Senin, 03 April 2017



KARENA TAK TAKUT MATI

SA’ID BIN JUBAIR MELAWAN KEKEJAMAN HAJJAJ BIN YUSUF  ATS TSAQAFI

“Sesungguhnya orang orang ang beriman, orang orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan Rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al Baqarah (2) : 218)

Al Hajjaj bin Yusuf  kelahiran Thaif pada 661 M,  dari suku thaqafi, semula bertugas sebagai ketua pengawal keselamatan negara dalam kekhalifahan dibawah pimpinan Abdul Malik bin Marwan
Kemudian dilantik menjadi panglima besar tentara kerajaan Bani Ummaiyyah. Hajjaj ditugaskan menumpas kerajaan Hijaz dibawah pimpinan Abdullah bin Zubair, dengan tugas pertama menumpas tentera Abdullah yang diketuai saudara Abdullah sendiri yaitu Mus'ab bin Zubair.
Setelah tentera Mus'ab tewas, Hajjaj meneruskan menumpas kerajaan Abdullah bin Zubair yang berpusat di Makkah. Kemudian meneruskan penyebaran agama Islam dan melancarkan ekspedisi militer.

JASA DAN PERJUANGANNYA         
Mensosialisasikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan. Menambah baris dan tanda dalam bacaan Al Quran untuk memudahkan pembacanya. Menyelamatkan umat Islam ketika diserang  kerajaan Hindu di India. Mengukuhkan pertahanan Islam di Turkestan  sampai negara China dan meluaskan wilayah Islam di Eropah.

PENGUASA DZALIM
Walau dikenal mencintai Al Quran, ironisnya bersikap dzalim, suka membantai bahkan sampai menelan ribuan korban orang orang mukmin.
Imam Adz Dzahabi berkata tentang Al Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi : “Al Hajjaj, Allah memusnahkannya di bulan Ramadhan 95 Hijrah, dia seorang dzhalim, bengis, suka menumpahkan darah”. Imam Adz Dzahabi menulis sejarah hidupnya dalam At Tarikh al Kabir.

PERLAWANAN PARA TABI’IN.
Karena kedzalimannya, beberapa tokoh tabi’in dan pemuka Islam turun tangan, mengadakan perlawanan di antaranya Sa’id bin Jubair,  Abdurrahman bin Laila, Imam asy Sya’bi, Abul Bukhtari dan lain lain.

AMIR BARU MEKKAH
Kemudian seorang amir baru didatangkan ke Mekah, yakni Khalid bin Abdullah al Qasri dari Bani Umayah. Para sahabat Sa’id bin Jubair khawatir karena tahu tentang kekejaman wali baru itu. Mereka beryakinan pasti akan menangkap Sa’id bin Jubair. Mereka segera menemui Sa’id bin Jubair : “Orang itu telah datang ke Mekah, demi Allah kami khawatir akan diri anda, sebaiknya anda keluar saja dari sini”, beliau menjawab : “Demi Allah sudah lama aku bersembunyi sampai malu rasanya kepada Allah, aku telah memutuskan akan tetap tinggal di sini, pasrah dengan kehendak Allah”.

DITANGKAP
Dugaan kekejaman Khalid terbukti, begitu mengetahui tempat persembunyian Sa’id bin Jubair, tentara Khalid mengepung rumahnya kemudian  menangkap dan mengikatnya di depan murid dan sahabatnya. Kemudian membawanya kepada Hajjaj. Sa’id menghadapinya dengan tenang, beliau berkata kepada sahabatnya : “Saya merasa akan terbunuh di tangan penguasa dzalim”.

DIALOG
Kemudian Sa’id dihadapkan kepada Hajjaj bin Yusuf, Hajjaj bertanya : “Siapa namamu ?”, Sa’id : “Sa’id (bahagia) bin Jubair (perkasa)”, Hajjaj : “Yang benar engkau adalah Syaqi (celaka) bin Kasir (lumpuh)”, Sa’id : “Ibuku lebih mengetahui namaku daripada engkau”, Hajjaj : “Bagaimana pendapatmu tentang Muhammad ?”, Sa’id : “Apakah yang kau maksud  Muhammad bin Abdullah s.a.w.?”, Hajjaj : “Benar”, Sa’id : “Manusia utama di antara keturunan Adam dan Nabi yang terpilih. Beliau mengemban risalah dan menyampaikan amanat, beliau menunaikan nasihat bagi Allah, kitab Nya, bagi seluruh kaum muslimin secara umum dan khusus”.

BERTANYA TENTANG DIRINYA
Hajjaj : “Bagaimana pendapatmu tentang diriku ?”, Sa’id : “Engkau lebih tahu tentang dirimu sendiri”, Hajjaj : “Aku ingin mendengarkan pendapatmu”, Sa’id : “Itu akan menyakitkan dan menjengkelkanmu”, Hajjaj : “Aku harus tahu dan mendengarnya darimu”, Sa’id : “Yang kuketahui, engkau telah melanggar Kitabullah, engkau mengutamakan hal hal yang kelihatan hebat, padahal justru membawamu ke arah kehancuran dan menjurumuskanmu ke neraka”, Hajjaj : “Kalau begitu demi Allah aku akan membunuhmu”, Sa’id : “Bila demikian, maka engkau merusak duniaku dan aku merusak akhiratmu”, Hajjaj : “Pilihlah cara kematian yang kau sukai”, Sa’id : “Pilihlah sendiri wahai Hajjaj. Demi Allah untuk setiap cara yang kau lakukan, Allah akan membalasmu dengan cara yang setimpal di akhirat nanti !”.

TETAP TERSENYUM TEGAR
Hajjaj : “Tidakkah engkau menginginkan ampunanku ?”, Sa’id : “Ampunan hanya dari Allah, sedangn engkau tak punya ampunan dan alasan lagi di hadapan Nya”. Hajjaj marah sambil memerintah kepada algojonya : “Siapkan pedang dan alasnya !”. Sa’id tersenyum mendengarnya, sampai  Hajjaj bertanya : “Mengapa engkau tersenyum ?”, Sa’id : “Aku takjub atas kecongkakanmu terhadap Allah dan kelapangan Allah terhadapmu”.
Hajjaj : “Bunuh dia sekarang !”. Sa’id menghadap kiblat sambil membaca ayat : “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang orang yang mempersekutukan Allah”. (Q.S. Al An’am (6) : 79)
Hajjaj : “Palingkan dia dari kiblat!”. Sa’id membaca firman Allah : “Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al Baqarah (2) : 115)
Hajjaj : “Sungkurkan dia ke tanah !”. Sa’id membaca firman Allah :  Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.  (Q.S. Thaha (20) : 55)

DISEMBELIH
Hajjaj : “Sembelihlah musuh Allah ini !, aku belum pernah menjumpai orang yang suka berdalih dengan ayat ayat Allah seperti dia”. Kemudian Sa’id berdoa : “Ya Allah jangan Kau beri kesempatan lagi dia melakukannya kepada orang lain setelah aku”.

TERSIKSA SELALU MENGINAGU
Lima belas hari setelah wafatnya Sa’id bin Jubair, Hajjaj bin Yusuf terserang demam, suhu tubuhnya terus meningkat.

Tidurnya tak nyenyak selalu mengigau : “Ini Sa’id bin Jubair hendak menerkamku, Sa’id bin Jubair berkata : “Mengapa engkau membunuhku ?”, dia menangis tersedu menyesali diri, kemudian meninggal secara mengenaskan.

KISAH TAULADAN

SA’ID BIN JUBAIR ILMUWAN KSATRIA

Bertubuh kekar, sempurna bentuk tubuhnya, lincah gerak geriknya,  jenius akalnya, suka kepada kebaikan dan menjauhi dosa. Meski berkulit hitam, berambut keriting dan berasal dari Habsyi, namun percaya diri, usianya  muda belia.
Keyakinannya bahwa ilmu merupakan jalan yang bisa mengantarnya kepada Allah dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke syurga. Sa’id berguru kepada para sahabat, seperti Abu Sa’id al Khudri, Adi bin Hatim ath Thayy, Abu Musa al Asy’ari, Abu Hurairah ad Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah. Guru utamanya adalah Abdullah bin Abbas r.a.
Kemudian mengembara berkeliling di negara negara muslim untuk menuntut ilmu. Setelah dirasa cukup, memutuskan menetap di Kufah menjadi guru dan imam di kota tersebut.
Sudah menjadi kebiasaannya apabila membaca ayat : (Yaitu) orang orang yang mendustakan al Kitab (Alquran) dan wahyu yang dibawa oleh Rasul Rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api”. (Q.S. Al Mukmin : 70-72).
Atau ketika membaca ayat ayat yang berisi ancaman, gemetarlah badannya dan menetes air matanya. Kemudian mengulang ulang ayat tersebut sampai adakalanya hampir pingsan.
Melakukan perjalanan ke Baitullah dua kali setiap tahun. Orang orang berduyun duyun ke Kufah untuk menuntut ilmu dari Sa’id bin Jubair. Ketika ditanya : “Apakah khasysyah (takut) itu ?”, beliau menjawab : “Khasysyah adalah bahwa engkau harus takut kepada Allah hingga rasa takutmu menghalangi dirimu dari perbuatan maksiat”.
Kota Kufah menjadi pilihannya, karena di bawah kepemimpinan gubernur Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi. Kekuasaannya meliputi Irak dan seluruh Masyriq serta negeri di seberangnya, dia memegang kekuasaan dengan dzalimnya.  
Bahkan sempat membunuh Abdullah bin Zubair dan menumpas gerakannya. Sempat menundukkan Irak di bawah kekuasaan Bani Umayah dan memadamkan pemberontakan dengan kejamnya.


HIDUP HANYA SEBENTAR !

“(Yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang orang yang berdosa dengan muka yang biru muram. Mereka berbisik bisik di antara mereka : "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah 10 (hari)". Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka : "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sehari saja". (Q.S. Tha Ha (20) : 102-104)
             
Kelak ketika manusia dibangkitkan dari kubur dengan tipupan sangkakala (Malaikat Israfil), mereka saling bertanya tentang berapa lamanya mereka hidup di dunia. Ada yang merasa hidup di dunia hanya 10 hari, namun dibantah oleh yang benar (sholih) jalannya bahwa hidup di dunia “hanya sehari !”.

BERBAGAI USIA
Berbagai macam usia manusia ketika hidup di dunia, ada yang meninggal ketika dalam kandungan, ada yang meninggal sebagai bayi, sebagai remaja, dewasa, sampai tua, bahkan sampai pikun.
“………Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya”. (Q.S. Al Hajj (22) : 5)
Itulah kenyataan hidup dengan ukuran yang telah ditetapkan Allah Dzat Yang Maha Menentukan dan Maha Kuasa. Manusia hanya kuasa menjalani Ketetapan Nya saja !.

BERMACAM KEHIDUPAN
Hidup di dunia jelas dalam kisaran sehari sekitar 24 jam, berbagai aktifitas dilakukan, ada yang bermanfaat ada yang tidak, ada yang sukses ada yang sebaliknya, ada yang bahagia ada yang kecewa. Itulah irama hidup.
Dengan tidak terasa perjalanan waktu dan hidup terus bergerak, berjalan dan berlangsung, dan ……..semuanya pasti akan berakhir, karena kehidupan dunia bersifat tidak kekal, tidak abadi !.

TERNYATA SINGKAT !
Ternyata perjalanan hidup yang dijalani dengan waktu yang seakan lama, justru kelak ketika dibangkitkan semuanya akan merasa singkat !”.       
Ternyata waktu seakan menipu, tidak pasti, ya itulah kenyataannya dan ….kelak akan terbukti, maka beruntunglah yang memiliki keimanan, sehingga bisa bersiap siap dengan memperbanyak amal sholih.   

WAKTU YANG RELATIV
Berkat mukjizat  Al Quran yang ilmiah dan mutlak kebenarannya, sudah menyampaikan informasi tentang relativitas waktu sejak 14 abad silam.
Banyak firman Allah yang menjelaskan tentang ukuran waktu yang berbeda beda, disini jelas betapa lemahnya manusia dalam memahami waktu      

DIWAFATKAN 100 TAHUN
Berbagai cara Allah dalam mendidik hamba Nya tentang ke Kuasaan Nya, diantaranya Allah memperagakan dengan mematikan seorang hamba selama 100 tahun, namun ketika dihidupkan kembali dia hanya merasa seakan hanya tinggal selama sehari atau setengah hari !?.    
" …… Maka Allah mematikan orang itu 100 tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya : " Berapa lamanya kamu tinggal di sini ? ", dia menjawab: " Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari ". Allah berfirman : " Sebenarnya kamu telah tinggal disini 100 tahun lamanya …….”. (Q.S. Al Baqoroh (2) : 259)                                                                                 
DITIDURKAN 309 TAHUN
Bahkan yang lebih extrem lagi, Allah memperagakan dan membuktikan ke Kuasaan Nya dengan menidurkan pemuda ash habul Kahfi selama 309 tahun dalam goa !, namun ketika bangun mereka merasa seakan tidur ”hanya sehari atau setengah hari ?!” 
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri, berkatalah salah seorang di antara mereka : “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)", mereka menjawab : "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi) : "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini)……”. (Q.S. Al Kahfi (18) : 19)  
Kemudian Allah menjelaskan secara tegas dalam firman Nya :  
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. (Q.S. Al Kahfi (18) : 25)

SEHARI ATAU SETENGAH HARI
Ternyata waktu tidak mutlak sehari 24 jam, namun atas ke Besaran Nya ada yang bernilai 1000 tahun menurut hitungan manusia. Allaahu Akbar

KISAH TAULADAN

SAAD BIN ABI WAQQASH PEMANAH ULUNG

              Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Waqqash adalah Malik bin Wahaib  disebut juga Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhra bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay, Al Qurasyi Az Zuhri Al Makki Al Madani. Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi s.a.w. pada Kilab bin Murrah, merupakan kakek kelima Nabi s.a.w.
              Rasulullah s.a.w. sering membanggakan hubungan paman dan keponakan ini, dengan berkata : “Inilah pamanku, siapa yang akan memperlihatkan pamannya kepadaku!”
              Sa’ad digelari pahlawan Islam. postur tubuhnya kokoh, dengan otot otot keras, cengkeramannya kuat, matanya tajam dan pemberani.
             Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Abu Ishaq As Sabi’ berkata : “Shahabat Rasulullah s.a.w. yang paling keras ada empat : Umar, Ali, Zubair dan Sa’ad”.
             Dalam hal kekuatan tubuh, kekokohannya, kesempurnaan sosok dan kekuatannya, serta keunggulan dalam berperang dan tabiatnya yang keras, menyerupai Umar, Ali dan Zubair. Dan cukup dikenal tentang kekuatan, ketegaran, ketegasan, juga keberanian, berwibawa, serta keagungan yang dimiliki.
             Abu Ya’la meriwayatkan dalam Musnadnya dari Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata : “Saad termasuk orang yang paling tajam pandangannyaa, suatu hari dia melihat sesuatu, dia bertanya kepada orang yang bersamanya : “Apakah kalian melihat sesuatu ?”, mereka berkata : “Kami melihat sesuatu seperti burung.”, Sa’ad berkata : “Aku melihat seseorang mengendarai unta”. Tidak lama kemudian datanglah Umar bin Sa’ad dengan mengendarai seekor unta betina, dia berkata : “Ya Allah, kami berlindung kepadamu dari kejahatan yang akan datang bersamanya”.
              Ketajamannya penghlihatannya telah menolongnya dalam banyak peperangan dimana dia bisa mengarahkan anak panahnya ke leher leher musuhnya dan tidak pernah meleset.
              Hal ini berkat doa Rasulullah s.a.w. dimana beliau berdoa agar tembakan panahnya selalu tepat dan terbukti kekuatan doa Nabi s.a.w. Subhaanallah. 


JANGAN LUPAKAN ALLAH !
   
“ Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah, kemudian Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka Itulah orang orang yang fasik.  ( Q.S. Al Hasyr 19 )
                
Merenung atau mengingat asal kejadian sangat penting dalam kehidupan, apalagi mengingat Sang Pencipta Nya, jangan sampai melupakakan Nya, seperti apa yang diungkapkan pepatah : “ Ibarat kacang lupa akan kulitnya “.
Ibarat orang yang semula miskin kemudian berhasil menjadi kaya raya, namun lupa riwayat awal mulanya. Orang semacam ini sangat berbahaya : bisa bersikap sombong, menyepelehkan orang bawah, bersikap bakhil, bahkan lupa pula kepada yang pernah membantu dan membesarkannya.
Dengan sikapnya ini akan banyak yang pada membencinya !. Ini baru sekedar contoh dalam kehidupan dunia, apalagi bila melupakan Sang Pencipta Nya, fasik namanya !.     

ASAL KEJADIAN
Orang yang mengingat asal kejadiannya beda dengan yang tidak, yang mengingat asal kejadian pasti akan timbul rasa syukurnya, tidak akan sombong, selalu bersikap rendah hati, suka menolong, jauh dari kebakhilan. “ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S. An Nahl 78 )
Bukankah ketika lahir manusia dicipta tidak mengerti sesuatupun ?, kemudian secara bertahap Allah memberinya pendengaran ( telinga ), kemudian secara bertahap pula Allah memfungsikan penglihatannya ( mata ) dan yang terakhir hati ( perasaan ).
Akankah manusia tidak bersyukur kepada Sang Pencipta Nya ?. 

BETAPA BANYAK KARUNIANYA
Bayangkan betapa banyak Karunia yang dianugerahkan kepada manusia, setelah dicipta dalam bentuk yang terbaik, diberinya pendengaran, bayangkan keadaan orang yang tidak bisa mendengar ( tuna rungu ) ?, yang berakibat menjadi bisu.
Apalagi tidak bisa melihat ( tuna netra ), betapa menderitanya, sehingga tidak bisa menikmati keindahan alam yang demikian luar biasa indahnya. Sehingga untuk bisa lebih memahami pengetahuan harus ditempuh dengan mempelajari huruf timbul dengan meraba ( huruf Braille yang ditemukan orang buta berkebangsaan Perancis ). Akankah karunia ini tidak disyukurinya ?.
Apalagi karunia rasa ( hati ), yang merupakan segalanya, dengan hati orang bisa merasa, dengan hati orang bisa memposisikan dirinya secara wajar normal dan terhormat.
Bayangkan ketika orang tak punya perasaan, jiwanya dalam keadaan tidak normal ? : Berbicara sendiri, berpidato tak berujung pangkal,  ngomel tak karuan, lari lari dalam keadaan telanjang tanpa malu, kasihan lantaran jiwanya sakit, sehingga tak bisa mengendalikan sikapnya, begini akibat bila jiwa sakit.

JANGAN LUPAKAN SANG PENCIPTA
Orang yang melupakan Allah disebut fasik, prilakunya akan memperturutkan hawa nafsunya belaka :
“ Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah..... “. ( Q.S. Al A’raaf (7) : 176 )
Bila mau memperhatikan dan kembali kepada firman Allah derajatnya akan tinggi, nilai kemanusiaannya akan tetap terjaga secara terhormat, namun bila mengabaikannya jelas hawa nafsu akan menjadi pengendalinya, hawa nafsu akan jadi patokannya.
Jika sudah demikian derjatnya seperti hewan, karena peringatan takkan digubrisnya lagi, bagai anjing yang selalu mengulurkan lidahnya, lantaran ketidak fahamannya, seolah mengejek, betapa rendah dan jelek perumpamannya.
“.......Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang orang yang mendustakan ayat ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah kisah itu agar mereka berfikir.  ( Q.S. Al A’raaf (7) : 176 )

LUPA DIRI 
Orang yang lupa kepada Allah, artinya mengabaikan firman Nya, tidak menurut tuntunan Nya, akan dilupakan Allah, keadaan ini sangat berbahaya sekali 
“ Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah, kemudian Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka Itulah orang orang yang fasik.                                                        
Orang yang melupakan Allah, bila mengalami kegagalan jelas akan kebingungan, karena tidak tahu kemana harus mencari jalan keluarnya, lantaran tak faham bahwa hidup tak mulus selamanya, tak faham bahwa hidup merupakan ujian yang harus dihadapi dengan kesabaran.
Akibat tidak memahami tujuan hidupnya, bila menemui kegagalan jelas jiwanya akan mengalami stress dan tekanan, akan mengalami depresi berkepanjangan yang sangat membahayakan.

KISAH NYATA
Bukankah baru baru ini mencuat kasus memalukan di Sulawesi, dimana seorang Proff. DR. Dengan beberapa dosen dan mahasiswa mengadakan pesta meneggak narkoba, kok bisa ?, ya ini memang kenyataan, kenyataan bila mengabaikan peringatan Nya, sehingga lupa titel yang disandangnya.

GILA
Stress adalah tekanan jiwa dalam skala rendah, bila berketerusan karena tak tahu cara mengatasinya, akan meningkat pada tahap depresi, bisa menjadi gila karena beban berat yang disandang jiwanya. Prilakunya tak bisa dikontrolnya : meraung meronta, marah marah, bertelanjang, tertawa terbahak sendirian, ngomel tak karuan, diam membisu dan sebangsanya. Begini keadaan bila jiwa menderita.

BUNUH DIRI      
Seorang pelawak kondang asal Surabaya, tertangkap gara gara menenggak narkoba, akhirnya ketika di tahanan lantaran takut mendekam di teralis besi yang akan dihadapi, akhirnya mencari jalan keluar dengan meminum cairan pembersih lantai. Akankah bisa lepas dari penderitaannya ?, justru berakhir dengan opname di rumah sakit, untung jiwanya terselamatkan. Nah bila meninggal jelas neraka akan juga menghadangnya. Begitu fatal, rugi dan berbahayanya  bagi yang melupakan Sang Pencipta Nya.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar jiwa selalu mengingat Nya, sehingga jiwa selalu dalam ketenangan. “(yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’d  (13) : 28). 


KISAH TAULADAN
AHLI SYURGA

Anas bin Malik, salah seorang sahabat kenamaan, mengisahkan bahwa suatu kali ia sedang duduk bersama Rasulullah s.a.w. tiba tiba beliau bersabda : " Sekarang muncul di hadapan kalian salah seorang ahli surga ".
Lalu salah seorang laki laki dari kaum Anshar muncul sementara air masih menetes dari janggutnya setelah berwudhu, dengan menenteng terompah di tangan kirinya.
Pada hari berikutnya Rasulullah s.a.w. mengatakan kata kata itu lagi, lalu orang itu muncul seperti pada kali pertama. Pada hari ketiga, Rasulullah saw. mengatakan lagi kata kata itu, lalu orang itu muncul seperti halnya pada yang pertama.
Ketika Rasulullah bangkit dan pergi, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki itu dengan maksud agar ia dapat mengamati kehidupannya dari dekat, lalu ia mencari alasan seraya berkata kepadanya : " Aku bertengkar dengan ayahku, lalu aku bersumpah aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap ? ".
Lelaki tersebut menjawab : " Baiklah, dengan senang hati ".
Abdullah bin Amr menginap bersama lelaki Anshar itu dirumahnya selama tiga malam dan ia tidak melihat lelaki Anshar itu bangun untuk shalat malam.
Bilamana terjaga dari tidurnya, ia berbalik di atas kasur untuk melakukan dzikir kepada Allah SWT dan membaca bacaan takbir hingga waktu fajar.
Meskipun ibadah malamnya tampak tidak istimewa namun yang ia dengar lelaki tersebut hanya mengatakan sesuatu yang baik.
Ketiga tiga malam telah berlalu dan Abdullah bin Amr nyaris meremehkan amal perbuatannya, kemudian Abdullah bin Amr menjelaskan sambil berkata : " Wahai saudaraku, aku tidak pernah marah dan tidak pula ingin menjauh dari ayahku !".
Abdullah bin Amr kemudian mengatakan sejujurnya : " Akan tetapi aku mendengar Rasulullah saw bersabda : " Sekarang muncul di hadapan kalian salah seorang ahli surga ".
Ternyata engkaulah orang yang muncul itu sampai tiga kali. Oleh sebab itu sebenarnya aku ingin menginap dirumahmu supaya aku dapat melihat sendiri apa yang engkau lakukan lalu mengikutimu. Akan tetapi aku tidak melihatmu melakukan amal amal istimewa. Jadi apa sebenarnya yang ada di balik kata kata Rasulullah s.a.w. ? ".
Dia menjawab : " Hanyalah apa yang engkau lihat itu. Namun demikian dalam diriku tidak ada perasaan curang terhadap siapa pun di antara kaum muslimin dan tidak pula ada dengki dan iri terhadap karunia Allah yang di berikan kepada seseorang "Kemudian Abdullah berkata : " Itulah kiranya yang telah engkau capai ".