Jumat, 02 Oktober 2015


HIJRAH NABI BERSTRATEGI

“ Dan (ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu, mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya “. ( Q.S. Al Anfal 30 )

Karena tekanan kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin makin hari kian membahayakan, Nabi s.a.w. memerintah hijrah para sahabatnya ke Ethiopia ( Habasyah ketika itu ), hijrah gelombang pertama ini terjadi pada tahun 615. 
Pada September 622, kaum kafir quraisy bersidang di Dar en Nadwah merencanakan makar terhadap Nabi Muhammad.

STRATEGI HIJRAH NABI
Ketika perintah hijrah datang, beliau meminta Abu Bakar  menemaninya. Sebelumnya Abu Bakar sudah menyiapkan dua ekor unta yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah bin Uraiqiz sampai tiba saat diperlukan.Kemudian secara diam diam Nabi Muhammad s.a.w. bersama Abu Bakar meninggalkan Mekkah hijrah ke Yastrib ( 320 kilometer utara Mekkah ). 
Dalam berhijrah Nabi s.a.w. tidak hanya mengandalkan do’a dan ketawakkalan saja, namun ikhtiar yang cukup cerdas dilakukan beliau juga diantaranya :    
1.Menukar posisi tidur Ali
Pada malam hari ketika akan hijrah, Nabi Muhammad s.a.w. menugaskan Ali bin Abi Talib agar memakai mantel hijaunya dan berbaring di tempat tidur Nabi. Ali dipesan agar tetap di Mekah menyelesaikan barang titipan orang pada Nabi.  Ketika para pemuda Quraisy mengintai tempat tidur Nabi s.a.w., mereka mengira Nabi s.a.w. masih tidur, padahal beliau sudah berangkat hijrah.
2. Transit di goa Tsur
Rasullah s.a.w. dan Abu Bakar r.a. tidak langsung berangkat ke Madinah namun transit di goa Tsur ( terletak di Gunung Tsur tinggi 458 meter, sebelah selatan Makkah ) dulu selama 3 hari ( hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad ). 
Betapa cerdas strategi Nabi s.a.w. dengan transit di goa Tsur, pertama untuk menjaga stamina, karena akan menempuh pejalanan cukup jauh ( 320 km ). Kedua sambil memantau situasi keadaan kaum Quraisy Mekkah.

DILINDUNGI ALLAH
Ketika Rasulullah s.a.w. dan Abu Bakar r.a. di goa Tsur, ada beberapa orang Quraisy yang mengejarnya sempat mendekat, namun tidak sampai menundukkan kepala menengok ke dalam goa, karena melihat sarang laba laba dan burung hamam ( burung dara liar ) sedang mengeram
Sehingga logikanya terpatahkan : “ Tidak mungkin bila semalam Muhammad masuk kedalam goa tentu sarang akan rusak, apalagi ada burung sedang mengeram pasti akan terbang ! “.  Demikian canggihnya Allah dalam melindungi hamba Nya
3. Menyiapkan 4 personil dengan tugas khusus
1. Abdullah bin Abu Bakar bertugas memantau dan melaporkan situasi Mekkah, kemudian malam harinya menginformasikan ke goa Tsur. 2. Amar bin Fuhairah penggembala domba, bertugas memberi minum air susu perahan dombanya. Di pagi sebelum fajar menggiring pulang dombanya ke Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah semalam terhapus. 3. Asma’ binti Abu Bakar sebagai pemasok makanan ke goa Tsur. 4. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir kepercayaan yang diberi tugas sebagai pemandu ( karena tidak lewat jalan umum ) dan digaji Abu Bakar r.a.
4. Memulai hijrah lewat jalan khusus. Dengan dipandu Abdullah bin Ariqat, Nabi s.a.w. dan Abu Bakar r.a. memulai perjalanan menuju Madinah.

MENGEJAR NABI
Ketika kaum Quraisy mengadakan sayembara, bagi yang bisa menyerahkan Muhammad s.a.w. mendapat hadiah 100 ekor unta. Maka terdengar kabar ada rombongan tiga orang sedang dalam perjalanan, mereka yakin itu adalah Muhammad s.a.w. dan sahabatnya.
Maka Suraqa bin Malik bin Ju’syum, ingin mengejarnya seorang diri, dia mengelabui dengan mengatakan bahwa itu bukan Muhammad, kemudian dia segera pulang dan memacu kudanya ke arah yang disebutkan orang tadi.

TERSUNGKUR
Dengan menggebu Suraqa mengejar Nabi Muhammad s.a.w. hingga kudanya 2 kali tersungkur. Setelah hampir mendekati Nabi kudanya tersungkur lagi. Kemudian berhenti dan  memanggil : “ Saya Suraqa bin Ju’syum ! tunggu, saya mau bicara, saya tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan tuan tuan ”. Kemudian minta kepada Nabi s.a.w. mau agar memaafkannya, kemudian Nabi s.a.w. memaafkan dengan syarat agar pertemuannya jangan disampaikan kepada siapapun.

PERJALANAN SELAMA 7 HARI
Selanjutnya Nabi s.a.w. melanjutkan perjalanan hijrahnya yang memakan waktu selama 7 hari. Ketika mendekati Madinah dan memasuki daerah kabilah Banu Sahm disambut Buraida kepala kabilah.
Berita Hijrah Nabi Muhammad s.a.w., sudah tersiar di Madinah, kaum Muslimin sama rindu, menanti dan menyambut kedatangan beliau dengan meriah.

TIBA DI MADINAH
Pada hari Jum’at rombongan Rasulullah s.a.w. tiba di Madinah, dan melaksanakan sholat jum’at. Orang orang terkemuka Medinah sama menawarkan diri agar beliau mau singgah  di rumah mereka.

Dari peristiwa hijrah ini awal penanggalan Islam dicetuskan Umar bin Khattab pada tahun 638, 17 tahun setelah hijrah.

HIKMAH HIJRAH
Dengan Hijrah membawa perubahan total sebagai berikut : 1. Terjadi perubahan sosial, dari suku menjadi kesatuan Umat Islam yang utuh. Bebas dari diskriminasi warna kulit, status dsb. 2. Menurut sejarawan, Rasulullah s.a.w.  tiba di Quba‘ pada  16 Juli 632 M. bulan Muharram, dari sinilah dimulai perhitungan kalender Hijriyah. 3. Diletakkannya dasar pemerintahan Islam.


IBADAH YANG BERKAITAN DENGAN BULAN  MUHARRAM
Dalam bulan Muharram ada tuntunan puasa yakni tanggal 9 dan 10.
Dari Ibnu Habbas r.a berkata : Nabi s.a.w datang ke Madinah, dan dilihatnya orang orang Yahudi berpuasa pada hari “Asyura” ( Kesepuluh ). Maka Nabi bertanya : “ Ada apa ini ? ” mereka menjawab : “ Ini hari baik, disaat mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Nabi Musa ”. Maka sabda Nabi s.a.w. : “ Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu ”. Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dari Ibnu Abbas r.a : “ Tatkala Rasulullah s.a.w berpuasa pada hari " Asyura ” (kesepuluh) dan beliau memerintahkan berpuasa, mereka ( para sahabat ) berkata : “ Ya Rasulullah itu adalah hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani ! ”. Maka Nabi bersabda : “ Jika datang tahun depan, Insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan ( Tasu’a ) ”. Kata Ibnu Abbas : Maka belum lagi datang tahun depan, Rasulullah s.a.w wafat( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dengan demikian maka tuntunan puasa berlaku mulai tgl 9 ( tasu’a ) dan 10 ( ‘Asyura ) Muharram. Untuk itulah mari melaksanakan puasa tersebut ( walau sunnah hukumnya ), agar tuntunan Nabi s.a.w. makin tersyiar.

KEANEHAN DI BULAN MUHARRAM
Demikian  istimewanya peristiwa hijrah di bulan Muharram ini, namun akibat kurangnya memahami ajaran islam,sehingga banyak umat Islam pada terperosok kedalam kemusyrikan, sehingga pada takut punya hajat di bulan ini !?.
Adapula yang aneh, dengan mengadakan “ ritual ruwatan “, agar menolak balak dengan cara mencukur rambut, kemudian dilarung kelaut dan menanggap wayang. Begini akibat bila keimanan lemah, sehingga mengikuti apa kata orang !? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar