Senin, 19 Desember 2016



LUAR BIASA KEBERADAANNYA  
TIDAK ADA YANG MENYAMAINYA

              “ Katakanlah : " Dia lah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia ". ( Q.S. Al Ikhlash (112) : 1- 4 )                                                                                               
Allah adalah Tuhan yang sangat beda dengan Tuhan yang diyakini para pemeluk agama selain Islam. Karena Allah bersifat Tunggal adanya, Sendiri keberadaannya. Tidak ada sekutu bagi Nya, artinya keberadaan Nya tidak karena dilahirkan dan tidak pula punya keturunan, karena Dia Mutlak Esa ada Nya.
Dia tidak berawal dan tidak pula berakhir, Dia adalah Dzat Yang Kekal adanya. Ke Tunggalan Nya tidak bisa diingkari, karena bisa dibuktikan dengan melihat keteraturan sistim yang ada di jagat alam raya dan isinya ! yang Dia ciptakan dan Dia pelihara. Semuanya berjalan secara tetap, seimbang dan teratur. Ini jelas menunjukkan bahwa segenap jagat raya dan isinya diatur oleh Yang Maha Tunggal keberadaan Nya !.

TIDAK BERKATA LANGSUNG
Allah sebagai Sang Pencipta jelas beda dengan makhluk yang diciptakan Nya, karena Kebesaran Nya Allah dalam menyampaikan kalam Nya tidak berkata secara langsung namun melalui wahyu atau dibelakang tabir ( hijab ), atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki.  
“ Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana “.  (Q.S. Asysyura (42) : 51)                                                                       

TIGA PERKARA
Guna lebih jelas memahami ayat tersebut sebuah hadits dari sahabat Masruq r.a. meriwayatkan sebagai berikut :  
Dari Masruq r.a katanya : “ Pada suatu waktu ketika aku duduk dekat ‘Aisyah r.a. dia berkata kepadaku : “ Hai abu ‘Aisyah ( panggilan Masruq ) ada tiga perkara, barang siapa mengatakan salah satu diantaranya maka berarti orang itu mengatakan suatu kebohongan besar terhadap Allah. “ Aku bertanya apakah itu ? “.


TIDAK MELIHAT TUHAN
Jawabnya : “ Siapa yang mengatakan bahwa Muhammad s.a.w. pernah melihat Tuhannya, maka dia itu sesungguhnya telah mengadakan kebohongan besar terhadap Allah “. Kata Masruq : “ Ketika itu aku sedang bersandar, kemudian aku duduk sambil berkata : “ Ya Ummul mukminin ( ‘Aisyah ) tunggu sebentar dan jangan tergesa gesa, bukanlah Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman : “Dan sesungguhnya Muhammad itu melihatnya di ufuk yang terang “ (Q.S. At Takwir (81) : 23). “Dan sesungguhnya dia telah melihatnya di waktu yang lain “ (Q.S. An Najm (53) : 13). Jawab ‘Aisyah : “ Akulah orang yang pertama tama dari umat ini yang menanyakan masalah itu kepada Rasulullah s.a.w. “. Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya yang terlihat itu ialah Jibril, aku belum pernah melihatnya ( Jibril ) dalam bentuknya yang asli selain dua kali itu, Ketika dia turun dari langit sebagian tubuhnya tertutup antara langit dan bumi “, kata ‘Aisyah selanjutnya : "Firman Allah yang mengatakan :                                      
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui(Q.S. Al An’am ( 6 ) : 103)                                                                                                                
TIDAK BERKATA LANGSUNG
“ Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana “. (Q.S. Asysyura (42) : 51)

RASULLLAH TIDAK MENYEMBUNYIKAN
Kata ‘Aisyah selanjutnya : “ Orang yang mengatakan bahwa Rasu
lullah s.a.w. menyembunyikan sesuatu ayat dari dari kitab Allah ( tidak disampaikan ) maka orang itu sesungguhnya telah berbuat kebohongan besar terhadap Allah. Firman Allah : “ Hai Rasul sampaikanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu dan Tuhanmu !. Apabila itu tidak engkau lakukan berarti engkau tidak menyampaikan risalah Nya ( tidak menjalankan tugas dari pada Nya )…… “. (Q.S. Al Maidah ( 5 ) : 67). 

NABI BUKAN PERAMAL
Orang yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. tahu apa yang akan terjadi besok, orang itu sungguh sungguh telah mengadakan suatu kebohongan besar terhadap Allah. Firman Allah : “Katakan tidak seorangpun dilangit dan di bumi yang mengetahui apa yang tersembunyi melainkan Allah……“.(Q.S. An Naml ( 27 ) : 65). ( H.R. Muslim )                  
Dari hadits tersebut ada 4 hal yang disampaikan ‘Aisyah r.a. : 1. Nabi tidak pernah melihat Allah ( hanya melihat Jibril ). 2. Allah tidak berkata langsung melainkan dengan perantaraan wahyu yang disampaikan kepada Malikat. 3. Nabi tidak pernah menyembunyikan ayat dari Allah. 4. Bohong bila Nabi tahu apa yang terjadi besok, kecuali jika diberi tahu dengan Izin Nya.    
Dengan demikian jelas bahwa Allah adalah Dzat yang luar biasa keberadaan Nya. Sangat beda dengan makhluk Nya.  Dzat Yang Maha Melihat dan Maha Tahu segalanya dan tiada satupun makhluk yang sanggup melihat Nya   

DIIZINKAN BISA MELIHAT
Namun beda dengan ketika sudah menjadi  penduduk Syurga, dia diberi kenikmatan extra dan luar biasa sehingga bisa melihat Allah dengan leluasa, karena tabir yang menghalanginya sudah dibuka  dengan izin Nya.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Ada dua Syurga yang bejana dan isinya dari perak. Dan ada dua Syurga yang bejana dan isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi antara orang orang dengan pandangannya kepada Rabb (Tuhan) mereka kecuali selendang Al Kibr (kebesaran) di wajah Nya di syurga Adn “. (H.R. Bukhari )                                      
Dari Hadits tersebut jelas bahwa para penghuni Syurga Adn kelak dapat melihat Allah dengan jelas, betapa puas, nikmat dan bahagianya bisa melihat Tuhan yang sehari hari diibadahi tanpa bisa dilihatnya.
Maka berhati hatilah dengan orang yang mengaku sudah ma’rifat dan mampu melihat bahkan menyatu dengan Allah, ini jelas kedustaan dan kebohongan besar !. Apalagi dengan dalih ini pula dia sudah tidak perlu lagi melaksanakan sholat ????. Na’uudzu billaahi min dzaalik
Betapa sembrononya dia !, Nabi saja sebagai seorang Rasul selama hidup tidak pernah meninggalkan sholat !!!.._


KISAH TAULADAN
AL BIRUNI ILMUAN MUSLIM LUAR BIASA

Lahir pada 973 di provinsi Khurasan, timur laut Persia. Mempelajari bahasa Arab dan Persia, ilmu agama dan ilmu alam. Awalnya berminat pada kajian matematika dan astronomi. Kemudian secara khusus mendalami  dua bidang ilmu ini, sehingga menjadi astronom terkemuka.  Kemudian Al Biruni ke Ghazni, wilayah kekuasaan  Sultan Mahmud, sekarang wilayah Afghanistan. Sultan Mahmud memulai ekspedisi militernya ke India, dengan maksud melindungi pengaruhnya di sana, dalam ekspedisinya mengajak al Biruni. Dalam ekspedisi yang dilakukan sangat membantunya melihat dan mengenal variasi geografis dari sumber aslinya.
Dengan menganalisis berbagai jenis partikel tanah di Sungai Gangga dari sumbernya hingga ke Teluk Benggala, al Biruni merumuskan teori tentang erosi dan proses terjadinya pembentukan tanah.
Al Biruni juga memelopori bidang geologi, karena berhasil mengumpulkan, menganalisis dan menyusun ratusan logam dan permata. Bukunya tentang permata menjadi standar selama ratusan tahun.
Juga aktif melakukan penelitian bagaimana bumi berputar pada porosnya. Mencatat garis lintang dan bujur dari ribuan kota sehingga memungkinkan menentukan arah kiblat setiap kota. Meneliti sifat optik dari bayangan untuk menghitung waktu shalat.

Selama 75 tahun merevolusi banyak tradisi keilmuan. Wafat tahun 1048, menulis lebih 100 buku, sayang saat ini banyak yang punah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar