Rabu, 07 Desember 2016



KEAGUNGAN AKHLAK RASULULLAH
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam “. (Q.S. Al Anbiyaa (21) : 107)
               
Manusia merpakan makhluk paling sempurna dibanding makhluk lainnya, kesempurnaannya karena dilengkapi akal dan perasaannya, berkat kelengkapannya inilah dia akan menjadi mulia dan berharga bila fithrahnya dijaga, dijaga dengan selalu kembali kepada tuntunan agama. Untuk itulah Allah mengutus seorang utusan sebagai panutan, seorang Nabi dari jenis manusia yang membawa ajaran tauhid :      

MANUSIA BIASA
“ Katakanlah : “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku : " Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa......". (Q.S. Al Kahfi (18) : 110)
Sebagai manusia biasa Nabi memiliki tubuh sangat ideal, tinggi tubuhnya sedang, berdada lapang, perutnya tipis, berkulit halus putih kemerahan, rambut tak tarlampau keriting atau lurus, panjangnya sebatas bahu,  berwajah ngganteng. Juga akrab bergaul dengn siapa saja.

NASAB
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Abdul Mutholib merupakan pemimpin kaum Quraisy sekaligus pemegang kunci ka’bah.
Dilahirkan di Mekkah 12 Rabiul Awal  tahun gajah ( 570 M )

CARA BERBICARA
Bila berbicara jelas kata katanya,  tenang dan jelas mudah difaham, senyum senantiasa menghiasi bibirnya, tegur sapa jadi kebiasaannya. 

CARA BERJALAN
Tegap, cepat, suka berjalan berdampingan dengan para sahabat, tidak suka dikawal, suka membawa barang bawaannya sendiri.

DALAM KESEHARIAN
Sangat akrab bergaul dan bergurau dengan para sahabat, dengan anak anak, bahkan sempat sholat sambil menggendong cucunya.Menyapu rumah, menambal / menjahit sendiri gamisnya yang robek, suka membantu tugas istri dalam pekerjaan rumah tangga. juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga atau dijual

MENGHORMATI ISTRI
Dalam keseharaian biasa memanggil istrinya dengan sapaan : “ Yaa khumaira “ ( wahai yang kemerah merahan ). Suatu pagi saat akan makan ketiadaan makanan, beliau tidak marah justru langsung berpuasa.

NABI DAN TUKANG BATU
Suatu hari Rasulullah s.a.w. berjumpa seorang tukang batu, kemudian bertanya : “ Mengapa tanganmu kasar ? ", tukang batu menjawab : " Ya Rasulullah, pekerjaan saya membelah batu setiap hari, kemudian saya jual ke pasar, kemudian hasilnya saya gunakan memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar ". Kemudian Rasulullah s.a.w. menggenggam tangan dan menciumnya sambil bersabda : " Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka selama lamanya “. Rasulullah s.a.w. tidak pernah mencium tangan seseorang kecuali tangan Fatimah Az Zahra dan tukang batu tersebut.

NABI DAN YAHUDI BUTA
Suatu saat Abu Bakar ingin meniru Rasulullah s.a.w. dalam memberi makan kepada orang yahudi buta ( yang suka memprovokasi )  di tembok pasar Madinah, namun si buta ngedumel dan mengumpat : “ Hai caramu menyuapi tidak seperti orang yang kemarin, halus lembut sehingga tidak menyusahkan saya menelannya “. Abu Bakarr menjawab : “ Orangnya sudah wafat “, “ Siapa dia ? “, tanya si buta, jawab Abu Bakar : “ Muhammad Rasulllah “.
Begitu mendengar nama Muhammad, dia sontak tertegun keheranan. Betapa tidak ?, orang yang tiap hari dicemoohnya, justru dengan sabar dan santunnya tetap saja menyuapinya  dengan lemah lembut, maklum orang buta sehingga tidak melihat yang didepannya. Akhirnya dia tersadar dan memeluk Islam.

NABI DAN TABIB YAHUDI
Suatu hari seorang tabib Yahudi dari Yaman minta izin praktek kepada Nabi s.a.w., kemudian beliau mengizinkannya. Namun sebulan kemudian minta izin pulang, ketika ditanya Nabi tentang kepulangannya : “Apakah sikap orang orang kurang menyenangkan, kurang ramah ?”. “Tidak, mereka ramah dan baik,  saya terpaksa pulang lantaran tidak ada pasien”. 
Karena penasaran tabib menyelidiki  kepada penduduk Madinah, tentang rahasia kesehatannya, ternyata mereka rata rata sangat disiplin dalam pola makannya, merelka tidak makan kecuali lapar, bila makanpun  tidak terlampau kekenyangan.

PEMAAF
Dalam suatu peperangan Nabi kelelahan duduk di bawah sebatang pohon
tanpa sebilah senjata pun. Seorang pendekar musyirikin  muncul di hadapannya sambil mengacungkan pedang : “Hai Muhammad siapa sekarang yang menyelamatkanmu dari ancaman pedangku ?”. Nabi tersentak menjawab dengan tenangnya : “Sebagai manusia, aku tidak punya daya, tiada lagi yang akan melindungi diriku kecuali Allah ?”. Da’tsur menggigil mendengarnya pedangpun terjatuh, dengan sigap Nabi s.a.w. mengambilnya, kemudian mengacungkannya kepada Da’tsur. “Nah kini siapa yang menyelamatkanmu dari pedangku ?”. Dengan bibir bergetar Da’tsur menjawab :  “Hanya engkau Muhammad yang dapat menyelamatkanku, sungguh hanya engkau belaka”. Namun Nabi segera menyerahkan pedangnya kembali pada Da’tsur. Akhirnya Da’tsur memeluk Islam  dan menjadi pahlawan pembela agama.

PENGANIAYAAN DIBALAS  DENGAN DO’A
Nabi s.a.w. pernah dianiaya penduduk Thaif yang begitu kejam dan ganas, sehingga beliau berdarah. Bahkan Malaikat Jibril sempat  menawarkan bantuan untuk menghancurkan mereka melalui Malaikat penjaga bukit, namun beliau menolaknya sambil bersabda : ”Bahkan  saya  berharap  semoga Allah melahirkan dari keturunan mereka itu orang yang menyembah Nya dan tidak  menyekutu kan sesuatu pun dengan Nya”. Selanjutnya beliau berdo’a  : ” Ya allah berilah hidayah kepada  kaumku karena mereka tidak mengetahui ”.

INSAN TAULADAN
Maka sangat tepat kiranya bila Allah berfirman : “ Dan sesungguhnya kamu benar benar berbudi pekerti yang agung “. (Q.S. Al Qalam (68) : 4). Karena berkat kehalusan dan ketinggian akhlak beliau, sehingga banyak orang kafir tersentuh dan memeluk Islam. Berkat ketinggaian akhlak beliau, sangat patut dan tepat beliau menjadi panutan bagi umatnya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan  hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “. (Q.S. Al Ahzab (33) : 21).

MISI
Karena akhlak sangat menentukan nilai seorang, maka sangat tepat bila misi beliau pada nilai kesempurnaan akhlak : ” Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia “.

KISAH TAULADAN

KAROMAH UMAR BIN KHATHTHAB R.A.

Sebelum memeluk Islam Umar bin Khattab pernah berkeinginan membunuh Nabi Muhammad s.a.w. Berkat ke Islamannya, Islam makin kuat. Berkat kesungguhannya dalam beragama Allah mengaruniai kemuliaan (karomah), diantaranya : 
1. Sariyah bin Zanin Al Khulaji mengisahkan ketika Umar bin Khattab r.a. menjadi Kholifah, dia mengutus pasukan yang ditugaskan ke Nawahunda menghadapi pasukan Persia, yang jumlahnya cukup besar, sehingga pasukan Muslimin hampir terkalahkan. Saat itu Umar sedang khutbah di Masjid Nabawi Madinah. ditengah khutbah berteriak lantang : “Hai Pasukan Muslimin naiklah keatas gunung”. Seruannya didengar pasukan Islam, mendengar seruan Umar, pasukan Muslimin naik keatas gunung sambil berkata : “Itu tadi suara Amirul Mukminin, Umar bin Khattab” Akhirnya, kaum muslimin dapat bertahan dan selamat sehingga mendapat kemenangan, padahal jarak Madinah dan tempat pasukan sangat jauh.
      2. Imam Haramain meriwayatkan di masa Umar bin Khattab r.a. pernah terjadi gempa. Umar bin Khattab r.a. bertakbir dan bertahmid. Setelah bertakbir dan bertahmid Umar memukulkan cemeti ketanah sambil berkata : “Hai bumi tenanglah kamu Atas Izin Allah”. Seketika bumi pun berhenti bergetar.
          3. Ketika Pasukan Islam dibawah kepemimpinan Amar bin Ash berhasil menaklukkan Mesir, mereka mendapatI sungai Nil kering, rakyat Mesir memberitahu bahwa Sungai Nil bisa mengalir kembali bila dilakukan persembahan seorang putri sebagai tumbal bagi dewa. Kemudian Amar bin Ash melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Umar bin Khattab r.a. Kemudian Umar menulis surat kepada Amr bin Ash isinya memerintah Amar agar melemparkan surat tersebut ke sungai Nil. Ketika Amar membuka surat tersebut, didalamya tertulis : “Dari Umar bin Khattab kepada Sungai Nil Mesir. Amma ba’du, jika kamu mengalir dengan kehendakmu, janganlah kamu mengalir. Namun jika kamu mengalir dengan Kehendak Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa, kami memohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk mengalirkanmu !“. Amar kemudian melempar surat tersebut kedalam sungat Nil, atas Izin Allah di malam hari Sungai Nil kembali mengalirkan air. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar