bin Hudzafah dibawa ke negeri mereka.
Kepada raja Romawi mereka menyatakan bahwa ia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad s.a.w..
Mendengar hal ini Kaisar merasa memiliki kesempatan untuk menyakiti dan menyiksa kaum Muslimin. Kaisar ingin melihat sosok Abdullah bin Hudzafah secara langsung. Ia ingin menguji seberapa kuat agama yang ia miliki dan ingin menjauhkannya dari agama Islam.

MENGATUR SIASAT
Kaisar memulai memberikan bujukan dan penawaran, kepada Abdullah bin Hudzafah ditawarkan berbagai pilihan yang menggiurkan, mulai sejumlah harta, dinikahkan dengan sang putri kerajaan, hingga seluruh harta dan kerajaan yang ia miliki. 

DITAWARI MEMELUK NASRANI DAN SEPARUH HARTA KERAJAAN
Kemudian Kaisar berkata : "Apakah kamu mau memeluk agama Nasrani dan aku hadiahkan kepadamu setengah dari kerajaanku ?".

DIJAWAB TEGAS
"Seandainya engkau serahkan seluruh kerajaanmu dan seluruh kerajaan Arab, aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad s.a.w. sekejappun !", ujar Abdullah bin Hudzafah dengan tegas.pertanyaan Kaisar Romawi.
Kaisar Romawi berkata : "Kalau begitu aku akan membunuhmu !",  dengan spontan Abdullah bin Hudzafah menjawab tegas : "Silakan !".

DIMASUKKAN PENJARA
Kemudian Abdullah bin Hudzafah dimasukkan ke dalam penjara dan tidak diberi makan dan minum selama 3 hari berturut turut. Kemudian ditawari segelas arak dan daging babi sebagai penawar dahaga dan lapar. Namun lagi lagi dengan tegas Abdullah menolaknya karena kokohnya keimanan. Selama beberapa hari dia tidak menyentuh makanan dan minuman hingga hampir mati.

DIKELUARKAN DARI PENJARA
Melihat keadaan ini sang Kaisar mengeluarkan dari penjara dan bertanya : "Apa yang membuatmu enggan minum arak dan makan daging babi, padahal engkau dalam kondisi kelaparan dan terpaksa ?".
Abdullah bin Hudzafah dengan tegas menjawab : "Ketauhilah kondisi darurat memang bisa menjadikan hal tersebut halal bagi saya dan tidak ada keharaman bagi saya untuk memakannya. Namun saya lebih memilih untuk tidak memakannya sehingga saya tidak memberikan kesempatan kepadamu untuk bersorak melihat kemalangan Islam !".

DILEMPAR KE DALAM AIR MENDIDIH
Kemudian Kaisar Romawi memerintahkan agar Abdullah dilemparkan ke dalam air mendidih. Namun ketika akan dilemparkan, Abdullah bin Hudzafah menangis. Para pasukan yang bertugas  melaporkan kejadian ini kepada Kaisar nya, mereka mengira Abdullah bin Hudzafah menangis karena takut mati dan menyerah serta membatalkan ketetapannya dan mengabulkan ke inginan sang Kaisar memeluk agama Nasrani.

DIPANGGIL KAISAR
Kemudian Kaisar kembali memanggil Abdullah bin Hudzafah dan  menawarkan untuk memeluk agama Nasrani. Namun lagi lagi dengan tegas  ditolaknya. Kemudian Kaisar bertanya : "Lalu mengapa engkau menangis ?", tanya sang Kaisar keheranan.

JAWABAN DILUAR DUGAAN !
"Saya menangis karena saya menyesal mengapa nyawaku cuma satu,. aku berharap memiliki nyawa sebanyak rambut yang ada di tubuhku dan semuanya diceburkan ke dalam panci itu sehingga semuanya mati di jalan Allah", jawab Abdullah bin Hudzafah dengan tegas.

JAWABAN LUAR BIASA !
Jawaban ini membuat Kaisar kalah telak, dia merasa memiliki harta, pangkat dan kekuatan. Namun berhadapan dengan seorang Muslim yang tidak bersenjata dan tidak menyandang apapun, namun mampu memberikan tawaran terakhir yang tinggi nilainya, jawaban tanda sebagai kekuatan imannya yang tinggi dan mahal nilainya !.

PERINTAH DEMI GENGSI
Karena kehabisan akal dan demi menjaga martabatnya, Kaisar Romawi berkata : "Hai Abdullah bin Hudzafah, maukah kamu mengecup kepalaku ?, saya akan membebaskanmu dan melepaskanmu !".

JAWABAN LIHAI
Mendengar syarat yang diajukan sang Kaisar, Abdullah bin Hudzafah menjawab dengan lihainya : "Baklah dengan syarat engkau harus melepaskan semua tawanan kaum Muslimin yang berada di dalam penjara kalian !".

300 PASUKAN MUSLIM BEBAS
Berkat syarat yang diajukan Abdullah bin Hudzafah 300 tawanan Muslim yang ditangkap dan dipenjara Kaisar Romawi pun dibebaskan.

KHALIFAH MENCIUM KEPALANYA
Sepulang dari kerajaan, cerita pun sampai di telinga khalifah Umar, kemudian Umar menghampiri Abdullah bin Hudzafah dan mengecup kepalanya.sambil berkata : "Seharusnya semua umat Islam mencium kepala Abdullah dan sekarang aku orang pertama yang mencium kepala Abdullah", ujar khalifah Umar sambil mencium kepala Abdullah. Sikap beliau kemudian diikuti pula oleh para sahabat.

DEMI MENGHARGAI JASA SAHABATNYA
Demikian tinggi dan mulianya sikap Khalifah dalam menghargai dan menghormati jasa sahabatnya, sehingga sampai sudi mencium kepala Abdullah bin Hudzafah. Subhaanalloh. 

KEGIGIHAN PARA ‘ULAMA MENELUSURI HADITS

Diriwayatkan sahabat Jabir bin Abdillah Al Anshori bahwasanya dia menempuh perjalanan sangat jauh, selama 1 bulan hanya untuk menemui sahabat Abdullah Bin Unais, karena ingin mendengar sebuah hadits yang sampai kepadanya darinya yang didengar oleh sahabat Abdullah bin Unais dari Nabi
Kemudian Jabir berkata : “Saya membeli seekor unta dan berangkat, ketika sampai di Syam, saya berkata kepada penjaga rumahnya : “Katakan kepadanya bahwa sahabat Jabir berada di depan rumahnya”. Kemudian Abdullah bin Unais berkata : “Mana sahabat Jabir Bin Abdillah ?”, saya berkata : “Aku Jabir Bin Abdillah”. Kemudian dia melipat bajunya dan memelukku. Kemudian saya berkata : “Ada sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwasanya engkau telah mendengarnya dari Rasulullah”.
Bisa dibayangkan betapa sahabat Jabir bin Abdullah Al Anshori berminggu minggu ke Syam hanya untuk mendengarkan satu hadits dari sahabat Abdullah bin Unais. Sebelum dipersilahkan masuk, dia minta disampaikan dahulu hadits tersebut, karena takut bila meninggal sebelum sahabat Jabir bin Abdillah mendengar hadits tersebut. Begitu gigih upaya mereka untuk mengumpulkan ilmu dan belajar mengenai hukum qishos. Maka aku takut engkau meninggal atau aku yang meninggal terlebih dahulu sebelummu sebelum aku mendengarnya”.

KEUTAMAAN KALIMAT DZIKIR KHUSUS

سُبْحَانَ اللهِ، وَ الحَمْدُ ِلله،ِ وَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله،ُ وَ اللهُ أَكْبَرُ
(Allah Maha Suci  dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah  dan Allah Maha Besar )
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sungguh bila aku  mengucapkan subhaanalloh walhamdulillaah walaa ilaaha illalloh walloohu akbar, itu lebih kusukai daripada segala apa yang disinari oleh matahari". (H.R. Muslim)
                           
سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله ِالْعَظِيْمِ
 (Maha Suci Allah dan segala Puji bagi Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : "Ada dua kalimat yang ringan  dilidah berat dalam timbangan, serta disukai oleh Allah Dzat yang Maha Pemurah yakni : subhaanalloh wabihamdihi subhaanallohil 'adzim ".  (H.R. Bukhari Muslim)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar