Selasa, 20 Oktober 2015


KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

“ Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Mujadilah 11 )

Begitu mulianya orang yang beriman dan berilmu dalam agama, sehingga Allah meninggikannya dengan beberapa derajat. Begitu berharganya ilmu dalam pandangan agama.
Bukankah dengan ilmu  dalam beribadah tidak akan keliru, karena punya punya acuan, sehingga ibadah yang dilakukan berdasar tuntunan. Beda dengan yang beribadah atas dasar ikut ikutan, sehingga ibadahnya jauh dari tuntunan

Beberapa keutamaan ilmu dan para penuntutnya adalah :
1.Membangkitkan rasa takut kepada kepada Allah.
Rasa takut kepada Allah timbul berkat ilmu yang didalaminya, sehingga membuahkan sikap berhati hati kepada Allah ( taqwa ).Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba hamba Nya hanyalah ulama. ( Q.S. Fathir 28 )
2. Dimudahkan jalan ke Syurga, Malaikat ridlo, dimintakan ampun penduduk langit dan bumi, sebagai pewaris Nabi serta mendapat keberuntungan besar. 
Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria berkata : “ Wahai Abu Ad Darda’ aku sungguh mendatangi kota Rasul s.a.w. ( Madinah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah s.a.w., saya datang bermaksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ kemudian berkata : “ Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju syurga. Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar ”. ( H.R. Abu Daud )
3.Dikehendaki Allah menjadi baik.
Dari Mu’awiyah Nabi s.a.w. bersabda :    Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama. ( H.R. Bukhari dan Muslim )   
Memahami agama sekarang mudah didapat diantaranya : mendatangi pengajian,  tayangan ceramah agama di T.V., membaca buku agama dan sebagainya.
4. Walau wafat mendapat pahala berkat ilmu yang diajarkannya
Begitu besar manfaat mengajarkan ilmu agama, sehingga walau telah wafat masih mendapat pahala berkat ilmu yang diamalkan para muridnya.
Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda : Jika seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya ”.  ( H.R. Muslim )

5.Mendapat karunia banyak, tergolong berakal

“ Allah menganugerahkan Al Hikmah ( kefahaman tentang Al Quran dan As Sunnah ) kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah dia benar benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ( dari firman Allah ) “. ( Q.S. Al Baqarah 269 )                          

Al Hikmah adalah al ilm wa al fiqh ( ilmu dan pemahaman.

PENDAPAT SAHABAT DAN ULAMA TENTANG ILMU
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Ilmu menjaga pemiliknya, sedang harta harus dijaga pemiliknya. Ilmu semakin diamalkan makin bertambah, sedang harta semakin dibelanjakan makin berkurang “.
Mu’az Ibn Jabal r.a. berkata : “ Hendaklah kalian belajar ilmu agama karena mempelajarinya karena Allah sifat khasy’yah, mencarinya adalah ibadah, mengulang ulangnya adalah tasbih, mengajarkan kepada yang tidak tahu adalah sedekah, memberikan kepada penuntutnya adalah qurbah (ibadah), ia adalah teman baik tatkala sendiri dan sahabat tatkala bersepi ”.
Ibn ‘Abbas r.a. : “ Mudzakarah (mengulang ulang) ilmu di sebagian malam lebih saya senangi dari pada menghidupkannya dengan shalat malam ”.
Hasan Al Basri : “ Kalaulah bukan karena ulama maka manusia akan menjadi seperti hewan ternak ”.
Imam Syafi’i: “ Belajar Ilmu Agama lebih mulia dari ibadah sunnah ”. 
Sufyan As Sauri : “ Tidak ada amalan yang lebih utama dibanding dengan belajar ilmu agama bagi yang lurus niatnya ”. 
Imam Ahmad : “ Tidak ada yang mampu menandingi ilmu ”. 
Ibn al Qayyim : “ Sesungguhnya Allah mencela orang bodoh tentang Agama dalam ayat Nya. Ini menunjukkan jeleknya sifat bodoh di sisi Nya, murka Nya kepada orang bodoh, demikian pula manusia tidak senang dengan kebodohan semua berlepas diri darinya walau kebodohan itu pada dirinya sendiri

TINGGINYA PENGHARGAAN TERHADAP YANG MENGAJARKAN KEBAIKAN
Begitu tinggi penghargaan terhadap penyampai ilmu agama sehingga :
1.Dido’akan Allah, Malaikat dan segenap penduduk langit dan bumi
“ Sesungguhnya Allah, para Malaikat, penduduk langit dan bumi hingga semut yang berada dalam sarangnya dan juga ikan berdoa buat para pengajar kebaikan”.  ( H.R. At Tirmizi )
2. Pewaris para Nabi dan mendapat keberuntungan besar.
.........Sesungguhnya Ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar ”. ( H.R. Abu Daud )

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Belajar Ilmu Agama itu wajib bagi setiap Muslim”.  ( Sahih al Jami 3913-3914 )

Ilmu agama adalah Ilmu yang diturunkan Allah kepada Nabi Nya berupa bukti bukti dan petunjuk yang ada dalam Al Quran dan Sunnah Rasullah s.a.w. Dengan menuntut ilmu agama berarti menunjukkan bukti keimanannya, agar dalam beribadah tidak menyimpang dari tuntunan.

AKIBAT TIDAK BERILMU MENYIMPANG DARI TUNTUNAN
Betapa besar manfaat memiliki ilmu, sehingga dalam beribadah punya dasar/acuan, tidak berdasar apa kata orang, sehingga tidak menyimpang dari tun tunan. Bukankah ketika melaksanakan ibadah umrah/haji banyak yang mengusap usap dinding Ka’bah ?. Bahkan dipintu ka’bah ada yang bergelayutan berlama lama. Bahkan ada yang sampai menyobek kain pembungkus Ka’bah ( Kiswah ) untuk dijadikan jimat !. Begini akibat beribadah tanpa ilmu, sehingga jatuh kedalam kemusyrikan !.

SEKEDAR ITTIBA’ PADA NABI
Bukankah Umar r.a. sebagai sahabat Nabi s.a.w. ketika mencium Hajar Aswad hanya sekedar ittiba’ ( mengikuti ) tuntunan Rasululah !. Bukan menganggapnya Hajar Aswad punya kekuatan ghaib.
Umar bin Al Khattab r.a. ketika mencium Hajar Aswad. beliau berkata : “ Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya, jika bukan karena aku melihat Nabi s.a.w menciummu aku tentu tidak akan menciummu ”.  ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Demikian pula dengan Rasulullah, walau seorang Nabi namun beliau tidak suka dihormati secara berlebihan. Dari Abu Umamah r.a. dia berkata :
“ Rasulullah s.a.w. pernah datang kepada kami dengan memegang sebuah tongkat, maka berdirilah kami untuk menghormat kedatangan beliau, kemudian beliau bersabda : “ Janganlah kamu berdiri seperti orang orang yang selain bangsa Arab berdiri, sebagian mereka memuliakan sebagiannya “. ( H.R. Ahmad dan Abu Dawud )                                            
Anas r.a. berkata : “ Tidak ada seorang yang lebih dicintai oleh mereka ( para sahabat ) dari pada cinta mereka kepada Rasulullah s.a.w. Tetapi apabila mereka melihat beliau datang mereka tidak berdiri menghormat karena mereka mengetahui ketidak sukaan beliau pada sikap yang demikian itu “.  ( H.R. Turmudzi  )       
Namun dalam kenyataannya sekarang, akibat tidak memahami ilmu  ketika usai aqad nikah “ justru pada berdiri sambil bersholawat Nabi ???? “.
Dan masih banyak lagi penyimpangan dalam beribadah yang dilakukan akibat tidak memahami ilmu dalam beribadah.

DO’A MINTA TAMBAHAN ILMU
Mengingat pentingnya ilmu dalam Al Quran terdapat do’a :

“ ......Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan ".                                   ( Q.S. Taha 114 )




Minggu, 18 Oktober 2015


DAHSYATNYA NERAKA

Sesungguhnya orang orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang orang yang musyrik ( akan masuk ) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya, mereka itu adalah seburuk buruk makhluk.
( Q.S. Al Bayyinah 6 )

Mendengar kata neraka terkesan seolah Allah bersifat, pendendam, kejam, sadis dan sebangsanya. Padahal Allah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang,  Maha Adil, dan Maha pengampun, tidak mungkin Allah mendzalimi hamba Nya. Nikmat yang diberikan kepada hamba Nya saja tak terbilang banyaknya.
            Bahkan karena bersifat Maha pemurah dan Maha Pengampun Nya, adzab pun tak segera dilaksanakan Nya, guna memberi kesempatan taubat kepada hamba Nya. Dan jika Allah bersifat pendendam dengan menyegerakan siksa karena kedzaliman manusia, bisa berakibat fatal akibatnya !.
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya ( yang ditentukan ) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak ( pula ) mendahulukannya. ( Q.S. An Nahl 61 ) 

DIBALAS SESUAI AMAL    
 Karena Allah bersifat Maha Mengetahui, Maha Teliti dan Maha Adil, maka setiap amal perbuatan manusia akan dibalas sesuai dengan amalnya.
“ Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam macam, supaya diperlihatkan kepada mereka ( balasan ) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun ( atom ), niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula “. ( Q.S. Al Zalzalah 6-8 )
Cara Allah membalas amal perbuatan sangat adil dan teliti : Yang banyak amal kebaikannya, dibalas dengan kehidupan yang memuaskan ( Syurga yang penuh kenikmatan ). Yang ringan amal kebaikannya ditempatkan di neraka Hawiyah.        
“ Dan adapun orang orang yang berat timbangan ( kebaikan ) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang orang yang ringan timbangan ( kebaikan ) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah, tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu ?, ( yaitu ) api yang sangat panas. ( Q.S. Al Qaari’ah 6-11 ) 

SIKSA PALING RINGAN
Begitu dahsyat adzab neraka bagi yang tak mengindahkan perintah Allah, sehingga siksa yang paling ringan saja dapat membuat otak jadi mendidih, begitu dahsyat tehnologi akherat. Sehebat hebat kebakaran di dunia saja otak manusia tak  terjangkau api !.
Dari Nu’man bin Basyir r.a. berkata : “ Saya mendengar  Rasullulah s.a.w. bersabda : ” Sesungguhnya seringan ringan siksaan ahli neraka nanti pada hari kiamat yaitu seseorang yang dibawah kedua tumitnya diletakkan dua bara ( api ) dan dapat mendidihkan otaknya, ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya, padahal siksaan itu adalah siksaan yang paling ringan bagi ahli neraka ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )

TINGKATAN SIKSA
Siksa teringan dineraka, otak saja bisa mendidih karena bara api yang diletakkan  dibawah kedua tumitnya !. Apalagi sampai mata kaki, sampai kedua lutut, sampai pusat, sampai bahu, apalagi sampai tenggelam seluruhnya kedalam api neraka, sulit dibayangkan !.              
Dari Samurah bin Jundub r.a. bahwasanya Nabi Allah s.a.w. bersabda : ” Diantara ahli neraka itu ada yang disiksa dengan api hanya sampai pada kedua mata kakinya,diantara mereka ada yang disiksa dengan api sampai pada kedua lututnya, diantara mereka ada yang sampai pada pusatnya, dan diantara mereka ada yang disiksa dengan api sampai bahunya ”. ( H.R.Muslim)                                                                                                                          
BANYAK MENANGIS SEDIKIT TERTAWA                                 
Karena Nabi s.a.w. memiliki mu’jizat sehingga diberi kemampuan dapat melihat dahsyatnya neraka. “ Rasulullah s.a.w. mendengar berita tentang sesuatu mengenai sahabat sahabatnya, maka beliau berkhutbah dimana beliau bersabda : ” Telah diperlihatkan kepadaku syurga dan neraka, aku belum pernah melihat kebaikan dan kejelekan seperti hari ini. Seandainya kamu sekalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kamu sekalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis ”, maka tidak pernah terjadi bagi sahabat sahabat Rasullulah s.a.w. saat yang sangat menyedihkan melebihi hari itu dimana mereka menutup kepala mereka sambil terisak isak ( menangis ) ”. ( H.R Bukhari dan Muslim )

KEDALAMAN NERAKA
Begitu dalam dan luasnya neraka sampai  gemuruh batunya yang jatuh memakan waktu sampai tujuh puluh tahun lamanya untuk mencapai dasar neraka !.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : ” Kami bersama sama Rasullulah s.a.w  ”.  Tiba tiba terdengarlah suara gemuruh, kemudian beliau bertanya : ” Apakah kamu sekalian tahu, bunyi apakah ini ? ”, kami menjawab : ” Allah dan Rasulnya yang lebih tahu “. Beliau bersabda sejak tujuh puluh tahun batu itu baru sampai ke dasar neraka, maka kamu sekalian mendengar suara gemuruhnya itu ”. ( H.R. Muslim )                                                                                                                     
SETIAP HANGUS DIGANTI BARU
Ingat kasus seorang wanita ( Lisa ) yang disiram asam sulfat oleh suaminya, sehingga wajahnya rusak terbakar dan dioperasi secara bertahap sampai 7 kali, ditangani oleh puluhan dokter ahli di rumah sakit dr. Soetomo Surabaya, itupun belum selesai karena dibutuhkan proses penyembuhan dan penanganan selanjutnya yang cukup lama.
Proses operasi dilakukan cukup rumit, setelah dioperasi dengan mengganti jaringan kulit yang rusak dengan jaringan kulit yang baru ( biasanya diambil dari bagian punggung, paha atau pantat ), masih ada lagi pembenahan yakni tahapan penyempurnaan bentuk agar lebih baik, lebih cantik. Karena pada proses penggantian jaringan awal, wajah Lisa nampak seperti kue bakpow, nampak lucu. Betapa sulit dan rumit pengerjaannya, apalagi  biaya yang dikeluarkannya.
Beda dengan tehnologi akherat, orang yang kulitnya hangus terbakar di neraka langsung segera diganti baru, agar dapat terus menerus merasakan adzab nya !. Allaahu Akbar.
Sesungguhnya orang orang yang kafir kepada ayat ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Q.S. An Nisaa’ 56 )

MENYESAL
Saking ngerinya keadaan neraka, sampai orang kafir pada menyesal         “ Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya, ia mengatakan : " Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan ( amal sholeh ) untuk hidupku ini ". ( Q.S. Al Fajr 23 – 24 )
Betapa ruginya orang tak beriman, sehingga baru menyadari ketika sudah berada di neraka, karena ketika di dunia tidak mau memperhatikan peringatan Nya.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar kita selalu berada dijalan Nya dan dihindarkan dari adzab Neraka. Amiin.


KISAH TAULADAN
ANCAMAN PEMAKAI AZIMAT
          
Agama Islam ditegakkan atas dasar tauhid ( meng Esakan Allah ), artinya semua peribadatan hanya ditujukan kepada Dzat yang Maha Esa ( Allah ), dengan demikian selain Allah bukan sesembahan, melainkan mahluk ciptaan Nya, sehingga tak pantas diyakini memiliki kekuatan ghoib ( jimat, tumbal, japa mantra, pelet dan sebangsanya ).
Menurut Ibnu Amir al Jauhari, suatu hari Rasulullah s.a.w. didatangi sekelompok rombongan, sembilan orang diantaranya menghadap Rasulullah s.a.w. agar dibaiat sebagai muslim.
Tetapi salah seorang ditolak Rasulullah s.a.w. sehingga menimbulkan tanda tanya bagi mereka, “ Wahai Rasulullah, yang sembilan kau baiat, tetapi mengapa yang seorang ini kau tolak ? “, tanya seorang diantara mereka.
“ Karena dia memakai tamimah “, jawab Rasullulah s.a.w.
Tamimah adalah sebuah cincin dari batu mulia dan sejenisnya yang biasa dipakai kaum jahiliyah sebagai azimat dan penolak bala. Caranya dengan memakainya di jari tangan atau mengalungkannya di leher.
Dengan tersipu dan malu orang yang memakai azimat, diam diam melepaskannya. Barulah kemudian Rasulullah s.a.w. mau membaitnya.
Barang siapa mengalungkan azimat, maka sesungguhnya ia telah musyrik “, sabda Rasulullah s.a.w.
Di kesempatan lain Rasulullah s.a.w. melihat lagi seorang laki laki mengenakan cincin yang terbuat dari kuningan ditangannya.
“ Apa ini ? “, tanya Rasulullah s.a.w.
“ Azimat untuk menjaga diri “, jawab pemakai cincin.
“ Buanglah sesungguhnya azimat itu tidak akan menambah kekuatan, bahkan akan menambah kelemahan. Jika nanti kau meninggal dan cincin itu masih kau pakai, kau tidak akan selamat buat selama lamanya ! ”.
Maka sangat tidak pantas bila mengaku muslim tetapi masih memakai azimat, tumbal, mantra, pelet, mempercayai ramalan, mendatangi para normal dan sebangsanya, karena akan berakibat menghapus ibadahnya, sayang kan !.
“ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan dan Nabi Nabi ) yang sebelummu. " Jika kamu mempersekutukan ( Tuhan ), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi.   ( Q.S. Az Zumar 65 )

Selasa, 13 Oktober 2015


KETAKHAYYULAN DI BULAN SURO

Dan apabila dikatakan kepada mereka : " Ikutilah apa yang diturunkan Allah", mereka menjawab : " (Tidak) tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak bapak kami mengerjakannya ". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala nyala (neraka) ? “. ( Q.S. Luqman 21 )

Sura adalah bulan pertama dalam kalender Jawa, merupakan tahun baru penanggalan Jawa. Bagi penganut tradisi Jawa ( kejawen )  bulan Suro merupakan bulan sakral. Berikut kami nukilkan kepercayaan jawa berkenaan dengan bulan suro, sebagai tambahan pengetahuan, agar bisa mengetahui pola fikir mereka, dan ......agar tidak terjebak kedalamnya !.

MAKNA BULAN SURO VERSI JAWA
“ Tradisi dan kepercayaan Jawa melihat bulan Sura sebagai bulan sakral. Bagi yang memiliki indera keenam (batin) sepanjang bulan Sura aura mistis dari alam gaib begitu kental melebihi bulan bulan lainnya.

KESADARAN MAKROKOSMOS
Tuhan menciptakan kehidupan alam semesta mencakup dimensi fisik (wadag) dan metafisik (gaib). Interaksi keduanya saling mengisi mewujudkan keselarasan dan keharmonisan alam semesta sebagai upaya rasa syukur akan karunia dari Tuhan.

MENJAGA KELESTARIAN DAN KESEIMBANGAN ALAM
Berdasar 2 dimensi itu, tradisi Jawa memiliki prinsip  pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian alam semesta. Menjaga kelestarian alam merupakan perwujudan syukur tertinggi umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tradisi Jawa walau dianggap klenik sekalipun “, prinsip percaya kepada Tuhan yang maha esa. Dalam berdoa / mantra selalu diikuti kalimat :  saka kersaning Gusti, saka kersaning Allah “. Prinsip tersebut prinsip ” jauh dari kemusrikan.

SEBAGAI BENTUK KEIMANAN
Lingkungan alam tidak hanya yang tampak, tetapi juga yang gaib. Pemahaman terhadap yang gaib, dianggap  sebagai bentuk “ keimanan “ (percaya) kepada yang gaib.

MISTERI BULAN SURO
Sura adalah bulan baru dalam tradisi penanggalan Jawa,  juga bulan baru yang berlaku di jagad gaib. Alam gaib adalah : jagad makhluk halus, jin, setan, siluman, binatang gaib, serta jagad leluhur, alam arwah dan bidadari. Dalam berinteraksi antara jagad leluhur, jagad mahluk dan jagad manusia, selalu menggunakan penghitungan waktu penanggalan Jawa. Malam Jum’at Kliwon sebagai malam suci paling agung yang digunakan “ para leluhur turun ke bumi ”untuk njangkung dan njampangi (membimbing) anak turunnya yang menghargai dan menjaga hubungan dengan leluhurnya.
Bulan Sura bulan paling sakral bagi jagad makhluk halus. Mereka mendapat “dispensasi” melakukan seleksi alam. Bagi siapapun yang hidupnya tidak eling dan waspada terkena dampaknya. Dalam siklus waktu tertentu terdapat bulan Sura yang bernama Sura Duraka Terjadi Tundan dhemit di mana terjadi “ dedemit mencari korban ” para manusia yang tidak eling dan waspadha,  biasanya ditandai  banyak sekali musibah dan bencana melanda jagad manusia.

RITUAL DI BULAN SURA
1. Siraman malam 1 Sura, mandi menggunakan campuran kembang setaman. Sebagai bentuk sembah raga  mensucikan badan. Dengan mengguyur sekujur badan sebanyak 7 kali ( pitu ), agar Tuhan memberikan pitulungan ( pertolongan). Atau 11 kali ( sewelas ), agar Tuhan memberikan kawelasan ( belas kasih). Atau 17 kali ( pitulas ) agar Tuhan memberikan pitulungan dan kawelasan.
2. Tapa Mbisu (membisu), tirakat sepanjang bulan Sura bersikap mengontrol ucapan yang baik saja, sebab dalam bulan Sura doa doa lebih mudah terwujud.
3. Ziarah ke makam para leluhur, selain mendoakan, ziarah sebagai sikap konkrit generasi penerus menghormati para leluhurnya.
4. Menyiapkan bunga setaman dalam wadah berisi air. Diletakkan di rumah, untuk menghargai leluhur yang njangkung dan njampangi anak turun. Masing masing bunga punya makna doa agung kepada Tuhan YME. juga ditaburkan ke pusara para leluhur.
5. Jamasan pusaka ( mencuci pusaka ), dalam rangka merawat atau meme    tri warisan dan kenang kenangan para leluhur.
6. Larung sesaji, merupakan ritual sedekah alam, disajikan (dilarung) ke laut,     gunung, atau ke tempat, dan hati tetap teguh pada keyakinan bahwa Tuhan Maha  Tunggal. Bahwa larung merupakan penghargaan terhadap alam.
     
MENGADA ADA
SeSetelah membaca pendirian dan keyakinan yang diuraikan kaum kejawen tersebut diatas, mari menelaah firman  :“ Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan ! “. ( Q.S. Al An’am 112 )
Demikian canggih setan membelokkan manusia dari kebenaran, sehingga banyak yang tertipu rayuannya !. Bukan setan bila tidak pandai menipu dengan membisikkan perkataan yang indah indah. Maka diakhir ayat Allah mengingatkan : Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan ! “.  Dengan demikian gerak gerik setan ( manusia / jin ) harus diwaspadai                         

APA KATA ORANG
Agar tidak mudah terjebak kedalam kesesatan, hendaknya jangan mudah mengikuti apa kata orang , kata nenek moyang, melestarikan kebudayaan dsb :Dan apabila dikatakan kepada mereka : " Ikutilah apa yang diturunkan Allah", mereka menjawab : " (Tidak) tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak bapak kami mengerjakannya ". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala nyala  ? “. ( Q.S. Luqman 21 )                                                                      
LATAH
Bila keimanan tidak kembali ketuntunan agama, maka akan mudah terpengaruh dan terbawa ke sikap latah, ikut ikutan : Takut bulan suro,  tidak berani punya hajat di bulan suro, ruwatan, dan prilaku seperti dilakukan para kejawen, yang jelas tak punya dasar dan menyimpang jauh dari tuntunan agama !.
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya “. ( Q.S. Al Israa’ 36 )                                                                 Semoga Allah menjauhkan dari sikap ikut ikutan yang menyebabkan jauh dari tuntunan dan sangat membahayakan kelak di hari kebangkitan. Amiiin.     

KISAH TAULADAN
SEMULA TAKUT PUNYA HAJAT DI BULAN SURO

Pada tahun 1995 di bulan Suro, kami dimintai tolong jama’ah yang muallaf ( kong hu cu, etnis cina ) untuk melamar seorang gadis. Pada sore hari kami berangkat berkunjung ke rumah si gadis untuk meminta kepada orang tuanya sambil memohon : “ Bapak perkenalkan kami berkunjung kemari dalam rangka menjalin shilaturrahim dan hendak menyampaikan permintaan jama’ah kami ini untuk melamar putri bapak “.
Dengan spontan permintaan kami dijawab : “ Ya saya terima “, “ Alhamdulillah, terima kasih atas perhatian dan perkenan bapak “, jawab kami, kemudian kami melanjutkan pembicaraan : “ Mohon maaf Bapak, jama’ah kami ini ingin segera melaksanakan pernikahan agar lebih afdhol, bagaimana bapak ? “.   
Diluar dugaan bapak tersebut menjawab tegas : “ Tidak bisa !!! “.             Kami sudah menduga jawaban ini, karena waktu itu bulan suro, namun kami berusaha bersikap seakan tidak tahu seraya manggut manggut.
Kemudian dengan merendah kami bertanya : “ Maaf pak mengapa ? “.
Beliau menjawab : “ Soalnya tidak baik ! “. Kemudian dengan merendah kami bertanya lagi seakan tidak tahu penyebabnya : “ Maaf bapak, tidak baiknya apa sebabnya ? “. Beliau menjawab : “ Soalnya bulan suro ! “. Kami manggut manggut seakan tidak faham, kemudian bertanya lagi : “ Bapak mohon maaf, jika bulan suro ada apa bapak ? “. Beliau menjawab soalnya tidak Baik ! “. Kemudian kami mengejar lagi dengan pertanyaan : “ Mohon maaf bapak, tidak baiknya mengapa pak ? “.
Menerima pertanyaan kami yang seakan bertubi tubi ini, beliau nampaknya termangu, rupanya tidak ada dalih untuk menyanggahnya , kami terharu kasihan memandangnya. Kemudian kami bertanya merendah : “ Bapak, bapak beragama Islam ya ? “, “ Ya “, jawab beliau.
Kemudian kami berkata merendah sambil mengangkat jari menujuk keatas : “ Maaf pak, bapak yakin Allah ? “, beliau mengangguk. “ Allah Yang Maha Pencipta, Allah Yang Menghidupkan, Allah yang Mematikan, Allah yang Mengaruniai rizki ? “, beliau mengangguk. 
Kemudian suasana hening, kami pandang bapak tersebut menunduk sambil merenung, rupanya hidayah Allah datang, sehingga beliau langsung berubah sikap dan menjawab : “ Ya sudah pernikahan bisa segera dilaksanakan ! “. “ Alhamdulillah terima kasih bapak “.     
Maka terjadilah “ pernikahan di bulan suro “ dan sekarang....... Alhamdulillah ternyata kehidupannya makin meningkat, makin kaya dan bahagia.