KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
“
Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Mujadilah 11 )
Begitu mulianya orang yang beriman dan berilmu dalam agama, sehingga Allah
meninggikannya dengan beberapa derajat. Begitu berharganya ilmu dalam pandangan
agama.
Bukankah dengan ilmu dalam beribadah
tidak akan keliru, karena punya punya acuan, sehingga ibadah yang dilakukan
berdasar tuntunan. Beda dengan yang beribadah atas dasar ikut ikutan, sehingga
ibadahnya jauh dari tuntunan
Beberapa keutamaan ilmu dan para penuntutnya adalah :
1.Membangkitkan
rasa takut kepada kepada Allah.
Rasa takut kepada Allah timbul berkat ilmu yang didalaminya, sehingga
membuahkan sikap berhati hati kepada Allah ( taqwa ).“ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba hamba Nya
hanyalah ulama”. ( Q.S. Fathir 28 )
2. Dimudahkan jalan ke Syurga,
Malaikat ridlo,
dimintakan ampun penduduk langit dan bumi, sebagai pewaris Nabi serta mendapat keberuntungan besar.
Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu
Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria berkata : “ Wahai Abu Ad
Darda’ aku sungguh mendatangi kota Rasul s.a.w. ( Madinah) karena ada suatu
hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari
Rasulullah s.a.w., saya datang bermaksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ kemudian
berkata : “ Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda : “ Barangsiapa
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara
jalan menuju syurga. Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda
ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh
setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti
perbandingan bulan di malam badar dari bintang bintang lainnya. Sesungguhnya
ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan
tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah
mendapatkan keberuntungan yang besar ”. ( H.R. Abu Daud )
3.Dikehendaki
Allah menjadi baik.
Dari Mu’awiyah Nabi s.a.w. bersabda : “ Barangsiapa
yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan
dia tentang agama”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Memahami agama sekarang
mudah didapat diantaranya : mendatangi pengajian, tayangan ceramah agama di T.V., membaca buku
agama dan sebagainya.
4. Walau
wafat mendapat pahala berkat ilmu yang diajarkannya
Begitu besar manfaat mengajarkan ilmu agama, sehingga walau telah wafat
masih mendapat pahala berkat ilmu yang diamalkan para muridnya.
Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Jika
seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, dari sedekah
jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya ”. ( H.R. Muslim )
5.Mendapat karunia banyak, tergolong berakal
“ Allah menganugerahkan Al Hikmah ( kefahaman tentang Al Quran dan As Sunnah ) kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah dia benar benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ( dari firman Allah ) “. ( Q.S. Al Baqarah 269 )
Al Hikmah adalah al ilm wa al fiqh ( ilmu dan pemahaman.
PENDAPAT SAHABAT DAN ULAMA TENTANG ILMU
Ali bin Abi
Thalib r.a. berkata : “ Ilmu
menjaga pemiliknya, sedang harta harus dijaga pemiliknya. Ilmu semakin
diamalkan makin bertambah, sedang harta semakin dibelanjakan makin berkurang “.
Mu’az
Ibn Jabal r.a. berkata : “ Hendaklah kalian belajar ilmu agama karena
mempelajarinya karena Allah sifat khasy’yah, mencarinya adalah ibadah,
mengulang ulangnya adalah tasbih, mengajarkan kepada yang tidak tahu adalah
sedekah, memberikan kepada penuntutnya adalah qurbah (ibadah), ia adalah teman
baik tatkala sendiri dan sahabat tatkala bersepi ”.
Ibn ‘Abbas r.a. : “ Mudzakarah (mengulang ulang) ilmu di sebagian malam lebih
saya senangi dari pada menghidupkannya dengan shalat malam ”.
Hasan Al Basri : “ Kalaulah
bukan karena ulama maka manusia akan menjadi seperti hewan ternak ”.
Imam Syafi’i: “ Belajar Ilmu Agama lebih mulia dari ibadah sunnah ”.
Sufyan As Sauri : “ Tidak
ada amalan yang lebih utama dibanding dengan belajar ilmu agama bagi yang lurus
niatnya ”.
Imam Ahmad : “ Tidak
ada yang mampu menandingi ilmu ”.
Ibn al Qayyim : “ Sesungguhnya Allah mencela orang bodoh tentang Agama dalam
ayat Nya. Ini
menunjukkan jeleknya sifat bodoh di sisi Nya, murka Nya kepada orang bodoh,
demikian pula manusia tidak senang dengan kebodohan semua berlepas diri darinya
walau kebodohan itu pada dirinya sendiri ”
TINGGINYA PENGHARGAAN TERHADAP
YANG MENGAJARKAN KEBAIKAN
Begitu tinggi penghargaan
terhadap penyampai ilmu agama sehingga :
1.Dido’akan
Allah, Malaikat dan segenap penduduk langit dan bumi
“ Sesungguhnya Allah, para
Malaikat, penduduk langit dan bumi hingga semut yang berada dalam sarangnya dan
juga ikan berdoa buat para pengajar kebaikan”. ( H.R. At Tirmizi )
2. Pewaris para Nabi dan mendapat
keberuntungan besar.
“.........Sesungguhnya
Ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya
Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang
mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar ”. ( H.R. Abu Daud )
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Belajar Ilmu Agama itu wajib bagi setiap Muslim”. ( Sahih al Jami 3913-3914 )
Ilmu agama adalah Ilmu yang diturunkan Allah kepada Nabi Nya berupa bukti bukti dan petunjuk yang ada dalam Al Quran dan Sunnah Rasullah s.a.w. Dengan menuntut ilmu agama berarti menunjukkan bukti keimanannya, agar dalam beribadah tidak menyimpang dari tuntunan.
AKIBAT TIDAK BERILMU MENYIMPANG DARI TUNTUNAN
Betapa besar manfaat memiliki ilmu,
sehingga dalam beribadah punya dasar/acuan, tidak berdasar apa kata orang,
sehingga tidak menyimpang dari tun tunan. Bukankah ketika melaksanakan ibadah
umrah/haji banyak yang mengusap usap dinding Ka’bah ?. Bahkan dipintu ka’bah ada yang bergelayutan berlama lama. Bahkan ada yang sampai menyobek kain pembungkus Ka’bah ( Kiswah ) untuk dijadikan jimat !. Begini akibat beribadah tanpa ilmu, sehingga jatuh kedalam kemusyrikan !.
SEKEDAR ITTIBA’ PADA NABI
Bukankah Umar r.a. sebagai sahabat Nabi s.a.w. ketika mencium Hajar Aswad hanya sekedar ittiba’ ( mengikuti ) tuntunan Rasululah !. Bukan menganggapnya Hajar Aswad punya kekuatan ghaib.
Umar bin Al Khattab r.a. ketika mencium Hajar Aswad. beliau berkata : “ Memang aku tahu bahwa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya, jika bukan karena aku melihat Nabi s.a.w menciummu aku tentu tidak akan menciummu ”. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Demikian pula dengan Rasulullah, walau seorang Nabi namun beliau tidak suka dihormati secara berlebihan. Dari Abu Umamah r.a. dia berkata :
“ Rasulullah s.a.w. pernah datang kepada kami dengan memegang sebuah tongkat, maka berdirilah kami untuk menghormat kedatangan beliau, kemudian beliau bersabda : “ Janganlah kamu berdiri seperti orang orang yang selain bangsa Arab berdiri, sebagian mereka memuliakan sebagiannya “. ( H.R. Ahmad dan Abu Dawud )
Anas r.a. berkata : “ Tidak ada seorang yang lebih dicintai oleh mereka ( para sahabat ) dari pada cinta mereka kepada Rasulullah s.a.w. Tetapi apabila mereka melihat beliau datang mereka tidak berdiri menghormat karena mereka mengetahui ketidak sukaan beliau pada sikap yang demikian itu “. ( H.R. Turmudzi )
Namun dalam kenyataannya sekarang, akibat tidak memahami ilmu ketika usai aqad nikah “ justru pada berdiri sambil bersholawat Nabi ???? “.
Dan masih banyak lagi penyimpangan dalam beribadah yang dilakukan akibat tidak memahami ilmu dalam beribadah.
DO’A MINTA TAMBAHAN ILMU
Mengingat pentingnya ilmu dalam Al Quran terdapat do’a :
“ ......Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan ". ( Q.S. Taha 114 )