HIDUP HANYA SEBENTAR
!
“(Yaitu) di hari (yang di waktu
itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang orang
yang berdosa dengan muka yang biru muram. Mereka berbisik bisik di antara
mereka : "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah 10 (hari)".
Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling
lurus jalannya di antara mereka : "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan
hanyalah sehari saja". (Q.S. Tha Ha (20) : 102-104)
Kelak
ketika manusia dibangkitkan dari kubur dengan tipupan sangkakala (Malaikat
Israfil), mereka saling bertanya tentang berapa lamanya mereka hidup di dunia. Ada yang
merasa hidup di dunia hanya
10 hari, namun dibantah oleh yang benar (sholih) jalannya bahwa hidup di dunia
“hanya sehari !”.
BERBAGAI
USIA
Berbagai
macam usia manusia ketika hidup di dunia, ada yang meninggal ketika dalam
kandungan, ada yang meninggal sebagai bayi, sebagai remaja, dewasa, sampai tua,
bahkan sampai pikun.
“………Kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya”. (Q.S.
Al Hajj (22) : 5)
Itulah kenyataan hidup dengan ukuran yang telah
ditetapkan Allah Dzat Yang Maha Menentukan dan Maha Kuasa. Manusia hanya kuasa
menjalani Ketetapan
Nya saja !.
BERMACAM
KEHIDUPAN
Hidup di dunia jelas dalam kisaran
sehari sekitar 24 jam, berbagai aktifitas dilakukan, ada yang bermanfaat ada
yang tidak, ada yang sukses ada yang sebaliknya, ada yang bahagia ada yang
kecewa. Itulah irama hidup.
Dengan tidak terasa perjalanan
waktu dan hidup terus bergerak, berjalan dan berlangsung, dan ……..semuanya
pasti akan berakhir, karena kehidupan dunia bersifat tidak kekal, tidak abadi
!.
TERNYATA SINGKAT !
Ternyata perjalanan hidup yang
dijalani dengan waktu yang seakan lama, justru kelak ketika dibangkitkan
semuanya akan “merasa singkat !”.
Ternyata waktu seakan menipu, tidak pasti, ya
itulah kenyataannya dan ….kelak akan terbukti, maka beruntunglah yang memiliki
keimanan, sehingga bisa bersiap siap dengan memperbanyak amal sholih.
WAKTU
YANG RELATIV
Berkat mukjizat
Al Quran yang ilmiah dan mutlak kebenarannya, sudah menyampaikan
informasi tentang relativitas waktu sejak 14 abad silam.
Banyak firman Allah yang
menjelaskan tentang ukuran waktu yang berbeda beda, disini jelas betapa
lemahnya manusia dalam memahami waktu
DIWAFATKAN
100 TAHUN
Berbagai cara Allah dalam mendidik
hamba Nya tentang ke Kuasaan Nya, diantaranya Allah memperagakan dengan
mematikan seorang hamba selama 100 tahun, namun ketika dihidupkan kembali dia
hanya merasa seakan “hanya tinggal selama sehari atau setengah hari !?”.
" …… Maka Allah mematikan
orang itu 100 tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya : "
Berapa lamanya kamu tinggal di sini ? ", dia menjawab: " Saya tinggal
di sini sehari atau setengah hari ". Allah berfirman : " Sebenarnya
kamu telah tinggal disini 100 tahun
lamanya …….”. (Q.S. Al Baqoroh (2) : 259)
DITIDURKAN 309 TAHUN
Bahkan
yang lebih extrem lagi, Allah memperagakan dan membuktikan ke Kuasaan Nya
dengan menidurkan pemuda ash habul Kahfi selama 309 tahun dalam goa !, namun
ketika bangun mereka merasa seakan tidur ”hanya sehari atau setengah hari
?!”
“Dan demikianlah Kami bangunkan
mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri, berkatalah salah
seorang di antara mereka : “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)",
mereka menjawab : "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi) :
"Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini)……”. (Q.S.
Al Kahfi (18) : 19)
Kemudian Allah menjelaskan
secara tegas dalam firman Nya :
“Dan mereka tinggal dalam gua
mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. (Q.S. Al Kahfi
(18) : 25)
SEHARI ATAU SETENGAH HARI
Ternyata
waktu tidak mutlak sehari 24 jam, namun atas ke Besaran Nya ada yang bernilai
1000 tahun menurut hitungan manusia. Allaahu Akbar
KISAH TAULADAN
SAAD
BIN ABI WAQQASH PEMANAH ULUNG
Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu
Waqqash adalah Malik bin Wahaib disebut
juga Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhra bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay,
Al Qurasyi Az Zuhri Al Makki Al Madani. Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi s.a.w. pada Kilab bin Murrah, merupakan kakek kelima Nabi s.a.w.
Rasulullah s.a.w. sering membanggakan hubungan paman dan keponakan ini, dengan
berkata : “Inilah pamanku, siapa yang
akan memperlihatkan pamannya kepadaku!”
Sa’ad digelari pahlawan Islam. postur
tubuhnya kokoh, dengan otot otot keras, cengkeramannya kuat, matanya tajam dan pemberani.
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan
dengan sanad jayyid dari Abu Ishaq As Sabi’ berkata : “Shahabat Rasulullah s.a.w. yang paling keras ada empat : Umar,
Ali, Zubair dan Sa’ad”.
Dalam hal kekuatan tubuh,
kekokohannya, kesempurnaan sosok dan kekuatannya, serta keunggulan dalam
berperang dan tabiatnya yang keras, menyerupai Umar, Ali dan Zubair. Dan cukup dikenal
tentang kekuatan, ketegaran, ketegasan, juga keberanian, berwibawa, serta
keagungan yang dimiliki.
Abu Ya’la meriwayatkan dalam
Musnadnya dari Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata : “Saad termasuk orang yang paling tajam pandangannyaa, suatu hari dia
melihat sesuatu, dia bertanya kepada orang yang bersamanya : “Apakah kalian
melihat sesuatu ?”, mereka berkata : “Kami melihat sesuatu seperti burung.”,
Sa’ad berkata : “Aku melihat seseorang mengendarai unta”. Tidak lama kemudian
datanglah Umar bin Sa’ad dengan mengendarai seekor unta betina, dia berkata :
“Ya Allah, kami berlindung kepadamu dari kejahatan yang akan datang
bersamanya”.
Ketajamannya penghlihatannya telah menolongnya
dalam banyak peperangan dimana dia bisa mengarahkan anak panahnya ke leher
leher musuhnya dan tidak pernah meleset.
Hal ini berkat doa
Rasulullah s.a.w. dimana beliau berdoa
agar tembakan panahnya selalu tepat dan terbukti kekuatan doa Nabi s.a.w.
Subhaanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar