Kamis, 04 Juni 2015





DERITA MUSLIMIN ROHINGYA DI MYANMAR

“ Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya : " Sesungguhnya Aku tidak menyia nyiakan amal orang orang yang beramal di antara kamu, baik laki  laki atau perempuan sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Kuhapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik ". ( Q.S. Ali Imran 195 )

Betapa nikmat rasanya hidup dalam kedamaian di negara yang bernafas dan mayoritas Muslim penduduknya, betapa tidak ?, karena agama Islam mengajarkan untuk melindungi keselamatan juga bagi pemeluk agama lain, hak hak mereka juga dihargai.
Mari menengok keadaan saudara kita sesama Muslim di Myanmar, betapa menderita dan merananya mereka, mari merenung dan menghayati nasib saudara kita dengan harapan agar bisa bersyukur dan ikut meringankan penderitaan mereka, baik dengan memberi bantuan, minimal mendo’akan, agar mereka bisa terlepas dari bencana yang menimpanya. 

GEOGRAFIS 
Secara geografis Myanmar berada di Asia Tenggara. Bagian utara berbatasan dengan China dan India, sebelah selatan dengan Teluk Benggala dan Thailand, sebelah timur berbatasan dengan wilayah China, Laos, dan Thailand, sebelah barat dengan Teluk Benggala dan wilayah Bangladesh.
Adapun wilayah Rakhine, penjajah Inggris menyebutnya orang Arakan, terletak di barat daya wilayah Myanmar, berbatasan dengan Teluk Benggala dan wilayah Bangladesh.                                       
Luas Myanmar 261.000 mil2, jumlah penduduk 50 juta orang. 15% Muslim mayoritas orang Arakan. 70% penduduk Arakan adalah muslim, sisanya orang Magh beragama Budha Theravada dan kelompok minoritas lainnya. Suku mayoritas adalah Bamar / Birma, merupakan suku kasta pertama sebagai pemegang pemerintahan. Oleh karena itu wilayah ini disebut Burma kemudian berganti nama Myanmar.

UMAT ISLAM ARAKAN
Umat Islam datang di wilayah Arakan dimasa Daulah Abbasiyah dibawah kepemimpinan Khalifah Harun al Rasyid, kaum muslimin datang lewat jalur perdagangan, dengan cara damai, tidak dengan kekerasan atau peperangan.
Kemudian umat Islam semakin berkembang menjadi sebuah kerajaan Islam berdiri sendiri. Pemerintahan berlangsung selama 3,5 abad, dipimpin  48 raja. Antara tahun 1430–1784 banyak peninggalan umat Islam, masjid masjid dan madrasah. Masjid yang terkenal adalah Masjid Badr di Arakan dan Masjid Sindi Khan yang dibangun tahun pada tahun1430 .

EKSPANSI BUDHA TERHADAP KERAJAAN ISLAM
Pada 1784 Arakan diserang raja Budha Bodawpaya dari suku Birma. Kemudian menggabungkan Arakan ke wilayahnya, agar Islam tidak berkembang di wilayah tersebut. Sejak saat itu bencana umat Islam Arakan dimulai, peninggalan peninggalan umat Islam berupa  masjid dan madrasah dihancurkan, para ulama  dibunuh.
Kaum Budha suku Birma terus menerus mengintimidasi kaum muslimin dan menjarah hak miliknya. Keadaan tersebut  berlangsung selama 40 tahun, kemudian berhenti dengan kedatangan penjajah Inggris.

INGGRIS MENGUASAI BURMA
Pada 1824 Inggris menguasai Burma, kemudian menggabungkan wilayah tersebut dengan persemakmurannya di India. Pada tahun 1937 Inggris memisahkan Burma dan Arakan dari wilayah kekuasaannya di India. Maka Burma menjadi wilayah kerajaan Inggris tersendiri yang bernama Burma Britania.

PEMBANTAIAN TERHADAP KAUM MUSLIMIN
Tahun 1942 bencana besar menimpa kaum muslimin Rohingya. Orang orang Budha Magh membantai kaum muslimin dengan dukungan saudara Budha mereka suku Birma dan suku suku lainnya, lebih dari 100.000 muslim tewas terbunuh.
Pada 1947 Burma mempersiapkan deklarasi kemerdekaan di kota Panglong, semua suku diundang dalam persiapan tersebut, kecuali umat Islam Rohingya.
Pada 4 Januari 1948 Inggris memerdekakan Burma dengan syarat masing masing suku bisa membebaskan diri dari Burma bila menghendakinya. Namun suku Birma mengingkarinya, mereka tetap menguasai wilayah Arakan tidak mendengarkan suara masyarakat muslim Rohingya dan Budha Magh yang ingin merdeka. Mereka juga melanjutkan intimidasi terhadap kaum muslimin.

DUKA MUSLIMIN ARAKAN         
Sejak pemerintahan militer berkuasa di Myanmar melalui kudeta Jendral Ne Win pada 1962, umat Islam Arakan mengalami berbagai bentuk kedzaliman dan intimidasi, mereka dibunuh, diusir, diitekan hak haknya, hak  kewarga negaraan tidak diakui. Mereka disamakan dengan orang orang Bangladesh dalam hal agama, bahasa dan kebebasan.
Bahkan mereka menghancurkan masjid, madrasah dan bangunan bangunan bersejarah lainnya. Kaum muslimin dilarang membangun masjid, madrasah, perkantoran dan perpustakaan, tempat penampungan anak yatim dll, sekolah sekolah Islam tidak mendapat pengakuan pemerintah, dilarang dikembangkan dan tidak diakui lulusannya.
Upaya “ Burmanisasi ” merupaka peleburan ajaran Islam, kemudian umat Islam diusir, tanah dan kebun kebun pertanian dirampas. Orang orang Budha menguasai dan membangunnya dengan harta dari kaum muslimin. Atau membangunnya menjadi barak militer tanpa kompensasi apapun, yang menolak resikonya kematian.

DIUSIR
Pada tahun 1962 M, militer fasis Myanmar mengusir 300.000 orang Arakan ke wilayah Bangladesh. Pada tahun 1978 lebih dari 500.000 kaum muslimin diusir dan mengalami tekanan berat hingga hampir 400.000 tewas. Termasuk orang tua, wanita, dan anak anak. Pada tahun1988, 150.000 kaum muslimin diusir karena orang orang Budha hendak membangun desa mereka sebagai tempat percontohan.
Tahun 1991 hampir 500.0000 kaum Muslimin diusir, hal ini dilakukan karena hukuman atas kemenangan partai oposisi (NLD) dalam pemilu yang mendapatkan suara dari umat Islam, hasil pemilupun dibatalkan.

DISKRIMINASI
Kedzaliman tidak hanya sampai disini, mereka membatalkan pula hak kewarganeraan umat Islam. Melakukan kerja paksa tanpa mendapatkan makanan, minuman dan transportasi. Umat Islam dilarang mendapatkan pendidikan yang layak. Apalagi duduk di bangku kuliah. 
Secara umum tidak boleh menjadi pegawai negeri. Jika ada tidak mendapatkan haknya secara penuh. Dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri, walau beribadah haji.  
Diskrimanis dibidang ekonomi : Dibebani pajak tinggi di segala bidang. Dikenakan banyak denda. Dipersulit melakukan perdagangan, kecuali berniaga dengan militer, Itupun dilakukan dengan harga jauh di bawah standar.

DUNIA BUNGKAM
Demikian berat penderitaan kaum Muslimin Rohingya, namun dunia seolah bungkam enggan berbicara membela mereka. Tidak ada atas nama kemanusiaan. Tidak ada keperdulian, apalagi belas kasihan !. Beginikah yang katanya membela H.A.M. ?.

KEPERDULIAN
Pada tahun 1970 an Raja Faisal bin Abdul Aziz merupakan pemimpin dunia pertama yang membangun puluhan ribu camp pengungsi Rohingya di Arab Saudi. Saat ini sekitar seperempat juta warga Rohingya menetap dengan aman di Arab Saudi. Ya Allah terimalah amal beliau, ampuni dosa dosa nya, Amiin.

KEPERDULIAN NELAYAN ACEH
Alhamdulillah saudara saudara kita sesama Muslim dan pemerintah daerah Aceh telah turut serta perduli menampungnya. Bermula ketika sebuah perahu nelayan penduduk Aceh melihat sebuah kapal kecil terombang ambing kelimpungan ditengan lautan yang sarat penumpang, karena kasihan kemudian berusaha menariknya ke pantai namun tidak kuat , kemudian dipanggilnya teman temannya sebanyak 2 perahu, dengan 3 perahu kecil inilah akhirnya bisa ditarik kepantai. 
Ya Allah berikan kebarokahan kepada para nelayan Aceh tersebut dan ampunilah dosanya, Amiin.
Tahu siapa yang menakhodai kapal kecil tersebut ?, adalah seorang remaja, dengan berbekal ilmu kelautan seadanya bertekad membawa kapal kecil demi kasih sayang dan persaudaraan Muslim yang diimaninya.  Allaahu Akbar. Ketika kami menulis naskah ini sempat menangis sambil berdo’a. Nah bagaimana dengan kita ?, akankah hanya berdiam diri saja terhadap nasib saudara saudara kita ini ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar